Anda di halaman 1dari 47

Laporan Kasus

 
Stroke Iskemik Tipe Trombotik
 
Oleh:
M. Daris Izdihar Putera Negara NIM. 2030912310107
Nadya Fajrina Rahmah NIM. 2030912320113 

Pembimbing:
dr. H. Pagan Pambudi, M. Si, Sp. S
 
DEPARTEMEN/KSM NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Januari, 2022
PENDAHULUAN
Stroke merupakan kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan
fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina atau
medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan/atau patologi.

Menurut perkiraan WHO, stroke menyumbang 5,7 juta kematian dan 16


juta kejadian pertama kali pada tahun 2005 dan angka ini masing-masing
dapat mencapai 7,8 juta dan 23 juta pada tahun 2030.

Faktor risiko yang menyebabkan stroke meliputi hipertensi, merokok,


diabetes, obesitas perut, pola makan yang buruk, dan aktivitas fisik. faktor
risiko lain meliputi konsumsi alkohol berlebihan, dyslipidemia, penyakit jantung
(atrial fibrilasi atau flutter, infark miokard sebelumnya, penyakit katup jantung
rematik, dan katup jantung prostetik) dan stress psikososial/depresi.
LAPORAN KASUS
A. Identitas
 
Nama pasien : Tn. AM
Umur : 51 tahun
Alamat : Banjarmasin
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Suku : Banjar
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Masuk RS : 19 Desember 2021
No. RM : 1-48-46-17
LAPORAN KASUS
B. Anamnesis
 
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 7
Januari 2021
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran dan lateralisasi sinistra
 
Riwayat Penyakit Sekarang :
 
Pasien didiagnosis ADHF dan HT Emergency. Awalnya pasien dirawat di ICCU 11
hari dari tanggal 19 – 28 Desember 2021. Karena sudah stabil di rawat di bangsal
jantung IPD pada 29 Desember 2021, dari jantung dikonsulkan ke saraf dengan
keluhan penurunan kesadaran dan lateralisasi sinistra. Menurut pengakuan dari
keluarga pasien, penurunan kesadaran terjadi secara perlahan dan tidak mendadak.
Namun saat sampai di stroke center, pasien tidak ada penurunan kesadaran. Mual,
muntah,nyeri kepala, pusing, gangguan BAB & BAK disangkal. Pasien masih bisa
makan tanpa bantuan selang berupa bubur. Aktivitas pasien terganggu karena ada
bengkak di kaki dan tangan
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak tahun 2017,namun tidak rutin untuk minum
obat serta kontrol ke dokter.
Riwayat penyakit jantung (+)
 
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah, Ibu dan Adik pasien memiliki riwayat hipertensi
 
Riwayat Kebiasaan :
Pasien suka mengonsumsi makanan seperti gorengan dan yang berlemak,
Sebelumnya pasien merokok secara aktif, kurang lebih 1 bungkus/hari
 
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien saat ini tinggal bersama istrinya. Kegiatan pasien sehari hari adalah bercocok
tanam di sawah atau kebun.
LAPORAN KASUS
C. Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada tanggal 7 Januari 2022)

Keadaan Umum : Tampak sakit berat


Kesadaran : Kompos mentis / GCS E4V4M6
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/100 mmHg
Nadi : 117x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,3 °C
SpO2 : 98 % on 10 lpm
LAPORAN KASUS
Kepala : Normosefali, massa/tumor (-), ptosis (-), pupil isokor diameter 2 mm/2
mm, reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+), reflex kornea
(+/+)

Leher : Pembesaran KGB (-), pemeriksaan JVP

Dada : Datar, simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada hematoma,
suara napas vesikuler, wheezing(+) ronkhi(+). Murmur(+) gallop(-), batas jantung
(batas kiri linea midaxillaris sinistra ICS VI, batas kanan linea parasternalis dextra
ICS IV, batas atas linea parasternalis sinistra ICS II).
LAPORAN KASUS
Abdomen :
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani semua regio abdomen
Palpasi :supel,hepar,massa,lien tidak teraba.shifting dullness (+), undulasi (-),

Ekstremitas : Akral hangat, atrofi ektremitas atas (-/-), atrofi ekstremitas bawah (-/-),
edema ekstremitas atas dan bawah (+/+), klonus (-/-)
LAPORAN KASUS
Status Neurologis

Kesadaran : compos mentis


Kuantitatif : GCS E4V4M6
Orientasi : baik
Daya ingat (baru) : baik
Daya ingat (lama) : baik
Kemampuan bicara : baik
Sikap tubuh : baik
Cara berjalan : tidak mampu berjalan
Gerakan abnormal : tidak ada
LAPORAN KASUS
Meningeal Sign :

Kaku kuduk (-) Laseque sign (-/-) Kernig (-/-) Brudzinski 1 (-) Brudzinski 2 (-/-)
Brudzinski 3 (-) Brudzinski 4 (-/-)

Reflex fisiologis :

Biceps (+2/+2), triceps (+2/+2), achilles (+2/+2), patella (+2/+2)

Reflex patologis :

Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner
(-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
LAPORAN KASUS Pemeriksaan Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
● Motorik        
Kekuatan 5 4 5 4
Atrofi - - - -
Tonus otot
Motorik, Sensorik, Atrofi, eutoni eutoni eutoni eutoni
Gerak
Tonus dan Gerakan. Bebas Bebas Bebas Bebas
       
Gerakan involunter - - - -
       

● Sensorik        
Sensasi nyeri
+ + + +
Sensai suhu
TDL TDL TDL TDL
Sensasi getar
TDL TDL TDL TDL
LAPORAN KASUS
Susunan Saraf Otonom
Miksi : inkontinensia (-), retensi (-), anuria (-),
Defekasi : inkonensia alvi (-), konstipasi (-)
Sekresi keringat : normal
Salivasi : normal
LAPORAN KASUS Nervus Cranialis
Kanan Kiri
N. I Daya Penghidu + +
Daya Penglihatan >3/60 >3/60

N. II Medan Penglihatan Normal Normal


Pemeriksaan nervus cranialis
Pengenalan warna Normal normal

Ptosis (-) (-)


Gerakan Mata + +
Ukuran Pupil 2mm 2 mm
N. III
Bentuk Pupil Bulat Bulat

Refleks Cahaya (+) (+)


Refleks Akomodasi (+) (+)
Strabismus Divergen (-) (-)
Gerakan Mata Ke Lateral
N. IV (+) (+)
Bawah
Strabismus Konvergen (-) (-)
LAPORAN KASUS
N. V Menggigit (+) (+)
Membuka Mulut (+) (+)
Sensibilitas Muka (+) (+)
Refleks Kornea (+) (+)
Trismus (-)
Gerakan Mata Ke Lateral (+) (+)
N. VI Strabismus Konvergen (-) (-)
Diplopia (-) (-)
Kedipan Mata (+) (+)
Lipatan Nasolabial Jatuh ke kiri
Sudut Mulut Jatuh ke kiri
Mengerutkan Dahi (+) (+)
N. VII Mengerutkan Alis (+) (+)
Menutup Mata (+) (+)
Meringis (+) (-)
Menggembungkan pipi (+) (-)
Daya Kecap Lidah 2/3 Depan (+) (+)
LAPORAN KASUS
Mendengar Suara Berbisik (+) (+)

Mendengar Detik Arloji TDL TDL

N. VIII Tes Rinne TDL TDL

Tes Weber TDL TDL

Tes Schwabach TDL TDL

Arkus Faring Normal normal

N. IX Daya Kecap Lidah 1/3 Belakang (+) (+)


Refleks Muntah (+) (+)
Suara Sengau (-) (-)
Tersedak (-) (-)
Arkus Faring Normal normal
N. X
Bersuara (+) (+)
Menelan (+) (+)
Memalingkan Kepala (+) (+)

N. XI Sikap Bahu Normal Normal

Mengangkat Bahu (+) (+)


Sikap Lidah Tidak ada deviasi
N. XII Tremor Lidah (-)
Menjulurkan Lidah (+)
LAPORAN KASUS

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : DOC + hemiparese sinistra, parese n.VII
sinistra tipe sentral, edem anasarka
Diagnosis Topis : Lesi hemisfer dextra
Diagnosis Etiologi : Stroke Iskemik tipe trombotik
Diagnosis Banding : Stroke Iskemik tipe trombotik, Stroke Iskemik
tipe embolik, Stroke hemoragik
Siriraj Skore
Gejala dan Tanda Penilaian Indeks Skor
  0: compos mentis    0
Kesadaran 1: somnolen x 2.5
2:
     
semikoma/koma
Muntah 0: tidak x2 0 Kesimpulan :
  1: ya    
Skor SSS -2 = Infark
Nyeri Kepala (dalam 2
0: tidak   0 
jam)
  1: ya x2 0
Tekanan darah (diastol) 100 mmHg x 0.1 10
Ateroma: 0: tidak    
o Diabetes Melitus 1: ya x (-3) 0
o Angina pektoris      
o Klaudikasio intermiten      
Konstanta   -12 -12
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
 
Pemeriksaan laboratorium (31-12-2021)

 
Pemeriksaan Hasil Satuan
Nilai Rujukan
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 9,3 12 .0 – 16.0 g/dl
Leukosit 14,3 3.0 – 11 ribu/ul
Eritrosit 3.12 4–5 juta/ul
Hematokrit 29,0 36-48 %
Trombosit 287 150 – 400 rb/ul
RDW-CV 20.0 12,1-14,0 %
LAPORAN KASUS
MCV,MCH,MCHC KIMIA
MCV 92.9 70 – 115 fl HATI DAN PANKREAS
MCH 29.8 28.0-32.0 pg Albumin 1.9 3.5-5.2 g/dl
MCHC 32.1 33.0=37.0 % GINJAL
HITUNG JENIS
Ureum 124 0-50 Mg/dl
Basofil% 0.4 0.0-1.0 %
Kreatinin 1.91 0.72-1.25 Mg/dl
Eosinofil% 2.1 1.0-3.0 %
ELEKTROLIT
Neutrofil% 80.8 50.0-81.0 %
Limfosit% 14.2 20.0-40.0 % Calcium 6.6 8.4-10.0 Mg/dl
Monosit% 2.5 2.0-8.0 % Natrium 147 136-145 Meq/
Baofil# 0.06 <1.00 Ribu/ul L
Eosinofil# 0.30 <3.00 Ribu/ul Kalium 4.3 3.5-5.1 Meq/
Neutrofil# 11.54 2.50-7.00 Ribu/ul
L
Limfosit# 2.03 1.25-4.00 Ribu/ul
Chlorida 108 98-107 Meq/
Monosit# 0.35 0.30-1.00 Ribu/ul
L
HFLC# 80   /ul
HFLC% 1   %
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan laboratorium (5-1-2022)

KIMIA
GINJAL
Ureum 107 0-50 Mg/dl
Kreatinin 2.00 0.72-1.25 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 155 136-145 Meq/L
Kalium 4.6 3.5-5.1 Meq/L
Chlorida 117 98-107 Meq/L
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan laboratorium (7-1-2022 pukul 07.20 WITA)

KIMIA
HATI DAN PANKREAS
Albumin 1.5 3.5-5.2 g/dl
GINJAL
Ureum 150 0-50 Mg/dl
Kreatinin 1.75 0.72-1.25 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 155 136-145 Meq/L
Kalium 4.6 3.5-5.1 Meq/L
Chlorida 116 98-107 Meq/L
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan laboratorium (7-1-2022 pukul 14.20 WITA)

KIMIA
HATI DAN PANKREAS
Albumin 1.5 3.5-5.2 g/dl
GAS DARAH
Suhu 36.4   Celcius
pH 7.375 7.350-7.450  
PCO2 51.6 35.0-45.0 mmHg
TCO2 32.0 22.0-29.0 Meq/L
PO2 83.0 80.0-100.0 mmHg
HCO3 30.3 22.0-26.0 Meq/L
O2 Saturasi 96.0 75.0-99.0 %
Base Excess (BE) 5.0 -2.0 – 3.0 Meq/L
%FIO2 81   %
EKG
• Irama : Sinus HR : 83 x/menit
• Frontal Aksis : Normoaksis
• Horizontal Aksis : Clockwise rotation
• Gel P : 0.08 s, P mitral (-), P pulmonal (-)
• Interval PR : 0.16 s, tidak
memanjang/memendek
• QRS : 0.04 s (sempit), Q patologis (-), RVH (-),
LVH (-)
• Segmen ST : ST elevasi (-), ST depresi (-)
• Gel T : T inversi (-), T tall (-)
• QTc : 0.471

Kesimpulan : Irama sinus, HR 83 x/menit,


normoaksis, prolonged QTc
CT Scan

Interpretasi :
•lesi hipodens di substansia alba
periventrikular dan ganglia basalis
bilateral
•Pembesaran ventrikel
(Hidrosefalus komunikans)
Foto Thorax
● Foto posisi AP, penetrasi cukup, inspirasi
adekuat
● Jaringan lunak : Tidak tampak massa
● Tulang : Clavicula simetris, vertebra tidak
tampak skoliosis, tidak tampak adanya fraktur
● Trakea : Lokasi sentral, tidak ada deviasi
● Cor : CTR >50%, apex cordis bergesar ke
laterocaudal, tampak pembesaran auricle kiri
● Sinus costodiaphragmaticus : sulit dievaluasi
● Sinus cardiophrenicus : sulit dievaluasi
● Diafragma : sulit dievaluasi
● Pulmo : tampak sefalisasi (+), meiniscus sign
(+)
● Kesan : Cardiomegaly dengan pembesaran
atrium & ventrikel kiri, Edema pulmonal grade
1, efusi pleura
LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN
• IVFD NS 0,45% 10 tpm • Inj Mecobalamin 2x1
• Levofloxacin (1x750mg) • Clopidogrel 1x1
• Nicardipine • Captopril 3x50mg
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) • Atorvastatin 1x30mg
• Inj. Cyticolin (2x500mg) • Adalat 1x1
• Inj. Morfin(k/p) • Cancor 1x1,25mg
• Inj Furosemide(3x20mg) • VIP Albumin 3x2 caps
LAPORAN KASUS
Modified Rankin Scale
 
1. No symptoms at all
2. No significant disability despite symptoms; able to carry out all
usual duties and activities
3. Slight disability; unable to carry out all previous activities, but able
to look after own affairs without assistance
4. Moderate disability; requiring some help, but able to walk
without assistance
5. Moderately severe disability; unable to walk without assistance
and unable to attend to own bodily needs without assistance
6. Severe disability; bedridden, incontinent and requiring constant
nursing care and attention
7. Dead
 
Kesimpulan : Modified Rankin Scale (MRS) Pasien Tn. A
adalah 6 karena pasien tirah baring, memerlukan perawatan
dan perhatian yang terus-menerus
LAPORAN KASUS
Sabtu, 8 Januari 2022
Subjective  
FOLLOW-UP Kesadaran: Kompos Mentis E4V4M6

TD: 130/100 mmHg; HR: 108kali/menit; RR: 20


kali/menit; T:36,7oC; SpO2: 99% on 15lpm

Pemeriksaan fisik:

Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler,


rhonki (+) wheezing (+), suara jantung S1 S2 tunggal,
murmur (+)

Objective Status neurologis:

‐ Rangsang meningeal (-)

‐ Nervus cranialis: parase nervus VII sinistra tipe


sentral

‐ Refleks fisiologis:

BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2

Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/4,

Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda


(-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-), Gordon
(-/-), Schaeffer (-/-)
LAPORAN KASUS
Diagnosis Klinis : Parese N.VII sinistra, edem
anasarca, batuk, HT emergency

Assesment
Diagnosis Topis : Lesi hipodens hemisfer bilateral

Diagnosis Etiologi : Stroke Iskemik tipe trombotik


- IVFD NS 0,45% 10 tpm
- Levofloxacin (1x750mg)
- Nicardipine
- Inj. Morfin(k/p)
Planning - Inj Furosemide(3x20mg)
- Inj Mecobalamin 2x1
- Atorvastatin 1x30mg
- Adalat 1x1
- Cancor 1x1,25mg
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien atas nama Tn. A dengan


usia 51 tahun dirawat di Stroke • Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
Center RSUD Ulin Banjarmasin. baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat,
Sebelumnya pasien didiagnosis
ADHF dan HT Emergency. berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian,
Awalnya pasien dirawat di ICCU tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan
11 hari dari tanggal 19 – 28 vaskular. Pada stroke iskemik atau nonhemoragik terjadi
Desember 2021. Karena sudah
stabil di rawat di bangsal jantung
karena iskemia fokal pada serebral, hal ini terjadi akibat
IPD pada 29 Desember 2021, penurunan aliran darah sehingga mengganggu metabolisme
dari jantung dikonsulkan ke saraf neuronal dan fungsi otak.
dengan keluhan penurunan
kesadaran dan lateralisasi
sinistra.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien berusia 51 tahun.


• Pasien memiliki riwayat hipertensi dimana hal ini
Pasien didiagnosis merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Hipertensi
hipertensi pada tahun mempercepat terjadinya aterosklerosis, yaitu dengan
2017 dan pernah cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada
dilakukan pengobatan sel endotel di tempat yang mengalami tekanan tinggi.
amlodipine 3 x 1 namun Jika proses tekanan berlangsung lama, dapat
pasien tidak rutin minum menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh
obat dan kontrol.
darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
• Lebih tua umur seseorang lebih mungkin terjadinya
stroke resiko semakin meningkat setelah usia 55
tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah
usia 65 tahun ke atas.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

• Pasien memiliki riwayat Pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung yaitu
penyakit jantung gangguan ritme jantung (disritmia), penyakit jantung yang
(disritmia) dapat sering dikaitkan dengan kejadian stroke antara lain
•  Ayah dan ibu pasien atrial fibrilasi, penyakit jantung koroner, penyakit jantung
memiliki riwayat rematik, dan orang yang melakukan pemasangan katup
jantung.
hipertensi
•  Pasien suka mengonsumsi Faktor gaya hidup terkhusus pola makanan memiliki
makanan berlemak pengaruh dalam kejadian stroke seringnya mengkonsumsi
makanan siap saji yang serat lemak dan kolesterol namun
rendah serat.
Riwayat penyakit keluarga merupakan faktor resiko
terjadinya stroke (hipertensi, DM, jantung).
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Siriraj score pada Menurut siriraj score, pasien yang memiliki nilai
pasien adalah -2.
siriraj stroke score -2 berarti mengalami stroke non
CT scan menunjukkan
infark pada hemisfer hemoragik.
sinistra di lobus frontal Berdasarkan pemeriksaan penunjang CT-scan,
sinistra, parietal didapatkan indikasi stroke iskemik, dengan infark
sinistra, dan occipital
sinistra + hemisfer
pada hemisfer sinistra di lobus frontal sinistra,
dextra di lobus frontal parietal sinistra, dan occipital sinistra + hemisfer
dan parietal dextra, dextra di lobus frontal dan parietal dextra, sesuai
sesuai dengan dengan distribusi ACA, ACM, ACP.
distribusi ACA, ACM,
ACP
Berdasarkan hasil CT-scan, dapat dikatakan pasien
ini termasuk stroke iskemik.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm • Nicardipine adalah obat untuk menurunkan
• Nicardipine
tekanan darah pada pasien hipertensi.
• Levofloxacin (1x750mg)
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) • Nicardipine merupakan obat antagonis kalsium yang
• Inj. Cyticolin (2x500mg) bekerja dengan cara menghambat dan
• Inj. Morfin(k/p) mengendalikan aliran kalsium ke dalam sel jantung
• Inj Furosemide(3x20mg)
• Inj Mecobalamin 2x1
dan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
• Clopidogrel 1x1 lebih relaks dan aliran darah lebih lancar. Dengan
• Captopril 3x50mg begitu, pasokan darah dan oksigen ke jantung akan
• Atorvastatin 1x30mg meningkat, dan beban kerja jantung akan berkurang
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi


• Levofloxacin merupakan obat antibiotik golongan Quinolone
berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm • Pemberian citicoline bertujuan untuk melindungi sel-sel otak dan mencegah
• Nicardipine
• Levofloxacin (1x750mg) kerusakan sel neuron lebih lanjut.
• Inj. Lansoprazole (1x30mg)
• Inj. Cyticolin (2x500mg)
• Pasien memperoleh obat lansoprazole yang merupakan salah satu obat
• Inj. Morfin(k/p)
• Inj Furosemide(3x20mg)
• Inj Mecobalamin 2x1 golongan proton-pump inhibitor (PPI) yang berfungsi sebagai gastroprotektor.
• Clopidogrel 1x1
• Captopril 3x50mg • Herbesser mengandung diltiazem. Diltiazem merupakan obat golongan non-
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1 dihydropyridine calcium channel blocker(CCB).
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa: • Morfin adalah obat untuk menghilangkan rasa nyeri


• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) dengan intensitas sedang hingga parah, seperti
• Nicardipine nyeri pada kanker atau serangan jantung.  Morfin
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf
• Inj. Cyticolin (2x500mg)
nyeri ke otak, sehingga tubuh tidak merasakan
• Inj. Morfin(k/p)
• Clopidogrel 1x1 sakit untuk sementara.
• Inj Furosemide(3x20mg)
• Inj Mecobalamin 2x1 • Clopidogrel merupakan agen antiplatelet yang
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
sering digunakan dan merupakan golongan
• Adalat 1x1 thienopyridine. Clopidogrel merupakan suatu
• Cancor 1x1,25mg prodrug yang harus diubah oleh enzim sitokrom
• VIP Albumin 3x2 caps hati (CYP2C19, CYP1A2, CYP2B6) menjadi
metabolit aktif yang memiliki aktivitas antiplatelet. 
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa: • Furosemide adalah obat golongan diuretik yang


• IVFD NS 0,45% 10 tpm bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari
• Levofloxacin (1x750mg) dalam tubuh melalui urine. Obat ini sering digunakan
• Nicardipine
untuk mengatasi edema (penumpukan cairan di dalam
• Inj. Lansoprazole (1x30mg)
• Inj. Cyticolin (2x500mg)
tubuh) atau hipertensi (tekanan darah tinggi).
• Inj. Morfin(k/p) • Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan
• Clopidogrel 1x1 natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan
• Inj Furosemide(3x20mg) jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh.
• Inj Mecobalamin 2x1
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) • Methylcobalamin adalah salah satu bentuk vitamin
• Nicardipine B12 yang memiliki peran penting terhadap pembentukan
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) sel darah merah, metabolisme sel tubuh, sel saraf, dan
• Inj. Cyticolin (2x500mg) produksi DNA.
• Inj. Morfin(k/p) • Methylcobalamin atau mecobalamin digunakan untuk
• Clopidogrel 1x1 mengatasi kekurangan vitamin B12. Kekurangan atau
• Inj Furosemide(3x20mg) defisiensi vitamin B12 bisa menyebabkan neuropati perifer,
• Inj Mecobalamin 2x1 anemia megaloblastik, atau glositis.
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) • Captopril adalah obat untuk menangani hipertensi atau
• Nicardipine gagal jantung.
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) • Captopril atau kaptopril merupakan obat golongan ACE
• Inj. Cyticolin (2x500mg) inhibitor  yang bekerja dengan cara menghambat perubahan
• Inj. Morfin(k/p) angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin berperan
• Clopidogrel 1x1 dalam penyempitan pembuluh darah. Cara kerja ini akan
• Inj Furosemide(3x20mg) membantu melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran
• Inj Mecobalamin 2x1 darah lebih lancar dan tekanan darah pun menurun.
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) • Atorvastatin menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh
• Nicardipine dengan cara menghambat enzim yang bertugas memproduksi
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) kolesterol di hati. Dengan demikian, jumlah kolesterol jahat
• Inj. Cyticolin (2x500mg) dalam darah akan turun.
• Inj. Morfin(k/p)
• Clopidogrel 1x1
• Inj Furosemide(3x20mg)
• Inj Mecobalamin 2x1
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) • Adalat merupakan obat yang di gunakan untuk mengobati
• Nicardipine hipertensi dan angina. Obat ini mengandung nifedipine, yang
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) bekerja dengan cara merelaksasi otot-otot jantung dan
• Inj. Cyticolin (2x500mg) pembuluh darah. Obat ini mencegah ion kalcium memasuki
• Inj. Morfin(k/p) sel di jantung dan pembuluh darah. Penghambatan ini
• Clopidogrel 1x1 menyebabkan vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah
• Inj Furosemide(3x20mg) perifer dan koroner. Dengan demikian, maka akan
• Inj Mecobalamin 2x1 meningkatkan suplai oksigen dan darah pada otot jantung,
• Captopril 3x50mg
merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 30 mg 1x1
lebih mudah sekaligus menurunkan beban kerja jantung, dan
• Cancor 1x1,25mg menurunkan tekanan darah.
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) Concor (Bisoprolol) adalah obat untuk mengobati hipertensi
• Nicardipine atau tekanan darah tinggi, angina pektoris, aritmia, dan
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) gagal jantung. Bisoprolol termasuk ke dalam golongan obat
• Inj. Cyticolin (2x500mg) penghambat beta (beta blockers).
• Inj. Morfin(k/p) Bisoprolol bekerja dengan cara memperlambat detak jantung
• Clopidogrel 1x1 dan tekanan otot jantung saat berkontraksi, sehingga beban
• Inj Furosemide(3x20mg) jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat
• Inj Mecobalamin 2x1 berkurang.
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Pasien mendapatkan terapi

berupa:
• IVFD NS 0,45% 10 tpm
• Levofloxacin (1x750mg) • VIP Albumin adalah Suplemen yang mengandung
• Nicardipine ekstrak Ophiocephalus striatus yang digunakan untuk
• Inj. Lansoprazole (1x30mg) mengatasi hipoalbuminemia
• Inj. Cyticolin (2x500mg)
• Inj. Morfin(k/p)
• Clopidogrel 1x1
• Inj Furosemide(3x20mg)
• Inj Mecobalamin 2x1
• Captopril 3x50mg
• Atorvastatin 1x30mg
• Adalat 1x1
• Cancor 1x1,25mg
• VIP Albumin 3x2 caps
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus Tn. A berusia 51 tahun yang dirawat di
ruang Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 29
Desember 2021 - 9 Januari 2022 dengan diagnosis stroke iskemik tipe
trombotik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. Pasien meninggal dunia pada hari
perawatan ke-12.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai