Anda di halaman 1dari 14

Perilaku Seks Pranikah pada Mahasiswa:

Menilik Peran Harga Diri, Komitmen Hubungan,


dan Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah
Agnes Yolanda Siburian1
Fakultas Hukum Universitas Prima

Abstract. Some variables such as self-esteem, relationship commitment in dyadic relation


commited by the person, and positive attitude, suspected affect premarital sexual behavior.
The aim of this study is to measure empirically the influence of self-esteem, relationship
commitment, and the attitude of premarital sexual behavior to premarital sexual behavior
in college students. This study involved 287 college students as participants. Structural
equation model is used to test the hypothesis in this research. The results showed that the
empirical model obtained in accordance with the theoretical model, or it has goodness of
fit. However, only committed relationship, and attitude of premarital sexual intercourse
affect the premarital sexual behavior in college students.
Keywords: attitude of premarital sexual behavior; college students; premarital sexual
behavior; relationship commitment; self-esteem

Abstrak. Harga diri dan komitmen hubungan pada relasi diadik, serta sikap positif
ditengarai menjadi penyebab munculnya perilaku seks pranikah. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui secara empiris apakah harga diri, komitmen hubungan, dan sikap
terhadap perilaku seks pranikah memengaruhi perilaku seks pranikah pada mahasiswa.
Penelitian ini melibatkan 287 orang mahasiswa. Structural Equation Model digunakan untuk
menguji hipotesis di dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
empirik yang didapatkan sesuai dengan model teoretik yang dibangun. Namun demikian,
hanya komitmen hubungan, dan sikap terhadap hubungan seks pranikah yang
memengaruhi dilakukannya perilaku seks pranikah pada mahasiswa.
Kata kunci: harga diri; komitmen hubungan; mahasiswa; perilaku seks pranikah; sikap
terhadap perilaku seks pranikah.

Perilaku seks pranikah merupakan menjadi hal yang tabu lagi seperti dahulu.
permasalahan dan sekaligus fenomena Salah satu bentuk perilaku seks pranikah
sosial yang kian lazim dijumpai di dalam yang paling permisif adalah dilakukannya
masyarakat. Pergeseran norma baik-buruk, hubungan seks. Beberapa studi mengenai
benar-salah, terutama dalam konteks perilaku seks mengungkapkan angka di
seksualitas semakin jelas terlihat. Pada mana hubungan seks pertama kali
kelompok remaja, perilaku seks pranikah dilakukan di usia muda, sekitar usia
semakin dianggap normatif dan tidak sekolah menengah atas atau di awal masa

1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat melalui:


wahyu_rahardjo@yahoo.com

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

perkuliahan dengan rentang usia 16 hingga pranikah, dan bahkan seks berisiko (Ethier
18 tahun (Rahardjo & Salve, 2014; Rahardjo, et al., 2006). Walaupun demikian, terka-
2015). Mahasiswa sendiri telah lama dang banyak kelompok individu terlibat di
disebutkan sebagai kelompok yang rentan dalam perilaku seks seperti seks pranikah
sekaligus juga aktif terlibat dalam perilaku dan berisiko justru dengan keadaan
seks pranikah (Uecker, 2015). memiliki harga diri yang tidak negatif
Terdapat beberapa hal yang dianggap (Rahardjo, 2013).
terkait dengan dilakukannya perilaku seks Komitmen hubungan juga dianggap
pranikah. Pertama adalah harga diri. memengaruhi perilaku seks pranikah
Konsep harga diri pertama kali disebutkan individu. Komitmen hubungan dianggap
oleh William James pada tahun 1890 yang penting dalam melandasi relasi diadik
menjelaskan mengenai esensi positif yang bersifat romantis antar dua individu,
penghargaan diri yang ditumbuhkan saat terutama pria dan wanita. Komitmen
individu secara konsisten berusaha meraih hubungan pada dasarnya adalah niat
banyak hal baik di dalam hidupnya individu untuk meneruskan hubungan
(Zeigler-Hill, 2013). Secara lebih lanjut yang dimilikinya bersama pasangan ke
dijelaskan oleh Mruk (2006) bahwa harga arah yang lebih serius (Galinsky &
diri merupakan suatu bentuk sikap positif Sonenstein, 2013). Sementara itu, komit-
dan pemberian apresiasi dari individu men biasanya terkait dengan tujuan
terhadap dirinya sendiri. Orang-orang tertentu. Di dalam riset ini, komitmen
dengan harga diri positif akan berusaha hubungan diusung sesuai dengan konsep
mengembangkan potensi dan kualitas positif yang diidentifikasi sebagai approach
positif dari diri sendiri, sedangkan orang- commitment yang mengedepankan usaha
orang dengan harga diri yang negatif justru untuk menjaga dan meneruskan hubungan
terjebak dalam pandangan bahwa dirinya yang telah terbina (Strachman & Gable,
tidak semampu dan sebaik orang lain 2006). Secara lebih lanjut juga dijelaskan
(Franken, 2002). bahwa hubungan yang lebih serius
Harga diri yang negatif terkadang merujuk pada perihal subjektif (orientasi
memicu individu melakukan aktivitas jangka panjang, kelekatan psikologis
seksual tertentu seperti perilaku seks dengan pasangan), dan karakteristik
pranikah untuk mendapatkan kompensasi objektif (status formal hubungan, legalitas
bahwa dirinya sebetulnya merupakan hubungan) yang menjadi perhatian dari
orang yang berkompeten (Benokraitis, individu terhadap pasangannya (Galinsky
1996). Artinya, individu dapat terlibat & Sonenstein, 2013).
dalam perilaku seks pranikah untuk dapat Ketika individu memiliki komitmen
merasa hebat dan meningkatkan harga yang besar dalam melanjutkan hubungan
dirinya (Unis, Johansson, & Salstorm, romantis dirinya dengan pasangan ke arah
2015). Temuan Young, Denny, Donnelly, yang lebih serius, maka individu tersebut
Rodriguwz, dan Hawkins (2002) misalnya, dapat melakukan pengorbanan dalam
menyebutkan bahwa individu yang tidak banyak hal, termasuk dalam hal seksua-
terlibat dalam perilaku seks pranikah litas. Di dalam komitmen hubungan
cenderung memiliki harga diri yang lebih terdapat insentif dan ganjaran dan hal ini
positif. Sementara mereka yang memiliki terkait dengan usaha mempertahankan
harga diri negatif memiliki kecenderungan hubungan di masa depan (Strachman &
yang lebih besar untuk melakukan seks Gable, 2006). Secara lebih lanjut dikatakan

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

bahwa demi mempertahankan hubungan Laurenceau, Smith, Mahaffey, Bryan, dan


dan mendapatkan kepuasan dibutuhkan Brunell (2015) memperlihatkan bahwa
pengorbanan yang dilakukan individu relasi seks pranikah lebih mudah terjadi
dalam relasi diadik (Strachman & Gable, ketika komitmen hubungan rendah,
2006). Salah satu hal yang terkait dengan terutama ketika usia hubungan diadik
kepuasan pasangan adalah seksualitas, yang tercipta masih tergolong baru.
terutama dalam konteks relasi diadik. Studi Hal lain yang juga disebut memiliki
Markey dan Markey (2013) menemukan peran terhadap dilakukannya perilaku seks
bahwa semakin tinggi komitmen pranikah adalah sikap yang positif
hubungan maka akan semakin tidak terhadap perilaku seks pranikah itu
permisif perilaku seks individu dengan sendiri. Sikap yang positif terhadap hal
orang lain selain pasangannya. Artinya, tertentu sering dianggap sebagai salah satu
permisivitas seks dilakukan kepada pemicu individu untuk terlibat dalam
pasangan tetap saja. Individu beranggapan beberapa aktivitas dari hal tersebut. Studi
bahwa komitmen merupakan dasar Rahman, Rahman, Ismail, Ibrahim, Ali,
kepercayaan yang sifatnya diadik, Salleh, dan Muda (2012) menyebutkan
sehingga hubungan seks hanya pantas bahwa sikap yang positif akan perilaku
dilakukan terhadap pasangan tetap seks pranikah dari remaja akan mendo-
berlandaskan komitmen (Olmstead, Billen, rongnya melakukan perilaku tersebut. Hal
Conrad, Pasley, & Fincham, 2013). Sprecher ini didukung oleh temuan Mutha et al.
(2002) menyebutkan bahwa komitmen (2014) yang menjelaskan bahwa banyak
berhubungan berpengaruh terhadap remaja, terutama pria, yang beranggapan
kepuasan akan relasi seks premarital bahwa keperawanan tidak harus dijaga
dengan pasangan. Sementara itu temuan hingga jenjang pernikahan dan alat
berbeda yang juga mendukung temuan- kontrasepsi sepenuhnya tanggung jawab
temuan tersebut di atas adalah bahwa pihak wanita.
komitmen hubungan berkorelasi secara
Sementara itu, terkait dengan perilaku
negatif dengan sikap terhadap perilaku
seks pranikah, Reiss dikenal sebagai salah
seks yang dilakukan dengan individu yang
satu tokoh yang pertama berbicara menge-
bukan pasangan tetapnya (Foster, Shrira, &
nai perilaku seks pranikah semenjak tahun
Campbell, 2006). Hal ini menjelaskan
1964 hingga sekarang. Menurut Reiss
bahwa aktivitas seks dengan pasangan
(dalam Crawford & Popp, 2003),
tetap dapat terjadi dengan berdasarkan
permisivitas individu dalam perilaku seks
komitmen hubungan yang dipersepsikan
pranikah tergantung dari sikapnya dalam
secara positif oleh individu terhadap
memandang perilaku seks pranikah itu
pasangannya.
sendiri. Salah satu teori Reiss yang menarik
Di lain pihak, cara individu memper- mengenai sikap terhadap perilaku seks
sepsikan komitmen hubungan juga pranikah adalah bahwa pada dasarnya,
memainkan peran penting. Studi Rink, individu pelaku perilaku seks pranikah
Anastario, dan Fourstar (2015) mengatakan dapat digolongkan ke dalam dua
bahwa pria yang menganggap komitmen kelompok, yaitu (1) permissiveness with
hubungan antara dirinya dan pasangan affection yang menyatakan bahwa perilaku
tidak terlalu penting cenderung lebih seks pranikah dibenarkan atas dasar cinta,
permisif dalam relasi seksual dengan orang dan (2) permissiveness without affection yang
lain selain pasangannya. Studi Webster, menjelaskan bahwa perilaku seks pranikah

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

dapat dilakukan meskipun tanpa cinta pernah memiliki pasangan, baik yang
(Crawford & Popp, 2003). berkomitmen (seperti kekasih) maupun
Pada dasarnya, perilaku seks prani- tidak. Berdasarkan jumlah tersebut, 180
kah merupakan aktivitas seksual yang orang di antaranya adalah pria, dan 107
dilakukan oleh individu dengan orang lain sisanya merupakan partisipan wanita. Usia
sebelum menikah (Djamba, 2013). Baik pria partisipan sendiri terentang antara 18
maupun wanita terlibat di dalam perilaku hingga 30 tahun (M = 20.63; SD = 1.36).
seks pranikah ini, meskipun keterlibatan
pria cenderung lebih dalam dan intensif Alat ukur
dibandingkan wanita (Crooks & Baur, Harga diri adalah suatu bentuk sikap
2013; Zuo, Lou, Gao, Cheng, Niu, & Zabin, positif dan pemberian apresiasi dari
2012). Banyak individu terlibat dalam individu terhadap dirinya sendiri (Mruk,
perilaku seks pranikah dengan kekasihnya. 2006). Skala harga diri yang digunakan
Namun demikian, beberapa studi juga dalam penelitian ini menggunakan skala
menyatakan bahwa perilaku seks pranikah milik Rosenberg (1965). Salah satu contoh
dilakukan oleh individu juga dengan aitem dalam skala ini adalah “Saya merasa
teman atau figur yang baru ditemuinya memiliki sejumlah kelebihan”. Pilihan
(Soler-Hampejsek, Grant, Mensch, Hewett, jawaban terentang 1-5 mulai dari Sangat
& Rankin, 2013). Di dalam kategori pelaku Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai. Skala
perilaku seks pranikah, kelompok yang ini awalnya memiliki aitem sejumlah 10
melakukan perilaku seks pranikah hanya butir. Setelah melalui perhitungan daya
dengan kekasihnya disebut sebagai serial diskriminasi aitem terdapat 1 aitem yang
monogamist, sedangkan pelaku yang gugur. Jumlah aitem yang tersisa adalah 9
melakukan perilaku seks pranikah dengan butir dengan reliabilitas sebesar 0.804.
berganti-ganti pasangan seks dan tidak
Komitmen hubungan merupakan niat
selalu dengan pasangan tetapnya disebut
yang dimiliki individu untuk meneruskan
dengan sexual adventurer (Conger, 1991).
hubungan yang dimiliki terhadap
Berdasarkan penjelasan yang telah pasangannya ke arah yang lebih serius
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis (Galinsky & Sonenstein, 2013). Skala
yang dapat dikembangkan di dalam komitmen hubungan yang digunakan di
penelitian ini adalah bahwa harga diri, dalam penelitian ini menggunakan skala
komitmen hubungan, dan sikap terhadap milik Galinsky dan Sonenstein (2013). Salah
perilaku seks pranikah dapat menjelaskan satu contoh aitem dalam skala tersebut
terjadinya perilaku seks pranikah pada adalah “Seberapa besar kecenderungan
mahasiswa. Anda akan membawa hubungan Anda
dengan pasangan menjadi permanen?”.
Metode Pilihan jawaban untuk skala ini terentang
1-5 mulai dari Sangat Besar hingga Sangat
Penelitian ini melibatkan 287 orang Kecil. Skala ini memiliki aitem sejumlah 4
mahasiswa sebagai partisipan. Partisipan butir dengan reliabilitas sebesar 0.803.
di dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sikap terhadap perilaku seks pranikah
yang kuliah di universitas X di daerah adalah pandangan individu tentang variasi
Jakarta, Bekasi, Cengkareng, Karawaci dan kadar boleh tidaknya suatu perilaku seks
Depok. Seluruh partisipan penelitian pranikah itu dilakukan (Reiss dalam
adalah mahasiswa lajang yang sedang atau Crawford & Popp, 2003). Pengukuran skala

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

sikap terhadap perilaku seks pranikah penelitian ini. Tanda tangan kesediaan
dalam penelitian ini menggunakan skala telah diberikan di bagian awal kuesioner
milik Reiss (2011), yaitu permissiveness with yang diberikan. Data-data penelitian juga
affection, dan permissiveness without affection. dijaga kerahasiaan oleh tim peneliti
Salah satu contoh aitem dalam skala ini sehingga etika penelitian di dalam riset ini
adalah “Saya percaya bahwa hubungan telah ditegakkan.
seks pranikah boleh dilakukan dalam suatu
hubungan yang tidak berlandaskan rasa Analisis data
cinta”. Skala ini memiliki aitem sejumlah 4
Teknik analisis data yang digunakan di
butir dengan reliabilitas sebesar 0.919.
dalam penelitian ini ada beberapa, yaitu
Perilaku seks pranikah adalah aktivitas korelasi untuk melihat relasi antar variabel
seksual yang dilakukan individu dengan dan sub variabel, kemudian baru dilaku-
orang lain sebelum menikah (Djamba, kan uji model untuk menegaskan konste-
2013). Pengukuran perilaku seks pranikah lasi variabel yang ada dengan menggu-
di dalam penelitian ini menggunakan nakan structural equation model (SEM)
konsep perilaku seks pranikah milik dengan AMOS. Kesesuaian muncul ketika
Antonovsky (1980) yang mengurutkan model empirik yang diperoleh memiliki
perilaku seks pranikah mulai dari goodness of fit yang baik dengan probabilitas
tingkatan yang paling rendah atau ringan >0.05. Analisis tambahan lainnya
menuju pada tingkatan yang paling tinggi menggunakan t-test terutama untuk
atau berat. Studi Abraham dan Rahardjo membedakan hasil penelitan dari beberapa
(2015) menggunakan alat ukur ini dan varibel yang dilibatkan berdasarkan jenis
memberikan rentang skor mulai dari 1-18. kelamin.
Partisipan memberikan tanda centang pada
perilaku seks pranikah terjauh yang pernah
Hasil
dilakukannya. Misalnya jika perilaku seks
pranikah terjauh yang pernah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
adalah “Berpegangan tangan dengan bahwa sebanyak 33 orang (11.49%) dari
pasangan” maka akan memperoleh skor 2 keseluruhan partisipan mengaku sudah
(karena berada pada tingkat 2 dari level terlibat dalam perilaku seks pranikah
terbawah), atau jika memilih “Berciuman hingga melakukan hubungan seks atau
bibir dengan pasangan” akan memperoleh senggama. Dari 33 orang tersebut,
skor 9 karena berada di tingkat 9 dari level mayoritas adalah mahasiswa pria sebanyak
terbawah. Skor tertinggi adalah 18 yaitu 28 orang (84.84%) dan sisanya adalah
“Berhubungan badan”. mahasiswa wanita sebanyak 5 orang
Partisipan dalam penelitian ini telah (15.15%).
bersedia secara suka rela untuk mengikuti

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

Tabel 1.
Korelasi antar variabel untuk keseluruhan partisipan
1 2 3 4 5 6 Rerata SD
Harga diri 33.52 5.02
Komitmen hubungan .211** 16.18 2.73
Permissiveness with affection -.059 .070 4.03 2.16
Permisiveness without affection -.110 -.022 .759** 1.71 0.99
Perilaku seks pranikah -.066 .130* .306** .259** 9.43 5.05
Usia .051 .218** .115 .075 .097 20.63 1.36
Keterangan: 1 = Harga diri, 2 = Komitmen hubungan, 3 = Permissiveness with affection, 4 =
Permissiveness without affection, 5 = Perilaku seks pranikah, 6 = Usia
*signifikan pada .05, **signifikan pada .01

Harga diri tidak memiliki korelasi Square kecil dan signifikansi yang lebih
yang signifikan dengan semua variabel besar dari .05. Gambaran yang lebih jelas
yang ada, kecuali dengan komitmen mengenai model empiris hasil penelitian
hubungan. Sementara itu, hal lain yang ini tampak pada Gambar 1.
tampak berkorelasi secara signifikan Berdasarkan hasil penelitian juga
dengan perilaku seks pranikah adalah tampak bahwa hanya komitmen hubungan
komitmen hubungan, serta sikap terhadap dan sikap terhadap perilaku seks pranikah
perilaku seks pranikah, baik permissiveness yang memiliki pengaruh terhadap perilaku
with dan without affection. Komitmen hu- seks pranikah yang dilakukan mahasiswa.
bungan memiliki korelasi dengan perilaku Sementara itu, yang menarik adalah bahwa
seks pranikah dan usia. Artinya semakin ternyata harga diri tidak memiliki
kuat komitmen hubungan maka akan pengaruh langsung terhadap perilaku seks
semakin permisif seks pranikah dilakukan, pranikah, namun memiliki pengaruh
dan semakin tua usia partisipan maka akan langsung terhadap komitmen hubungan.
semakin kuat komitmen hubungan Hasil penelitian juga memperlihatkan
dibangun. Usia tidak berkorelasi dengan bahwa harga diri tidak berpengaruh
hampir semua variabel yang ada kecuali terhadap sikap partisipan akan perilaku
komitmen hubungan. Hasil lainnya juga seks pranikah. Guna mendapatkan
memperlihatkan bahwa semakin positif penjelasan yang lebih kongkrit maka dapat
sikap individu bahwa hubungan seks boleh dilihat data-data yang tampak pada Tabel 2
dilakukan atas dasar cinta, atau tanpa cinta, dan Tabel 3.
maka akan semakin permisif perilaku seks
Hasil penelitian ini juga memperlihat-
pranikah dilakukan. Paparan yang lebih
kan bahwa mahasiswa pria memiliki sikap
jelas tampak pada Tabel 1.
yang lebih positif terhadap perilaku seks
Sementara itu, hasil penelitian juga pranikah dibandingkan mahasiswa wanita,
memperlihatkan bahwa model empiris baik itu permissiveness with affection atau
yang diperoleh memiliki goodness of fit yang without affection. Secara lebih lanjut juga
baik dan sesuai dengan model teoretis yang tampak bahwa mahasiswa pria cenderung
dibangun. Model empiris ini memiliki skor lebih bebas dalam melakukan perilaku seks
Chi-Square sebesar 5.575 dengan pranikah dibandingkan mahasiswa wanita.
probabilitas sebesar 0.056 (p > .05). Hasil ini Paparan hasil yang lebih jelas tampak pada
dikatakan baik sebab memiliki skor Chi- Tabel 4.

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

Gambar 1. Model Empiris

Tabel 2
Deskripsi bobot regresi antar variabel untuk signifikansi
Estimate S.E. C.R. P Label
KH <--- HD .115 .031 3.650 ***
Sikap <--- HD -.038 .026 -1.476 .140
Sikap <--- KH .055 .047 1.171 .242
PSP <--- HD -.069 .058 -1.195 .232
PSP <--- KH .237 .106 2.236 .025
PSP <--- Sikap .777 .171 4.553 ***
WithLove <--- Sikap 1.000
NoLove <--- Sikap .394 .058 6.855 ***

Tabel 3
Bobot regresi terstandardisasi antar variabel
Estimate
KH <--- HD .211
Sikap <--- HD -.094
Sikap <--- KH .074
PSP <--- HD -.069
PSP <--- KH .128
PSP <--- Sikap .312
WithLove <--- Sikap .939
NoLove <--- Sikap .808

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

Hasil penelitian ini juga memperlihat- mahasiswa. Namun, hasil yang menarik
kan terdapat perbedaan sikap positif tampak ketika diperhatikan secara lebih
terhadap perilaku seks pranikah dan lanjut mengenai pengaruh masing-masing
perilaku seks pranikah itu sendiri varabel terhadap perilaku seks pranikah.
berdasarkan jenis kelamin. Mahasiswa pria Harga diri ternyata tidak memiliki
memiliki sikap yang lebih positif terhadap pengaruh terhadap dilakukannya perilaku
perilaku seks pranikah dibandingkan seks pranikah oleh mahasiswa. Hal ini
mahasiswa wanita, baik itu permissiveness justru menambah variasi dinamika
with affection atau without affection. Secara temuan-temuan riset-riset sebelumnya
lebih lanjut juga tampak bahwa mahasiswa (Rahardjo, 2013; Rahardjo, Saputra, &
pria cenderung lebih bebas dalam Hapsari, 2015). Meskipun ada banyak studi
melakukan perilaku seks pranikah yang menemukan pengaruh harga diri
dibandingkan mahasiswa wanita. Di sisi terhadap perilaku seks, namun ada pula
lain, hasil penelitian juga memperlihatkan beberapa studi yang menemukan hal
tidak adanya perbedaan harga diri dan sebaliknya (Goodson, Buhi, & Dunsmore,
komitmen hubungan berdasarkan jenis 2006; Maulana & Rahardjo, 2013; Wheeler,
kelamin walaupun mahasiswa wanita 2010). Temuan Peterson, Buser, dan
memiliki skor harga diri sedikit lebih tinggi Westburg (2010) menjelaskan bahwa harga
dibandingkan mahasiswa pria, dan diri bisa saja tidak memiliki pengaruh
mahasiswa pria cenderung sedikit lebih langsung terhadap perilaku seks yang
kuat membangun komitmen hubungan dilakukan oleh individu. Ada variabel-
dibandingkan mahasiswa wanita. Paparan variabel lain yang dipengaruhi oleh harga
hasil yang lebih jelas tampak pada Tabel 4. diri, sebelum individu menampilkannya
dalam bentuk perilaku seks yang permisif.
Diskusi Hal ini mengindikasikan bahwa di dalam
penelitian ini, harga diri bukan menjadi hal
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum yang penting dalam mendorong
diketahui bahwa konstelasi harga diri, mahasiswa melakukan perilaku seks
komitmen hubungan, dan sikap terhadap pranikah. Relasi seksual dengan lawan
perilaku seks pranikah dapat menjelaskan jenis tidak lagi dianggap sebagai sumber
perilaku seks pranikah yang dilakukan prestise untuk meningkatkan harga diri.

Tabel 4
Komparasi antar variabel berdasarkan jenis kelamin
Pria Wanita t Score Sig.
Harga diri 33.37 (5.11) 33.78 (4.87) -0.666 .ns
Komitmen hubungan 16.39 (2.49) 15.82 (3.06) 1.704 .ns
Permissiveness with affection 4.36 (2.26) 3.50 (1.86) 3.312 p < .01
Permissiveness without affection 1.89 (1.06) 1.40 (0.76) 4.134 p < .00
Perilaku seks pranikah 10.06 (5.24) 8.36 (4.53) 2.798 p < .01

Sementara itu, komitmen hubungan mahasiswa. Di dalam relasi romantis


memiliki pengaruh positif terhadap diadik, individu dapat mempersepsikan
dilakukannya perilaku seks pranikah pada komitmen hubungan dengan pasangannya

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

dalam tiga hal yang berbeda, yaitu (1) bersih sehingga kemungkinan menularkan
messing atau komitmen hubungan hanya penyakit menular seksual saat berhu-
untuk seks, (2) boy-girlfriend yang bersifat bungan seks lebih kecil. Sebagai akibatnya,
lebih intens secara emosi, dan (3) hubby- berdasarkan komitmen hubungan yang
wifey yang sudah meniru karakteristik kuat dan persepsi bahwa kemungkinan
relasi suami istri (Bauman & Berman, 2005). tertular penyakit menular seksual relatif
Ketiga hal ini penting dalam menentukan kecil, maka individu cenderung lebih
pemaknaan relasi yang terjalin di antara mudah terlibat perilaku seks pranikah
mereka, apakah (1) mengandung dengan pasangan tetap.
komitmen kuat untuk masa depan, (2) Di dalam relasi romantis terdapat
perlu terbuka dan diketahui umum apa suatu persepsi bahwa hubungan yang
justru harus tertutup dan bersifat rahasia, terjalin akan terasa lebih memuaskan jika
(3) adanya ekspektasi untuk setia dan melibatkan intimasi fisik dan seksual,
melakukan monogami, serta (4) komunikasi yang baik, dukungan
memperlihatkan tingkatan cinta dan kasih emosional yang kuat, dan kebersamaan
sayang (Bauman & Berman, 2005). (Rostosky, Welsh, Kawaguchi, & Galliher,
Pada titik ini tampak bahwa persepsi 1999). Secara lebih lanjut juga dijelaskan
individu terhadap komitmen hubungan pula oleh Rostosky, Welsh, Kawaguchi,
yang dijalani dapat menuntun pada dan Galliher (1999) bahwa karakteristik-
perilaku seks pranikah dengan pasangan- karakteristik tersebut sangat lazim ditemui
nya. Ketika individu sudah merasa nyaman pada pasangan yang sudah menikah.
dan berpikir bahwa dapat melanjutkan Namun demikian, pasangan yang belum
hubungan ke tingkat yang lebih serius menikah juga mengadopsi prinsip tersebut
dengan pasangannya maka kecenderungan dengan perbedaan yang cukup mendasar,
untuk terlibat dalam perilaku seks yaitu komitmen hubungan yang dimiliki
pranikah semakin besar. Studi tidak sekuat komitmen hubungan
Bingenheimer, Roche, dan Blake (2017) pasangan yang menikah.
menyatakan bahwa lamanya durasi Temuan bahwa komitmen hubungan
hubungan, kedekatan emosional, dan memiliki pengaruh positif terhadap
adanya intensi melanjutkan hubungan ke perilaku seks pranikah dalam studi ini
jenjang pernikahan memiliki pengaruh cukup menarik mengingat studi lain juga
terhadap keterlibatan individu dalam relasi memperlihatkan temuan bahwa rendahnya
pranikah, termasuk seks pranikah. komitmen hubungan memiliki pengaruh
Temuan menarik lain disebutkan oleh yang cukup kuat bagi individu untuk
studi milik Tschann, Selcedo, Soon, Elia, terlibat dalam perilaku seks pranikah
dan Kaneshiro (2017). Studi ini dengan orang yang bukan pasangan
menemukan bahwa remaja memiliki tetapnya (Mattingly, Clark, Weidler,
kecenderungan menghindari perilaku seks Bullock, Hackatorn, & Blankmayer, 2011).
pranikah lebih kepada takut terinfeksi Temuan lain dalam studi ini juga
penyakit menular seksual dibandingkan memperlihatkan pengaruh sikap terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan. Jika perilaku seks pranikah pada perilaku seks
dilihat dari sisi permisivitas seks secara pranikah itu sendiri. Secara umum, hal ini
monogamis, dapat dipahami terkait dapat dianggap sebagai akibat dari
persepsi bahwa kekasih atau pasangan globalisasi. Studi Cheng, Lou, Gao,
tetap dianggap individu yang aman dan Emerson, dan Zabin (2012) menemukan

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

bahwa globalisasi yang membawa akibat penurunan angka perbedaan sikap positif
pada pergeseran perspektif norma terhadap perilaku seks pranikah antara
terhadap perilaku tertentu menyebabkan pria dan wanita, namun tetap saja ada
remaja lajang mengembangkan sikap yang perbedaan angkat temuan yang signifikan
lebih positif terhadap perilaku seks secara statistik di mana pria memiliki sikap
pranikah. terhadap perilaku seks pranikah secara
Studi Rahman et al. (2012) bukan hanya lebih positif dibandingkan wanita.
menemukan bahwa sikap yang positif
terhadap perilaku seks pranikah yang Kesimpulan
diyakini remaja dapat membawa mereka
melakukan perilaku seks pranikah, tetapi Komitmen hubungan memiliki pengaruh
juga mengungkap bahwa remaja pria terhadap dilakukannya perilaku seks
memang cenderung memiliki sikap pranikah, walaupun tidak sebesar penga-
terhadap perilaku seks pranikah yang lebih ruh yang diberikan sikap terhadap perilaku
positif dibandingkan remaja wanita. seks pranikah. Sikap positif terhadap
Temuan Olmstead, et al. (2013) perilaku seks pranikah tetap menjadi salah
menyebutkan bahwa pada dasarnya, satu faktor pendorong utama
keterkaitan antara komitmen hubungan, dilakukannya perilaku seks pranikah.
sikap positif terhadap perilaku seks, dan Temuan ini kian menegaskan banyak
perilaku seks itu sendiri dapat temuan studi-studi sebelumnya. Sementara
menggolongkan pria ke dalam tiga itu, tidak adanya pengaruh harga diri
kelompok, yaitu (1) committers atau memperlihatkan bahwa variabel ini
kelompok yang memegang teguh bersifat sangat dinamis dalam studi-studi
komitmen hubungan dengan pasangan- terkait perilaku seks dan tetap berharga
nya, (2) flexibles atau kelompok yang berada untuk dilibatkan dalam studi-studi
di wilayah abu-abu di mana perilaku seks perilaku seks berikutnya dengan konteks
dilakukan sebagai bentuk pemaknaan permasalahan atau partisipan yang
komitmen dan perasaan yang mendalam, berbeda.
atau bisa juga dilakukan tanpa keterlibatan
komitmen sama sekali, dan (3) recreationers Saran
atau kelompok yang tidak memegang Ada beberapa saran yang dapat dikemu-
komitmen hubungan dan terlibat dalam kakan terkait hasil studi ini. Pertama,
banyak perilaku seks diadik untuk mempertimbangkan peran variabel sosial
bersenang-senang. budaya seperti standar ganda seksual, atau
Temuan lebih lanjut yang mendukung variabel yang terkait dengan proses
hasil studi ini merupakan temuan riset perkembangan individu seperti sejarah
milik Olmstead, Anders, dan Conrad perilaku seks individu. Kedua, memper-
(2016). Riset ini menegaskan bahwa luas cakupan demografis partisipan ke
proporsi wanita di kelompok commiters kota-kota kecil yang memiliki kemajuan
lebih sedikit dibandingkan pria. Sementara pembangunan tidak sepesat di kota-kota
itu, proporsi pria di kelompok flexibles dan besar. Ketiga, memberdayakan teman
recreationers lebih banyak dibandingkan sebaya sebagai agen perubahan sosial
wanita. Sprecher, Treger, dan Sakaluk terutama dalam hal sosialisasi konsekuensi
(2013) di dalam studi kohortnya negatif perilaku seks pranikah. Hal ini
menyebutkan bahwa meskipun terjadi mungkin saja lebih efektif dalam

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

menumbuhkan sikap negatif terhadap methodological critique of two decades


perilaku seks pranikah melalui kelompok of research. The Journal of Sex Research,
yang memang memiliki kelekatan erat 40(1), 13-37. doi: 10.1080/ 002244
pada individu di masa remaja akhir. 90309552163.
Crooks, R., & Baur, K. (2013). Our sexuality
Kepustakaan (12th edition). Belmont: Wadsworth.
Djamba, Y. K. (2013). Sexual practices in
Abraham, J., & Rahardjo, W. (2015).
Africa. Dalam A. K. Baumle (Ed.),
Psychopathy, sexual values dimen-
International handbook on the demography
sions, and premarital sexual behavior
of sexuality. (pp.91-106). Dordrecht:
among urban unmarried adolescents.
Springer.
Procedia Social and Behavioral Sciences,
165, 2-11. doi: 10.1016/ j.sbspro. Ethier, A. K., Kershaw., T. S., Lewis, J. B.,
2014.12.598. Milan, S., Niccolai, L. M., & Ickovics, J.
R. (2006). Self esteem, emotional
Antonovsky, H. S. (1980). Adolescent
distress and sexual behavior among
sexuality. Lexington: Lexintong Books.
adolescent females: interrelationship
Bauman, L. J., & Berman, R. (2005). and temporal effects. Journal of
Adolescent relationships and condom Adolescent Health, 38(3), 268-274. doi: 10.
use: Trust, love and commitment. AIDS 1016/j.jadohealth.2004.12.010.
and Behavior, 9(2), 211-222. doi: 10.
Foster, J. D., Shrira, I., & Campbell, W. K.
1007/s10461-005-3902-2
(2006). Theoretical models of
Benokraitis, N. J. (1996). Marriages and narcissism, sexuality, and relationship
families: Changes, choices and constraints commitment. Journal of Social and
(second edition). New Jersey: Prentice Personal Relationships, 23(3), 367-386.
Hall. doi: 10.1177/0265407506064204
Bingenheimer, J. B., Roche, K. M., & Blake, Franken, R. E. (2002). Human motivation (5th
S. M. (2017). Family adult awareness of edition). Belmont: Wardsworth.
adolescents’ premarital romantic and
Galinsky, A. M., & Sonenstein, F. L. (2013).
sexual relationships in Ghana. Youth &
Relationship commitment, perceived
Society, 49(3), 341-368. doi: 10.1177/
equity, and sexual enjoyment among
0044118X15581168
young adults in the United States.
Cheng, Y., Lou, C., Gao, E., Emerson, M. R., Archives of Sexual Behavior, 42(1), 93-104.
& Zabin, L. S. (2012). The relationship doi: 10.1007/s10508-012-0003-y.
between external contact and
Goodson, P., Buhi, E. R., & Dunsmore, S. C.
unmarried adolescents’ and young
(2006). Self-esteem and adolescent
adults’ traditional beliefs in three East
sexual behaviors, attitudes, and
Asia cities: A cross-sectional analysis.
intentions: A systematic review. Journal
Journal of Adolescent Health, 50(3), S4-
of Adolescent Health, 38, 310-319. doi: 10.
S11. doi: 10.1016/ j.jadohealth. 2011.
1016/j.jadohealth.2005.05.026.
12.011
Markey, P., & Markey, C. (2013).
Conger, J. J. (1991). Adolescence and youth.
Sociosexuality and relationship
New York: Harper Collins Publisher.
commitment among lesbian couples.
Crawford, M., & Popp, D. (2003). Sexual Journal of Research in Personality, 47(4),
double standards: A review and 282-285. doi: 10.1016/j.jrp.2013.02. 002

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

Mattingly, B. A., Clark, E. M., Weidler, D. J., Peterson, C. H., Buser, T. J., & Westburg, N.
Bullock, M., Hackatorn, J., & G. (2010). Effects of familial
Blankmeyer, K. (2011). Sociosexual attachment, social support, invol-
orientation, commitment, and vement, and self-esteem on youth
infidelity: A mediation analysis. The substance use and sexual rist taking.
Journal of Social Psychology, 151(3), 222- The Family Journal: Counseling and
226. doi: 10.108000224540903 536162. Therapy for Couples and Families, 18(4),
Maulana, A., & Rahardjo, W. (2013). Harga 369-376. doi: 10.1177/ 10664807 103
diri dan perilaku seks pranikah pada 80546
mahasiswa penggemar film porno yang Rahardjo, W. (2013). Model perilaku seks
tinggal di tempat kost. Makalah (tidak berisiko pada pria. (Disertasi tidak
diterbitkan). Dipresentasikan pada diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Temu Ilmiah Nasional 3 di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Psikologi Universitas Tarumanagara. Rahardjo, W. (2015). Peran harga diri dan
Mruk, C. J. (2006). Self-esteem research, perilaku seksual daring terhadap usia
theory, and practice: Toward a positive hubungan seks pertama kali dan jumlah
psychology of self-esteem (3rd edition). pasangan seks pada pria heteroseksual
New York: Springer Publishing lajang. Makalah. Dipresentasikan pada
Company. Seminar Nasional “Selamatkan
Mutha, A. S., Mutha, S. A., Baghel, P. J., Generasi Bangsa dengan Membentuk
Patil, R. J., Bhagat, S. B., Patel, S. B., & Karakter Berbasis Kearifan Lokal”
Watsa, M. C. (2014). A knowledge, yang diselenggarakan di Hotel Aston
attitudes and practices survey Solo oleh Fakultas Psikologi Univer-
regarding sex, contraception and sitas Muhammadiyah Surakarta, Juni
sexually transmitted diseases among 2015.
commerce college students in Mumbai. Rahardjo, W., & Salve, H. R. (2014).
Journal of Clinical and Diagnostic Hubungan orang tua – anak, kelekatan
Research, 8(8), HC14-HC18. doi: 10. teman sebaya, dan usia melakukan
7860/JCDR/2014/9967.4684 hubungan seks pertama kali pada
Olmstead, S. B., Billen, R. M., Conrad, K. A., mahasiswa. Makalah. Dipresentasikan
Pasley, K., & Fincham, S. D. (2013). Sex, pada Seminar Nasional Ketahanan
commitment, and casual sex Nasional sebagai Aset Bangsa di
relationships among college men: A Fakultas Psikologi Universitas
mixed-methods analysis. Archives of Merdeka Malang, Jawa Timur tanggal
Sexual Behavior, 42, 561-572. doi: 10. 21 Juni 2014.
1007/s10508-012-0047-z Rahardjo, W., Saputra, M., & Hapsari, I.
Olmstead, S. B., Anders, K. M., & Conrad, (2015). Harga diri, sexting dan jumlah
K. A. (2016). Meanings for sex and pasangan seks yang dimiliki pria lajang
commitment among first semester pelaku perilaku seks berisiko. Jurnal
college men and women: A mixed- Psikologi, 42(2), 101-114. doi:
method analysis. Archives of Sexual 10.22146/jpsi.7172
Behavior, 5, 1-12. doi: 10.1007/s10508- Rahman, A. A., Rahman, R. A., Ismail, S. B.,
016-0777-4 Ibrahim, M. I., Ali, S. H., Salleh, H., &
Muda, W. A. M. W. (2012). Factors

PSIKOLOGI UMUM
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA

associated with attitude toward commitment. Motivation and Emotion,


premarital sexual activities among 30, 117-126. doi:10.1007/s11031-006-
school-going adolescents in Kelantan, 9026-9.
Malaysia. Asia-Pasific Journal of Public Soler-Hampejsek, E., Grant, M. J., Mensch,
Health, 20, 1-8. doi: 10.1177/ B. S., Hewett, P. C., & Rankin, J. (2013).
1010539512449856. The effect of school status and
Reiss, I. L. (2011). Reiss premarital sexual academic skills on the reporting of
permissiveness scale (short form). In T. premarital sexual behavior: Evidence
D. Fisher, C. M. Davis, W. L. Yarber & from a longitudinal study in Rural
S. L. Davis (Eds.), Handbook of sexuality- Malawi. Journal of Adolescent Health,
related measures (third edition). (pp.509- 53(2), 228-234. doi: 10.1016/
510). New York: Routledge. j.jadohealth. 2013.03.008.
Rink, E., Anastario, M. P., & Fourstar, K. Tschann, M, Salcedo, J., Soon, R., Elia, J., &
(2015). Perceived level of relationship Kaneshiro, B. (2017). Norms, attitudes,
commitment, sexual risk taking and and preferences: Responses to a survey
condom use among American Indian of teens about sexually transmitted
men. Journal of Immigrant Minority infection and pregnancy prevention.
Health, 17(4), 1078-1085. doi: Journal of Pediatric and Adolescent
10.1007/s10903-014-0058-z. Gynecology, 30(1), 29-34. doi:
Rosenberg, M. (1965). Society and the 10.1016/j.jpag.2016.09.003
adolescent self-image. New Jersey: Uecker, J. E. (2015). Social context and social
Princeton University Press. intercourse among first-year students
Rostosky, S. S., Welsh, D. P., Kawaguchi, M. at selective colleges and universities in
C., & Galliher, R. V. (1999). the United States. Social Science
Commitment and sexual behaviors in Research, 52, 59-71. doi:
adolescent dating relationships. In J. M. 10.1016/j.ssresearch.2015.01.005
Adams & W. H. Jones (Eds.), Handbook Unis, B., Johansson, I., & Sallstorm, C.
of interpersonal commitment and (2015). Rural high school students’
relationship stability. (pp. 323-338). New sexual behavior and self esteem. Open
York: Springer. Journal of Nursing, 5, 24-35. doi:
Sprecher, S. (2002). Sexual satisfaction in 10.4236/ojn.2015.51004
premarital relationships: Associations Webster, G. D., Laurenceau, J. P., Smith, C.
with satisfaction, love, commitment, V., Mahaffey, A. L., Bryan, A. D., &
and stability. The Journal of Sex Research, Brunel, A. B. (2015). An investment
39(3), 190-196. doi: model of sociosexuality, relationship
10.1080/00224490209552141. satisfaction, and commitment:
Sprecher, S., Treger, S., & Sakaluk, J. K. Evidence from dating, engaged, and
(2013). Premarital sexual standards and newlywed couples. Journal of Research
sociosexuality: Gender, ethnicity, and in Personality, 55, 112-126. doi: 10.
cohort differences. Archives of Sexual 1016/j.jrp.2015.02.004.
Behavior, 42(8), 1395-1405. doi: Wheeler, S. B. (2010). Effects of self-esteem
10.1007/s10508-013-0145-6 and academic performance on
Strachman, A., & Gable, S. L. (2006). adolescent decision-making: An
Approach and avoidance relationship examination of early sexual intercourse

PSIKOLOGI UMUM
RAHARDJO, DKK.

and illegal substance use. Journal of Zeigler-Hill, V. (2013). The importance of


Adolescent Health, 47, 582-499. doi: 10. self-esteem. In V. Zeigler-Hill (Ed.),
1016/j.jadohealth.2010.04.009. Self-esteem. (pp.1-10). New York:
Young, M., Denny, G., Donnelly, J., Psychology Press.
Rodriguez, M., & Hawkins, M. (2002). Zuo, X., Lou, C., Gao, E., Cheng, Y., Niu, H.,
Area specific self-esteem and sexual & Zabin, L. S. (2012). Gender
behavior among Hispanic middle differences in adolescent premarital
school students. American Journal of sexual permissiveness in three Asian
Health Education, 33(6), 344-349. doi: 10. cities: Effects of gender-role attitudes.
1080/ 19325037.2002.10604758 Journal of Adolescent Health, 50, S18-S25.
doi: 10.1016/j.jadohealth.2011.12.001.

PSIKOLOGI UMUM

Anda mungkin juga menyukai