Anda di halaman 1dari 7

FENOMENA PERILAKU SEKS PRANIKAH SEBAGAI

MAKNA CINTA PADA MAHASISWA KEBIDANAN


Cinta adalah suatu hal yang tidak akan pernah ada habisnya untuk dibahas di muka bumi
ini. Sejak bumi diciptakan, sudah tidak terhitung berapa banyak kisah cinta yang Passionate
LovedanCompanionate Love. Namun bentuk cinta yang paling sering dipermasalahkan tiap
individu adalah jenis Passionate Love yang disebut juga cinta romantis, dimana objek cintanya
adalah seseorang yang berasal dari jenis kelamin yang berbeda (Calhoun & Acocella, 1990).

Cinta diyakini sebagai salah satu bentuk emosi yang sangat penting bagi manusia
sehingga hampir semua individu pernah mengalami jatuh cinta Walaupun demikian,
pengalaman masing-masing individu ini tentu saja berbeda-beda. cinta romantis ini melibatkan
beberapa emosi. Jika kita berbicara tentang cinta seseorang terhadap orang lain, mungkin
definisi yang tepat adalah yang dikemukakan oleh Robert Heinlein (dalam Masters dkk, 1992)
yaitu cinta adalah suatu kondisi dimana kebahagiaan individu yang dicintai tersebut sangat
penting bagi diri orang yang mencintai.

Pada tahap perkembangan dewasa awal ini, individu mulai membentuk hubungan intim
dengan lawan jenisnya yang salah satu bentuknya adalah hubungan cinta. Para mahasiswa yang
sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi adalah salah satu contohnya. Namun dalam hal ini
terkadang mahasiswa salah menerapkan istilah cinta itu sendiri dengan cara melakukan
hubungan seksual sebelum menikah. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku seksual
yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya.

Sebagian dari tingkah laku tersebut tidak berdampak apa-apa, akan tetapi pada sebagian
perilaku seksual dampaknya cukup serius seperti perasaan bersalah, depresi, marah,
ketegangan mental dan kebingungan, akibat lain yang dapat terjadi diantaranya
terganggunya kesehatan dan risiko kehamilan.

Sebagai individu yang sedang memasuki fase dewasa awal, mahasiswa berada pada
fase usia yang tidak hanya dituntut untuk sekedar lebih meningkatkan kualitas
pengetahuannya, namun juga keterampilan dan kualitas pribadi sebagai bekal untuk hidup
secara mandiri. Pencapaian pendidikan pada jenjang ini, diharapkan memiliki kemampuan
dan wawasan yang lebih luas serta berpeluang untuk memasuki dunia kerja dan hidup
di masyarakat sekaligus memiliki kesiapan untuk hidup berkeluarga. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan (…………………….) mendidik calon
Bidan professional sehingga mahasiswa tersebut bisa berpotensi pada kehidupanya yang akan
datang.

Kampus ini terletak didaerah perkotaan di Jombang dan sebagian besar mahasiswa
nya tinggal dengan kost/kontrak. mahasiswa yang kebanyakan berada jauh dari pengawasan
orang tua karena indekos (tinggal dirumah kontrakan yang tidak ada ibu/bapak pemilik rumah
sewaan), maka perilaku seks pranikah ini menjadi sangat riskan terjadi. Apabila remaja
mendapatkan pengaruh negatif dari luar dan tidak memiliki pertahanan diri yang kuat dapat
terjerumus ke dalam perilaku seksual

Mahasiswa, melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas
tahapan-tahapan tertentu, yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah,
berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama
(sexua intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.

Survey awal yang penulis lakukan dengan mengobservasi dan mewawancarai


mahasiswa terungkap bahwa sebahagian besar mereka telah menjalin hubungan serius
dengan lawan jenis (pacaran). Perilaku mereka dengan lawan jenis ada yang ditunjukkan
langsung tidak sesuai dengan norma etika, susila, dan agama, seperti duduk berduaan di pojok
ruang kuliah saat dosen tidak ada, berfoto mesra (terlihat dari tampilan layar telpon
genggamnya). Fenomena yang sering terlihat adalah mahasiswa putra dan putri berboncengan
motor sambil berpelukan. Adanya anggapan bahwa pacaran dan berciuman adalah wajar
pada remaja.

Berdasarkan fenomena yang ada pada latar belakang diatas, maka masalah umum
penelitian ini adalah "Bagaimana perilaku seks pranikah sebagai pemaknaan cinta pada
mahasiswa kebidanan ……………………..

Tinjauan Pustaka

Perilaku Seksual Pra Nikah

Perilaku seksual pranikah merupakan hubungan fisik yang dilakukan karena adanya motif
seksual dengan lawan jenis ataupun sesama jenis dimulai dari perilaku berkencan, bercumbu,
dan bersenggama sebelum adanya ikatan pernikahan yang dianggap sah secara hukum dan
agama(Rahardjo, 2009 ; Sarwono,2013).Adapun perilaku seksual pranikah menurut teori
Duvall & Miller ( Khairunnisa, 2013 ) terdiri dari touching, kissing, petting, dan kohabitasi,
sedangkan menurut Rahardjo ( 2009 ) perilaku seksual terdiri dari kissing, necking, petting, dan
kohabitasi sehingga dapat disimpulkan perilaku seksual meliputi touching,kissing,necking, petting,
dan kohabitasi yaitu :
a. Touching
Touching merupakan hubungan fisik berupa sentuhan seperti berpegangan tangan,
bergandengan tangan, berpelukan, dan merangkul pasangan ( Khairunnisa, 2013 ).
b. Kissing
Kissing yaitu hubungan fisik berupa kecupan ringan hingga deep kiss. Kecupan ringan
berorientasi pada kecupan di bagian wajah seperti kening, pipi, dan bibir, sedangkan deep
kiss yang sering disebut sebagai French kiss yaitu memasukan lidah ke bagian mulut
pasangan. ( Khairunnisa, 2013 ; Rahardjo, 2009).
c. Necking
Necking merupakan aktivitas kecupan yang dilakukan pada leher pasangan (Rahardjo,
2009).
d. Petting
Petting merupakan aktivitas fisik seperti meraba, menyentuh, dan menempelkan bagian
vital namun tidak ada kontak tubuh secara langsung. Hal ini dilakukan agar dapat
meningkatkan gairah seksual ( Khairunnisa, 2013 ; Rahardjo, 2009)
e. Kohabitasi
Adanya kontak langsung antara penis dan vagina dan terjadi penetrasi ( Khairunnisa, 2013
; Rahardjo, 2009).

Cinta
Teori tentang cinta tidak dapat dilepaskan dari teori tentang rasa suka. Beberapa ahli
psikologi mempunyai pandangan yang berbeda tentang cinta dan rasa suka dan hubungan
diantara keduanya. Teori Stenberg sendiri tentang cinta dan rasa suka dimasukkan ke dalam
golongan Liking as a Kind of Loving(Stenberg, 1988)
1. Perasaan-perasaan Cinta
Pengalaman gejala fisik ketika seseorang jatuh cinta diteliti oleh Sears dkk
(1994),Hendrick & Hendrick (1992). Sedangkan perasaan-perasaan yang muncul ketika
seseorang jatuh cinta diteliti oleh Kanin, Davidson, dan Scheck (dalam Sears dkk,
1994). Selanjutnya Berscheid & Fei (dalam Santrock, 1999) meneliti tentang
emosiemosi yang terlibat ketika seseorang jatuh cinta, baik positif maupun negativf.
2. Perilaku Cinta
Menurut Sears dkk (1994), dalam menilai apakah seseorang mencintai kita, biasanya
kita tidak hanya menyandarkan diri pada kata-katanya tetapi juga pada tindakannya.
Penelitian-penelitian tentang perilaku cinta ini dilakukan oleh Swensen (dalam Sears
dkk, 1994), Rubin (dalam Hendrick & Hendrick, 1992), Dion dan Dion (dalam Bhrem,
1992).
3. Mengapa Seseorang Jatuh Cinta
Banyak penelitian yang berusaha menjelaskan mengapa seseorang jatuh cinta, dan salah
satunya adalah teori assortative mating, yang dikemukakan oleh Sher (dalam Kail dan
Cavanaugh, 1999) yang menyatakan bahwa individu menemukan pasangannya
berdasarkan pada kesamaan masing-masing. Assortative Matingini
terjadi dalam banyak dimensi termasuk agama, sifat-sifat fisik, usia, status
sosioekonomi, inteligensi, ideologi politis. Penjelasan ini didukung oleh penelitian
Hill, Rubin dan Peplau (dalam Wortman, 1999) bahwa semakin mirip kedua pasangan
tersebut, semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap bersama. Kemiripan ini
antara lain dilihat dari segi usia, inteligensi, pendidikan, dan daya tarik fisik.
4. Pengaruh Cinta
Seperti yang dinyatakan oleh Rubin (dalam Hendrick & Hendrick, 1992), bahwa cinta
dapat mempengaruhi cara berpikir, merasa dan bertingkahlaku. Beberapa peneliti
lainnya juga berusaha menjelaskan bagaimana pengaruh cinta ini terhadap kehidupan
individu seperti Hatfield dan Rapson (dalam Santrock, 1999), Berscheid dan Fei (dalam
Santrock, 1999), Berscheid, Burgess, dan Huston (dalam Feldman, 1996), Hendrick &
Hendrick (1992), Bhrem (1992).

Mahasiswi
Mahasiswa adalah individu yang telah menyelesaikan Sekolah Menegah Atas dan
memasuki Perguruan Tinggi. Secara khusus, bila individu tersebut seorang perempuan maka
akan disebut mahasiswi.. Pada tahap ini, mahasiswa/mahasiswi memasuki tahap akhir dari
perkembangan remaja akhirnya dan memasuki awal dari tahap perkembangan dewasa awalnya
(Erickson, 1999)
Bloom, (dalam Putrini, 2000) menyatakan bahwa mahasiswa/mahasiswi memiliki
berbagai permasalahan dan salah satunya adalah masalah yang berkaitan dengan perkuliahan
itu sendiri. Kehidupan mahsiswa/mahasiswi penuh dengan tekanan disebabkan adanya batas
waktu untuk mengumpulkan tugas, nilai-nilai ujian yang harus memenuhi standar kampus
ataupun tugas akhir.
Selain penyesuaian dengan masalah pendidikan yang dihadapinya,mahsiswa/mahasiswi yang
berada pada tahap perkembangan dewasa awal tetap saja mempunyai masalah dalam hubungannya
sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, mereka mengalami apa yang disebut dengan
perkembangan psikososial, yang salah satunya adalah dengan membentuk hubungan intim dengan
lawan jenis melalui hubungan cinta (Papalia, 2000).

Metode Penelitian
Melihat masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif
dipandang lebih sesuai untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku seks pranikah sebagai
makna cinta pada mahasiswi kebidanan …………..
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Moleong (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk memahami fenomena yang dialami oleh partisipan penelitian (misalnya
perilaku, motivasi, dan tindakan). Hal ini dipahami secara holistik dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks alamiah menggunakan berbagai metode
alamiah. Menurut Moleong (2011), fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang
berfokus pada pengalaman-pengalaman manusia dan interpretasi-interpretasi dunianya.
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara, dan
ditambah dengan alat bantu tape recorder(alat perekam), pedoman wawancara, lembar
observasi dan catatan responden.
Responden penelitian ini adalah mahasiswi …………... yang sedang jatuh cinta. Pada
tahap awal dilakukan wawancara singkat untuk mengetahui apakah individu tersebut sedang
jatuh cinta. Sedangkan prosedur pengambilan responden dengan menggunakan metode
Pengambilan Subjek Berdasarkan Teori, atau Berdasarkan Konstruk Operasional. Pada
dasarnya, jumlah responden dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan secara tegas di
awal penelitian (Poerwandari, 2001).

REFERENSI
Bhrem, Sharon. S. (1985). Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc

Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan
Kemanusiaan. Edisi 3. New York: McGraw-Hill, In

Feldman, Robert. S. (1996). Understandign Psychology. Fourth Edition. New York:


McGrawHill, Inc.

Hendrick, S.S., & Hendrick, C. (1992). Liking Loving and Relating. Second Edition. California:
Wadsworth, Inc

Kail, R.V., & Cavanaugh, J.C. (1991). Human Development A Life Span View. Stanford:
Thom Son Learning, Inc

Khairunnisa.Ayu. ( 2013 ). Hubungan religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah remaja diman 1 samarinda.eJournalPsikologi, 1,(2), 220-229

Masters, W.H. dkk. (1992). Human Sexuality. Fourth Edition. New York: HarperCollinns
Publisher Inc

Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2000). Human Development. Eight Edition. New
York: McGraw-Hill Companies

Poerwandari, E.K. (2001). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Cet 1. Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI

Putrini, Alfatiane. (2002). Pengambilan Keputusan Untuk Menikah dan Tidak Menikah Saat
Masa Kuliah Pada Mahasiswi. Depok: Fakultas Psikologi UI

Rahardjo, Wahyu.(2009). Sikap terhadap tipe cinta eros dan ludus , fantasi erotis, dan perilaku
seks pranikah pada mahasiswa pria yang sudah pernah berhubungan seks. Jurnal
Psikologi Indonesia, VI, (2), 97-106.

Santrock, J.W. (1999). Life-Span Development. Seventh Edition. New York: McGraw-Hill
Companies

Sears, D. O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A. (1994). Psikologi Sosial. Jilid 1. Edisi 5. Jakarta:
Erlangga

Stenberg, R.J. (1988). The Triangle of Love. New York: Basic Book, Inc
Wortman, C & Loftus, E. (1999). Psychology. New York: McGraw-Hill Companies
(http://www.kawankuonline.com/artikel/30/edisi28/psikologi1.asp?subemenu=artikel)

Anda mungkin juga menyukai