PADA REMAJA”
Dosen Pengampu : Bernita Silalahi, S.Pd., S.Kep., M.Kes
A. Definisi Stress
Stress adalah sebuah tekanan psikologis dan fisik yang bereaksi ketika. menghadapi
situasi yang dianggap berbahaya, dengan kata lain, stress merupakan cara tubuh anda
menanggapi jenis tuntunan, ancaman, atau tekanan apapun. ketika merasa terancam, sistem
saraf anda merespon dengan melepaskan aliran hormn stress, antara lain hormone adrenalin
dan kortisol. kedua hormone ini dapat memunculkan suatu reaksi pada ubuh anda, antara lain
jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas
jadi lebih cepat. reaksi ini disebut fiht-or-flight alias respon stress. Stres menurut Bartsch dan
Evelyn (2015, dalam Nur Kholidah, Enik & Asmadi alsa 2012) adalah ketegangan, beban
yang menarik seseorang dari segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat menghadapi
tuntutan atau harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk mengatasi atau
mengelola hidup.
Menurut Sinaga (2005) stress merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan
atau tertekan baik secara fisik maupun psikis yang mengganggu individu sebagai akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan individu dengan tuntutan lingkungan
yang ada dan individu merasakannya sebagai suatu gangguan psikologis yang meliputi
perasaan tertekan, ketegangan dan kecemasan yang muncul sebagai reaksi adanya rasa
terancam.
• Emosi
Emosi yang berubah-ubah dari positif ke negative dan sebaliknya. Gangguan mental
ini adalah pergantian terus-menerus antara emosi sangat positif seperti riang gembira,
senang dan sebagainya dan emosi sangat negatif (depresif) seperti murung, sedih, ingin
menangis dan sebagainya,
Dengan perkataan lain penderita fobia masih bisa mengontrol ketakutannya dengan
cara menghindari objek yang ditakutinya tersebut, maka diagnosis yang lebih tepat adalah
gangguan kecemasan (anxiety disorder). Sekarang para ahli menduga bahwa fobia
disebabkan oleh kombinasi antara faktor bakat, keturunan dan pengalaman tertentu
(biasanya pengalaman traumatis).
C. Sumber- Sumber Stres Pada Remaja
Stres pada remaja adalah respons fisik, emosional, dan psikologis terhadap tekanan
atau tuntutan yang dialami selama masa remaja. Sumber stres pada remaja bisa bervariasi,
termasuk:
• Akademik: Tekanan dari tugas sekolah, ujian, dan ekspektasi orang tua atau guru.
• Sosial: Masalah dalam hubungan teman sebaya, tekanan untuk menjadi sosial, atau
konflik dengan keluarga.
• Fisik: Perubahan tubuh, kesehatan fisik, atau olahraga yang kompetitif.
• Stres Lingkungan: Masalah lingkungan, seperti keuangan keluarga, perubahan tempat
tinggal, atau bencana alam.
• Teknologi: Teknologi dan media sosial dapat menciptakan stres melalui perbandingan
sosial dan eksposur berlebihan terhadap informasi negatif.
• Kekhawatiran Masa Depan: Kecemasan tentang masa depan, seperti pilihan karier dan
masuk perguruan tinggi.
• Konflik Identitas: Upaya mencari jati diri, identitas seksual, atau nilai-nilai pribadi.
D. PENGGOLONGAN STRES
Selye (dalam Rice, 1992) menggolongkan stres menjadi dua golongan. Penggolongan
ini didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialaminya :
1. Distress (stres negatif) Selye menyebutkan distress merupakan stres yang merusak
atau bersifat tidak menyenangkan Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana
individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir. atau gelisah. Sehingga individu
mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan
untuk menghindarinya.
2. Eustress (stres positif) Selye menyebutkan bahwa castress bersifat menyenangkan dan
merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson (dalam Rice, 1992)
mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif
yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental,
kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan
motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.