Disusun:
Nurul Kholila
230020301005
A. Komprehensivitas Buku
3) Hati Nurani
Kant berbicara hati nurani sebagai sebuah kesadaran
akan kebaikan yang bersifat mutlak, sehingga mengikuti hati
nurani merupakan pelaksanaan moral sebagai pemenuhan
perintah tanpa syarat. Bertindak sesuai hati nurani
merupakan realisasi kebaikan tertingi.
4) Ilmu pengetahuan
Menurut Kant, ilmu pengetahuan merupakan
pertanyaan mengenai apa yang dapat diketahui manusia.
Ada tiga unsur yang diisyaratkan ilmu pengetahuan yakni
pengalaman, akal budi, dan rasio.
c. Etika habermasian
Habermas mengembangkan etikan Kantian dalam
konteks yang baru yaitu menekankan pada kebebasan manusia
yang dalam etika Kantian menjadi prinsip regulative untuk
bertindak moral.
1) Kebebasan ilmu pengetahuan
2) Paradigma komunikasi
3) Kemandirian professional
4) Etika umum
5) Etika khusus
6) Kode etik profesi
7) Komisi etika
Buku ini berbicara mengenai cara pandang filsafat terhadap
metodologi ilmu pengetahuan dalam perspektif ontologis, epistemologis
dan etis serta terobosan dalam praksis ilmu pengetahuan dewasa ini.
Persoalan ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah persoalan ontologi,
yaitu bagaimana menjelaskan hakikat kenyataan dalam konteks empiris-
positivistik yang menekankan [ada objektivitas pengetahuan. sedangkan,
historis-kontekstua yaitu menekankan pengetahuan sebagai sebuah
penemuan yang tersituasi oleh suatu konteks histori.
Dengan penyatuan metode verifikasi dan intepretasi persoalan ilmu
pengrtahuan sebagai masalah ontologis bergeser dari masalah
metodologi menjadi masalah epistemology. Hal ini dikarenakan bukan lagi
hakikat kenyataan yang dipertanyakan melainkan batas kemungkinan
manusia mengenai kenyataan problem ilmu pengetahuan yang harus
dipecahkan. Empiris diterima sebagai titik tolak pengetahuan. Klaim
empiris mengenai data empiris dapat dibenarkan sejauh rasionalitas
menyusunnya secara kritis menjadi pengetahuan yang rasional.
C. Kesimpulan
Tidak ada jenis imu pengetahuan yang lebih baik dan tidak ada
metode yang lebih unggul. Setiap cabang ilmu memiliki kekhasan dalam
merumuskan pengetahuan ilmiah melalui sebuah metode yang khas. Etika
ilmu pengetahuan membantu membuka wawasan ilmuwan untuk
menghargai dan menerima kebenaran sesungguhnya sebagai nilai
fundamental. Dimensi etis membuka ruang kebebasan ilmu pengetahuan
untuk melaukan terobosan, yaitu penetrasi dan pengembangan. Penetrasi
untuk mengakhiri yang tidak berguna lagi, dan pengembangan cara baru
ke tingkat praksis ilmu pengetahuan. Artinya, membuka ruang emansipasi
bagi siapa saja untuk terlibat dalam tata kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi secara bebas dan adil.
Buku ini berhasil menjelaskan secara intensif, ekstensif, dan
komprehensif mengenai pengertian ilmu pengetahuan, filsafat ilmu dan
filsafat ilmu pengetahuan. Penulis menceritakan secara detail pada setiap
bab terhadap perkembangan dari ontologi menuju epistemology lalu dari
epistemology ke etika dan sejarah lahirnya teori dan metode dalam filsafat
ilmu. Pada setiap bagan bab terdapat pendahuluan mengenai isi yang
akan dibahas pada bab tersebut. Akhirnya penulis mengakhiri buku
dengan menuangkan hasil pemikiran ke dalam tulisan pada bab akhir.
Penulis juga melengkapi buku dengan kamus singkat (indeks) yang dapat
membantu pembaca memahami dan mengartikan kata-kata ilmiah.