Proposal Skripsi
Disusun Oleh :
DESTA FITRIA
NPM : 2121020032
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
TAHUN 1445 H/ 2023
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul.....................................................................................1
B. Latar BelakangMasalah..........................................................................3
C. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah............................................7
D. Fokus dan Sub Fokus Penelitian............................................................7
E. Rumusan Masalah..................................................................................8
F. Tujuan Penelitian...................................................................................8
G. Manfaat Penelitian.................................................................................9
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan............................................9
I. Metode Penelitian.................................................................................14
J. Kerangka Teori.....................................................................................18
K. Sistematika Pembahasan......................................................................27
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................29
OUTLINE SEMENTARA...........................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Langkah awal agar tidak lepas dari pembahasan yang dimaksud dan menghindari
penafsiran yang berbeda atau bahkan salah dikalangan pembaca maka perlu adanya
penjelasan dengan memberikan arti beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi
Dalam Menertibkan Alat Praga Kampanye Partai Politik Sesuai Dengan Peraturan Daerah
Kota Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2018 Pasal 65 Tentang Tertib Peran Masyarakat
melaksanakan undang-undang.2
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008),
157.
2
Muhammad Iqbal, Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta; Kencana,2014), 158.
3
Trisnani, “Peran KIM Daerah Tertinggal dalam Memanage Informasi untuk Meningkatkan Pengetahuan dan
Keterampilan Masyarakat Sekitar”, Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, Vol 6, No. 1, (2017): 32.
doi:10.31504/komunika.v6i1.987.
iii
hukum namun ia bukan seseorang penasihat hukum (yang professional) dan ia
tertentu untuk mencapai sebuah tujuan kegiatan dimana untuk mencapai tujuan
6. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum
Maka berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengkaji tentang “Tinjauan Siyasah
B. Latar Belakang
Pada masa pra-Islam pemberi bantuan jasa hukum belum memiliki sistem peradilan
yang teroganisir, setiap ada persengketaan mengenai hak milik, hak waris, dan hak-hak
lainnya seringkali diselesaikan melalui bantuan juru damai atau wasit yang ditunjuk oleh
masing-masing pihak yang berselisih. Mereka yang ditunjuk pada waktu itu sebagai
4
Mulyana W. Kusumah, 1991, Paralegal dan Akses Masyarakat terhadap Keadilan, (Jakarta: YLBH,1991), 27.
5
Ardina Prafitasari, “Organisasi Kepemudaan yang Efektif dan Efisien dalam Meningkatan Partisipasi Masyarakat
Desa Darungan Kecamatan Wlingi”, Jurnal Translitera, Vol. 4, No. 4, (2016): 36,
https://doi.org/10.35457/translitera.v4i2.351.
6
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Bantuan Hukum.
iv
mediator adalah orang yang memiliki kekuatan supranatural dan orang yang mempunyai
Perkembangan pemberian bantuan atau jasa hukum pra-Islam yang terjadi di Arab,
bantuan hukum sesudah agama Islam menjadi agama resmi di daratan negara Arab.8
Pada waktu Islam datang dan berkembang yang dibawa oleh Nabi Muhammad,
praktek pemberian jasa bantuan hukum terus berjalan dan dikembangkan sebagai alternatif
penyelesaian sengketa dengan memodifikasi yang pernah berlaku pada masa pra-Islam.
Hal-hal yang bersifat takhayul dan syirik mulai dieliminir secara bertahap dan disesuaikan
dengan Al-Qur’an dan Hadits. Pada prakteknya, Nabi Muhammad dalam memberikan
bantuan jasa hukum kepada umatnya terkadang berperan sebagai advokat, konsultan
Perkembangan pemberian bantuan jasa hukum ini lebih berkembang pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab yang mulai melimpahkan wewenang peradilan kepada
pihak lain yang memiliki otoritas untuk itu. Lebih daripada itu Umar bin Khattab mulai
peradilan. Selain adanya lembaga arbitrase dengan sebaik-baiknya agar mampu menjadi
lembaga alternatif tempat penyelesaian sengketa bagi umat. Bahkan Umar bin Khattab
ditujukan kepada seorang qadiy, Abu Musa Al-Asy’ariy. Salah satu prinsip yang
7
A. Rahmat Rosyadi dan Sri Hartini, Advokat dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2003), 36.
8
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 152.
9
Rahmat Rosyadi dan Sri Hartini, , Advokat dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2003), 36-37.
10
Ibid., 37-38.
v
Awal mula bantuan hukum di Indonesia diatur dalam Pasal 250 HIR mengatur tentang
bantuan hukum bagi terdakwa dalam kasus-kasus tertentu, yaitu kasus-kasus yang
diancam dengan pidana mati dan/atau penjara seumur hidup, meskipun dalam prakteknya
pasal ini lebih memihak kepada Belanda daripada Indonesia. Dan ahli hukum yang terpilih
wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma. Meski terbatas, HIR dapat
dimaknai sebagai awal dari pelembagaan bantuan hukum dalam hukum positif Indonesia.
Sebelum adanya hukum acara, peraturan HIR masih berlaku. Pada tahun 1970, disahkan
Adnan Buyung Nasution, H.H. Dalam Kongres Peradin III tahun 1969 dikemukakan
gagasan perlunya pendirian Lembaga Bantuan Hukum, yang dalam Kongres tersebut
dengan pendirian LBH Jakarta, yang kemudian diikuti dengan pendirian LBH lainnya di
seluruh Indonesia. Belum lagi, organisasi politik, serikat pekerja dan universitas juga ikut
serta dalam pembentukan LBH seperti LBH Trisula, LBH MKGR, LBH Kosgoro dll.
Ketika LBH-LBH ada di seluruh Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
secara bersama-sama dalam satu koordinasi agar kegiatan bantuan hukum dapat
persamaan dihadapan hukum seperti yang tertuang dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-
Undang Dasar 1945 disebutkan “Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya dalam
11
Pandu Akram, “Bantuan Hukum: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Hak dan Kewajibannya”, Gramedia.com,
2021, https://www.gramedia.com/literasi/bantuan-hukum/.
12
Ibid.
vi
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Salah satu upaya untuk
mewujudkan keadilan atau kesamaaa kedudukan dalam hukum yaitu dengan adanya
bantuan hukum bagi setiap warga negara yang terlibat dalam kasus hukum. Menurut
Soerjono Soekanto, bantuan hukum pada pokoknya memiliki arti bantuan hukum yang
diberikan oleh para ahli bagi warga masyarakat yang memerlukan untuk mewujudkan hak-
Bantuan hukum bagi kalangan ekonomi atas dapat menunjuk advokat jika dibutuhkan
untuk membela kepentingannya, sedangkan bagi kalangan ekonomi kebawah yang tidak
memiliki kemampuan secara materil tidak mampu menunjuk advokat sebagaimana yang
dilakukan oleh kelompok yang memiliki kemampuan secara ekonomi. Menjamin hak
kewajiban dari negara. Hal ini sebagai konsekunesi logis dan pengakuan negara yang
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Kemudian dalam Pasal 34 ayat (11) UUD 1945 menegaskan “Fakir miskin
dan anak-anak yang telantar dipelihara oleh Negara”. Hal ini secara ekstensif dapat
Negara Indonesia adalah negara hukum. Dalam negara hukum, negara mengakui dan
melindungi hak asasi manusia bagi setiap individu termasuk hak atas Bantuan Hukum.
Pemberian bantuan hukum kepada setiap warga negara merupakan upaya yang dilakukan
untuk memenuhi akses keadilan sebagai wujud implementasi negara hukum yang
bercirikan mengakui dan melindungi serta menjamin hak asasi warga negara akan
13
Angga dan Ridwan Arifin, “Penerapan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu Di Indonesia”, Diversi
Jurnal Hukum, Vol 4, No 2, (2018): 219, doi: 10.32503/diversi.v4i2.374
14
Ibid., 220.
vii
kebutuhan akses terhadap keadilan (access to justice) dan kesamaan di hadapan hukum
(equality before the law). Jaminan pemenuhan hak atas bantuan hukum merupakan hak
konstitusional yang belum sepenuhnya dapat di akses oleh masyarakat miskin terutama di
bermasyarakat dan bernegara, peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang bebas,
mandiri dan bertanggungjawab melalui jasa hukum yang diberikan, advokat menjalankan
advokat sehingga advokat dijuluki sebagai officium nobile atau nobel profession, artinya
profesi yang mulia dan terhormat. Hal ini karena advokat diwajibkan melakukan
pembelaan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang ras, warna kulit,
agama, budaya, sosio-ekonomi, kaya atau miskin, keyakinan politik, gender dan ideologi.15
Kendala advokat dalam menjalani profesinya sebagai officium nobile atau nobel
profession yaitu ketika advokat melakukan pembelaan berdasarkan acces to justice dan
equality before the law mengalami kekurangan advokat didalam lembaga bantuan hukum,
merujuk pada Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 5 tahun 2020 tentang
bantuan hukum pasal 8 ayat 2 yang menyatakan “Dalam hal jumlah Advokat yang
terhimpun dalam wadah Pemberi Bantuan Hukum khusus untuk Non Litigasi tidak
memadai dengan banyaknya jumlah Penerima Bantuan Hukum, Pemberi Bantuan Hukum
dapat merekrut paralegal, dosen dan mahasiswa fakultas hukum”.16 Dengan demikian
15
Ade Irawan Taufik, “Sinergisitas Peran dan Tanggung Jawab Advokat dan Negara Dalam Pemberian Bantuan
Hukum Cuma-Cuma”, Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, (2013): 49, http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v2i1.81
16
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Bantuan Hukum.
viii
nomor 5 tahun 2020 tentang bantuan hukum membutuhkan pengetahuan tentang advokasi
masyarakat.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik dan optimis untuk
melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Siyasah Tanfidziyah terhadap peran Paralegal
2020 tentang Bantuan Hukum (studi di kantor LKBH SPSI Provinsi Lampung).
1. Identifikasi Masalah
dengan baik dan benar dalam menemukan masalah. Identifikasi masalah yang
dimaksud adalah untuk menunjukkan adanya masalah secara jelas, akurat dan
identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai peran
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam
maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang dikaji di dalam
penelitian ini adalah masalah yang diteliti mengenai Tinjauan Siyasah Tanfidziyah
1. Fokus penelitian merupakan penetepan area spesifik yang akan diteliti. Penelitian
ini dilakukan di Kantor Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Serikat Pekerja
ix
Seluruh Indonesia Provinsi Lampung, penelitian ini berfokus pada peran paralegal
2. Sub Fokus penelitian ini yaitu bagaimana tinjauan Siyasah Tanfidziyah terhadap
E. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
antara lain:
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 5 tahun 2020 tentang Bantuan
Hukum.
x
G. Manfaat Penelitian
Manfaat secara teoritis, penulis melakukan penelitian ini dengan harapan mampu
Bandar Lampung nomor 5 tahun 2020 tentang Bantuan Hukum, serta sebagai bahan
referensi dan literatur yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian berikutnya.
dan manfaat bagi penulis guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait
penelitian yang dibahas serta untuk memenuhi syarat wajib bagi mahasiswa dalam
meraih gelar Sarjana Hukum di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Kepada Masyarakat (Studi di Wilayah Hukum Kota Malang)” dalam skripsi ini
keadilan bagi setiap orang terutama orang miskin atau tidak mampu agar
karena sejauh ini belum ada aturan yang khusus mengatur tentang paralegal terkait
tugas, pokok dan fungsi paralegal. Peran paralegal secara litigasi masih belum
bisa dilakukan karena para penegak hukum dari kejaksaan dan pengadilan belum
xi
bisa memberikan akses kepada paralegal, secara non-litigasi paralegal sangat
tahun 2013. Paralegal untuk dapat beracara haruslah ada perubahan terhadap
yang sama terkait peran paralegal dalam pemberian bantuan hukum. Namun
perbedaanya penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah pada penelitian ini
mambahas peraturan daerah nomor 5 tahun 2020 tentang bantuan hukum terkait
2. Skripsi karya Yanuar Rahmat N Sitanggang dengan judul “Peran Paralegal Dalam
dalam skripsi ini membahas Pemberian bantuan hukum merupakan suatu hak bagi
Anak yang berhadapan dengan hukum. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
Pidana Anak. Seorang anak yang tersangkut dalam suatu perkara pidana berhak
untuk menunjuk dan menghubungi sarta meminta bantuan dari Penasihat Hukum
17
Muhammad Berkah Aulia, “Implementasi Pasal 9 Huruf (A) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang
Bantuan Hukum Terkait Peran Paralegal Dalam Memberikan Bantuan Hukum Secara Litigasi Dan Non-Litigasi Kepada
Masyarakat”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang, 2017).
18
Yanuar Rahmat N Sitanggang, “Peran Paralegal Dalam Melakukan Pendampingan Hukum Terhadap Anak Yang
Berkonflik Hukum”, (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2018), 68.
xii
yang sama terkait peran paralegal dalam pemberian bantuan hukum. Namun
perbedaanya penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah pada penelitian ini
3. Skripsi karya Mohamad Randy Isman dengan judul “Implikasi Peranan Paralegal
masyarakat luas agar bisa terhindar dari berita bohong yang tersebar di media
sosial, tidak sebagai paralegal secara profesi karena untuk menjadi seorang
terdahulu ialah pada penelitian ini fokus pada pemembahasan peran paralegal
4. Jurnal karya Neo Adhi Kurniawan dengan judul “Peran Paralegal Dalam
19
Mohamad Randy Isman, “Implikasi Peranan Paralegal Terhadap Penanggulangan Berita Bohong (Hoax) Sebagai
Bentuk Civic Engagement”, (Universitas Pendidikan Indonesia, 2019), 120.
xiii
bidang hukum kepada masyarakat luas sampai dengan tahap penyidikan di
kepolisian, karena warga desa yang dilatih akan mendapatkan sertifikasi yang
legal dan diakui oleh instansi pemerintah. Pengabdian kepada masyarakat ini
Normatif yaitu pendekatan yang didasarkan kepada norma, nilai, hukum dan
seperti terbantuknya komunitas paralegal desa yang bisa saling bertukar pikiran
terkait masalah hukum serta solusi apa yang dapat diberikan, semakin
terdahulu ialah pada penelitian ini memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi
20
Neo Adhi Kurniawan, “Peran Paralegal Dalam Perlindungan Serta Pemenuhan Hak Hukum Masyarakat” .
Jurnal Praksis dan Dedikasi (JPDS),Vol.3,No.1 (2020): 28, http://dx.doi.org/10.17977/um032v3i1p28-33
xiv
5. Jurnal karya Jeffry Latumahina “Analisis Peran Paralegal Dalam Implementasi
Hukum Prisma Nusa Consulting Kota Jakarta Pusat)” dalam jurnal ini membahas
tentang perkembangan teknologi yang begitu masif karena Revolusi Industri 4.0.
satu bentuk revolusi teknologi tersebut hadir dalam bentuk aplikasi Pendaftaran
secara elekronik yang antara lain meliputi pembayaran secara online, input berkas,
pemanggilan sidang secara online, dan persidangan secara online. Saat ini, untuk
beberapa persyaratan yang harus diinput melalui aplikasi e-court bahkan dapat
dilaksanakan oleh tenaga paralegal yang tidak berlatar belakang lulusan fakultas
hukum. Staf paralegal yang bukan lulusan fakultas hukum ini sangat membantu
ini adalah untuk mengetahui apa saja peran paralegal dalam implementasi
perbedaanya penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah pada penelitian ini
membahas peran paralegal di kantor hukum PNC memiliki posisi penting dalam
xv
input data yang di perlukan dalam proses administrasi pendaftaran perkara secara
I. Metode Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, optimal dan maksimal maka
relevansi baik topik permasalahan yang akan diteliti maupun kemampuan dari penyusun
dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, kaitannya dengan penelitian ini
berikut.
a. Jenis Penelitian
lapangan, penelitian dilakukan langsung pada objeknya 21. Dalam hal ini penulis
b. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian Sifat dari penelitian ini yaitu deskriptif analisis karena dalam
xvi
2. Sumber Data
a. Data Primer
dokumentasi dan wawancara. Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada advokat dan paralegal yang ada di LKBH SPSI Provinsi
Lampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber informasi yang menjadi bahan penunjang dan
a. Populasi
objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti, yang
dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa dan lain-lain yang di dalamnya
23
Susiadi, Metodologi Penelitian., (Bandar Lampung, Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M Institusi Agama
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2015), 95.
xvii
kemudian dapat ditarik kesimpulan24. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
b. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan bagian dari populasi
sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Pada
penelitian ini, cara pengambilan sampel ini ditentukan dengan metode purposive
sampling yaitu sampel yang terpilih dengan cermat sehingga relevan dengan
penelitian25. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu Paralegal yang
berperan sebagai pemberi bantuan hukum pada Kantor LKBH SPSI Provinsi
Lampung.
a. Wawancara
peneliti ambil.
b. Dokumentasi
atau “mencari data mengenai hal-hal atau sesuatu yang berkaitan dengan masalah
24
Serdermayanti, Hayati, Syarifudin, Metodologi Penelitian, (Bandung: Manjang Maju, 2002), 34.
25
Ibid.
26
Susiadi, Metodologi Penelitian., (Bandar Lampung, Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M Institusi Agama
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2015), 107.
xviii
variabel yang berupa dokumen, transkip, surat kabar, majalah, jurnal, catatan
serta buku-buku yang ada yang ada hubungannya dengan tema penelitian.
Adapun dalam penelitian ini metode dokumentasi yang penulis gunakan untuk
a. Editing, yaitu pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, yang
Kegiatan ini dilakukan untuk mengoreksi suatu data sudah benar atau relevan
b. Coding (Penandaan Data) yaitu memberikan catatan atau tanda yang menyatakan
jenis sumber data, pemegang hak cipta, atau urutan rumusan masalah.
sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah”, yang dimaksud dalam hal ini
yaitu, mengelompokkan data secara sitematis data yang sudah diedit dan diberi
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca, data yang telah dikumpulkan di analisa secara kualitatif dengan
27
Emzir, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Bandung: PT Grafindo Persada, 2010), 56.
28
Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2004).
xix
pengetahuan yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan khusus. Teknik
ini dilakukan dengan cara meneliti peraturan yang ada dan dikaitkan dengan situasi
Daerah Kota Bandar Lampung nomor 5 tahun 2020 tentang Bantuan Hukum.
J. Kerangka Teori
mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal itu diungkapkan sebagai berikut:
kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk atas dasar yang telah ditetapkan.
2. Kaidah hukum berlaku secara apabila kaidah sosiologis, tersebut efektif. Artinya,
diterima oleh warga masyarakat atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari
masyarakat.
3. Kaidah hukum berlaku secara filosofis, yaitu sesuai dengan cita hukum sebagai
Kaidah hukum jika dikaji secara mendalam, agar hukum itu berfungsi maka
setiap kaidah hukum harus memenuhi unsur-unsur yuridis, sosiologis, dan filosofis,
sebab bila kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis, ada kemungkinan kaidah itu.
29
Nur Fitryani Siregar, Efektivitas Hukum, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kemasyarakatan, Vol. 18, No. 2, (2018): 6-
15, https://ejournal.stai-br.ac.id/index.php/alrazi/article/view/23.
xx
b. Faktor penegak hukum
atau law enforcement. Bagian-bagian itu law enforcement adalah aparatur penegak
hukum yang mampu memberikan kepastian, keadilan, dan kemanfaat hukum secara
penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum, sedangkan aparat penegak
hukum dalam arti sempit dimulai dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, penasehat
UU.
kemasyarakatan. Kedudukan tersebut merupakan peranan atau role, oleh karena itu
hak merupakan wewenang untuk berbuat dan tidak berbuat, sedangkan kewajiban
adalah beban atau tugas. Suatu peranan tertentu dapat di jabarkan dalam unsur- unsur
sebagai berikut : (1) peranan yang ideal / ideal role ; (2) peranan yang seharusnya /
expected role; (3) peranan yang dianggap oleh diri sendiri / perceived role; dan (4)
dan aparatur penegak hukum, menurut Jimmly Asshidiqie elemen tersebut, yaitu :
(1) istitusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan prasarana
xxi
(2) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai
yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum
aspek itu secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan keadilan secara
oleh penegak hukum di atas dijumpai beberapa halangan yang disebabkan oleh
hukum dalam melakukan penegakan hukum tersebut dapat diatasi dengan cara
mendidik, membiasakan diri untuk mempunyai sikap-sikap antara lain : sikap terbuka,
senantiasa siap menerima perubahan, peka terhadap masalah yang terjadi, senantiasa
mempunyai informasi yang lengkap, oreentasi ke masa kini dan masa depa,
percaya pada kemampuan iptek, menyadari dan menghormati hak dan kewajiban,
xxii
berpegang teguh pada keputusan yang diambil atas dasar penalaran dan perhitungan
yang mantab.
mencapai tujuan. Ruang lingkupnya terutama adalah sarana fisik yang berfungsi
berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan
yang cukup dan sebagainya. Jika fasilitas pendukung tidak terpenuhi maka mustahil
bagi kepastian dan penanganan perkara-perkara bagi advokat dan paralegal, sehingga
tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut tidak akan mungkin penegak hukum
menyerasikan peranan yang seharusnya dengan peranan yang aktual, maka untuk
sarana atau fasilitas tersebut sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Faktor ketiga yaitu faktor sarana atau fasilitas yang membantu penegakan
penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar tanpa adanya sarana atau fasilitas
yang memadai. Fasilitas atau sarana yang memadai tersebut, antara lain, mencakup
xxiii
tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan
yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya. Kalau hal itu tidak terpenuhi
maka mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya. Kita bisa bayangkan
pendidikan yang tidak memadai, memiliki tata kelola organisasi yang buruk, di
d. Faktor masyarakat
3. hukum diartikan sebagai norma atau kaidah, yakni patokan perilaku pantas
yang diharapkan.
xxiv
mengenai pengertian perundang-undangan bisa terlalu luas atau bahkan tewrlalu
sempit. Selain itu mungkin timbul kebiasaan untuk kurang menelaaah bahwa
dalam kadar tertentu. Perubahan tersebut dapat dilakukan memlalui penerangan atau
e. Faktor kebudayaan
nilai-nilai yang menjadi inti dari kebudayaan spiritual atau non material.
Soerdjono Soekamto , bahwa sebagai suatu sistem (atau subsistem dari sistem
Struktur menyangkup wadah atau bentuk dari sistem tersebut yang, umpamanya,
(sistem) hukum pada dasarnya mencangkup nilai-nilai yang mendasari hukum yang
dianggap baik (hingga dianuti) dan apa yang diangap buruk (sehingga dihindari).
keadaan estrim yang harus diserasikan. Pasangan nilai yang berperan dalam hukum
xxv
2. Nilai jasmaniah/kebendaan dan nilai rohaniah/seakhlakan
diharapkan terjalin hubungan timbal balik antara hukum adap dan hukum positif di
mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat supaya hukum
adanya keserasian antar kedua nilai tersebut akan menempatkan hukum pada
tempatnya.
2. Siyasah Tanfidziyah
dan kemaslahatan serta mengatur keadaan yang sesuai dengan prinsip Islam,
meskipun mengenai pengaturan persoalan tersebut tidak ada dalil khusus yang
mengaturnya”.30
Kata Tanfidziyah adalah bagian dari fiqh siyasah yang membahas mengenai
eksekutif.
tanfidziyah merupakan suatu ilmu tatanegara dalam islam yang membahasa mengenai
30
Majar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah: Doktrin Dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta; Erlangga,2009), 2.
xxvi
Lampung memiliki kewewenangan untuk menjabarkan dan mengaktualisasikan
peraturan daerah yang telah dirumuskan tersebut. Pelaksana tertinggi kekuasaan ini
adalah bagian dari suatu perintah yang sangat penting dan dapat menjadikan suatu
ladang amal yang sangat besar sehingga dapat menghasilkan sebuah pahala. Syariat
islam merupakan hukum islam yang diciptakan oleh allah demi untuk mewujudkan
dilakukan secara amanah, jujur, obyektif dalam menegakan kebenaran dan keadilan,
harus sesuai dengan konteks saat mengontrol yang baik maupun yang salah serta
Dalam Al-Quran diketahui banyak sekali ayat yang dijadikan landasan hukum
bagi perumusan konsep Paralegal dan bantuan hukum. Salah satunya adalah QS. Al-
Nisâ’ ayat 35 yang banyak dijadikan dasar bagi perumusan konsep hakam dalam
penegakan hukum.
َو ِاْن ِخ ْفُتْم ِش َقاَق َبْيِنِهَم ا َفاْبَع ُثْو ا َح َك ًم ا ِّم ْن َاْهِلٖه َو َح َك ًم ا ِّم ْن َاْهِلَهاۚ ِاْن ُّيِرْيَدآ ِاْص اَل ًحا ُّيَو ِّفِق ُهّٰللا َبْيَنُهَم ا
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
dapat dilakukan oleh tiga jasa hukum, yakni: al-hakâm, al-muftî dan al-mushâlih al- ‘alaih,
yang memiliki kesamaana fungsi dengan advokat, pengacara, arbiter, konsultan atau
penasehat hukum yang berperan memberikan jasa hukum. Secara umum, fungsi mereka
adalah memberikan nasihat atau bantuan jasa hukum kepada para pihak agar mereka saling
melaksanakan kewajiban dan mengembalikan haknya kepada pihak lain secara ishlah dan
musyawarah sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Nisâ’ ayat 35 dan QS. al-Hujurât ayat
5931.
syariat Islam telah menempatkan manusia unruk melakukan pemenuhan hak, hukum dan
keadilan untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
samping kewajiban yang harus ditunaikan tersebut, ajaran Islam juga menyatakan bahwa
juga memiliki kedudukan suci yang harus dijaga dan dipelihara, dengan cara memperkuat
rasa tanggung jawab setiap anggotanya, dan mengisinya dengan saling mencintai dan saling
menghormati.
3) Pada tingkatan yang lebih luas, yang menjadi sasaran hukum Islam adalah masyarakat.
Islam menegaskan bahwa sebuah masyarakat hanya akan terbentuk dari gugusan keluarga.
Demi menjaga eksistensi sebuah masyarakat, Islam memberikan beberapa pilar hukumnya,
31
Didi Kusnadi, “Asas-Asas Bantuan Hukum Dan Peran Hakam Dalam Penegakan Hukum: Studi Kritis Atas Tafsir
Al-Quran Surat Al-Nisâ’ Ayat 35” Asy-Syari‘ah Vol. 17, No. 3 (2015): 215, https://doi.org/10.15575/as.v18i2.661.
xxviii
seperti peraturan, hukum, undang-undang, majelis syura, dan hubungan antara pemimpin dan
rakyat.
K. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam Lima bab dan setiap bab dibagi dalam
Bab 1 Pendahuluan
masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Landasan teori, Metode
beberapa topik secara luas yang berkaitan dengan judul yang akan digunakan sebagai alat
analisis dalam bab pembahasan dalam penelitian ini. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai
Menjelaskan mengenai gambaran umum atau profil dari objek dalam penelitian yaitu:
Paralegal dan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
Provinsi Lampung.
Merupakan penyajian data dan analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian
secara empiris yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta
xxix
diakhiri dengan pembahasan temuan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk
Bab V Penutup
Merupakan bab terakhir atau penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-
saran. Bab ini untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, saran-
DAFTAR RUJUKAN
Adhi, Neo Kurniawan. “Peran Paralegal Dalam Perlindungan Serta Pemenuhan Hak Hukum
Masyarakat” . Jurnal Praksis dan Dedikasi (JPDS). Vol. 3, No. 1 (2020): 28.
http://dx.doi.org/10.17977/um032v3i1p28-33.
xxx
Akram, Pandu, “Bantuan Hukum: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Hak dan
Kewajibannya”, Gramedia.com, 2021, https://www.gramedia.com/literasi/bantuan-
hukum/.
Angga dan Ridwan Arifin. “Penerapan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu Di
Indonesia”. Diversi Jurnal Hukum, Vol. 6, No. 2. (2018): 219. doi:
10.32503/diversi.v4i2.374.
Berkah, Muhammad Aulia, “Implementasi Pasal 9 Huruf (A) Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Terkait Peran Paralegal Dalam Memberikan
Bantuan Hukum Secara Litigasi Dan Non-Litigasi Kepada Masyarakat”. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Malang. 2017.
Emzir, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Bandung: PT Grafindo Persada.
2010.
Fitryani, Nur Siregar. Efektivitas Hukum. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kemasyarakatan.
Vol. 18, No. 2. (2018): 6-15. https://ejournal.stai-br.ac.id/index.php/alrazi/article/.
Ibnu, Majar Syarif, Fiqh Siyasah: Doktrin Dan Pemikiran Politik Islam. Jakarta: Erlangga.
2009.
Irawan, Ade Taufik. “Sinergisitas Peran dan Tanggung Jawab Advokat dan Negara Dalam
Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma”. Jurnal RechtsVinding. Vol 2, no. 1.
(2013): 49. http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v2i1.81.
Iqbal, Muhammad. Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta; Kencana. 2014.
Kadir, Abdul Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
2004.
Kaelan, M.S, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. 2005.
Kusnadi, Didi. “Asas-Asas Bantuan Hukum Dan Peran Hakam Dalam Penegakan Hukum:
Studi Kritis Atas Tafsir Al-Quran Surat Al-Nisâ’ Ayat 35”. Asy-Syari‘ah. Vol. 17,
No. 3 (2015): 215. https://doi.org/10.15575/as.v18i2.661.
Mansyuri dan M. Zainuddin, Ma, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Bandung: PT Refika Aditama. 2009.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Bantuan Hukum.
Prafitasari, Ardina. “Organisasi Kepemudaan yang Efektif dan Efisien dalam Meningkatan
Partisipasi Masyarakat Desa Darungan Kecamatan Wlingi”. Jurnal Translitera. Vol.
4, No. 4. (2016): 36. https://doi.org/10.35457/translitera.v4i2.351.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. 2008.
Rahmat, A. Rosyadi dan Sri Hartini. Advokat dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif.
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Rahmat, Yanuar N Sitanggang, “Peran Paralegal Dalam Melakukan Pendampingan Hukum
Terhadap Anak Yang Berkonflik Hukum”. Universitas Muhammadiyah Sumatera
xxxi
Utara. 2018.
Randy, Mohamad Isman, “Implikasi Peranan Paralegal Terhadap Penanggulangan Berita
Bohong (Hoax) Sebagai Bentuk Civic Engagement”. Universitas Pendidikan
Indonesia. 2019.
Rosyadi, Rahmat dan Sri Hartini, Advokat dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 36-37.
Serdermayanti, Hayati, Syarifudin, Metodologi Penelitian. Bandung: Manjang Maju. 2002.
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
2008.
Susiadi, Metodologi Penelitian. (Bandar Lampung, Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M
Institusi Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2015), 95.
Trisnani. “Peran KIM Daerah Tertinggal dalam Memanage Informasi untuk Meningkatkan
Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat Sekitar”. Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika. Vol. 6, No. 1. (2017): 32. doi:10.31504/komunika.v6i1.987.
W, Mulyana Kusumah, Paralegal dan Akses Masyarakat terhadap Keadilan. Jakarta: YLBH
.1991.
OUTLINE SEMENTARA
HALAMAN JUDUL
xxxii
ABSTRAK
PERNYATAAN ORISINAILITAS
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
BAB I: PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
D. Fokus dan Sub-Fokus Penelitian
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
I. Metode Penelitian
J. Kerangka Teoritik
K. Sistematika Pembahasan
xxxiii
4. Pelayanan Bantuan Hukum Perspektif Islam
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN
xxxiv