Anda di halaman 1dari 5

Metode Investigasi Proyek Konstruksi Ataupun Infra Teknologi

I. Proses Investigasi Awal


Auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Hasil pemeriksaan
pendahuluan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H (who, what, where,
when, why, how, and how much). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
menilai cukup tidaknya alasan untuk dilakukan audit forensik adalah kecukupan
informasi untuk menjawab pertanyaan 5W (What, Who, Where, When, and Why) dan
1H (How).
Informasi awal yang diterima dilakukan analisis dengan menguraikan seluruh
informasi pengaduan apa adanya ke dalam unsur-unsur 5W+1H, yaitu:
1. Jenis penyimpangan dan dampaknya (What/Apa)
2. Pihak-pihak yang bertangungjawab/terkait (Who/Siapa)
3. Tempat terjadinya penyimpangan (Where/Dimana)
4. Waktu terjadinya penyimpangan (When/Kapan)
5. Penyebab terjadinya penyimpangan (Why/Mengapa)
6. Modus penyimpangan (How/Bagaimana)

II. Teknik Pengumpulan Bukti


i. Jenis bukti utama dalam investigasi adalah sebagai berikut:
a. Bukti Testimonial
Pernyataan dari saksi, pihak netral atau pengakuan suspect selama proses
Investigasi atau Ketika bersaksi di Pengadilan
b. Bukti Digital
Informasi Elektronik yang disimpan dalam computer atau Digital Tools dimana
digunakan oleh individu atau organisasi dalam kegiatan bisnis.
c. Bukti Dokumen
Catatan transaksi atau bukti fisik yang membantu untuk membuktikan atau
tidak membuktikan atas terjadinya suatu kejadian fraud. Bukti ini bisa di miliki
oleh Organisasi atau rekanan organisasi atau individu terduga fraud.
Investigator perlu memperhatikan bahwa document dapat membantu atau
menganggu kualitas investigasi terutama terkait dengan bagaimana memperoleh dan
menyimpan bukti yang diantaranya sebagai berikut:
a. Keluarkan irrelevant dokumen dan masukkan hanya dokumen relevan terhadap
kasus.
b. Saksi / Bukti Testimonial (terutama yang di kemukakan di pengadilan) terkadang
lebih penting daripada bukti dokumen.

ii. Prosedur dalam mendapatkan dokumen sebagai berikut:


a. Dapatkan dokumen Asli dan buat Copy Dokumen jika dokumen akan di analisa.
b. Jaga Mekanisme Filling document, kehilangan Track atas Dokumen kunci akan
menyulitkan Investigasi.
1
iii. Mendapatkan Bukti Dokumen
a. Gunakan Surat Izin pengambilan dokumen (Dapat dilakukan by lisan, tapi
disarankan tertulis) terutama untuk dokumen Pribadi contoh Rekening Koran
Pribadi Suspect.
b. Jika Dokumen milik Perusahaan dan disimpan di tempat umum dapat diambil
langsung tanpa perlu izin, kecuali di simpan di tempat personal contoh meja
kerja yang di kunci.

iv. Kategori Bukti


a. Bukti Langsung Menujukkan prima facie atau fakta secara langsung atas
kejadian fraud contoh : Bukti Transfer dari Vendor kepada oknum karyawan
ke rekening pribadi karyawan.
b. Circumstantial evidence adalah bukti yang membutuhkan bukti lainnya
untuk menunjukkan kaitan bukti terkait kejadian Fraud, Contoh : Setoran
Tunai ke rekening suspect dimana kita membutuhkan bukti lain untuk
membuktikan bahwa setoran tersebut adalah dari Vendor yang menyuap.
v. Organization Of Evidence
a. Pisahkan dokumen
Dokumen dipisahkan berdasarkan saksi dan transaksi, Mengorganisir
dokumen secara kronologi kasus tidak di sarankan karena akan membuat
kesulitan dalam mencari informasi relevan.
b. Membuat Identifikasi Dokumen agar dokumen mudah untuk di cari Ketika di
perlukan
c. Membuat checklist berisi Objektif dari Investigasi.
d. Maintain a Chronology
Kronologis kejadian harus dimulai sejak awal kasus. Tujuan mempertahankan
kronologi adalah untuk menetapkan rantai peristiwa yang mengarah pada
pembuktian.
vi. Investigator tidak diwajibkan untuk menjadi ahli dalam mendeteksi dokumen
fiktif namun setidaknya Investigator memiliki awareness untuk mendeteksi
dokumen fiktif seperti contoh:
a. Deteksi tanda tangan fiktif.
b. Deteksi dokumen yang dirubah.
c. Deteksi dokumen yang baru di buat.
d. Deteksi dokumen yang bukan di cetak dari dalam Perusahaan.

III. Pemeriksaan lanjutan Investigasi


Auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa atasnya. Auditor
akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan
adanya fraud dan pelaku fraud tersebut diantaranya:
i. adanya kemungkinan data mengandung transaksi Fraud yang diambil dari
Pengambilan sampel secara acak.

2
Examples Question
• Apakah vendor tanpa alamat Jelas merupakan data mengandung fraud?
• Seberapa banyak vendor yang tidak memiliki alamat?
ii. Fraud concealment
Kondisi dan atau Tindakan dimana pelaku menyembunyikan fakta dan bukti terkait
Tindakan Fraud.
Examples Question
• Oknum Karyawan menggunakan alamat Pribadi dan rekening Pribadi.
• Alamat atau rekening Bank atas nama orang lain dimasukkan kedalam rekening
Vendor yang bekerjasama dengan Perusahaannya.
iii. Tindakan kecurangan yang terbentuk secara struktural diantaranya:
Examples Question
• Vendor menagihkan Lebih besar (Overbilling) dalam proses penagihan (Primary
Level).
• Overbilling dengan mekanisme menukar produk dengan kualitas buruk
(Secondary Level).
• Pertukaran dengan Menukar label sehingga seolah olah Asli (third Level).
• Memalsukan deskripsi komposisi produk (Fourth Level).
• Membuat pernyataan palsu tentang asal barang (Asal Negara) (Five Level
iv. Transaksi dimana internal control diterapkan di dalamnya
Examples Question
• Proses pembayaran dengan Approve invoice, dilakukan dengan mencocokkan
Invoice dengan Purchase Order.
• Vendor Invoice dapat dibayar selama budget sudah tersedia.
• Vendor Code aktif atau inaktif.
• Fraudster mengalihkan nilai yang di dapat dari kecurangan.
v. Identifikasi spesifik dari data dan Anomali internal control.
Identifikasi Spesifik adalah seluruh nilai invoice / transaksi diatas dari level toleransi
perusahaan dan analisa didasarkan kepada frekuensi yang paling tinggi dan nilai
yang paling rendah.
• Aggregate number of records
• Seberapa sering Invoice di submit Fraudster.
• Secara theory 1 tahun terdiri dari 52 minggu, sehingga biasanya invoice fiktif
dimasukkan satu minggu sekali.
• Vendor invoice lebih dari 52 kali dalam setahun akan dikeluarkan.
• Maximum dollar amount : Biasanya nilai besar tidak akan dimasukkan fraudster
karena membutuhkan approval Atasannya.
• Minimum dollar amount : Dapat dikeluarkan dari sampling jika dirasa nilainya
terlalu kecil.
• Average amount : Nilai diluar rata-rata di jadikan concern.
• Even number transaction : Transaksi dengan nilai genap seperti 100, 500, 1000
dan 5000.

3
• Repeating number transaction : Fokus kepada transaksi berulang yang tidak
biasa tiap bulannya.
vi. Analisa Frekuensi
Proses Analisa dengan mengkorelasikan banyaknya keterjadian transaksi dengan
entitas yang melakukan fraud
1. Dihitung berdasarkan keterjadiannya.
2. Jumlah transaksi berhubungan dengan aktifitasnya.
3. Frekuensi berdasarkan Daily, Weekly, Monthly, Quarterly, Semiannually, or
Annually.
4. Perlu strategi membedakan error di sengaja atau error tidak disengaja.
5. Kecukupan jumlah frekuensi anomaly untuk menentukan transaksi error yang
disengaja.

IV. Interview and Interogation Technique


i. Interview
a. Wawancara terstruktur yang tidak menuduh dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat memprovokasi namun bertujuan untuk
memunculkan perilaku yang dapat ditafsirkan agar dapat interviewer dapat
membedakan sifat kejujuran atau rasa bersalah, tips interview diantaranya:
• Melakukan pendekatan penerimaan social yang akan dirasakan suspect jika
mereka mengakui perbuatanya.
• Melakukan pendekatan bahwa beberapa kewajiban akan di lakukan oleh
suspect.
• Tingkatkan stress suspect dengan dampak social dan psikologis lebih besar
Ketika ia menolak mengaku
b. Tambahan informasi faktual mengenai kasus dan/atau tersangka juga dapat
dikembangkan selama wawancara ini.
c. Karakteristik Interview yang baik diantaranya:
• Panjang dan kedalam interview harus cukup.
• Interview mendapatkan fakta yang sesuai bukan yang berlebih.
• Masukan informasi relevan dan keluarkan tidak relevan.
• Sebaiknya dilakukan dekat dengan tanggal terjadinya transaksi.
• Perlakukan interview sewajar mungkin.
d. Technique Investigator
Menjadi mediator antara supect dengan Perusahaan hal ini dilakukan agar
suspect tidak melakukan defensif disaat dilakukan introgasi dan mengakui
kesalahannya serta mau mengganti rugi kerugian akibat terjadinya fraud.
Adapun Beberapa alasan suspect tidak mengakui perbuatannya diantaranya
• Takut akan di PHK atau dampak lainnya.
• Takut akan di tangkap pihak berwajib.
• Perasaan malu.
• Takut akan diminta mengembalikan kerugian perusahaan
• Takut akan dilakukan pembalasan.

4
• Pengalaman suspect dengan hukuman yang diterima sebelumnya.

e. Interviewer harus open dan bersahabat diantaranya:


Maintain Physical contact
• Bersalaman atau menyentuh responden mengurangi barrier antara kedua
belah pihak.
• Jangan mengintimidasi area personal responden (minimal 3 kaki).
• Gunakan body language yang wajar (bersalaman, kata kata lembut,
menyetujui responden).
• Jangan menginterview lebih dari dua narasumber.
• Jaga privacy hasil interview.
• Bertanya tentang pertanyaan non sensitive.
• Responden harus dikonfirmasi apakah mereka bersedia membantu, jika
diam ulangi konfirmasi sampai menjawab.

ii. Information question technique


a. Jangan mencatat semua keterangan responden (hanya fakta saja) terlalu
banyak mencatat akan membuat wawancara akan rumit dan menghambat.
b. Jangan memperlambat interview untuk mencatat Maintain Eye Contact.
c. Lakukan eye contact senyaman mungkin dan seserring mungkin Opinion.
d. Jangan memberi opini tentang kalimat atau ekspresi yang dikeluarkan
respondent.
e. Jangan menunjukkan ekspresi berlebihan Ketika menulis
f. Jangan biarkan narasumber membaca daftar pertanyaan memungkinkan
mereka akan mengarang jawaban.
g. Observasi reaksi responden.

Anda mungkin juga menyukai