Anda di halaman 1dari 11

"PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(PPN)“
DOSEN PENGAMPU: IBU AYU PUSPITASARI, SE., M. AK., AK.

KELOMPOK 2
FUTRI AULIYA (2109308120002)
NURUL QAWIY HAQ (2109308120018)
IIS IMELDA (2109308120007)
KAMARIA (2109308120014)
A. PENGERTIAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan pada setiap pertambahan nilai
dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) tercipta karena diguanakannya faktor- faktor produksi pada setiap jalur
perusahaan dalam menghasilkan, menyalurkan, memperdagangkan barang atau dalam
memberikan jasa.
B. KARAKTERISTIK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

2. Pajak Objektif

1. Pajak Tidak
3. Multi Stage Levy
Langsung
Karakteristik Pajak
Pertambahan Nilai
(PPN) 4.Tidak menimbulkan
7. Bersifat netral
Pajak Berganda

6. Merupakan Pajak atas 5. Pemungutan


konsumsi dalam negeri menggunakan Faktur Pajak
C. OBYEK PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)

d. Penyerahan
Jasa Kena Pajak
c. Penyerahan
e. Daerah Pabean
Barang Kena Pajak

b. Jasa Kena Pajak f. Kegiatan Usaha


(JKP) atau Pekerjaan

1. Objek Kena
Pajak
a. Barang Kena g. Pengusaha
Pajak (BKP) Kena Pajak
C. OBYEK PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)

2. Objek Tidak
Kena Pajak

a. Barang Tidak Kena Pajak b. Jasa Tidak Kena PPN


D. SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

a. Pengusaha Kena Pajak (PKP) yaitu pengusaha yang melakukan

1. Pengusaha dan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP atau ekspor BKP.

Pengusaha Kena Pajak


b. Bukan Pengusaha Kena Pajak (non PKP) yaitu pengusaha yang tidak
melakukan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP atau ekspor BKP.

Kriteria pengusaha kecil yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan


2. Pengusaha Kecil
Nomor 68/KMK.03/2010 tanggal 23 Maret 2010.
E. TARIF PAJAK

1. Tarif pajak pertambahan nilai 2. Tarif pajak pertambahan nilai


adalah 10 persen sebesar 0 persen

3. Tarif pajak PPN 10 persen dapat diubah


menjadi paling rendah 5 persen dan paling
tinggi 15 persen yang perubahan tarifnya
diatur dengan peraturan pemerintah.
F. DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP) PPN

1. Harga Jual 5. Nilai Lain

2. Penggantian 4. Nilai Ekspor

3. Nilai Impor
G. MEKANISME KREDIT PAJAK SAAT PEMBUATAN
FAKTUR PAJAK
Untuk melakukan pengkreditaan pajak masukan, sarana yang digunakan adalah faktur pajak (metode faktur
pajak). Mekanisme pengenaan PPN digambarkan sebagai berikut:
1. Pada saat membeli/memperoleh BKP/JKP, akan dipungut PPN oleh PKP penjual. Bagi pembeli, PPN yang dipungut
oleh PKP penjuak tersebut merupakan pembayaran pajak di muka disebut dengan Pajak masukan. Pembeli berhak
menerima bukti pembayaran berupa faktur pajak
2. Pada saat menjual/menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lain, wajib memungut PPn. Bagi penjual PPN tersebut
dinamakan pajak keluaran. Sebagai bukti telah memungut PPN, PKP penjual wajib membuat faktur pajak.
3. Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim) jumlah Pajak Keluaran
lebih besar daripada jumlah pajak masukan, selisihnya harus di setorkan ke kas Negara.
4. Apabila dalam suatu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil dari pada jumlah pajak masukan, selisihnya dapat
direstutusi (diminta kembali) atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
5. Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
H. PERHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)
Pajak pertambahan nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dasar dengan
dasar pengenaan pajak yang meliputi harga jual, penggantian. nilai impor, nilai ekspor, atau
nilai lain. Perhitungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
PPN = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Contoh :

• Pengusaha kena pajak A menjual tunai barang kena pajak seharga Rp. 25.000.000
• Pajak pertambahan nilai yang terutang = 10% x Rp. 25.000.000
• Pajak pertambahan nilai sebesar Rp. 2.500.000 tersebut merupakan pajak keluaran
yang dipungut oleh pengusaha kena pajak A.
THANK YOU FOR YOUR
ATTENT ION!!!

Anda mungkin juga menyukai