terus berkembang untuk meminimalisir terjadinya komplikasi. Fakoemulsifikasi tidak diperlukan karena konsistensi katarak pada anak yang lembut. Pembersihan lensa dapat dilakukan melalui anterior dengan irigasi dan aspirasi atau melalui pars plana dengan menggunakan vitrektor. Pada kasus yang jarang seperti membranous cataract atau retrolenticular membrane pada PFV diperlukan gunting intraokular. Anterior chamber maintainer diperlukan untuk mencegah kolapsnya AC saat dilakukan pengeluaran instrumen selama operasi berlangsung. Penggunaan epinefrin 1:1000 yang ditambahkan ke BSS berguna untuk dilatasi pupil. Posterior capsule managament Mempertahankan axis visual tetap jernih penting untuk hasil akhir visual yang baik pasca operasi. Bila posterior kapsul dibiarkan intak, 100% dari mata anak berusia kurang dari 4 tahun akan mengalami PCO. Anterior vitreous face menjadi landasan proliferasi dari sel epitel lensa (LEC), sehingga penting untuk melakukan primary posterior capsulotomy (PPC) dan vitrektomi anterior pada bayi dan anak yang berusia lebih muda. Pada anak yang lebih tua juga dapat dilakukan bila anak tersebut adalah kandidat yang buruk untuk dilakukan nd;Yag laser kapsulotomi. PPC dapat dilakukan melalui limbal atau pars plana. Ukuran PPC harus lebih kecil daripada anterior kapsulotomi. Pewarnaan dengan tripan blue 0,1% dapat membantu untuk memudahkan PPC. Postoperatif, pemberian steroid subkonjungtiva dan intrakamera disarankan untuk menekan inflamasi yang biasanya segera muncul post operasi. Penurunan angka kejadian endoftalmitis pada dewasa terjadi setelah diberikan antibiotik intrakamera, namun hal tersebut belum dapat dibuktikan pada anak-anak. Komplikasi Peningkatan respon inflamasi postoperatif pada anak dapat menyebabkan terjadinya reaksi fibrinous, deposit pigmen pada IOL, desentrasi IOL, dan sinekia posterior. Toxic anterior segment syndrome (TASS) salah satu komplikasi yang ditemukan pada dewasa, juga pernah dilaporkan terjadi pada anak. Bahkan pernah dilaporkan adanya capsular blockage syndrome pasca operasi katarak pada anak. Glaukoma sekunder adalah komplikasi yang paling ditakuti dari operasi katarak pada pediatri, dan biasanya terjadi pada bayi. Beberapa penelitian, termasuk IATS menunjukkan bahwa implantasi IOL tidak mencegah terjadinya glaukoma sekunder. Namun, pada sebuah penelitian meta analisis, Mataftsi dkk mendapatkan bahwa risiko glaukoma pasca operasi berhubungan dengan waktu operasi yaitu dalam satu bulan pertama dan adanya prosedur tambahan intraokuli, namun tanpa implantasi IOL. Sehingga faktor yang mempengaruhi terjadinya glaukoma postoperatif belum dapat dipastikan. Visual axis opacification masih menjadi komplikasi yang paling sering terjadi pasca operasi. Meskipun telah dilakukan PPC, vitrektomi anterior, penggunaan IOL acrylic hydrophobic, atau implantasi IOL in the bag, namun hal tersebut masih menjadi suatu kekhawatiran pada bayi. Capsular phimosis yang berat juga dapat menutup visual axis. Nd:Yag laser kapsulotomi atau surgical membranectomy dapat dilakukan untuk membersihkan visual axis.. Tassignon dkk mengembangkan teknik in the bag lens yang menunjukkan hasil yang baik, dimana lensa akan menyebabkan LEC terperangkap diantara kapsul anterior dan posterior sehingga akan menurunkan risiko PCO. Rehabilitasi Visual Modalitas untuk rehabilitasi visual pada anak pasca ekstraksi katarak antara lain implantasi IOL, kacamata afakia, dan lensa kontak. Kacamata afakia adalah metode yang efisien pada anak usia hingga 4 tahun. Tambahan segmen bifokal diperlukan pada anak usia 4 tahun