BLOK 7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO.
2021
BLOK 7
BUKU TUTOR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KOORDINATOR BLOK
dr. Moh Zainul Ramadhan
EDITOR
dr. Christin Rony Nayoan, Sp.T.H.T.K.L, MM
dr. Moh Zainul Ramadhan
dr. I Kadek Rupawan, M.Biomed
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Gambaran Umum Blok
Topic Tree
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Yang Harus Dikuasai
Aktivitas Pembelajaran
Penilaian Blok
Penuntun praktikum Farmakologi………………
Penuntun praktikum Patologi Klinik…………..
Penuntun praktikum Mikrobiologi …………….
Penuntun praktikum Patologi Anatomi………
Penuntun praktikum Gizi…………………………...
GAMBARAN UMUM BLOK
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
Diakhir blok ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengaplikasikan pengetahuan ilmu biomedis agar dapat
menjelaskan patobiologi endokrin, metabolik, dan gangguan nutrisi
a. Memahami pathogenesis endokrin, metabolik, dan gangguan
nutrisi
b. Memahami patofisiologi endokrin, metabolik, dan
gangguan nutrisi
2. Memahami pengaturan endokrin, metabolik, dan gangguan nutrisi :
a. Memahami cara anamnesis pada gangguan endokrin,
metabolik, dan gangguan nutrisi
b. Memahami pemeriksaan fisik pada gangguan endokrin,
metabolik, dan gangguan nutrisi
c. Memahami pemeriksaan laboratorium pada gangguan
endokrin, metabolik, dan gangguan nutrisi
d. Memahami bagaimana pemeriksaan yang sesuai pada
gangguan endokrin, metabolik, dan gangguan nutrisi
e. Memahami bagaimana cara mencegah gangguan endokrin,
metabolik, dan gangguan nutrisi
NO PENYAKIT SKDI
1 Diabetes melitus tipe 1 4A
2 Diabetes melitus tipe 2 4A
3 Malnutrisi energi-protein 4A
4 Defisiensi vitamin 4A
5 Defisiensi mineral 4A
6 Dislipidemia 4A
7 Hiperurisemia 4A
8 Obesitas 4A
9 Tirotoksikosis 3B
10 Cushing's disease 3B
11 Krisis adrenal 3B
12 Sindrom metabolik 3B
13 Ketoasidosis diabetikum
3B
nonketotik
14 Hiperglikemi hiperosmolar 3B
15 Hipoglikemia berat 3B
16 Hipoparatiroid 3A
17 Hipertiroid 3A
18 Goiter 3A
19 Diabetes melitus tipe lain
(intoleransi glukosa akibat 3A
penyakit lain atau obat-
obatan)
20 Hipotiroid 2
21 Tiroiditis 2
22 Pubertas prekoks 2
23 Hipogonadisme 2
24 Adenoma tiroid 2
25 Karsinoma tiroid 2
26 Hipotiroid 2
27 Defisiensi hormon
1
pertumbuhan
28 Hiperparatiroid 1
29 Addison's disease 1
5. Skills Lab
Kegiatan skills lab di blok ini meliputi materi antropometri,
Denver, dan pemasangan NGT
PENILAIAN BLOK
Tutorial
Penilaian tutorial didasarkan pada disiplin, interaksi verbal dan
motorik, serta tugas individual tutorial dan Pleno (jika dibutuhkan).
Praktikum
Evaluasi praktikum akan menilai kemampuan afektif, kognitif, dan
psikomotor di laboratorium. Instruktur mungkin akan memberikan pretest,
posttest, minitest, masalah untuk didiskusikan, tugas, atau laporan
individual berisi kegiatan praktikum, dan hasilnya tergantung dari tiap
bagian.
Ujian akhir
Untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran, mahasiswa akan
diuji di akhir blok. Mahasiswa dengan absensi > 80 % untuk kuliah dan
tutorial, 100% kehadiran untuk praktikum, dan skills lab dapat mengikuti
ujian akhir blok.
Tim Penyusun
Materi Praktikum
Antidiabetes
BAGIAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
TATA TERTIB LABORATORIUM
dr. Nursyamsi, M. Sc
NIP. 198408192010122004
SISTEM PENILAIAN
dr. Nursyamsi, M. Sc
NIP. 198408192010122004
ANTIDIABETES
TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami mekanisme kerja obat antidiabetes.
LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) merupakan satu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik peningkatan glukosa darah
(hiperglikemia) yang terjadi karena tidak adanya atau berkurangnya
sekresi insulin pankreas dengan atau tanpa gangguan efek insulin.
Kondisi ini secara umum dapat digolongkan menjadi diabetes mellitus
tipe 1 dan tipe 2, di luar diabetes tipe lain dan gestasional. Diabetes
mellitus tipe 1 timbul akibat kerusakan selektif sel beta dan
defisiensi insulin parah yang disebabkan oleh gangguan imun
atau idiopatik. Diabetes mellitus tipe 2 timbul akibat resistensi
jaringan terhadap efek insulin bersama dengan defisiensi
relatif sekresi insulin.
Kekurangan atau ketiadaan insulin dapat menyebabkan penyakit
diabetes melitus yang ditandai dengan hiperglikemia berat yang dapat
menyebabkan retinopati, nefropati, neuropati dan komplikasi
kardiovaskular jika tidak ditangangi. Oleh karena itu, dibutuhkan
tatalaksana DM yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien salah satunya dengan mengendalikan glukosa darah.
Pengendalian glukosa darah dapat dilakukan dengan memberikan
terapi farmakologis, baik insulin eksogen maupun obat antidiabetes oral.
Pemilihan kedua agen farmakoterapi tersebut umumnya berdasarkan
tipe diabetes. Pasien dengan DM tipe 1 membutuhkan terapi sulih
insulin untuk mempertahankan kehidupannya, sedangkan DM tipe 2
hanya sekitar 30% pasien yang membutuhkan insulin untuk
mengontrol glukosa darahnya. Mayoritas pasien DM tipe 2
mendapatkan terapi obat antidiabetes oral.
Saat ini di Indonesia ada 5 golongan antidiabetes oral:
sulfonilurea, glinid, metformin, tiazolidindion, inhibitor alfa
glukosidase, inhibitor dipeptil peptidase-IV (DPP-IV), dan
inhibitor sodium glucose cotransporter
2 (SGLT-2). Metformin dan tiazolidindion bekerja dengan
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin, inhibitor alfa
glukosidase dengan menghambat absorbs glukosa di saluran
pencernaan, inhibitor DPP-IV dengan meningkatkan sekresi
insulin serta menekan sekresi glucagon, inhibitor SGLT-2 dengan
menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli distal
ginjal, sedangkan glinid dan sulfonilurea seperti glibenklamid bekerja
dengan memacu sekresi insulin.
Pada praktikum ini anda akan belajar menganalisa efek obat
hipoglikemik oral yang diberikan kepada hewan coba (mencit) dengan
mengamati penurunan kadar glukosa darahnya. Hewan coba dapat
dibuat mengidap penyakit diabetes tipe 1 dengan mengubah susunan
genetik atau dengan induksi kimia (aloxan, streptozozin) atau
diabetes tipe 2 dengan pembebanan glukosa seperti pada praktikum ini.
Pada cara ini mencit yang digunakan adalah mencit normal yang
dibebani sukrosa tanpa merusak pankreasnya, karena berdasarkan teori
bahwa dengan pembebanan sukrosa akan menyebabkan peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemik) secara cepat. Sukrosa di dalam
tubuh dapat terurai menjadi glukosa dan fruktosa. Kadar glukosa yang
tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh zat-zat berefek
antihiperglikemik/antidiabetik.
PROSEDUR
1. Setiap kelompok mendapatkan 2 ekor mencit yang dipuasakan selama
±8 jam. Satu ekor mencit sebagai kontrol dan 1 lagi sebagai perlakuan.
2. Hitung dosis obat/larutan yang dibutuhkan mencit berdasarkan
berat badan tiap mencit yang sudah diukur sebelumnya (faktor
konversi 0,0026).
3. Periksa kadar gula darah mencit menggunakan glucometer
sebelum diberikan larutan gula. Darah mencit diambil
dengan cara memotong ekor mencit 1 cm ke ujung lalu pijat
samai darah keluar kemudian teteskan ke strip glucotest.
4. Beri larutan gula 2 mg/kgBB pada setiap mencit yang telah
diperiksa kadar gula darahnya/sebelum diberi perlakuan apapun.
5. Periksa ulang kadar gula darah mencit setelah 30 menit
pemberian larutan glukosa D5%.
6. Setelah itu, mencit pertama diberi larutan Na-CMC 0,5% dan
mencit kedua diberi larutan glibenklamid.
7. Setelah 30 menit, lakukan pemeriksaan kadar gula darah
pada masing- masing mencit dan catat hasilnya dalam table
pengamatan.
8. Ulangi langkah ke-7, pada menit ke-60, 90, dst.
Kadar Gula Darah (mg/dL)
D5% D5%
30’ 60’ dst.
Kontrol
Perlakuan
DAFTAR PUSTAKA
Stevani, H. 2016. Praktikum Farmakologi. BPPSDM Kementrian Kesehatan
RI
FKUI. 2017. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2013. Basic and Clinical
Pharmacology. 12th ed. The McGraw−Hill Companies.
Soelistijo, S.A., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., et al. 2015.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. PB Perkeni
Pretes Praktikum Farmakologi
“Antidiabetes”
Nama :
NIM :
Tanggal :
Robek di sini
Nama :
NIM :
Tanggal :
Robek di sini
PENUNTUN PRAKTIKUM
PATOLOGI KLINIK
Tim Penyusun
M.Kes, Sp.PK
DEPARTEMEN PATOLOGI
KLINIK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TADULAKO
2021
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan sumber kesalahan pada percobaan glukose GOD PAP !
Bahan Pemeriksaan
Urine segar
Prosedur Pemeriksaan
1.Masukkan urin sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi. 2.Tambahkan 2 ml ammonium sulfat,
homogenkan 3.Tambahan 2 tetes Natrium
nitroprusid, homogenkan
4.Melalui dinding tabung reaksi, alirkan amoniak 28% sebanyak 2
ml 5.Amati hasil tabung reaksi.
Interpretasi hasil
(-) tidak terbentuk cincin warna ungu
(+) bila terbentuk cincin warna ungu antara kedua lapisan
Catatan :
Normal keton dalam darah = 1mg/100 ml darah
Normal keton dalam urine = 1mg/24 jam
Syarat utama pemeriksaan keton adalah pemeriksaan harus
cepat dan menggunakan urine segar
Metode pemeriksaan keton = Rothera dan Gerharl
Daftar Pustaka
Gandasubrata, 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan metode pemeriksaan lain untuk pemeriksaan benda
keton selain rothera !
LAPORAN PRAKTIKUM
Tujuan:
Untuk menentukan kadar calcium dalam darah dan urine
Prinsip:
Kalsium dengan arsenazo III pada keadaan netral yang menunjukan
sebuah warna biru yang komplek, dan menunjukan konsentrasi kalsium
dalam kondisi proporsional. Interfensi reaksi dari magnesium di kurangi
reaksinya melalui penambahan asam 8-hydroxyquinoline-5-sulfonic
acid.
Sample:
Serum, heparin plasma atau urin. Jangan menggunakan EDTA, Oksalat atau
plasma sitrat.
Reagent:
Phosphate buffer pH 7,5 50mmol/L
8-Hydroxyquinoline-5-sulfonic acid 5 mmol/L
Arsenazo III 120
mmol/L
Detergents
Standard 10 mg/dL (2,5 mmol/L)
Prosedur Assay
Panjang Gelombang 500 nm, hg 546
nm Temperatur 20 – 250C/370C
Perhitungan
Kalsium (mg/dL) = DA Sample x Concentration Standart/Cal (mg/dL)
DA Std/Cal
Faktor Konversi
Kalsium (mg/dL) x 0,2495 = Calcium (mmol/L)
Nilai Normal
Serum Kalsium = 8,5 – 10,4 mg/dL
Daftar Pustaka
DiaSys Diagnositic System GmbH & Co, 2000, Calcium AS FS, Holzheim,
Germany.
PK FK UGM, 2002, Tuntunan Praktikum Patologi Klinik, Laboratorium
Patologi Klinik Fk UGM, Yogyakarta.
WHO, 2000, Guidelines on standar operating procedur for clinical
chemistry, Regional Offoce for south east Asia, New Delhi.
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan keadaan (fisiologis atau patologis) pada peningkatan
dan penurunan kadar kalsium !
LAPORAN PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk membedakan presentase kadar HbA1C test dalam darah.
Prinsip
gycation hemoglobin terjadi selama paparan eritrosit menjadi glukosa,
dari bentuk yang labil kemudian menjadi stabil. Pada Hb A, ikatan fraksi
normal yang labil terdiri dari 10% dari total ikatan glukosa. Jumlah
HbA1 dipengaruhi oleh glikosilasi tergantung pada derajat dan durasi
paparan glukosa. HbA1 terdiri dari 3 Hb : A1a, A1b, dan A1c. HbA1c
tediri dari 70% Hb yang terglikasi dan sisanya lebih dari 20% dari glikasi
Hb. HbA1c terdiri dari 60% - 70% dari total HbA1.
Tes HbA1c adalah tes bornate afinitas. pengukuran total glycoHb dengan
kromatografi asam boronat juga mengukur terglikasi Hb abnormal
seperti HbA terglikasi dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh gagal ginjal,
aspirin, atau fluktuasi suhu.
Sampel
Darah kapiler dan darah vena dengan atau tanpa antikoagulan (EDTA,
heparin dan NaF) dapat digunakan.
Reagents
Test Device 1 x 24 unit
Alat yang terdapat membran
filternya. R1/ Reagen
Glikisinamid buffer yang terdiri dari ion Zn, pewarna asam boronat
terikat dan deterjen.
R2/ Washing Solution
Morfolin buffer NaCl solution dan detergen.
Prosedur Assay
1. Presipitasi hemoglobin
Masukkan 5 mL seluruh darah (whole blood) ke test tube dengan
R1/reagen, homogenkan. Diamkan minimal 2 menit, maksimal 3
menit. Catatan : pastikan tabung kapiler kosong setelah dicampurkan.
2. Aplikasi pada sampel.
Lakukan pencampuran kembali, homogenkan. Masukan 25 mL reaksi
yang telah tercampur pada alat test device dengan menggunakan pipet
sampai 0,5 cm pada sumuran. Kosongkan pipet secara cepat pada
bagian tengah sumuran. Tunggu sampai semua tercampur sampai ke
membran. Tunggu sampai 15 – 20 detik. Catatan : jauhkan timbulnya
gelembung.
3. Aplikasi R2/larutan pencuci
Masukkan 25 mL R2 pada alat test device. Tunggu sampai semua
tercampur sampai ke membran. Tunggu sampai 10 detik. Catatan :
jauhkan timbulnya gelembung.
4. Hasil pembacaan
Baca hasil sampai 5 m:
Menit menggunakan mesin pembaca.
Interpretasi
Rentang normal 4,5 – 6,2% HbA1c
Referensi
Nycocard HbA1c Prosedur Manual
Ravel, R, 1995. Clinical Laboratory Medicine, Chicago Book Medicine
Publisher.
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan kegunaan pemeriksaan HbA1c !
2. Sebutkan perbedaan pemeriksaan HbA1c dengan pemeriksaan
glukosa lainnya !
LAPORAN PRAKTIKUM
Tim Penyusun
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ANALISIS BAKTERI CLORIFORM PADA AIR
TUJUAN:
Mengetahui kualitas air berdasarkan METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)
LATAR BELAKANG
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Air yang baik digunakan
adalah air yang terbebas dari bahan pencemar baik kimia maupun
biologi. Keamanan mikrobiologi air minum sangat penting, sebagai
jumlah yang penting bakteri (misalnya tipus, kolera, disentri dll) dan
virus (misalnya polio dan hepatitis) penyakit yang terbawa air.
Pemeriksaan pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan dengan keberadaan BAKTERI INDIKATOR SEPERTI
COLIFORM DAN E.COLI. Keberadaan bakteri ini menunjukkan air
telah tercemar dan berpotensi membahayakan kesehatan,
sehingga tes ini sangat penting dan rutin dilakukan.
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik, dan anaerobik fakultatif yang menghasilkan asam dan gas
dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Istilah coliform fecal
digunakan untuk menggambarkan coliform mampu
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas dalam waktu 24
jam pada 44 oC. Kehadiran coliform dalam air, memungkinkan
keberadaan pathogen lainnya, meskipun tidak ada korelasi antara
jumlah coliform dan patogen. Semakin sedikit kandungan
coliform, maka kualitas air semakin baik
Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter
aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Kehadiran bakteri ini dalam air
minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya
Shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber.
Uji kualitas air terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: Uji
pendugaan , Uji penguat (confirmed test) dan Uji pelengkap
(completed test). Uji penduga merupakan uji pendahuluan
mengenai ada tidaknya bakteri koliform
berdasarkan terbentuknya asam dan gas karena fermentasi laktosa
yang dilihat dari kekeruhan dan gelembung udara pada tabung
durham. Metode pengujian pendugaan yang digunakan adalah
metode Most Probable Number (MPN). Jumlah tabung yang
positif di hitung pada masing-masing seri dan dibandingkan dengan
table MPN tabung (tabel 1)
Uji penguat dilakukan terhadap tabung dari uji penduga yang
positif. Suspense ditanam kan pada medium Eosin Methylen
Blue Agar (EMBA). Koloni E. coli yang terbentuk akan berwarna
merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni merah muda
dengan lender untuk kelompok koliform lainnya.
Uji Pelengkap dilakukan untuk menetukan bakteri E. coli. Dari
koloni yang berwarna diinokulasikan pada medium Lactose
Broth dan NA miring. Hasil positif ditandai dengan adanya asam
dan gas pada medium Lactose Broth. Pada medium NA
dilakukan pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri.
Untuk membedakan bakteri golongan coli dari bakteri
golongan coli fecal (berasal dari tinja hewan), maka dilakukan
pengujian pertumbuhan pada suhu 37OC (golongan koli) dan
42OC(golongan coliform fekal).
2. Uji penguat
a. Untuk menetapkan adanya coliform, Semua tabung reaksi yang
positif terdapat gas diambil sebanyak 1 ose kemudian ditanam di
media Briliant Green Lactosa Broth dan diinkubasi 2X24 jam pada
suhu 37 0C.
b. Untuk menentukan adanya fecal coliform, BGLB diinkubasi pada
suhu 44,5oC
c. Untuk menetapkan E. coli, maka diinokulasikan pada medium
spesifik Endo Agar dengan teknik streak plate, diinkubasi pada
suhu 37 0C selama 2X24 jam.
d. Hasil positif pada BGLB jika medium keruh dan pada endo agar
koloni berwarna hijau metalik.
3. Uji pelengkap
a. Inokulsikan koloni bakteri ke medium Laktosa Broth dan medium
NA miring
b. Semua diinkubasi selama 2X24 jam pada suhu 37 0C.
c. Mengamati terbentuknya gas pada media Laktosa Broth, jika positif
lakukan identifikasi pada kultur medium NA.
d. Melakukan pewarnaan gram dari koloni NA.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) koloni bakteri yang
terdapat dalam sampel bahan makanan
2. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi sampel makanan yang
diperiksa berdasarkan ALT koloni bakteri.
LATAR BELAKANG
Makanan merupakan media tumbuh yang sangat baik untuk
mikroorganisme. Beberapa pathogen dalam makanan menjadi masalah
yang serius. Banyak penyakit yang dapat disebarkan melalui
kontaminasi pada makanan, mulai proses pengolahan hingga penyajiannya.
Kontaminan dapat berasal dari tangan pekerja, alat yang digunakan,
vector ataupun yang digunakan.
METODE KUANTITATIF DIGUNAKAN UNTUK MENGETAHUI
JUMLAH MIKROBA YANG ADA PADA SUATU SAMPEL, UMUMNYA
DIKENAL DENGAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT). Uji Angka
Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau
anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka
dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang
digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes, dan cara
sebar
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap
sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi
jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi
jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel.
Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk
penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 25
sampai 250 koloni. Karena jumlah mikroorganimse dalam sampel
tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-
kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang
memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederatan pengenceran
dan pencawanan.
ALAT DAN BAHAN
1. Lampu spiritus
2. Inkubator
3. Pipet ukuran steril
4. Tabung Erlenmeyer
5. Cawan petri
6. Blender
7. Vortex
8. Koloni counter
9. Water bath
10. Timbangan
11. Sampel bahan makanan padat
12.Medium PCA
13.Pepton water atau larutan saline
14.Alkohol 70%
15.Akuades
PROSEDUR
1. Timbang 25 gr sampel makanan.
2. Masukkan sampel ke dalam 225 ml pepton water atau akuades
steril, kemudian hancurkan dengan blender selama 5 menit
(pengenceran 1/10)
3. Siapkan 3 tabung yang berisi 9 ml larutan pepton water atau saline steril
4. Ambil 1 ml hasil pengenceran dan masukkan ke dalam larutan
saline steril (pengenceran 1/100). Lakukan hingga tabung ke
tiga
5. Beri label pada permukaan cawan peteri steril (nama, tanggal dan
seri pengenceran)
6. Pindahkan 1 ml larutan sampel ke cawan petri
7. Tuang MEDIUM PCA dan biarkan memadat.
8. Inkubasi selama 24 jam
9. Susun petri berdasarkan seri pengenceran
10. Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri yang berada
antara 25-250 koloni. Petri yang <25 koloni ditulis terlalu
sedikit untuk dihitung, sedangkan >250 koloni dituliskan
terlalu banyak untuk dihitung (TBUD)
11. Hitung jumlah bakteri dengan rumus
Jumlah bakteri =
DAFTAR PUSTAKA
Benson, 2001, Microbiological Applications Lab Manual 8th ed,
The McGraw−Hill Companies
Eighth EditionHarley−Prescott, 2002, Laboratory Exercises in
Microbiology 5th ed, The McGraw−Hill Companies
PENUNTUN PRAKTIKUM
PATOLOGI ANATOMI
Tim Penyusun
M.Biomed.
Materi Praktikum
Kelenjar Tiroid
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TATA TERTIB LABORATORIUM
Gambaran Makroskopik :
Sebuah jaringan tiroid 10 cm, padat dan dienkapsulasi. Pada
potongan menunjukkan massa padat, massa menyebar dengan
hemoragik, fibrosis nekrotik, dan area kalsifikasi.
Gambaran Mikroskopis :
Spesimen menunjukkan jaringan tiroid dengan sel tumor
epitelium yang tersusun membentuk pola papilar. Sel-sel sebagian
besar adalah atipy dengan polimorf moderat dan inti khas “GROUND
GLASS OR ORPHAN ANNIE’S EYE”. Sejumlah mitosis dapat ditemukan
di tumor ini. Diagnosis karsinoma papiler tiroid didasarkan pada fitur
nuklir bukan arsitektur papiler. Inti sel karsinoma papiler
mengandung kromatin yang sangat halus dan tersebar, yang
menanamkan pada penampilan optic yang jelas. Selain itu, invaginasi
dari sitoplasma mungkin memberikan tampilan inklusi intranuklear.
Low Magnification High Magnification
REFERENSI
Kumar, V., Cotran, R.S., and Robin, S.L., 1997, Basic
Pathology, 6th. Ed., W.B. Saunders, Philadelphia
C. Stevens, A., Lowe, J., 1995, Pathology, 2nd. Ed., Mosby,
London
Price,S., Wilson, L., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, 2006, Edisi 6, EGC, Penerbit Buku
Kedokteran.
Greene, R.J., Harris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology
and Therapeutics for Pharmacists : A Basic for Clinical
PENUNTUN PRAKTIKUM
GIZI
Tim Penyusun
DEPARTEMEN GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TATA TERTIB PRAKTIKUM GIZI
Mengetahui,
Pretest + Posttest = 15 %
Laporan Praktikum = 30 %
Tentamen/ujian Praktikum = 55 %
DIET DIABETES MELITUS
Tujuan :
1. Fungsi ginjal
2. Fungsi hati
3. Profil lipid
4. Asam urat
Tahapan :
1. Tentukan jumlah karbohidrat sehari.
2. Jumlah KH/unit Insulin = 15 gram Karbohidrat/1 unit insulin
3. Tentukan kandungan karbohidrat pada setiap kali makan, lalu
tentukan unit insulin yang dibutuhkan.
Referensi :