4. Tidak adanya motivasi untuk belajar dari orang tua ketika di rumah
Menurut saya ada 2 faktor yang mempengaruhinya yakni dari guru dan dari siswa itu sendiri.
Terkadang, kita takut untuk mengakui bahwa sebenarnya kita belum paham dengan materi tersebut,
Faktor dari guru juga berpengaruh yakni guru tidak mampu menciptakan suasana yang
menyebangkan yang membuat sisiwa dapat memahami pelajaran,guru belum menerapkan model
dan metode yang sesuai dengan minat siswa.
TOPIK MASALAH 5 :
Narasumber : Sarindawaty, S.Pd
Guru tidak memahami pembelajaran berbasis HOTS dan Guru belum maksimal mendapat bimbingan
terhadap pembelajarn berbasis HOTS
Mapel: Fisika ( Teman Sejawat)
Karen kita masih selalu mengedepankan kemampuan kognitif. anak dikatakan cerdas apabila
matematika 100, dan nilai pelajaran eksak lainnya sempurna. Maka tak jarang guru di sekolah
berlomba-lomba mencetak generasi yang mampu menghasilkan nilai sempurna untuk mapel-
mapel yang sering dilombakan, dengan mengabaiakan KBM yang mengedepankan
kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan
mengambil keputusan bagi siswa. Banyak masih berfokus pada hafalan saja atau
menggunakan pola Low Order Thinking Skill (LOTS) yang membuat siswa selalu
berada zona nyaman tanpa adanya tantangan.
Narasumber : Gemasih Ganti Nireta, S.Pd, M.Pd ( Pakar Guru Penggerak)
Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) karena
guru masih mengajar dengan paradikma lama siswa hanya di suruh menghafal bukan berlatih
untuk kemampuan menalar. Selain itu dikarenakan pengetahuan guru dan murid yang kurang.
Beberapa penyebab siswa sulit memahami materi dari guru dapat melibatkan faktor-faktor seperti:
1. Gaya Pembelajaran yang Berbeda: Siswa memiliki gaya pembelajaran yang beragam, dan jika
metode pengajaran tidak sesuai dengan gaya belajar mereka, mereka mungkin kesulitan memahami
materi.
2. Kurangnya Keterlibatan Siswa: Jika siswa tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran atau
tidak memiliki minat terhadap materi, mereka cenderung sulit memahaminya.
3. Ketidaksesuaian Metode Pengajaran: Beberapa siswa mungkin lebih responsif terhadap metode
pengajaran tertentu. Jika guru tidak menyampaikan materi dengan cara yang memadai, siswa dapat
merasa kesulitan memahaminya.
4. Kurangnya Penyesuaian: Setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Kurangnya
penyesuaian dalam metode pengajaran untuk mendukung kebutuhan individu bisa menjadi
hambatan.
TOPIK MASALAH 2 :
Guru masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran
Penyebab Guru masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran karena guru kurmang menguasai IT, kurang paham media apa saja yang perlu disiapkan,
jaringan internet yang belum memadai.
NARASUMBER : Yan Marzuki, S.Pd
Penyebab Guru masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran karena terbatasnya waktu dan guru merasa kerepotan, karena guru harus menyiapkan
perangkatnya sendiri dimulai dari bawa laptop, LCD, buku dan lain sebagainya.
Penyebab Guru masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
karena pertama kurangnya pengetahuan guru tentang media IT, kedua arus listrik dan jaringan yang tidak
normal sehingga para guru agak keberatan karena membutuhkan biaya sendiri, ketiga tidak adanya
kewajiban dari pihak sekolah agar guru mengajar menggunakan IT.
Penyebab Guru masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran karena terkadang terkendala waktu dan jaringan jika hendak mengoptimalkan
pembelajaran berbasis model, strategi dan metode pembelajaran kekinian menurut perkembangan zaman.
TOPIK MASALAH 3 :
Guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif
Penyebab Guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif adalah pengetahuan
guru masih kurang, guru malas untuk merubah dirinya dan enggan keluar dari zona nyaman.
Penyebab Guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif adalah guru belum
paham serta belum menemukan model, strategi, metode pembelajaran yang sesuai di kelas.
Penyebab Guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif adalah kebanyakan
guru yang sudah sepuh telah merasa di zona nyaman dan enggan untuk melakukan perubahan -perubahan
untuk melakukan pembaharuan dalam model, strategi, metode pembelajaran. Sedangkan guru yang muda
terkadang terkendala waktu dan jarinagan jika hendak mengoptimalkan pembelajaran yang berbasis
model, strategi, metode pembelajaran kekinian menurut perkembangan zaman.
5.Guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang Model-model pembelajaran Inovatif
TOPIK MASALAH 4 :
Motivasi belajar siswa masih rendah
Peserta didik masih memiliki motivasi belajar rendah disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah materi yang dipelajari susah, siswa tidak menyukai cara pengajaran guru,
siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu bahkan kondisi lingkungan keluarga yang
kurang mendukung.
NARASUMBER : SELENAWATY, S.Pd
Menurut pendapat saya penyebab rendahnya motivasi belajar, yaitu : kurangnya kemampuan konsentrasi
siswa didik, metode pembelajaran guru yang monoton, kondisi fisik yang kurang sehat, lingkugan sekitar
atau keluarga yang kurang kondusif dan rasa malas belajar yang tinggi pada siswa itu sendiri.
Rendahnya motivasi belajar siswa perlu diketahui akar penyebabnya agar bisa ditemukan solusi yang
tepat. Mengingat, setiap siswa memiliki problem masing-masing yang tidak bisa disamaratakan
penanggulangannya.
Penyebab motivasi belajar rendah yang pertama adalah karena tidak adanya dukungan atau motivasi yang
diberikan oleh guru kepada siswa. Sebagai tenaga pendidik dan pengajar, sudah selayaknya seorang guru
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Dengan begitu, siswa lebih bersemangat dan memiliki
dorongan untuk menguasai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Terkadang, ada beberapa guru yang memiliki sistem atau cara mengajar yang tidak menarik, sehingga
tidak disukai oleh murid-muridnya. Sebaiknya, metode belajar yang diterapkan tidak monoton, sehingga
siswa bisa lebih antusias dalam belajar.
Harus diakui bahwa setiap siswa mempunyai bakat dan keahlian bidang masing-masing. Misalnya, anak
yang tidak pandai belajar matematika terkadang memiliki keahlian di bidang lain, misalnya seperti seni
atau sastra. Siswa dengan kemampuan seperti ini perlu dipahami oleh guru dan diberikan metode
pembelajaran yang menarik.
4. Motivasi Dalam Diri Siswa yang Lemah
Ada banyak siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar. Padahal, sesungguhnya motivasi harus dicari
dalam diri sendiri terlebih dahulu sebelum melihat ke luar. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memiliki
kesadaran untuk aktif belajar agar bisa berprestasi.
Masalah bisa menghampiri siapa saja, baik orang dewasa maupun siswa. Bagi siswa yang kehilangan
motivasi belajar, hal ini bisa disebabkan karena siswa tersebut cukup bermasalah. Misalnya bergabung ke
geng motor, salah pergaulan, sering terlibat tawuran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, guru BK
memiliki tugas penting untuk merangkul para murid yang bermasalah tersebut agar kembali menjadi siswa
yang aktif belajar.
Permasalahan lain yang menyebabkan siswa tidak bersemangat belajar adalah karena merasa kurangnya
perhatian dari orang tua di rumah. Orang tua yang jarang di rumah dan sibuk dengan urusannya sendiri
terkadang membuat anak merasa terlantar, sehingga tidak berminat untuk belajar yang sungguh-sungguh.
Setelah menyimak penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor rendahnya motivasi belajar siswa
bisa disebabkan karena berbagai hal, baik dari guru, orang tua, maupun diri sendiri. Oleh karena itu,
diperlukan sinergitas bagi orang tua dan guru dalam membimbing siswa agar lebih bersemangat dan
termotivasi dalam belajar
Motivasi belajar siswa rendah disebabkan beberapa factor ( factor internal dan eksternal) Faktor internal dr
siswa sendiri kadang malas belajar, malas membaca, serta tidak ada bakat dalam salah satu bidang
pelajaran tertentu.
Faktor eksternal lebih banyak berpengaruh, mulai dr lingkungan keluarga, pergaulan antar teman, maupun
dr gurunya sendiri.
Keluarga diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi pada anak didik sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar baik di rumah maupun di sekolah.
Dalam pergaulan teman sejawat dapat memengaruhi sikap dan perilaku dalam menerima pelajaran di
kelas. Teman yang baik akan membawa pada perilaku yang baik, demikian juga sebaliknya.
Faktor Guru sebagai pengajar dapat memberi motivasi dalam pembelajaran di kelas, melalui metode serta
media pembelajaran yang menarik minat belajar peserta didik.
Dan seterusnya.