Minggu 1
Bu Hesti
K
Hukum Acara MK Minggu 2 Bu Hesti
Dasar hujukm pembentukan MK sebagaimana ditentukan dala UUD negara RI 1945, yang
ditentukan dalam pasal 24 ayat (2) berbicara tentnag kedudukan MK, jadi kedudukan Mk itu
dalam bab tentnag kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah MA,
dan sebuah MK.
Kewenangannya di tentukan dalam pasal 24 C ayat (1) dan ayat (2) yang kemudian
dipertegas dlaam UU tentnag MK, yaitu UU no 24 tahun 2003 dan UU tentang ekkuasaan
kehakiman yaitu UU no 48 tahun 2009. Ini mengeaskan tentang keweanngannya. Klo pasal
24 ayat 1 menegaskan tentang kedudukannya. Pasal 24 C ayat 1 dan 2 berbicara mengenai
kewenangannya
Pasal 24 C ayat (1) menentukan MK berwenang untuk memeriksan dan mengadili pada
tingkat pertama dan terkahir yang putusannya bersifat final. Berarti tidak ada lagi upya
hukum. Berarti kekuasaan kehakimannya absolut.
4 hal kewenangan
1. Menguji UU thd UUD
2. Memutus sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisisihan hasil pemilu
Selain ketentuan pasal 24 C ayat 1, MK juga berwenang untuk memutus, memberikan
putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil
presiden menurut UUD. Jadi klo kita perhatikan sebelum ada acara MK yang emmiliki
kewenangan membehentikan pres dan wapres dadalah MPR, setelah reformasi konstitusi,
DPR boleh berpendapat bahwa pres dan wapres diduga melanggar UUD. Pendapat DPR
harus diajukan dulu ke MK dan MK lah yang memberikan putusan apakah presiden itu
melanggar konstitusi atau tidak .
Dalam perkembangan
Klo kita membaca atau mencermati ketentuan dalam pasal 50 UU tentang MK, yaitu UU no
24 tahun 2003, dalam pasal 50 menentukan bahwa, MK itu berwenang menguji UU thd UUD
setelah perubahan UUD jadi UU yang biasa duji oleh MK uu yg diundangkan setelah
perubahan UUD 1945. Artinya UU yang keberadaannya itu sebelum perubahana UUD itu
tidak bisa diuji di MK pasal 50 ini sudah dinyatakan tidak berlaku oleh MK dalam putusan
066/PUU-II/2004. Sehingga pasal 50 ini dinyatakan sudah tidak berlaku
Atas dasar permohonan thd uu thd kadin, maka MK mengeluarkan putusan, semua UU yang
masih memiliki kekuatan berlaku semuanya bisa diajukan permohonan pengujian UU ke MK.
Pembatasan yg ada di pasal 50 uu no 2003, bertentangan dengan UUD. Megapa dikatakan
bertentangan? Karena dalam UUD pasal 24 c ayat (1) tidak ada yang menyebutkan
waktunya. Yg dimaksud dalam pasal 24 C (1) itu hanya menguji UU thd UUD. Artinya semua
UU yg masih berlaku bisa dinyatakan uji ke MK. Berarti sejak tahun berapa pasal 40 tidak
berlaku? 2004.
Perkembangan yang kedua berbicara tentnag interpretasi makanya MK disebut dengan the
final interpreater of constitusion . memberikan penafsiran terhadap UUD. Contoh konkritnya
penafsiran terhadap peraturan pemeritnah pengganti UU. Klo merujuk pada pasal 24 c ayat
(1) MK berwennagan menguiuji UU thd UUD, tidak ada menyebut perpu hanya UU. Produk
hukum perpu ada di pasal 22. Dalam kegentingan yang memaksa presiden berwenang
menetapkan PERPU. Karean keduduka perpu sejajar dengan UU, kemudian kewenangan MA
tidak mencakup PERPU, yang ada kan MA memeriksa mengadili peraturan di bawah uu
Atas dasar itu MK menentukan MK juga berwenang menguji Perpu thd UUD
Dalam kewenangannya menguji terhdap UUD, MK berwenang melakukan pengujian baik
formil maupun materiil
Klo pengujian materiil tentu substansi dlaam UU maupun dalam pasal atau[un dalam ayat
atau bagian dari UU atau perpu itu.
1. Pengujian uu thd uud – hukum aaranya diatur dalamm pmk no 2 tahun 2021
2. Menyelesaikan sengketa antar lembaga negara – hukum acarnaya diatur dalam pmk
no 8 tahun 2006
3. Pembubaran partai politik – diatur dalam pmk no 13 tahun 2008
4. Penyelesaian hasil pemilu diatur dalam beberapa PMK, PMK no 2 tahun 2018, no 3
tahun 2018, no 4 tahun 2018
5. No 5 dan
6. no 6 adalah hukum acara dari 4 aturan di atas
Hukum acara MK karena kewenangannya ada 4, maka mininimal hukum acaranya juga ada 4.
Tugas
Baca semua hukum acaranya mulai . pengujian UU, hukum acara penyelelesaian perselisihan
hasil pemilu, hukum acara dalam perkara pemilihan gubernur bupati dan walikota
Menulis setiap hukum acara. Alurnya gimana. Siapa para pihak dalam masing masing hukum
acara. Klo pedata kan ada penggugat dan terggugat. Baca dan kerjakan itu.
Pengerjaan kalian boleh tulis tangan boleh ketik
Bagi yg diketik pastikan tidak ada duplikasi
Hukum acara MK minnggu 3 Bu Hesti
Alur Proses pengajuan permohonan- Pemohon menyerahkan baik dalam bentuk hard
copu maupun soft copy, ini domainnya panitera bukan hakim MK. Dari permohonan
yang diajukan pemohon, secara adminstratif masih mejadi kewenangan panitera MK.
Dilakukan pemeriksaan kepengkapan ada 2 kemungkinan belung lengkap(harus
dilengkapi dalam waktu 7 hari) atau lengkap. Bagi yang sudah lengkap atau ketika 7
hari itu sudah dipenuhi, maka kemudian panitera meregistrasi di dalam BPRK Buku
Registrasi perkara Konstitusi (dalam UU MK). Jadi diregistrasi. Untuk registrasi itu
waktunya 14 hari. Dlaam waktu 14 haru maka kemudian panitera kaan
menyampaikan jadwal sidang pertama – itu alur pertama kali dari permohonan ke
paniteran sampai didaftarkan ke BPRK. Jadi klo sudang lengkap baru dicatat dalam
BPRK Klo sudah di registrasi di BPRK, maka selanjutnya MK menyampaikan salinan
permohonan itu, klo pengujuan UU terhadap UUD, maka akan diberikan salinannya
ke DPR, Presiden dan MA. Klo permoohnannya terkait sengketa lembaga negara,
maka slainannya akan disampaikan kepada lembaga negara yang dimohonkan dan
juga MA. Klo permohonan berkaitakn dengan PHPU, maka salinannya akan
disampaikan kepada smeua pihak. Begitu juga dengan senketa hasil pemilu gubernur
bupati walikota. Selain di PMK, inijug ada di dalam UU MK jadi hukum acara itu secar
agaris besar ada di UU MK. Tapi secara detail diatur di PMK itu
Klo permohonan tidak dapat diterima itu pada saat pemeriksaan pendahukuan saja. Lklo
sudang perisdangan itu antara dikabulkan atau ditolak
Khusus untuk perkara pengujuan UU, ada putusan akhir tapi juga ada putusan sela. Ada
putusan sela, jadi oemohon dalam permohonannya bisa mengajukan permohonan untuk
adnaya putusan sela sebelum putusan disampaikan
Supaya kerugian konsttitusional tidak berloaur larut dirasakan oleh pemohon