Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DIANA HOERUNNISA

NIM : 20610004
KELAS : MANAJEMEN 7A
MATKUL : STUDI KELAYAKAN BISNIS

Penyelesaian Sengketa Merek


(Studi Kasus Pepsodent Strong vs Formula Strong)

1. Studi Kasus
Hardwood Private Limited ialah Penggugat pemilik Merek “Strong”. Hardwood Private
Limited meyakini bahwa kata “Strong” setelah kata formula merupakan satu kesatuan
merek dari produk pasta gigi “Formula Strong”. Sistem klasifikasi merk Kelas 3, yang
sudah mendaftarkan serta memakai merk tersebut pertama kali di Republik Indonesia
dengan no registrasi IDM000258478. Sistem klasifikasi Merek kelas 3 ialah bahan-
bahan pemelihara gigi.

Penggugat secara efisien memakai merek “Strong” di daerah Republik Indonesia,


dengan memproduksi, mendistribusikan, serta mempromosikan produk pasta gigi
merek “Strong” beserta variannya, ialah merek: “Formula Strong”,“Formula Strong
Protector”, “Formula Strong Protection serta “Formula Strong Herbal” di daerah
Republik Indonesia dengan produk serta variannya.

Bersumber pada penjelasan diatas merek “Strong” kepunyaan Penggugat ialah merek
populer yang bisa dilihat dengan penggunaannya yang sudah lama serta sudah besarnya
investasi yang dikeluarkan oleh Penggugat. Semenjak tahun 2019 Tergugat sudah
memproduksi, mempromosikan, serta/ataupun menjual produk pasta gigi dengan
mencantumkan merek“ Strong” dengan no registrasi DID2019056670 yang seragam
dengan merek “Strong” kepunyaan Penggugat di daerah Republik Indonesia secara
tanpa hak serta tanpa seizin Pengugat;

Produk Penggugat Produk Tergugat

Karena terdapatnya persamaan-persamaan dalam foto diatas, hingga semenjak Tergugat


membuat, memperkenalkan, mendistribusikan serta/ ataupun memasarkan hasil pasta
gigi dengan memakai merek seragam sama merek “Strong” kepunyaan Penggugat
dalam wilayah Indonesia dengan tanpa hak serta tidak dengan izin Penggugat, perihal
ini berdampak membingungkan konsumen sebab menganggap hasil pasta gigi yang
dibuat Tergugat itu memiliki kedekatan sama pasta gigi merek “Strong” kepunyaan
Penggugat.
Penggugat sudah memberikan peringatan kepada Tergugat agar mengakhiri pemakaian
merek “Strong” pada hasil pasta gigi Tergugat, tetapi, Tergugat tidak mengindahkan
peringatan tersebut serta hingga saat ini Tergugat terus senantiasa membuat,
memperkenalkan, mendistribusikan, serta/ataupun memasarkan produk pasta gigi
dengan memakai merek “Strong”. Perbuatan Tergugat itu sudah memunculkan kerugian
untuk Penggugat serta Penguggat menuntut Ganti Rugi.

2. Sengketa tersebut memiliki aspek legalitas merek dagang yaitu melibatkan masalah
merek dagang, di mana Penggugat adalah pemilik merek "Strong" untuk produk pasta
gigi kelas 3. Mereka mengklaim bahwa Tergugat telah menggunakan merek serupa
tanpa izin, yang dapat melanggar hukum merek dagang.

3. Untuk menyelesaikan sengketa hukum seperti yang dijelaskan dalam kasus ini,
perusahaan Penggugat (Hardwood Private Limited ada beberapa langkah yang dapat
diambil oleh perusahaan dalam penyelesaian sengketa seperti ini:

1) Konsultasi dengan Penasihat Hukum:


Perusahaan Penggugat akan bekerja sama dengan penasihat hukum yang
berpengalaman dalam hukum merek dagang dan peradilan sipil. Penasihat hukum
akan memberikan nasihat hukum dan membantu perusahaan dalam menyusun
strategi hukum.
2) Notifikasi Resmi:
Sebelum mengambil tindakan hukum yang lebih lanjut, perusahaan Penggugat
dapat mengirimkan notifikasi resmi kepada Tergugat yang menunjukkan
pelanggaran merek dagang dan meminta mereka untuk menghentikan penggunaan
merek "Strong" pada produk mereka.
3) Tuntutan Hukum:
Jika Tergugat tidak merespons notifikasi atau tidak menghentikan penggunaan
merek yang disengketakan, Penggugat dapat mengajukan tuntutan hukum, seperti
gugatan perdata, di pengadilan. Mereka akan mempresentasikan bukti-bukti yang
mendukung klaim pelanggaran merek dagang mereka.
4) Mediasi atau Negosiasi:
Sebelum mencapai pengadilan, pihak-pihak terlibat dalam sengketa dapat mencoba
mediasi atau negosiasi untuk mencapai penyelesaian di luar pengadilan. Ini dapat
melibatkan pembicaraan dan negosiasi antara pihak-pihak dengan bantuan mediator
yang netral.
5) Pengadilan:
Jika mediasi atau negosiasi tidak berhasil, kasus ini akan masuk ke pengadilan. Di
pengadilan, pengadilan akan mengevaluasi bukti-bukti dan argumen dari kedua
belah pihak dan mengeluarkan putusan.
6) Ganti Rugi:
Jika Penggugat berhasil dalam pengadilan, mereka dapat diberikan ganti rugi oleh
Tergugat sebagai kompensasi atas kerugian yang diderita akibat pelanggaran merek
dagang.

Anda mungkin juga menyukai