Anda di halaman 1dari 8

MODUL I TUGAS MATERI 7, 8 & 9

Analisis Sumber Daya Tim dalam Pelaksanaan Proyek


“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budidaya Kepiting di Kelurahan Tanjung
Kabupaten Mempawah”

AGENG TEGUH PAMUJI_PM2000401


agengteguhpamuji@student.uns.ac.id
Pejuang Muda Kabupaten Mempawah

Manajemen sumber daya manusia merupakan proses pencapaian tujuan organisasi


melalui penggunaan manusia atau individu yang ada di dalamnya (Mondy & Martocchio,
2016). Pengelolaan ini ditujukan agar mereka yang dikelola memiliki kompetensi dan keahlian
sesuai yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaannya. Selain itu, manajemen sumber daya
juga merupakan pendekatan strategis untuk mengelola manusia sebagai aset paling berharga
dalam suatu organisasi. Tetapi peran tersebut bukan hanya untuk manajemen saja, melainkan
juga untuk dilakukan oleh manusianya. Sumber daya manusia untuk bisa memiliki kesadaran
bahwa mereka memiliki daya guna untuk organisasi dan penting untuk selalu meningkatkan
kapasitas mereka sebagai individu yang akan memberi manfaat tidak hanya kepada organisasi
tetapi juga bagi mereka sendiri.
Manajemen sumber daya meliputi pengelolaan manusia mulai dari rekrutmen hingga
terminasi, termasuk pengembangan kapasitas dan peningkatan keahlian. Proses pengelolaan ini
sejatinya adalah bentuk peningkatan kualitasi organisasi melalui peningkatan sumber daya
manusianya. Organisasi akan terus berkembang dan bertumbuh apabila manusia-manusia di
dalamnya diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai bidang masing-masing.
Terlepas dari dikeluarkannya anggaran untuk pembiayaan peningkatan kapasitas tetapi profit
dari bertumbuhnya organisasi sebagai dampak dari bertumbuhnya sumber daya manusianya
akan kembali ke organisasi lagi.
Kerja sosial adalah pekerjaan yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Tidak bisa
hanya mengandalkan pemerintah saja, baik pemerintah pusat maupun daerah, ataupun satu
Kementerian/Lembaga tertentu saja. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk
mewujudkan kondisi sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, pelaku kerja sosial atau agen
sosial yang merupakan pihak-pihak yang melaksanakan atau mendorong perubahan di suatu
kelompok/masyarakat ke arah yang lebih baik, bisa siapa saja.
Agen sosial ini akan membantu pemerintah, pusat dan daerah, serta stakeholder setempat
untuk mendorong terlaksananya program perubahan sosial yang dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Pemerintah akan berfungsi sebagai fasilitator dan regulator, sementara agen
sosial akan berfungsi sebagai eksekutor dan akselerator. Peraturan, petunjuk
pelaksanaan/teknis, nomenklatur, pembiayaan, perencanaan, dan evaluasi dilakukan oleh
pemerintah sebagai fasilitator dan regulator. Agen sosial akan melaksanakan, baik rencana
yang mereka kembangkan sendiri atau rencana pemerintah, kepada masyarakat yang dituju.
Selain itu, agen sosial dengan kemampuannya melakukan pendekatan di lapangan akan
berusaha untuk mempercepat terjadinya perubahan sosial tersebut.
Sumber daya manusia dalam konteks proyek kemanusiaan adalah pekerja kemanusiaan
yang memilih untuk ikut serta berkolaborasi dengan pemerintah mengurangi dampak dari
permasalahan yang terjadi, baik permasalahan sosial yang disebabkan oleh keadaan sosial
ekonomi maupun bencana alam. Seiring meningkatnya permasalahan yang terjadi, maka
semakin banyak orang yang ikut andil berperan serta sebagai pekerja kemanusiaan.
Tetapi tentu saja tidak bisa menunggu hingga terjadinya permasalahan atau bencana, baru
mencari pekerja kemanusiaan. Akan lebih baik jika dipersiapkan sejak dini dengan mencetak
pekerja kemanusiaan sehingga ketika terjadi permasalahan atau bencana, kita sudah memiliki
sumber daya manusianya. Dengan banyaknya generasi muda yang semakin menunjukkan
kepedulian terhadap isu kemanusiaan, maka mereka akan dapat didorong untuk ikut melakukan
kerja kemanusiaan.
Sejumlah hal perlu dipersiapkan untuk bisa terjun ke pekerjaan kemanusiaan, khususnya
yang terjadi di daerah bencana atau di daerah pelosok. Kesehatan dan stamina yang baik,
kemampuan bertahan hidup di dalam segala kondisi, kemampuan komunikasi dan bekerja
sama, kepekaan sosial, serta keterampilan khusus lainnya yang akan dibutuhkan sesuai dengan
bidang pekerjaan masing-masing. Kesempatan untuk bisa terjun ke daerah-daerah yang masih
tidak terlalu parah kondisinya juga bisa menjadi latihan bagi mereka untuk membiasakan diri
dalam situasi dan kondisi kemanusiaan.
Sebuah tim adalah sekelompok orang yang berkolaborasi untuk mengerjakan satu tugas
secara bersama-sama dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama. Untuk dapat tergabung
ke dalam sebuah tim, seseorang harus mengikuti aturan dan aktivitas yang sudah ditetapkan
sedari awal. Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap tim,
tetapi secara keseluruhan, anggota bertanggung jawab atas kesuksesan tim.
Sebuah tim atau kelompok pastinya membutuhkan sumber daya anggota yang baik dan
berkualitas. Sumber daya yang baik serta berkualitas tersebut menjadi faktor keberhasilan dari
suatu proyek sosial yang akan dilaksanakan oleh suatu tim. Akan tetapi, tidak semua anggota
tim memiliki sumber daya yang berkualitas. Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kualitas diri serta sumber daya dari anggota tim. Adapun hal yang perlu
diperhatikan untuk membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Fokus
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan teratur.
Orang-orang sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya sehingga
kehilangan gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan. Jadi, sewaktu anggota lainnya
sedang berkonsentrasi menyelesaikan masalah, anggota lain dapat mendedikasikan lebih
banyak waktunya untuk me-review proses dan mengeliminasi masalah-masalah yang
mungkin muncul di masa depan.
2. Peran dan Tanggung Jawab
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran setiap individu dalam tim untuk
menjamin kesuksesan tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-
masing akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif.
Anggota tim akan mampu mengambil lebih banyak tanggung jawab apabila mereka berada
dalam posisi yang cocok, dan salah satu dari mereka mungkin akan dapat mengeluarkan
bakat baru yang tidak disadari sebelumnya. Beri mereka ruang untuk menyelesaikan
tanggung jawabnya, jika diperlukan buat timeline sehingga mereka bisa menyesuaikan.
3. Tetapkan Tujuan
Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Tentukan
tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang.
Dengan tujuan dan aturan yang jelas, tim bisa mengatur dirinya untuk mencapai tujuan
tersebut. Hindari sikap malas, terlambat, dan menunda pekerjaan. Komunikasikan selalu
setiap tujuan dengan jelas, dan pastikan anggota tim benar-benar memahaminya.
4. Bagikan Informasi Secara Terbuka
Keterbukaan merupakan kunci dalam membangun kepercayaan, termasuk dalam tim.
Tanpa rasa percaya, tim tidak akan bisa bekerja secara optimal, sehingga tujuan tim tidak
akan tercapai. Sampaikan informasi ke setiap anggota tim tanpa membeda-bedakan.
Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai rumor, sementara informasi yang
dibagikan hanya ke sebagian orang akan menimbulkan rasa cemburu. Produktivitas akan
menurun dan hubungan antar anggota tim akan renggang yang bisa menimbulkan konflik.
Bagikan informasi yang memang perlu dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan update
informasi tersebut sesering mungkin.
5. Beri Kesempatan Kepada Anggota Tim untuk Mennyampaikan Pendapat
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan kesempatan
kepada setiap anggota tim untuk menyampaikan pendapat dalam rapat atau
saat brainstorming. Pertimbangkan setiap saran mereka, Jika ada yang belum kita pahami
dari apa yang meraka sampaikan, jangan malu untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Tidak
ada yang benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai dapat dibuktikan.
Jangan silau dengan pendapat dari konsultan atau pihak luar hingga mengabaikan masukan
dari anggota tim. Pihak luar memang bisa melihat duduk persoalan dari sudut pandang yang
berbeda, tetapi anggota tim adalah sumber informasi utama terkait apa yang terjadi di dalam
tim.
6. Penghargaan
Beri penghargaan kepada anggota tim tapi tidak secara individual. Dalam setiap tim,
akan ada individu yang menonjol pada bidang tertentu, kenali secepat mungkin dan
manfaatkan untuk mendukung kerja sama tim. Hindari tindakan yang bisa menimbulkan
kecemburuan antar anggota tim.

Tantangan bagi generasi milenial dalam membangun teamwork adalah dengan


membangun komunikasi yang efektif dengan sesama anggota tim dengan penuh penghargaan.
Manusia memiliki kecenderungan untuk membawa asumsi ketika bertemu dengan orang baru,
menilai orang tersebut dari penampilannya, caranya berbicara, serta tingkat sosial ekonominya
yang seringkali menjerumuskan pada pemahaman yang salah. Penting untuk selalu berpikir
positif dan terbuka terhadap siapapun, baik orang yang sudah dikenal, terlebih lagi orang yang
baru ditemui.
Teknologi yang sudah semakin canggih akan memberikan kesempatan bagi generasi
milenial untuk dapat berkoordinasi, mencari ide, bahkan mempresentasikan ide tim nya dengan
lebih efisien. Pertemuan-pertemuan tidak lagi diselenggarakan secara fisik, melainkan secara
virtual. Akan tetapi tentunya, mereka harus terlebih dulu menguasai penggunaan teknologi
sebelum benar-benar memanfaatkannya. Mereka yang gagap akan teknologi secara otomatis
akan tertinggal.
Budaya kerja yang lebih fleksibel dan terbuka menuntut adanya kolaborasi yang efektif
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tetapi generasi milenial juga perlu menyadari bahwa
tidak semua tugas bisa dilakukan secara fleksibel. Ada tugas-tugas yang memang
membutuhkan kehadiran fisik dan waktu penyelesaian yang rigid. Kemampuan beradaptasi
pada akhirnya akan menjadi kunci dari keberhasilan generasi milenial dalam berkolaborasi di
era digital.
Pengembangan diri merupakan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
diri (self-awareness), mengembangkan bakat dan potensi, serta meningkatkan kualitas hidup.
Maslow (1962) menyampaikan bahwa sepanjang manusia hidup akan selalu ada kebutuhan
untuk aktualisasi diri yang menimbulkan dorongan untuk mengembangkan dan menumbuhkan
diri. Melalui pengembangan diri, manusia mencoba menemukan jati diri dan makna hidup.
Oleh karena manusia yang berbeda-beda, maka setiap orang memiliki caranya masing-masing
untuk mengembangkan diri.
Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempercepat proses pengembangan diri (Jain, et. al,
2015), yaitu:
1. Memiliki pola pikir bertumbuh: "saya yakin saya bisa berkembang";
2. Merencanakan: berpikir sebelum bertindak;
3. Mengembangkan dan memperbarui visi hidup;
4. Menyusun kritera kinerja (performance) dan menggunakan ukuran kinerja;
5. Mengevaluasi diri sertiap kali melakukan kinerja yang signifikan
6. Merefleksi dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran diri (self-awareness) dan
metakognisi;
7. Menantang diri sendiri dengan mengambil risiko besar, mendorong diri keluar dari zona
nyaman;
8. Melakukan mentoring sebagai upaya mengembangkan diri dan orang lain;
9. Buat gertakan dalam hal kegigihan, kesungguhan, dan komitmen; dan
10. Menciptakan budaya pertumbuhan dan pengembangan diri melalui minat dan motivasi
diri, berucap dan bertindak.

Potensi diri merupakan kualitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mendukung
orang tersebut dalam memenuhi tujuan yang dicita-citakan. Potensi diri bukan hanya termasuk
karakter, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, tetapi juga kesehatan, kemampuan
fisik, motivasi, kemampuan berkomunikasi, dan masih banyak lagi. Dalam proses manusia
meningkatkan kualitas dirinya, perlu terlebih dulu mengenali potensi yang ada, untuk
kemudian ditumbuh kembangkan menjadi kualitas yang signifikan dalam dirinya.
Berikut sejumlah karakter dari orang yang selalu haus akan pengembangan diri (Maslow,
1970a):
1. Menikmati pengalaman hidup seperti anak-anak, penuh konsentrasi dan tidak ragu-
ragu;
2. Mencoba berbagai hal baru, alih-alih selalu berada di zona nyaman;
3. Mendengarkan hati nurani dalam mengevaluasi suatu pengalaman, bukan
mendengarkan tradisi, kekuasaan, atau pilihan mayoritas;
4. Menghindari kebohongan dan selalu jujur;
5. Siap menjadi tidak populer (tidak disukai banyak orang), jika pandangannya
bertentangan dengan pandangan mayoritas orang;
6. Mengambil tanggung jawab dan bekerja keras; dan
7. Mencoba melakukan pembelaan tetapi berani menerima jika salah.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengenali potensi diri:


1. Kenali Minat dan Bakat. Kenali apa minat dan bakat kita, apa yang membuat kita
bersemangat dan tidak pernah bosan melakukannya, apa yang membuat kita bahagia
setelah selesai melakukannya. Dengan mengenali minat kita pada apa, dan di bidang
apa kita berbeakat, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan
pengembangan diri.
2. Minta Masukan dari Orang Terdekat. Orang yang paling mengenal diri kita selain kita
sendiri adalah orang terdekat, misalnya keluarga, sahabat, mentor, atau saudara.
Mereka adalah orang-orang yang paling sering berinteraksi dengan kita dengan
intensitas waktu yang paling banyak, sehingga sangat mungkin mereka mengetahui
tentang diri kita, bahkan hal-hal yang paling kecil sekalipun, termasuk potensi yang kita
miliki.
3. Mencoba Hal Baru, Keluar dari Zona Nyaman. Jangan terpaku hanya pada hal-hal yang
ada di sekitar kita saja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
kualitas diri. Jika kita belum tahu apa hal yang kita sukai, coba lakukan berbagai hal
positif yang belum pernah kita coba. Jangan takut salah, jangan takut gagal. Beranjaklah
dari zona nyaman, karena berada di zona nyaman tidak akan membuat diri kita tumbuh.
Semakin banyak hal positif yang kita coba, maka akan semakin banyak informasi yang
kita dapatkan terkait ketertarikan dan kemampuan kita.
4. Gali Informasi. Masifnya informasi yang masuk ke dalam kehidupan kita berkat
perkembangan teknologi digital dan jaringan internet, memberi kita kesempatan untuk
terus memperbarui pengetahuan kita tentang berbagai hal. Jangan pernah berhenti
mencari informasi, karena itu adalah sumber potensi yang bermanfaat. Yang perlu
diingat adalah, disiplin menyaring bacaan atau tontonan yang kita konsumsi, karena
tidak semua konten berisi hal positif, bahkan banyak di antaranya yang mengandung
berita palsu/hoax. Jika Anda tertarik pada satu bidang informasi, maka gali sebanyak-
banyaknya. Itu merupakan potensi yang suatu hari bisa Anda bagikan ke orang lain.
5. Kenali diri sendiri. Coba buat daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat anda
bahagia; apa yang anda inginkan dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatan anda;
dan apa saja kelemahan anda. Kemudian jawablah pertanyaan ini secara jujur dan
objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai kelemahan dan
kekuatan anda.

Self-motivation adalah kemampuan untuk mendorong diri melakukan sesuatu dalam


rangka mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas. Self-motivation biasanya didorong oleh
keinginan untuk melakukan sesuatu, untuk menciptakan dan menghasilkan. Dorongan inilah
yang membuat sesorang mampu melanjutkan apa yang dia kerjakan meski tidak ada imbalan
atau tidak ada yang memerintah. Self-motivation bisa datang dari dalam diri atau dari faktor
eksternal. Faktor yang datang dari dalam diri misalnya kesukaan akan sesuatu atau hobi,
memunculkan rasa bahagia, dan sebagainya. Sementara faktor yang datang dari luar adalah
misalnya karena prestasi, hadiah, dan tanggung jawab.
Terdapat sejumlah faktor yang bisa mendorong seseorang untuk membangun self-
motivation yang kuat, antara lain:
1. Keyakinan dan Kepercayaan Diri. Keyakinan diri adalah keyakinan atas kemampuan
diri untuk mencapai keberhasilan, dan kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan
tersebut. Sementara kepercayaan diri adalah percaya pada kemampuan diri untuk bisa
memperoleh keberhasilan dan menikmati keberhasilan tersebut. Keduanya merupakan
faktor penting dalam mendorong terbentuknya self-motivation.
2. Berpikir Positif. Disadari atau tidak, pikiran positif berhubungan erat dengan
kepercayaan diri dalam proses membangun self-motivation. Selalu berpikir positif akan
menjaga diri kita dari berpikiran negatif tentang apa yang belum terjadi. Apabila kita
berpikir positif, maka kita akan berfokus pada perencanaan hal-hal yang positif,
sehingga hasilnya pun akan jauh lebih positif. Tetapi jika kita terbiasa berpikir negatif,
maka energi yang dikeluarkan oleh dari kita juga negatif, sehingga respon yang kita
terima dari lingkungan dan orang-orang di sekeliling kita akan negatif pula.
3. Fokus pada Target. Salah satu kunci untuk menumbuhkan self-motivation yang kuat
adalah adanya target yang telah ditentukan. Target tersebut akan membantu kita untuk
fokus menjalankan rencana. Tanpa target kita akan terombang-ambing tanpa tujuan,
sehingga tidak ada dorongan untuk bergerak. Tentukan target yang jelas, menantang,
dan relevan. Pastikan untuk selalu memonitor proses pencapaian target, dengan begitu
progress dapat terukur dan akan mendorong diri kita untuk terus bergerak.
4. Lingkungan yang Mendukung. Dalam proses pencapaian target apapun, lingkungan
merupakan faktor penting bagi keberhasilan proses. Lingkungan yang mendukung, baik
tempat, rekan tim, maupun pimpinan, akan mendorong tercapainya target yang
direncanakan. Tetapi bukan berarti kita menyandarkan keberhasilan pencapaian target
kepada faktor luar saja. Meminta tugas yang sesuai minat kita kepada atasan juga bisa
saja dilakukan sehingga ketertarikan tersebut memotivasi kita untuk bergerak.

Anda mungkin juga menyukai