Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN PADA

PASIEN OPERASI
INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD KILISUCI KOTA KEDIRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI


KOTA KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No 64 Telp. (0354) 6021640
rsud-kilisuci@kedirikota.go.id
Kode Pos 64114

2021
PEMERINTAH KOTA KEDIRI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI
JL. Wakhid Hasyim No. 64 Telp. (0354) 6021640
email : rsud-kilisuci@kedirikota.go.id
KEDIRI
Kode Pos 64114

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI KOTA KEDIRI


NOMOR : 445/ 245.12 /419.108.12/2021

TENTANG :
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN PADA PASIEN OPERASI
INSTALASI BEDAH SENTRAL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI KOTA KEDIRI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI KOTA KEDIRI

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan mutu pelayanan kesehatan


yang maksimal dan dengan mengutamakan keselamatan pasien,
rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri dengan menjalankan kaidah-
kaidah keselamatan pasien;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Instalasi
Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri, maka
perlu diberlakukan Panduan Penggunaan Implan Pada Pasien
Operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri sesuai
dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 );
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 );
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072 );
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tanggal 6 Februari 2008;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/MENKES/PER/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/VII/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
di Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2012 tentang Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Walikota Nomor 45 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
13. Peraturan Walikota Kediri Nomor 71 Tahun 2021 tentang Peraturan
Internal RSUD Kilisuci Kota Kediri (Hospital By Law)
14. Peraturan Walikota Nomor 117 Tahun 2021 tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis dan Unit Organisasi Bersifat Khusus pada
Dinas Kesehatan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KILISUCI


KOTA KEDIRI TENTANG PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN PADA
PASIEN OPERASI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KILISUCI
KESATU : Memberlakukan Panduan Penggunaan Implan Bedah Pada Pasien
Operasi Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci
Kota Kediri
KEDUA : Penyelenggaraan Penggunaan Implan Bedah Pada Pasien Operasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri dilaksanakan oleh Kepala
Bidang Pelayanan, Sub Koor Pelayanan Medis, dan Sub Koor Pelayanan
Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan akan diadakan
perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : KEDIRI
Pada tanggal : 31 Desember 2021
Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH
KILISUCI KOTA KEDIRI

dr. TUTIK MAHANANI UCD, MMRS


Pembina Utama Muda
NIP. 19760331 200604 2 013
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KILISUCI KOTA KEDIRI
NOMOR : 445 / 245.12 / 419.108.12 / 2021
TANGGAL : 31 Desember 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan steril.
Banyak tindakan bedah yang menggunakan implant prostetik antara lain panggul, lutut,
pacu jantung, pompa insulin. Tindakan pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan
operasi rutin yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan factor-faktor tertentu.
Peralatan kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi pengelolaan yang baik serta dapat
mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya asuhan pasien operasi yang
menggunakan implan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal khusus
tentang tindakan yang dimodifikasi.
2. TUJUAN
a. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien operasi dengan
pemasangan implan
b. Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien operasi yang terpasang
implan
c. Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi penarikan kembali alat implant
d. Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implan pada pasien operasi
3. PENGERTIAN
Implan adalah bahan atau materi yang secara buatan di pasang pada tubuh. Banyak
tindakan bedah di rumah sakit yang menggunakan implan prostetik antara lain panggul,
lutut, jantung, dan pompa insulin. Tindakan Operasi seperti ini mengharuskan tindakan
yang di modifikasi dengan mempertimbangkan beberapa factor.
Penilaian kebutuhan implan pada dasarnya dimaksudkan untuk pemenuhan implan
sesuai kemampuan rumah sakit, kebutuhan implan dan pengembangan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat atau perkembangan teknologi. Perencanaan
kebutuhan implan dilakukan karena faktor:
1. Perkembangan teknologi
2. Kesesuaian terhadap standard keselamatan/regulasi
3. Ketersediaan jumlah dan jenis implan
4. Anggaran Pembelian Barang
BAB II
RUANG LINGKUP

• Ruang lingkup asuhan pasien operasi yang menggunakan implan mencakup :


1. Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan
2. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar
operasi dan pertimbangan khusus untuk untuk penandaan lokasi operasi
3. Kulaifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan
4. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
5. Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standart
6. Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus
7. Instruksi khusus pada pasien setelah operasi
8. Kemampuan penelusuran alat jika terjadi penarikan kembali alat
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pemilihan Dan Penyelenggaraan Implan Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota
Kediri
1. Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri menyediakan pelayanan tindakan
operasi yang meyangkut pemasangan implan. Implan dalam hal ini adalah implant
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
2. Penilaian kebutuhan implan harus dilakukan secara teliti dan melalui proses anamnesa
serta perencanaan yang tepat
3. Berkaitan dengan implan tersebut Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci tidak
menyediakan pengadaan implan tersebut secara langsung
4. Penyelenggaraan implan yang digunakan dalam tindakan operasi tersebut dibawa dan
dikelola sendiri oleh DPJP/ operator yang bersangkutan
5. Adapun implan yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kilisuci Kota Kediri
antara lain:
• Peralatan bedah : Hernia mess/ Premilene Mesh

B. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di


kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk untuk penandaan lokasi operasi
1. Setiap tindakan operasi yang memerlukan pemasangan implan harus dilakukan
pencatatan
2. Untuk memeastikan ketersediaan implan yang akan dipasang pada tubuh pasien,
petugas kesehatan harus melakukan pengecekan alat/implan dan menulisnya dalam
form checklist keselamatan pasien (surgical safety checklist).
3. Penandaan letak operasi menjadi bagian penting dalam pemilihan implan yang akan
dipasang , apabila implan tersebut memiliki bentuk/model yang berbeda untuk sisi yang
berbeda
4. Untuk itu pada operasi yang memiliki unsur lateralisasi dan diperlukan pemasangan
implan, petugas kesehatan wajib melaporkan terlebih dahulu mengenai lokasi yang
akan dipasang implan kepada DPJP.

C. Kualifikasi dan pelatihan staf


1. Pelayanan pembedahan dilakukan oleh dokter bedah dibantu dengan asisten bedah
dan perawat instrument
2. Semua petugas yang memberikan pelayanan bedah harus memiliki keterampilan
khusus sesuai dengan bidangnya.
3. Terkait produk implan diperlukan pelatihan pemasangan implan bagi setiap staf yang
terkait dari pihak produsen.
4. Kalibrasi implan dilakukan oleh pihak produsen/ staf pabrik

D. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
1. Jika terdapat kejadian yang tidak diharapkan terkait implan yang dipasang , harus ada
bukti pelaporan terkait hal ini.
2. Laporan yang diterima dicatat dalam formulir pelaporan yang nantinya akan dilakukan
investigasi oleh pihak Rumah Sakit
3. Apabila dalam investigasi ditemukan grading yang tinggi terkait implan maka pihak
Rumah Sakit akan menyerahkan bukti pelaporan kepada DPJP selaku penyelenggara
peralatan (implan) agar bisa melakukan tindak lanjut terhadap implan tersebut.

E. Proses pelaporan malfungsi implant


1. Jika didapati malfungsi terkait implan yang dipasang dalam tubuh pasien maka Rumah
Sakit akan melakukan pelaporan terkait hal ini kepada penyelenggara peralatan
(implan)
2. Pelaporan tersebut akan dijadikan pertimbangan bagi penyelenggara implan dengan
produsen terkait
3. Jika ditemukan kesepakatan untuk melakukan penarikan kembali (recall) implan maka
Rumah Sakit harus melakukan penelusuran kembali (traceability) terhadap pasien –
pasien yang telah terpasang implan tersebut.

F. Pengendalian infeksi
1. Semua pasien yang menjalani operasi dengan pemasangan implan dilakukan
surveilens sebelum tindakan operasi, meliputi perawatan pra operasi, intra operasi,
post operasi dan perawatan luka operasi.
2. Antibiotic profilaksis diberikan secara sistemik dan harus memenuhi syarat dan
diberikan tidak lebih dari 24 jam
3. Bila ditemukan pus pada waktu dilakukan operasi harus dilakukan kultur
4. Surveilens pada pasien operasi dengan implan dilakukan sampai batas waktu satu
tahun pasca operasi

G. Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi:


1. Setiap pasien operasi dengan pemasangan implan diberikan informasi/ penyuluhan
mengenai manajemen pasca operasi
2. Evaluasi perlu dilakukan pada pasien pasca operasi yang terpasang implant, dalam hal
ini pasien disarankan untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin dan berkala .
3. Menyarankan kepada pasien untuk segera memeriksakan ke diri ke Rumah Sakit jika
didapati tanda-tanda demam, muncul kemerahan, bengkak, atau nanah dari luka
operasi, sert a terjadi peningkatan rasa nyeri pada area operasi. Kondisi ini menjadi
tanda-tanda terjadinya infeksi atau penolakan tubuh terhadap implant
4. Pasien dengan pemasangan implant pasca operasi harus memiliki kedisiplinan dalam
mengkonsumsi obat-obatan immunosupresan untuk mencegah kerusakan implant
akibat proses penolakan yang terjadi
5. Memiliki gaya hidup sehat pasca operasi penting untuk meminimalkan terjadinya resiko
komplikasi

H. Kemampuan penelusuran (traceability) terhadap recall alat /implan


1. Pasien operasi dengan pemasangan implant dicatat identitas pribadinya dalam rekam
medis secara lengkap
2. Identitas/barcode implant ditempelkan pada rekam medic pasien dan juga pada data
pasien yang ada di unit kamar bedah
BAB III
DOKUMENTASI

1. Identitas dan pengumpulan data pasien operasi yang terpasang implan tersedia di unit
kamar bedah .
2. Untuk memastikan ketersediaan implan dan prosedur keselamatan pasien, pada lembar
surgical safety checklist juga disertakan modifikasi asuhan tentang implan yang akan
digunakan.
BAB IV
PENUTUP

Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.
Untuk menjamin keselamatan pasien, Rumah Sakit dituntut dalam Proses
perencanaan dan pengadaan peralatan medis/ Implant yang komprehensif dan
berkesinambungan, untuk mendapatkan perencanaan dan pengadaan Yang
berkesinabungan dibutuhkan komitmen dalam menerapkan perencanaan.
Oleh karena itu diperlukan Panduan Penggunaan Implan Pada Pasien Operasi untuk
memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelayanan bedah di rumah sakit. Demikianlah
Panduan Penggunaan Implan Pada Pasien Operasi ini disusun. Kami mengajak semua
pihak yang bekerja di RSUD Kilisuci Kota Kediri untuk dapat bersama-sama membina dan
mengembangkan sistem pelayanan di RSUD Kilisuci Kota Kediri. Semua petugas baik
tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pelayanan di RSUD Kilisuci Kota Kediri hendaknya selalu mentaati ketentuan yang telah
digariskan di dalam buku panduan ini.

Ditetapkan di : KEDIRI
Pada tanggal : 31 Desember 2021

Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KILISUCI KOTA KEDIRI

dr. TUTIK MAHANANI UCD, MMRS


Pembina Utama Muda
NIP. 19760331 200604 2 013

Anda mungkin juga menyukai