Anda di halaman 1dari 1

Resume Hermeneutika Derida

Nama : Muhammad Reynaldi

Kelas :IAT 3B

NIM : 2108304039

Dalam kamusnya tersendiri, Derida mengungkapkan bahwa ia tidak melakukan hermeneutika,


melainkan dengan dekonstruksi.

Dekonstruksi dalam perspektif ini dipahami sebagai sesuatu yang berlainan dengan metode, karena
didalamnya tidak terdapat langkah-langkah . Namun disisi lain dekonstruksi lebih tepat dikatakan
sebagai salah satu langkah. Karena Dekonstruksi merupakan salah satu peristiwa.

Kedua, Dekonstruksi lebih berfokus pada pasangan makna kata yang berlawanan. Seperti pria - wanita,
langit- bumi, Hitam-Putih, dll.

Menurut MC. Quillan, pada bagian ini, Dekonstruksi dilakukan dengan dua tahap .

1. Seluruh kata dalam suatu teks harus bisa dibalik dalam setiap diksinya. Misalnya yang awalnya ada
suatu kata menunjukan pria-wanita, maka kata tersebut juga bisa dibalik menjadi wanita-pria. Maka dari
itu dengan membalikan dua dimensi kata tersebut, maka akan lahir suatu keseimbangan. Namun hal
tersebut tidak akan cukup tanpa tahap selanjutnya.

2. Setelah seluruh kata dibalik, ( penulis buku menyebutnya dengan membalikan oposisi biner) maka
harus lah menghentikan pemikiran kata-kata tersebut sebelum dibalik. Dalam hal ini penulis buku Seni
Memahami menuliskannya dengan bahasa menyingkirkan pemikiran oposisi biner sehingga istilah-istilah
oposisi biner tersebut harus dihilangkan dan bisa dipikirkan tanpa pemikiran biner lagi (seperti contoh
pemikiran pendikotomian : pria-wanita, langit-bumi, rasional-irasional) karena jika pemikiran biner
diatas masih ada, maka pembacaan hanya bisa terjebak didalam biner yang lain.

Ketiga, dekonstruksi meminati yang terpinggir. Karena dalam istilah-istilah kata (seperti laki-laki-
perempuan, rasional-irasional, ) pastinya ada kata yang menjadi pusat dan ada pula yang termarjinalkan.

Keempat, dapat dipahami dekonstruksi juga adalah sejarah. Ia dipahami bahwa istilah pastinya memiliki
suatu sejarah.

Anda mungkin juga menyukai