Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa tercurah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunianya yang tiada putus-putusnya kepada penulis sehingga penyusunan

makalah ini dapat terselesaikan. Semoga kerja keras pengumpulan bahan-

bahan, penyusunan dan penyuntingan yang memakan waktu sekitar satu bulan

ini berbuah manis dengan dapat memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi

seluruh civitas akademika UIN Mataram, khususnya Mahasiswa Kelas D

Semester satu.Terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan sejumlah

pihak demi tersusunnya makalah ini.

Sejumlah kekurangan dalam penyusunan makalah ini hampir pasti tak dapat

terhindarkan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penyusun harapkan untuk perbaikan kedepannya.

Semoga bermanfaat.

Matarm, 31 oktober 2017

penyusun

1
Daftar isi

2
BAB I

Pendahuluan

3
Latar belakang

Dalam fiqh, ada salah satu cabang ilmu yang disebut Tarikh al-Tasyri

Rumusan Masalah

Tujuan

4
BAB II

Pembahasaan

Periode Kebangkitan Kembali Ilmu Fikih

Periode ini menurut Hasbi Ash-shiddieqi disebut dengan periode rennaissance.

Masanya berlangsung sejak abd ke-13 H. Sampai abad sekarang (abad ke-20 M). Disebut

periode kebangkitan fikih karna pada masa ini timbul ide, usaha, dan gerakan pembebasan

dari sikap taklid pada umat islam dan ilmu pengetahuan islam. Gerakan ini timbul setelah

munculnya kesadaran umat islam akan adanya kelemahan dan kemunduran kaum muslim
72)
yang disebabkan kaum penetrasi barat dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga

menimbulkan gerakan-gerakan keagamaan di berbagai negri islam. Di antaranya adalah di

Hijaz, pada abad ke-13 H, (Abad ke-18 M.)muncul suatu kegiatan yang dipelopori oleh

Muhamad bin Abdul Wahhab (wafat 1306 H). Gerakan ini menyerupakan pembasmian

bid’ah dan mengajak umat islam untuk kembali ke Al-Quran Dan As-Sunah, serta amalan-

amalan ulama sahabat dalam mengamalkan ajran-ajaran agama islam. Gerakan ini kemudian

diikuti oleh sejumlah gerakan yang dipelopori oleh beberapa ulama seperti muhamad bin

sanusi di libya dan afrika utara; jamaludin al-gafhanidan muhamad abduh di mesir; al-

muhamad di sudan; K.H. muhamad dahlan, H.A karim amrullah, dan T.M. hasbiAsh-

Shiddieqy di indonesia dan masih banyak lagi.

Pada dasarnya, gerakan ini menyerbu pada kebangkitan umat islam, pengusiran

terhadap penjajah, pengambil ilmu pengetahuan islam,meninggalkan tak’id buta dan bid’ah,

dan kembali pada ajaran Al-Quran dan As-Sunah, serta mengikuti metode ulama salaf

( ulama sahabat dan ulama sebelum masa kemunduran ). Seruan ini senandang dengan apa

yang telah dikumandangkan oleh ibnu taimiyah dan ibnu Qayyim pada periode yangf lalu. 73)

Dengan usaha merekan inilah, muncul corak baru dalam mempelajari Fikih, yaitu kembali

5
kepada Al-Quran dan As-Sunah dalammenyelsaikan masalah-masalah hukum sesuai dengan

hajat danperkembangan masyarakat.

Majalah al-urwat al-wutsqa dan majalah almanar digunakan sebagai alat untuk

menyebarluaskan gagasan-gagasan tersebut ke seluruh dunia islam, sehingga lahirlah ulama-

ulama merdeka di setiap negeri islam yang dianggap dapat memenuhi segala kebutuhan

masyrakat dalam masalah keagamaan.74

pengaruh yang ditinggalkan pada periode ini adalah :

1. Usah pengkajian dan penulisan kitab-kitab fikih

2. Usaha menyusun hukum-hukum fikih secara sistem undang-undang tanpa

membatasi diri dengan suatu madzhab tertentu.75

Metode pengkajian, umumnya dilakukan melalui sistem perbandingan, yaitu mempelajari

semua pendapat fuqaha dari semua madzhab, kemudian membanndingkan satu sama yang

lainnya dan memeilih satu pendapat yang dianggap paling benar. Adapun tentang cara

penulisan, pada pase ini umumnya terfokus pada suatu kajian hukum tertentu, seperi kitab

khusus mengenai mu’amalat, khusus mengenai jinayat,dan sebagainya.76

Usaha menyusun fikih secara undang-undang sebenarnya sudah dilakukukan sejak

pemerintahan abbasiyah, sebagai contoh uu tentang keuangan (perpajakan) yang dikenal

dengan kitab Al-Kharaj di susun oleh Abu Yusuf atas permintaan khalifah Harun ar-rasyid . 77)

Usaha tersebut lahir kembali pada masa ini dalam bentuk yang lebih nyata. Sebagai contoh,

pada tahun 1293 H. Panitia pengodifikasi yang dibentuk oleh pemerintah kerajaan usmani

berhasil menyusun kitab uu perdata yang terdiri atas 1985 pasal.pada tahum 1328 H. Di susun

pula uu keluarga yang di ambil dari madzahab Hanafi.78)

Kebangkitan fikih pada masa ini dapat dilihat sebagai berikut.

6
Pertama, munculnya kecendrungan baru dalam mengkaji fikih islam tanpa harus

terikat dengan madzhabimam tertentu.fanatisme madzhab yang telah yang membelengu umat

selam tujuh abad, mereka sadar sebagai malapetaka. Hal inipati bersifat fositif karna

melahirka fostulat, memelihara yabg lama yang baik, dan mengambil yang baru yang baik.

Kedua, perkembangan kajian fikih muqaran (filih perbandingan). Perbandingan tidah

hanya terfokus pada internal madzahab-madzhab filih, melainkan merambah perbandingan

antara hukum islam dengan hukum positf barat.79

1. Tanda-tanda kemajuan

A. Dibidang perundang undangan

Periode ini dimulai dengan masa berlakuya Majalah al-ahkam al-adliyah yaitu

kitab undang-undang hukum perdata islam pemerintahan turki usmani pada tahun

1292 H atau tahun 1876 M. Baik bentuk maupun isi dari kitab undang-undang

tersebut berbeda dengan bentuk dan isi kitab fikih dari satu mazhab tertentu saja.

Meskipun warna Hanafi sangat kuat.

Di mesir dengan keluarnya undang-undang No 25 Tahun 1920 M. Dalam

sebagian pasal-pasalnya dalam huum keluarga tidak menganut mazhab hanafi, tetapi

mengambil pendapat lain dari mazhab al- Araba’ah. Kemudian dalam undang-undang

no 25 tahun 1929 M. Juga hukum keluarga maju selangkah yaitu tidak hanya

mengambil mazhab al- arbia’ah, tetapi juga dari mazhab yang lain. Pada tahun 1936

M. Undang-undang hukum keluarga di mesir tidak mengikatkan diri secara ketat

dengan mazhab, tetapi juga mengambil pendapat ulamalain yang sesuai dengan

kemaslahatan manusia dan perkembangan masyrakat. Contoh lain tentang Al-

washiyah al- wajibah di mesir tahun 1946. Di siria tahun 1946, di tunis tahun1957, di

maroko tahun 1958, di indonesia dengan undang-undang no 1 tahun 1974 tidak

7
melalui tahap tahap seperti di mesir, tapi tampaknya langsung mengambil pendapat-

pendapat yang maslahat untuk diterpkan di ndonesia. Demikianpula halnya denan PP

No 28 tahun 1977 dan pengaturan zakat di beberapa provinsi.

B. Di bidang pendidikan

Di perguran-pergurun tinggi agam di mesir, pakistan maupun di indonesia

dalam cara mempelajari fiqh tidak hanya memepelajari satu mazhab tertentu, tetapi

juga dipelajari mazhab-mazhab yang lain secara muqoronah atau perbandingan,

bahkamn juga dipelajari sistem hukum adat dan sistem hukum romawi. Dengan

demikian diharapkan wawasan berpikir hukum dikalangan mahasiswa islam menjadi

lebih luas juga lebih mendekatkan hukum islam dengan hukum yang selam iiberlaku,

bukan hanya berlaku di hukum keluarga tetapi juga diberbagai bidang hukum lainnya.

Pendekatan semacam ini akan lebih intensif lagi apbila di fakultas-fakultass hukum

diajarkan hukum islam, sehingga terjadi perpaduan yang harmonis sesuai dengan

kebutuhan waktu dan tempat khususnya di indonesia.

Sekitar tahun 1966 di indonesia diperkenalkan pula mata kuliah fiqh siyassah

pada pfakultas syariah yang banyak yang berorientasi kepada kemasslahatan dalam

penerapa hukum, serta menekankan perinsif-perinsif dan semangat ajaran dalam fikih

islam. Dengan piqh syasah diketahu bahwa banyak sekali aturan-aturan yang berlaku

yang tidak bertentangan atau bahkan sesuai dengan ajaran islam. Pengetahuan

semacam ini akan mempelancar perpaduan hukum seperti dimaksud diatas.

Satu hal yang rasanya perlu mendapatkan tekanaan disini ialah mempelajari

Ushul Fiqh haruslah mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi untuk

memungkinkan ilmu fiqh untuk berkembang lebih terarah, sebab Ushul Fiqh itulah

cara pemikiran hukum dalam islam.

8
C. Dibidang penulisan buku-buku dalam bahasa indonesia dan penerjemahan.

Seperti kita ketahui ajaran islam pada umumnya dan fiqh pada khususnya

tertulis dalam puluhan ribu kitab yang berbahasa arab. Sudah tentu ilmu-ilmu yang

tertulis dalam bahasa arab itu hanya sedikit orang indonesia mampu membaca dan

memehaminya. Tapi sekarang tampak satu kegiatan penullisan tentang ushul fiqh dan

fiqh dalam bahasa indonesia. Baik yang sudah dicetak dan tersebar luas di masyrakat

maupun yang masih berupa diktat-diktat yang stensilan. Demikian pula halnya dengan

penerjemah menampak kegiatan yang meningkat meskipun masih sngat sedikit bila

dibandingkan dengan jumlah kitab-kitab yang baik untuk diterjemahkan kedalam

bahasa indonesia. Oleh karena itu,untuk jadi seorang ahli dibidang fikih tetap harus

kembali membaca dan meneliti kitab-kitab fiqh aslinya dalam bahasa arab.

Bagaimana juga kitab-kitab Ushul fiqh dan fiqh dalam bahasa indonesia dan

terjemahannya sangat bermanfaat untuk memperkenalkan pemikiran-pemikiran dalam

bidang fiqh pada kalangan yang lebih luas.

Pemikiran kembali tentang fiqh sedang tumbuh dan tampaknya pemikiran-

pemikiran itu seperti jalur ijtihatnya umar, Abdillah bin mas’ud, dan Abu bin Hanifah.

Yaitu berperang teguh kepada dalil-dalil kulli, prinsip-prinsip umum dan semangat

ajaran,sedang yang selebihnya bisa mengambil dari fikih dan ijtihad sesuai dengan

situasi dan kondisi yang dihadapi. Alternatif ini rupanya yang terbaik dalam

menghadapi masalah-masalah yang bukan saja ruang lingkup sangat luas, tetapi juga

sangat rumit dan tidak realitas apabila hanya dihadapi dengan materi fiqh yang ada,

tetapi juga tidaklah islami apabila melemparkan fiqh secara keseluruhan.

9
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Periode kebangkiatan kembali fiqh menurut Hasbi Ash-shiddieqi disebut dengan

periode rennaissance. Masanya berlangsung sejak abd ke-13 H. Sampai abad sekarang

(abad ke-20 M). Disebut periode kebangkitan fikih karna pada masa ini timbul ide,

usaha, dan gerakan pembebasan dari sikap taklid pada umat islam dan ilmu

pengetahuan islam.

Adapau pengaruh yang ditinggalkan pada periode ini adalah :

1. Usah pengkajian dan penulisan kitab-kitab fikih

2. Usaha menyusun hukum-hukum fikih secara sistem undang-undang tanpa

membatasi diri dengan suatu madzhab tertentu

Adapu Tanda-tanda kemajuan Ilmu fikih

1. Dibidang perundang undangan

2. Di bidang pendidikan

3. Dibidang penulisan buku-buku dalam bahasa indonesia dan penerjemahan.

Saran

10
Untuk memperbaiki kesalah dalam pembuatan makalah ini kami sarankan

dengan penuh hormat kepada semua pihak baik pembimbing ataupun

rekan-rekan seperjuangan untuk dapat ikut serta memberikan kritikan dan

masukan agar dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah-makalah

berikutnya.

Daftar Pustaka

Supriadi Dedi, M.ag.2008.Fikih Bernuansa Tasawuf.(Bandung:Pustaka setia).

H.A. Djazuli,prof.2005.Ilmu Fiqh.(jakarta: kencana prenada Media Group).

11

Anda mungkin juga menyukai