Puji syukur senantiasa tercurah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
bahan, penyusunan dan penyuntingan yang memakan waktu sekitar satu bulan
Sejumlah kekurangan dalam penyusunan makalah ini hampir pasti tak dapat
terhindarkan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
Semoga bermanfaat.
penyusun
1
Daftar isi
2
BAB I
Pendahuluan
3
Latar belakang
Dalam fiqh, ada salah satu cabang ilmu yang disebut Tarikh al-Tasyri
Rumusan Masalah
Tujuan
4
BAB II
Pembahasaan
Masanya berlangsung sejak abd ke-13 H. Sampai abad sekarang (abad ke-20 M). Disebut
periode kebangkitan fikih karna pada masa ini timbul ide, usaha, dan gerakan pembebasan
dari sikap taklid pada umat islam dan ilmu pengetahuan islam. Gerakan ini timbul setelah
munculnya kesadaran umat islam akan adanya kelemahan dan kemunduran kaum muslim
72)
yang disebabkan kaum penetrasi barat dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga
Hijaz, pada abad ke-13 H, (Abad ke-18 M.)muncul suatu kegiatan yang dipelopori oleh
Muhamad bin Abdul Wahhab (wafat 1306 H). Gerakan ini menyerupakan pembasmian
bid’ah dan mengajak umat islam untuk kembali ke Al-Quran Dan As-Sunah, serta amalan-
amalan ulama sahabat dalam mengamalkan ajran-ajaran agama islam. Gerakan ini kemudian
diikuti oleh sejumlah gerakan yang dipelopori oleh beberapa ulama seperti muhamad bin
sanusi di libya dan afrika utara; jamaludin al-gafhanidan muhamad abduh di mesir; al-
muhamad di sudan; K.H. muhamad dahlan, H.A karim amrullah, dan T.M. hasbiAsh-
Pada dasarnya, gerakan ini menyerbu pada kebangkitan umat islam, pengusiran
terhadap penjajah, pengambil ilmu pengetahuan islam,meninggalkan tak’id buta dan bid’ah,
dan kembali pada ajaran Al-Quran dan As-Sunah, serta mengikuti metode ulama salaf
( ulama sahabat dan ulama sebelum masa kemunduran ). Seruan ini senandang dengan apa
yang telah dikumandangkan oleh ibnu taimiyah dan ibnu Qayyim pada periode yangf lalu. 73)
Dengan usaha merekan inilah, muncul corak baru dalam mempelajari Fikih, yaitu kembali
5
kepada Al-Quran dan As-Sunah dalammenyelsaikan masalah-masalah hukum sesuai dengan
Majalah al-urwat al-wutsqa dan majalah almanar digunakan sebagai alat untuk
ulama merdeka di setiap negeri islam yang dianggap dapat memenuhi segala kebutuhan
semua pendapat fuqaha dari semua madzhab, kemudian membanndingkan satu sama yang
lainnya dan memeilih satu pendapat yang dianggap paling benar. Adapun tentang cara
penulisan, pada pase ini umumnya terfokus pada suatu kajian hukum tertentu, seperi kitab
dengan kitab Al-Kharaj di susun oleh Abu Yusuf atas permintaan khalifah Harun ar-rasyid . 77)
Usaha tersebut lahir kembali pada masa ini dalam bentuk yang lebih nyata. Sebagai contoh,
pada tahun 1293 H. Panitia pengodifikasi yang dibentuk oleh pemerintah kerajaan usmani
berhasil menyusun kitab uu perdata yang terdiri atas 1985 pasal.pada tahum 1328 H. Di susun
6
Pertama, munculnya kecendrungan baru dalam mengkaji fikih islam tanpa harus
terikat dengan madzhabimam tertentu.fanatisme madzhab yang telah yang membelengu umat
selam tujuh abad, mereka sadar sebagai malapetaka. Hal inipati bersifat fositif karna
melahirka fostulat, memelihara yabg lama yang baik, dan mengambil yang baru yang baik.
1. Tanda-tanda kemajuan
Periode ini dimulai dengan masa berlakuya Majalah al-ahkam al-adliyah yaitu
kitab undang-undang hukum perdata islam pemerintahan turki usmani pada tahun
1292 H atau tahun 1876 M. Baik bentuk maupun isi dari kitab undang-undang
tersebut berbeda dengan bentuk dan isi kitab fikih dari satu mazhab tertentu saja.
sebagian pasal-pasalnya dalam huum keluarga tidak menganut mazhab hanafi, tetapi
mengambil pendapat lain dari mazhab al- Araba’ah. Kemudian dalam undang-undang
no 25 tahun 1929 M. Juga hukum keluarga maju selangkah yaitu tidak hanya
mengambil mazhab al- arbia’ah, tetapi juga dari mazhab yang lain. Pada tahun 1936
dengan mazhab, tetapi juga mengambil pendapat ulamalain yang sesuai dengan
washiyah al- wajibah di mesir tahun 1946. Di siria tahun 1946, di tunis tahun1957, di
7
melalui tahap tahap seperti di mesir, tapi tampaknya langsung mengambil pendapat-
B. Di bidang pendidikan
dalam cara mempelajari fiqh tidak hanya memepelajari satu mazhab tertentu, tetapi
bahkamn juga dipelajari sistem hukum adat dan sistem hukum romawi. Dengan
lebih luas juga lebih mendekatkan hukum islam dengan hukum yang selam iiberlaku,
bukan hanya berlaku di hukum keluarga tetapi juga diberbagai bidang hukum lainnya.
Pendekatan semacam ini akan lebih intensif lagi apbila di fakultas-fakultass hukum
diajarkan hukum islam, sehingga terjadi perpaduan yang harmonis sesuai dengan
Sekitar tahun 1966 di indonesia diperkenalkan pula mata kuliah fiqh siyassah
pada pfakultas syariah yang banyak yang berorientasi kepada kemasslahatan dalam
penerapa hukum, serta menekankan perinsif-perinsif dan semangat ajaran dalam fikih
islam. Dengan piqh syasah diketahu bahwa banyak sekali aturan-aturan yang berlaku
yang tidak bertentangan atau bahkan sesuai dengan ajaran islam. Pengetahuan
Satu hal yang rasanya perlu mendapatkan tekanaan disini ialah mempelajari
Ushul Fiqh haruslah mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi untuk
memungkinkan ilmu fiqh untuk berkembang lebih terarah, sebab Ushul Fiqh itulah
8
C. Dibidang penulisan buku-buku dalam bahasa indonesia dan penerjemahan.
Seperti kita ketahui ajaran islam pada umumnya dan fiqh pada khususnya
tertulis dalam puluhan ribu kitab yang berbahasa arab. Sudah tentu ilmu-ilmu yang
tertulis dalam bahasa arab itu hanya sedikit orang indonesia mampu membaca dan
memehaminya. Tapi sekarang tampak satu kegiatan penullisan tentang ushul fiqh dan
fiqh dalam bahasa indonesia. Baik yang sudah dicetak dan tersebar luas di masyrakat
maupun yang masih berupa diktat-diktat yang stensilan. Demikian pula halnya dengan
penerjemah menampak kegiatan yang meningkat meskipun masih sngat sedikit bila
bahasa indonesia. Oleh karena itu,untuk jadi seorang ahli dibidang fikih tetap harus
kembali membaca dan meneliti kitab-kitab fiqh aslinya dalam bahasa arab.
Bagaimana juga kitab-kitab Ushul fiqh dan fiqh dalam bahasa indonesia dan
pemikiran itu seperti jalur ijtihatnya umar, Abdillah bin mas’ud, dan Abu bin Hanifah.
Yaitu berperang teguh kepada dalil-dalil kulli, prinsip-prinsip umum dan semangat
ajaran,sedang yang selebihnya bisa mengambil dari fikih dan ijtihad sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi. Alternatif ini rupanya yang terbaik dalam
menghadapi masalah-masalah yang bukan saja ruang lingkup sangat luas, tetapi juga
sangat rumit dan tidak realitas apabila hanya dihadapi dengan materi fiqh yang ada,
9
BAB III
Penutup
Kesimpulan
periode rennaissance. Masanya berlangsung sejak abd ke-13 H. Sampai abad sekarang
(abad ke-20 M). Disebut periode kebangkitan fikih karna pada masa ini timbul ide,
usaha, dan gerakan pembebasan dari sikap taklid pada umat islam dan ilmu
pengetahuan islam.
2. Di bidang pendidikan
Saran
10
Untuk memperbaiki kesalah dalam pembuatan makalah ini kami sarankan
berikutnya.
Daftar Pustaka
11