Anda di halaman 1dari 2

2.

PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL

Ada beberapa definisi ruang dan ruang lingkup psikologi sosial dari hal tersebut dapat dijadikan
tinjauan perilaku pada sebuah interaksi antar individu maupun kelompok. Pendekatan psikologi
terdiri dari :

a. Pendekatan perilaku, pendekatan ini berprinsip pada dasar bahwa tingkah laku merupakan
respon atau stimulus yang datang. Secara sederhana pendekatan ini digambarkan dengan S-
R atau dibaca dengan keterkaitan antara stimulus dan respon.
b. Pendekatan neurobiologis, neurobiologis diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
kinerja sistem saraf, fisiologi, dan hubungannya dengan perilaku individu. Dalam psikologi
neurobiologis melihat bagaimana fungsi otak berhubungan dengan perilaku. Beberapa
fungsi otak dalam neurobiologis terkategori dalam proses kognitif, persepsi, emosi, perilaku,
dan sosialisasi. Stuart & Sundeen memberikan beberapa contoh yang menunjukkan
pendekatan neurobiologis dalam keterkaitannya dengan dunia perilaku:
1. Pada individu dengan skizofrenia seringkali mengalami defisit kognisi yang berdampak
kepada aspek ingatan, perhatian, bentuk dan isi pikiran (delusi), jumlah ucapan, serta
pengambilan keputusan.
2. Individu dalam mengambil keputusan tidak lepas dari persepsi yang berujung pada
kemampuan pengindentifikasian dan interpretasi suatu stimulus berdasarkan situasi
yang ditangkap oleh panca indra.
3. Emosi di ekspresikan oleh individu namun pada individu skizofrenia cenderung
mengalami masalah pada emosi.
4. Perilaku dengan respon neurobiologis maladaptif sehingga dianggap sebagai perilaku
aneh, tidak enak dipandang, dan membingungkan.
5. Perilaku yang berkaitan dengan hubungan dalam kerjasama dan saling menunjukkan
ketergantungan perilaku ini berkaitan dengan proses kognitif seseorang.
c. Pendekatan Kognitif, Istilah kognitif lekat dengan psikologi merujuk pada aktifitas mental
dalam berfikir, menganalisi membentuk konsep, penyelesaian masalah, dan pengambilan
keputusan. Pandangan kognitif mendasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif
adalah hal yang mendasari individu dalam bertingkah laku, menekankan pada tingkah laku
individu merupakan hasil proses aktif dari menangkap, menilai, membandingkan, dan
menanggapi stimulus sebelum bereaksi. Lima aspek kognitif yang dimiliki individu sebagai
berikut :
1. Kematangan, dengan bertambahnya usia akan menjadikan individu terbiasa dalam
menghadapi rutinitas dan masalah yang sedang dihadapi.
2. Pengalaman, merupakan hasil interaksi antara individu dan kelompok yang menuntut
kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan.
3. Transmisi sosial, bersamaan dengan pengalaman dan kematangan pada transmisi sosial
individu menemukan sejumlah hubungan sosial yang melibatkan komunikasi dengan
lingkungannya. Hal ini menjadi faktor penunjang perkembangan kemampuan kognitif
individu.
4. Equilibrasi, merupakan kemampuan untuk mencapai kembali keseimbangan selama
individu berada dalam periode ketidak seimbangan. Aspek ini dilalui setelah individu
melalui tahapan asimilasi dan akomodasi yang mengintegrasikan faktor kematangan,
pengalaman fisik, logika matematika, serta transmisi sosial.
d. Pendekatan Psikoanalisis, dipelopori oleh Sigmund Freud yang memiliki gebrakan pada
bidang psikologi dengan konsep “Psikoanalisis”. Pada konsep ini sebagain besar perilaku
individu ditentukan dari motif ketidak sadaran dimana individu memilik kekuatan irasional
yang tidak disadari dari dorongan biologis dan naluri psikoseksual pada enam tahun pertama
tahap perkembangan.
a. Pendekatan Fenomenologi, Fenomenologi berasal dari bahasa yunani yang berarti
sesuatu yang tampak. Dalam perkembangannya dijadikan rujukan dalam psikologi
sebagai kajian yang membahas sesuatu yang menampakkan diri. Pendekatan ini
kerap kali menjadi metode untuk menjangkau objek dari kesadarann yang
dipersepsikan oleh individu. Tujuan utamanya untuk menemukan esensi dari hal-hal
tertentu yang ada dalam kesadaran tersebut.

3. Psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan

Merujuk pada definisi umum psikologi sosial yaitu ilmu yang mempelajari atau menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks sosial maka dapat dipastika bahwa sejarah psikologi sosial lebih tua daripada
ilmu psikologi. Topik kajian dalam psikologi sosial merentang dari awal persoalan perang hingga
menjadi beragam hingga saat ini. Setelah perdebatan sengit terkait kemungkinan kekejian dari
Holocaust sehingga pasca tragedi tersebut topik psikologi sosial berisi tentang ketaatan yang
ekstrem sehingga pada tahun 1970 mulai muncul topik mengenai agresi yang di inisiatori oleh
Leonardz Berkowitz. Teori yang sangat populer digagas oleh Festinger tentang Cognitive Dissonance
Theory. Pendekatan kognitif dalam psikologi kemudian disatukan dalam satu istilah yang disebut
kognisi sosial atau pemahaman mengenai bagaimana pengetahuan terkait dunia sosial dibangun
melalui pengalaman dan pengaruh struktur pengetahuan dalam memori, pemprosesan informasi,
sikap, dan penilaian. Hingga saat ini pendekatan kognitif merambah hingga neurosains sosial tentang
perilaku sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi. Setelah tahun 1970, pengembangan perspektif
kebudayaan dan sosial semakin diperhatikan dalam psikologi sosial ditengah sebuah masyarakat
yang beragam karakteristik, pemahaman konstekstual mengenai perilaku yang semakin dibutuhkan.

Harmurti, A. (2021, Februari 24). Sejarah Psikologi Sosial.

Rahmawati, I. (2022). Pengantar Psikolgi Sosial. (F. Azzahra, Penyunt.) Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai