Anda di halaman 1dari 5

Nama : Luqman Ardyansah

NIM 2005103009
Prodi : Teknik Industri

Ujian Akhir Semester


Jawaban

1. Green manufacturing adalah sebuah metode dalam manufaktur untuk meminimalisir


limbah dan polusi melalui desain produk dan proses dengan tujuan utama adalah
untuk berkelanjutan. Pada intinya, green manufacturing berfokus pada proses
produksi yang mengutamakan output yang ramah lingkungan. Green manufacturing
merupakan keunggulan dari suatu perusahaan manufaktur untuk berkompetisi dan
mengembangkan perusahaannya. Selain untuk menjaga lingkungan, green
manufacturing dalam proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya alam sehingga dapat menyeimbangkan antara pembangunan
industri dengan kelestarian lingkungan hidup.

Hubungan Antara Ergonomi dan Konsep Green Manufacturing:


a. Pengoptimalan Efisiensi Energi: Integrasi prinsip ergonomi dalam desain
peralatan dan tata letak dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi.
Peralatan yang mudah diakses dan digunakan dengan efisien oleh pekerja
dapat membantu mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.
b. Manajemen Limbah dan Ergonomi:
 Penerapan ergonomi dalam tata letak dan proses kerja dapat membantu
mengurangi limbah yang dihasilkan.
 Penanganan limbah yang baik juga bisa mencakup desain tempat
penyimpanan yang ergonomis dan aman bagi pekerja.
c. Desain Produk dan Ergonomi:
 Desain produk yang mempertimbangkan ergonomi dapat menghasilkan
produk yang lebih tahan lama dan mudah didaur ulang, mendukung
prinsip- prinsip manufaktur hijau.
d. Promosi Kesehatan Pekerja:
 Aspek ergonomi dalam desain lingkungan kerja dapat meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan kesehatan mereka, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan produktivitas dan mengurangi absensi pekerja.

Dengan menggabungkan keilmuan ergonomi dan konsep green manufacturing,


perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keberlanjutan,
kesejahteraan pekerja, dan efisiensi produksi yang tinggi.

2. Keilmuan ergonomi mikro dan makro dapat diintegrasikan dengan konsep lean
manufacturing untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, produktif, dan
berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan mengenai integrasi ergonomi mikro/makro
dengan lean manufacturing:
Ergonomi Mikro:
Definisi:
 Ergonomi mikro berkaitan dengan desain dan penyesuaian peralatan kerja
serta tugas spesifik agar sesuai dengan karakteristik fisik dan kognitif
individu.
Integrasi dengan Lean Manufacturing:

 Penerapan ergonomi mikro dalam konteks lean manufacturing dapat


mencakup desain stasiun kerja yang mendukung alur kerja yang lancar dan
efisien.
 Ergonomi mikro juga dapat membantu mengurangi pemborosan waktu dan
gerakan yang tidak perlu, sejalan dengan prinsip lean yang menekankan
efisiensi.
Ergonomi Makro:
a. Definisi:
Ergonomi makro berfokus pada desain sistem kerja secara keseluruhan,
termasuk tata letak pabrik, organisasi kerja, dan faktor-faktor lingkungan
yang memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
b. Integrasi dengan Lean Manufacturing:
 Ergonomi makro dapat diterapkan dalam desain tata letak pabrik yang
mendukung aliran nilai yang lancar dan efisiensi produksi.
 Penempatan peralatan dan material yang tepat dapat mengurangi waktu
perjalanan dan transportasi dalam pabrik, sesuai dengan prinsip lean.
Integrasi Ergonomi Mikro/Makro dengan Lean Manufacturing:
b. Desain Stasiun Kerja:
 Integrasi ergonomi mikro membantu mendesain stasiun kerja dengan
mempertimbangkan kenyamanan dan efisiensi individu.
 Ergonomi makro memastikan bahwa stasiun kerja tersebut terintegrasi
dengan baik dalam alur produksi secara keseluruhan.
c. Tata Letak Pabrik:
 Ergonomi makro digunakan untuk merancang tata letak pabrik yang
mendukung aliran nilai yang efisien dan mengurangi transportasi tidak
perlu.
 Ergonomi mikro berkontribusi pada penempatan peralatan dan kontrol
yang meminimalkan gerakan repetitif dan stres fisik pada pekerja.
d. Pengurangan Pemborosan:
 Lean manufacturing menekankan pengurangan pemborosan, dan ergonomi
dapat membantu mengidentifikasi pemborosan yang terkait dengan beban
kerja fisik yang berlebihan atau proses yang tidak efisien.
e. Partisipasi Pekerja:
 Melibatkan pekerja dalam proses perancangan ergonomi dapat
meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip lean.
Dengan menggabungkan ergonomi mikro dan makro dalam konteks lean
manufacturing, perusahaan dapat mencapai tujuan peningkatan produktivitas,
efisiensi,
dan kesejahteraan pekerja secara bersamaan. Ini menciptakan lingkungan kerja yang
lebih baik, mendukung prinsip-prinsip lean, dan berkontribusi pada
keberlanjutan operasional.
3. Ergonomi industri dan konsep Agile Manufacturing dapat saling terkait dalam upaya
meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan responsivitas dalam lingkungan produksi.
Berikut adalah cara integrasi ergonomi industri dengan konsep Agile Manufacturing:
Ergonomi Industri:
a. Definisi:
 Ergonomi industri berfokus pada penyesuaian desain tugas, peralatan, dan
lingkungan kerja agar sesuai dengan karakteristik fisik dan kognitif
pekerja.
b. Penerapan dalam Konteks Agile Manufacturing:
 Desain stasiun kerja dan peralatan yang ergonomis dapat mendukung
fleksibilitas dalam perubahan tugas dan perubahan kebutuhan produksi,
sejalan dengan prinsip-prinsip Agile.
Konsep Agile Manufacturing:
a. Definisi:
 Agile Manufacturing adalah suatu pendekatan produksi yang menekankan
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam merespon perubahan permintaan
pasar, merampingkan proses produksi, dan meminimalkan waktu siklus.
b. Integrasi dengan Ergonomi Industri:

 Ergonomi dapat membantu mencapai tujuan Agile Manufacturing dengan


memastikan bahwa perubahan dalam tugas atau lingkungan kerja dapat
diimplementasikan dengan efisien dan tanpa mengorbankan kesejahteraan
pekerja.
Integrasi Ergonomi Industri dengan Agile Manufacturing:
a. Desain Stasiun Kerja yang Adaptif:
 Ergonomi dapat membantu mendesain stasiun kerja yang dapat dengan
cepat diadaptasi untuk memenuhi perubahan dalam tugas produksi,
sehingga mendukung responsivitas dan fleksibilitas yang diperlukan dalam
konsep Agile.
b. Pelatihan dan Keterlibatan Pekerja:
 Ergonomi industri dapat mencakup pelatihan pekerja untuk beradaptasi
dengan perubahan tugas dengan cepat dan dengan cara yang aman.
 Melibatkan pekerja dalam perancangan stasiun kerja dan perubahan proses
dapat meningkatkan penerimaan dan pemahaman tentang perubahan
tersebut.
c. Perubahan Cepat pada Tata Letak Pabrik:
 Ergonomi dapat membantu merancang tata letak pabrik yang
memungkinkan perubahan cepat untuk memenuhi kebutuhan produksi
yang berubah-ubah.
d. Fleksibilitas Peralatan dan Teknologi:
 Ergonomi industri dapat berkontribusi pada desain peralatan yang mudah
dioperasikan dan dapat diubah sesuai kebutuhan, mendukung konsep Agile
yang menuntut perubahan cepat.
e. Kesejahteraan Pekerja:
 Menjaga kesejahteraan pekerja merupakan aspek penting dari ergonomi
industri, dan ini dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas pekerja
dalam lingkungan Agile Manufacturing yang dinamis.
Dengan menggabungkan ergonomi industri dengan konsep Agile
Manufacturing, perusahaan dapat mencapai tingkat responsivitas yang lebih tinggi
terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan, sambil tetap memastikan
kesejahteraan dan keamanan pekerja.

4. ISO 14000 adalah serangkaian standar internasional yang berkaitan dengan


manajemen lingkungan. Standar ini membahas berbagai aspek manajemen
lingkungan, termasuk kebijakan lingkungan, perencanaan, implementasi dan
operasional, pemantauan dan pengukuran, serta tinjauan manajemen. Integrasi antara
keilmuan ergonomi dengan ISO 14000 dapat membantu organisasi mencapai tujuan
keberlanjutan dan kesejahteraan pekerja. Berikut beberapa poin penting terkait
integrasi ergonomi dengan ISO 14000:

Identifikasi Dampak Lingkungan Ergonomi:


 Ergonomi dapat membantu mengidentifikasi dampak lingkungan dari proses kerja
dan desain produk. Integrasi ini dapat membantu organisasi memahami
bagaimana praktik-praktik ergonomi dapat meminimalkan dampak negatif pada
lingkungan.
Pemenuhan Persyaratan Hukum dan Peraturan:
 Kepatuhan terhadap aspek-aspek ergonomi dapat membantu organisasi mematuhi
persyaratan hukum dan peraturan lingkungan yang dijelaskan dalam standar ISO
14000.
Peningkatan Efisiensi Energi dan Pengurangan Limbah:
 Integrasi ergonomi dapat membantu merancang stasiun kerja dan proses produksi
yang efisien dari segi energi, serta mengurangi limbah. Hal ini sesuai dengan
tujuan pengurangan dampak lingkungan yang dianjurkan dalam standar ISO
14000.
Pelibatan Pekerja dalam Manajemen Lingkungan:
 Ergonomi mencakup partisipasi pekerja dalam perancangan stasiun kerja dan
proses kerja. Integrasi ini mendukung keterlibatan pekerja dalam aspek-aspek
lingkungan perusahaan, sesuai dengan prinsip manajemen partisipatif yang
dianjurkan oleh ISO 14000.
Pemantauan Kesejahteraan Pekerja:
 Integrasi ergonomi dengan ISO 14000 dapat mencakup pemantauan terhadap
kesejahteraan pekerja, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas
dan keberlanjutan perusahaan.
Perencanaan Tanggap Darurat:
 Praktik-praktik ergonomi dapat mempertimbangkan perencanaan tanggap darurat
dan pengaturan yang memastikan keamanan pekerja dalam situasi darurat. Hal ini
sesuai dengan persyaratan ISO 14000 mengenai manajemen risiko dan tanggap
darurat.
Peningkatan Kesadaran Lingkungan di Kalangan Pekerja:
 Integrasi ergonomi dapat membantu meningkatkan kesadaran pekerja terhadap
praktik-praktik yang mendukung keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.
Peningkatan Kinerja Lingkungan dan Produktivitas:
 Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ergonomi, organisasi dapat mencapai
peningkatan kinerja lingkungan dan produktivitas secara bersamaan, yang sesuai
dengan tujuan umum dari standar ISO 14000.
Integrasi ergonomi dengan standar ISO 14000 dapat menciptakan lingkungan
kerja yang lebih berkelanjutan, aman, dan sehat, sambil meminimalkan dampak
negatif pada lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai