Anda di halaman 1dari 159

NAMA GURU :…………………....................

NAMA SEKOLAH :………………………….........

ALAMAT :……………………………….

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 1


Nama Sekolah : ……………………….
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelompok : MIPA / Peminatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII
Tahun Ajaran : 2015 - 2016
Semester : 1 dan 2

Kompetensi Inti (KI):


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong), kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan
proses pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :1
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil
percobaan.

4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang


memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan
secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


 Sikap
1.1.1 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

2.1.1 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

 Pengetahuan
3.1.1 Menjelaskan perbedaan pengertian pertumbuhan dengan perkembangan
pada makhluk hidup.
3.1.2 Menganalisis status pertumbuhan dengan menggunakan kartu menuju
sehat (KMS) untuk mendapatkan konsep pertumbuhan dan perkembangan.
3.1.3 Menunjukkan bagian-bagian struktur biji.
3.1.4 Membandingkan struktur biji monokotil dengan dikotil.
3.1.5 Menyebutkan tiga tahapan proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
3.1.6 Menjelaskan proses fisiologi perkecambahan.
3.1.7 Membedakan pertumbuhan primer dengan pertumbuhan sekunder.
3.1.8 Membedakan zona-zona pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang.
3.1.9 Mendeskripsikan faktor-faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
3.1.10 Menjelaskan fungsi beberapa jenis fitohormon.
3.1.11 Mendeskripsikan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.

 Keterampilan
4.1.1 Melakukan eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
perkecambahan.
4.1.2 Membuat rancangan eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
4.1.3 Melakukan eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 3


4.1.4 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil eksperimen tentang pengaruh
faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi
diawali dari biji.

Struktur Biji Proses perkecambahan

Tipe perkecambahan epigeal

Tipe perkecambahan hypogeal

Faktor dalam (internal) dapat memengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan tumbuhan. Contohnya yaitu hormon pada tumbuhan buah anggur
tanpa biji dan tanaman bonsai.

Buah anggur tanpa biji Tanaman bonsai

2. Materi Konsep

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 4


 Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk
hidup berupa pertambahan ukuran volume, tinggi, masa yang bersifat
irreverisible, dan dapat diukur secara kuantitatif.
 Perkembangan adalah proses menuju tercapainnya kedewasaan yang
dinyatakan secara kualitatif.
 Setiap makhluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
 Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibagi menjadi 3
tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
 Faktor yang memengaruhi perkecambahan, yaitu air, oksigen, suhu dan
cahaya.
 Pertumbuhan primer adalah proses pertumbuhan memanjang yang terjadi
pada ujung akar dan ujung batang, akibat aktivitas jaringan meristem primer.
 Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan membesar yang terjadi pada
batang akibat aktivitas meristem sekunder dan terjadi pada Gymnospermae
dan Dycotyledone.
 Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal (gen dan hormon) dan
faktor eksternal (nutrisi, air, pH, kadar garam, oksigen, cahaya, suhu,
kelembapan, gravitasi, sentuhan, organisme parasit, dan herbivora).

3. Materi Prosedural
 Pengamatan pengaruh faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
 Menganalisis status pertumbuhan dengan menggunakan kartu menuju sehat
(KMS)

D. Model Pembelajaran: Penemuan (discovery learning) dan proyek (project based


learning).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi peserta didik
 Pembelajaraan kooperatif
 Diskusi
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit
No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang pertumbuhan dan
perkembangan. Apa perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 5


 Memotivasi:
Guru menyampaikan manfaat belajar
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
agar kita senantiasa menjaga
pertumbuhan dan perkembangan tubuh
serta memperhatikan proses pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup lainnya
(seperti tumbuhan) di lingkungan sekitar.

 Guru mengajak peserta didik untuk


mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/
film video tentang pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup (tumbuhan,
hewan, manusia).

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/video pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup.

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup
(halaman 5 – 8).

Pengolahan Data
 Peserta didik diminta untuk menganalisis
gambar kartu menuju sehat/KMS (halaman
8) untuk memahami konsep pertumbuhan
dan perkembangan.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: pengertian pertumbuhan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 6


dan perkembangan, perbedaan waktu
pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan/manusia dengan tumbuhan.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang perbedaan
pengertian pertumbuhan dengan
perkembangan; perbedaan waktu
pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan/manusia dengan tumbuhan.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang konsep pertumbuhan
dan perkembangan pada makhluk hidup.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang
konsep pertumbuhan dan perkembangan.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan konsep pertumbuhan
dan perkembangan pada makhluk hidup.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
melakukan percobaan di rumah/di
laboratorium tentang faktor-faktor yang
memengaruhi perkecambahan (halaman
12 – 14), hasilnya dibawa ke sekolah pada
pertemuan berikutnya.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan sub bab struktur biji dan
perkecambahan (halaman 8 – 14).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 7


2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit
No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang proses
perkecambahan.
 Memotivasi:
Guru menyampaikan manfaat mempelajari
perkecambahan yaitu mengetahui faktor-
faktor yang memengaruhi perkecambahan,
dan bisa mengetahui cara menyimpan biji
agar tidak berkecambah.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis hasil
percobaan faktor-faktor perkecambahan
(halaman 12 – 14) yang telah dilakukan di
rumah atau laboratorium.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
hasil percobaannya.

Pengumpulan Data

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 8


 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang struktur biji, faktor-faktor yang
memengaruhi perkecambahan, tipe
perkecambahan (halaman 8 – 14).

Pengolahan Data
 Peserta didik diminta untuk menganalisis
data percobaan faktor-faktor yang
memengaruhi perkecambahan.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: mekanisme proses
perkecambahan.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang proses
perkecambahan, faktor-faktor yang
memengaruhi perkecambahan, dan tipe-
tipe perkecambahan.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang perkecambahan.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang
proses perkecambahan, faktor-faktor yang
memengaruhi perkecambahan, dan tipe-
tipe perkecambahan.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan proses perkecambahan,
faktor-faktor yang memengaruhi
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 9
perkecambahan, dan tipe-tipe
perkecambahan.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi perkecambahan.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Pertumbuhan primer dan sekunder pada
tumbuhan.

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan.
 Memotivasi:
Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi ini, antara lain yaitu menjadi
mengerti proses terbentuknya lingkaran
tahun pada batang.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
daerah titik tumbuh akar dan batang,
lingkaran tahun pada batang.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 10


Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar daerah titik
tumbuh akar dan batang, serta lingkaran
tahun pada batang.

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan
(halaman 15 – 20).

Pengolahan Data
 Peserta didik diminta untuk menganalisis
gambar daerah titik tumbuh akar dan
batang, penampang tengah membujur
ujung batang, skema anatomi batang dan
lingkaran tumbuh/lingkaran tahun pada
batang dikotil.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang perbedaan
pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 11


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang konsep pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang
konsep pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan konsep pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
melakukan tugas mandiri (halaman 29).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Merancang dan melakukan eksperimen
tentang faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan (halaman 20 – 35).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Project Waktu
Pembelajaran Based Learning (Proyek) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 10’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi:
- Menggali pengetahuan peserta didik
tentang faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
 Guru memotivasi:
- Bahwa dengan mengetahui faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dapat membuat
manusia mendapatkan teknik-teknik baru
dalam bercocok tanam.
- Jika kita mengetahui faktor-faktor luar yang
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 12
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, maka kita bisa
menjadi lebih bijak dalam bercocok tanam
dan mengetahui hal-hal apa saja yang
dibutuhkan tumbuhan agar lebih subur.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 70’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
perbedaan keadaan pertumbuhan tanaman di
lingkungan sekitar atau gambar-gambar
perbedaan kesuburan tanaman.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan hasil pengamatan terhadap perbedaan
keadaan pertumbuhan tanaman di lingkungan
sekitar atau gambar-gambar perbedaan
kesuburan tanaman, misalnya:
- Mengapa ada tanaman yang berdaun
kekuningan?
- Mengapa batang tumbuhan ada yang
tumbuhnya lebih cepat?
- Mengapa batang tumbuh menuju ke arah
matahari?
- Mengapa terdapat bunga dengan warna
berbeda jika ditanam pada tempat yang
berbeda, meskipun berasal dari bibit yang
sama?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 13


- Apakah faktor-faktor yang memengaruhi
perkecambahan sama dengan faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pada waktu
selanjutnya?
- Faktor-faktor eksternal apakah yang
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan?

Mendesain Perencanaan Proyek


 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru membagi kelompok secara heterogen.
 Guru menugaskan kepada setiap kelompok
untuk mendesain suatu proyek/ penelitian/
percobaan tentang faktor-faktor luar (eksternal)
yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan (halaman 30),
yang meliputi:
- Judul percobaan
- Tujuan percobaan
- Variabel-variabel dalam percobaan
- Alat dan bahan
- Cara kerja
- Gambar percobaan
- Tabel pengamatan
 Peserta didik secara berkelompok
mendiskusikan rancangan eksperimen yang
akan dilakukannya tentang faktor luar yang
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
 Diskusi kelas: setiap kelompok
mempresentasikan rancangan percobaan
yang akan dilakukan. Kelompok lainnya bisa
memberikan saran-saran.
 Guru bersama-sama peserta didik menyepakati
rancangan penelitian/ percobaan yang akan
dilakukan.

Penyusunan Jadwal Proyek


 Setiap kelompok membuat jadwal mulai
pelaksanaan penelitian, waktu konsultasi
dengan guru, batas akhir penelitian, dan
pembuatan laporan.
3 Penutup  Review: Guru mereview setiap kelompok 10’
berkaitan dengan rancangan penelitian/ judul-
judul eksperimen yang akan dilaksanakan.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab soal-soal
uji kompetensi (halaman 36 – 41) sebagai
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 14
persiapan ulangan harian ke-1.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: materi
Enzim dan Metabolisme Sel.

Kegiatan-kegiatan pembelajaran pelaksanaan proyek yang dapat dilakukan


pada jam pelajaran atau di luar jam pelajaran
4 Memonitor  Guru memonitor selama pelaksanaan proyek/
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peserta didik.
Proyek  Guru melayani peserta didik yang berkonsultasi
berkaitan dengan hasil-hasil pelaksanaan
proyek/ penelitian dan memberikan saran-
saran.
5 Menguji Hasil  Guru menilai laporan pelaksanaan proyek/
penelitian.
 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan hasil penelitian.
6 Mengevaluasi  Perwakilan setiap kelompok diminta untuk
Pengalaman mengungkapkan pengalamannya.
 Guru dan peserta didik berdiskusi untuk
perbaikan kinerja dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat mengembangkan kemampuan
metakognitif atau memperoleh penemuan baru.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 1.
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Erlangga
- Internet dan lingkungan sekitar

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar biji, tipe perkecambahan, pertumbuhan primer,
dan pertumbuhan sekunder, tanaman hasil pengaruh hormon.
 Bahan praktikum: alat dan bahan yang dirancang oleh setiap kelompok peserta
didik.
3. Alat:
-Komputer/LCD, VCD/CD player.

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan pada
makhluk hidup.
 Jelaskan faktor-faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
 Jelaskan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 15


 Sebutkan unsur-unsur mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
 Mengapa tumbuhan selalu tumbuh membelok ke arah cahaya
matahari?

2. Keterampilan: Perencaan dan pelaksanaan proyek.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat berdiskusi.

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROYEK


Nama :………………………………
Kelas :………………………………
No Aspek yang dinilai Skor (1-5)
1 Perencanaan
a. Rancangan alat, bahan, cara kerja, dll
b. Kualitas proyek/ penelitian
2 Pelaksanaan:
a. Keakuratan data
b. Kuantitas dan kualitas data
c. Analisis data
d. Penarikan kesimpulan
3 Laporan:
a. Sistematika pelaporan
b. Performans
c. Presentasi
Jumlah Skor
Nilai

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI


Aspek yang dinilai
Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, ……………..., ………………


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

------------------

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 16


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :2
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Enzim dan Metabolisme Sel
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.2 Memahami peran enzim dalam proses metabolisme dan menyajikan data tentang
proses metabolisme berdasarkan hasil investigasi dan studi literatur untuk
memahami proses pembentukan energi pada mahluk hidup.

4.2 Melaksanakan percobaan dan menyusun laporan hasil percobaan tentang cara
kerja enzim, fotosintesis, respirasi anaerob secara tertulis dengan berbagai media.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


 Sikap
1.1.2 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang metabolisme sel.
1.2.1 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses metabolisme sel.

2.1.2 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang metabolisme sel.
2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dalam
melakukan kegiatan praktikum tentang enzim dan metabolisme sel.

 Pengetahuan
3.2.1 Membedakan pengertian metabolisme, ,katabolisme dan anabolisme
dengan benar melalui kajian literatur.
3.2.2 Menjelaskan klasifikasi enzim berdasarkan tipe reaksi dan tempat
bekerjanya dengan benar melalui kajian literatur.
3.2.3 Mendeskripsikan komponen penyusun enzimdengan benar melalui kajian
literatur.
3.2.4 Menganalisis sifat-sifat enzimdengan benar melalui kajian literatur.
3.2.5 Menjelaskan cara kerja enzim dengan menggunakan bagan dengan benar.
3.2.6 Menjelaskan mekanisme inhibitor yang menghalangi kerja enzimdengan
benar melalui kajian literatur.
3.2.7 Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzimdengan benar
melalui kajian literatur.
3.2.8 Menjelaskan tahapan reaksi dalam respirasi aerob dengan menggunakan
bagan dengan benar.
3.2.9 Menjelaskan tahapan reaksi dalam respirasi anaerob dengan menggunakan
bagan dengan benar.
3.2.10 Menganalisis perbedaan respirasi aerob dengan respirasi anaerobdengan
benar melalui kajian literatur.
3.2.11 Menganalisis perbedaan fermentasi alkohol dengan fermentasi asam laktat
dengan benar melalui kajian literatur.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 17


3.2.12 Menjelaskan hubungan antara katabolisme karbohidrat, lemak dan
proteindengan benar melalui kajian literatur.
3.2.13 Mengkaji permasalahan dalam kehidupan yang berkaitan dengan proses
metabolisme, misalnya diet tinggi protein untuk mencegah obesitasdengan
benar melalui kajian literatur.
3.2.14 Menjelaskan reaksi terang dan reaksi gelap dalam tahapan fotosintesis
dengan menggunakan bagan dengan benar.
3.2.15 Menjelaskan produk fotosintesis dengan benar melalui kajian literatur.

 Keterampilan
4.2.1 Melakukan eksperimen tentang fermentasi alkohol dengan benar melalui
prosedur.
4.2.2 Melakukan observasi pasar untuk mengidentifikasi produk-produk yang
menerapkan proses katabolisme dengan benar melalui prosedur.
4.2.3 Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis dengan benar melalui prosedur.
4.2.4 Melakukan percobaan untuk membuktikan hasil akhir fotosintesis dengan
benar melalui prosedur.
4.2.5 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil eksperimen tentang faktor-faktor
yang memengaruhi fotosintesis dengan benar.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Metabolisme sel meliputi katabolisme dan anabolisme. Contoh
katabolisme adalah respirasi aerob dan anaerob.
Anabolisme merupakan reaksi penyusunan senyawa kompleks dari senyawa
senyawa sederhana dan membutuhkan energi. Penyusunan senyawa kompleks
organic dari senyawa-senyawa sederhana membutuhkan sejumlah energi yang
berasal dari cahaya atau reaksi kimia. Jika sumber energinya berasal dari cahaya
disebut fotosintesis. Fotosintesis dapat dibuktikan dengan percobaan Ingenhousz
dan percobaan Sachs.

2. Materi Konsep
 Sel pada makhluk hidup melakukan metabolisme.
 Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia untuk mengubah zat-zat yang
menghasilkan energi maupun memerlukan energi dan terjadi di dalam sel-sel
tubuh.
 Proses metabolisme dibedakan menjadi dua macam, yaitu katabolisme dan
anabolisme. Pada katabolisme maupun anabolisme, diperlukan sejumlah
enzim dan ATP.
 Enzim merupakan senyawa protein yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh
dan berfungsi sebagai katalis yang mampu meningkatkan kecepatam reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh.
 Enzim tersusun dari senyawa protein dan nonprotein
 Kerja enzim dipengaruhi oleh suhu, pH, zat inhibitor, activator, konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, dan jumlah produk.
 Katabolisme merupakan reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan menghasilkan energi. Contohnya
respirasi sel secara aerob dan anaerob.
 Anabolisme merupakan reaksi penyusunan dari senyawa-senyawa sederhana
menjadi senyawa-senyawa kompleks dan menggunakan energi (reaksi
endergonik). Contohnya fotosintesis dan kemosintesis.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 18


 Reaksi terang fotosintesis adalah reaksi yang mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia berupa ATP.
 Reaksi gelap (siklus Calvin) tidak memerlukan cahaya matahari.

3. Materi Prosedural
 Pengamatan faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim katalase
 Pengamatan proses dan hasil fermentasi alkohol.
 Melakukan Percobaan Ingenhousz

D. Model Pembelajaran: Penemuan (discovery learning).

E. Metode Pembelajaran
 Pembelajaraan kooperatif
 Presentasi
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang pengertian
metabolisme.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat
mempelajari materi metabolisme, yaitu
supaya kita lebih menjaga kesehatan
dengan menjaga asupan gizi yang masuk
ke tubuh sehingga proses metabolisme
dapat berlangsung dengan baik.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
metabolisme sel.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 19


Gambar: Metabolisme pada sel tumbuhan.

Identifikasi Masalah
Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar, misalnya
metabolisme pada sel tumbuhan:
- Apakah respirasi dan fotosintesis
merupakan contoh metabolisme?
- Di manakah terjadi reaksi fotosintesis?
- Di manakah terjadi reaksi respirasi?
- Apakah yang diperlukan dalam
metabolisme?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang pengertian metabolisme sel,
katabolisme, dan anabolisme; klasifikasi
enzim; komponen penyusun enzim, dan
cara kerja enzim (halaman 45 – 51).

Pengolahan Data
 Peserta didik diminta untuk mengamati
gambar kompleksitas metabolisme, skema
cara kerja enzim.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: pengertian metabolisme
sel, katabolisme, dan anabolisme;
klasifikasi enzim; komponen penyusun
enzim, dan cara kerja enzim.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang pengertian
metabolisme sel, katabolisme, dan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 20


anabolisme; klasifikasi enzim; komponen
penyusun enzim, dan cara kerja enzim.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang pengertian
metabolisme sel, katabolisme, dan
anabolisme; klasifikasi enzim; komponen
penyusun enzim, dan cara kerja enzim.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
pengertian metabolisme sel, katabolisme,
dan anabolisme; klasifikasi enzim;
komponen penyusun enzim, dan cara kerja
enzim
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian metabolisme
sel, katabolisme, dan anabolisme;
klasifikasi enzim; komponen penyusun
enzim, dan cara kerja enzim.
 Tindak lanjut: penugasan individu
menjawab kuis bio (halaman 47 dan 52).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Praktikum enzim katalase (halaman 54 –
56). Setiap kelompok membawa hati ayam
segar, lilin, lidi, tisu, kertas koran, dll.

2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Peserta didik berada di laboratorium, dan
duduk sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 21


(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang faktor-faktor yang memengaruhi
kerja enzim.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa peserta didik (hati
ayam segar, lilin, lidi, tisu, dll).
- Guru menjelaskan manfaat melakukan
praktikum enzim katalase, yaitu dapat
memahami pentingnya peranan hati dalam
menetralisir sisa metabolisme yang bersifat
racun.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru menunjukkan sebuah hati ayam segar
yang banyak mengandung enzim, yaitu enzim
katalase yang berperanan dalam menetralisir
racun. Namun kerja enzim katalase dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan enzim katalase yang
terdapat di dalam sel-sel hati ayam, misalnya:
- Apakah fungsi enzim katalase?
- Faktor-faktor apakah yang memengaruhi
kerja enzim katalase?
- Apa akibatnya jika sel-sel hati mengalami
kerusakan akibat suatu penyakit?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang enzim katalase
(halaman 54 – 56), dan diberi kesempatan
untuk menanya jika kurang paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar,
cara melakukan uji gelembung gas, bahaya zat
kimia H2O2 dan keselamatan dalam bekerja.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 22
praktikum enzim katalase.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang faktor-faktor yang memengaruhi kerja
enzim (halaman 52 – 54).
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan:
- peranan enzim katalase;
- data hasil percobaan untuk mengetahui
pengaruh pH dan suhu terhadap kerja
enzim katalase.
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 56).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang peranan enzim katalase, pengaruh pH
dan suhu terhadap kerja enzim katalase.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 56).

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang faktor-faktor yang memengaruhi kerja
enzim, antara lain pH dan suhu.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang faktor-
faktor yang memengaruhi kerja enzim dan
peranan enzim katalase.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 23


berkaitan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi kerja enzim dan peranan enzim
katalase.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum enzim
katalase.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: materi
katabolisme karbohidrat (halaman 56 – 63).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang pengertian
katabolisme karbohidrat dan respirasi
karbohidrat.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat
mempelajari materi respirasi aerob, yaitu
menjaga kesehatan tubuh agar proses
respirasi aerob senantiasa berlangsung
dengan baik.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tahapan reaksi dalam respirasi aerob.

Gambar: Tahapan reaksi respirasi aerob.

Identifikasi Masalah
Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar, misalnya:
- Apa yang dimaksud respirasi aerob?
- Apa yang diperlukan dalam reaksi
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 24
respirasi aerob?
- Apa yang dihasilkan oleh respirasi
aerob?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang pengertian katabolisme
karbohidrat, tahapan reaksi respirasi aerob
yang meliputi glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus Krebs, rantai transpor
elektron (halaman 56 – 63).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta
untuk mendiskusikan bagan reaksi
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan
rantai transpor elektron.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: pengertian katabolisme
karbohidrat, tahapan reaksi respirasi aerob
yang meliputi glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus Krebs, rantai transpor
elektron.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang pengertian
katabolisme karbohidrat, tahapan reaksi
respirasi aerob yang meliputi glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs,
rantai transpor elektron.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang pengertian
katabolisme karbohidrat, tahapan reaksi

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 25


respirasi aerob yang meliputi glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs,
rantai transpor elektron.
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai pengembangan materi
katabolisme karbohidrat, yaitu katabolisme
lemak dan protein diet tinggi protein dalam
pengelolaan berat badan (halaman 70).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
pengertian katabolisme karbohidrat,
tahapan reaksi respirasi aerob yang
meliputi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus Krebs, rantai transpor elektron.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian katabolisme
karbohidrat, tahapan reaksi respirasi aerob
yang meliputi glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus Krebs, rantai transpor
elektron.
 Tindak lanjut: penugasan kelompok
melakukan tugas mandiri (halaman 68).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Respirasi anaerob (halaman 63 – 67).
Melakukan praktikum fermentasi alkohol
(halaman 65 – 66). Setiap kelompok
membawa selang plastik, sedotan
minuman, lilin mainan, ragi roti, air kapur.

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 25’
 Peserta didik berada di laboratorium, dan
duduk sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang katabolisme karbohidrat sub bab
respirasi anaerob.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 26



Memotivasi:
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa peserta didik
(misalnya ragi roti).
 Guru menjelaskan manfaat mempelajari
katabolisme seperti respirasi anaerob, yaitu
mengetahui produk makanan hasil aplikasi
respirasi anaerob.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 120’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/
animasi tentang respirasi anaerob.

Gambar: Fermentasi alkohol

Gambar: Fermentasi asam laktat

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan reaksi respirasi
anaerob.
- Apa yang dimaksud respirasi anaerob?
- Makhluk hidup apakah yang melakukan
respirasi anaerob?
- Kapankah terjadi respirasi anaerob pada
manusia?
- Apakah perbedaan reaksi fermentasi
alkohol dengan fermentasi asam laktat?
- Apakah perbedaan respirasi anaerob

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 27


dengan aerobe?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang fermentasi alkohol
(halaman 65 – 66), dan diberi kesempatan
untuk menanya jika kurang paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan hati-hati karena beberapa alat bisa
pecah, misalnya erlenmeyer.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
praktikum fermentasi alkohol.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang reaksi fermentasi alkohol (halaman
64).
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang reaksi fermentasi asam laktat
(halaman 66 – 67).
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui proses dan hasil respirasi
anaerob;
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 66);
- mendiskusikan perbedaan respirasi aerob
dengan anaerob; tahapan reaksi respirasi
anaerob.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang fermentasi alkohol.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 56).
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memahami gambar/ bagan tahapan-tahapan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 28


pada respirasi anaerob (fermentasi alkohol dan
fermentasi asam laktat).

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang respirasi anaerob, aplikasi fermentasi
dalam produksi pangan.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 35’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
respirasi anaerob.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan respirasi anaerob.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum fermentasi
alkohol.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: materi
anabolisme (halaman 71 – 78). Praktikum
percobaan Sachs (halaman 82 – 83). Peserta
didik membawa daun yang berfotosintesis dan
daun yang tidak berfotosintesis.

5. Pertemuan ke-5 = 2 x 45 menit

N Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Discovery Waktu


o Pembelajara Learning (Penemuan) (menit
n )
1 Pendahuluan Pendahuluan 25’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang proses fotosintesis.
 Memotivasi:
- Bagaimana cara tumbuhan dapat
menghasilkan oksigen, glukosa atau bahan
makanan yang dibutuhkan oleh makhluk
hidup lainnya (misalnya hewan dan
manusia)?
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa peserta didik

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 29


(misalnya daun yang berfotosintesis dan
daun yang tidak berfotosintesis).
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
fotosintesis, yaitu memahami zat yang
diperlukan dalam fotosintesis (misalnya CO2)
dan zat yang dihasilkan (misalnya O2) dan
glukosa (bahan makanan) sehingga
tumbuhan perperanan sebagai produsen
yang sangat penting di dalam ekosistem.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 130’
 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis gambar berkaitan dengan
fotosintesis, seperti kloroplas, tahapan reaksi
fotosintesis, dan perangkat percobaan
fotosintesis Sachs.

Gambar: Kloroplas.

Gambar: Tahapan reaksi fotosintesis.

Gambar: Percobaan Sachs.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar berkaitan tentang fotosintesis, antara

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 30


lain:
- Dimanakah terjadi proses fotosintesis?
- Bagaimanakah reaksi fotosintesis?
- Reaksi apakah yang terjadi di dalam tilakoid?
- Reaksi apakah yang terjadi di dalam stroma?
- Apa tujuan percobaan fotosintesis yang
dilakukan oleh Sachs?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang percobaan Sachs
(halaman 82 – 83). Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanya jika kurang paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
 Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan hati-hati, misalnya ketika merebus daun
dalam alkohol yang panas.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan praktikum
fotosintesis percobaan Sachs.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang fotosintesis: kloroplas, fotosistem,
tahapan reaksi fotosintesis (reaksi terang dan
reaksi gelap), dan penggunaan produk
fotosintesis (halaman 71 – 79).
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan Sachs
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan percobaan Sachs (halaman 83).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang pembuktian bahwa fotosintesis
menghasilkan karbohidrat berupa amilum.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas jawaban
pertanyaan pada lembar kegiatan (halaman 83).

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 31


pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik tentang
proses fotosintesis.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 25’
menyimpulkan kembali tentang konsep proses
fotosintesis.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran hari
ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan proses fotosintesis.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum fotosintesis
percobaan Sachs.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum
percobaan fotosintesis Ingenhousz (halaman 92
– 121). Peserta didik disuruh membawa bahan
praktikum tanaman air Hydrilla sp., kawat
penggantung, es batu, dan lidi.

6. Pertemuan ke-6 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 25’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis.
 Memotivasi:
- Bagaimana cara tumbuhan dapat
menghasilkan oksigen yang dibutuhkan
oleh setiap makhluk hidup?”
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa peserta didik
(misalnya tanaman air Hydrilla sp).
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis, agar bisa mengaplikasikan
pada teknik-teknik bidang pertanian.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 130’

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 32


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang perangkat percobaan fotosintesis
Ingenhousz.

Gambar: Percobaan Ingenhousz.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan,
setelah mengamati gambar perangkat
percobaan fotosintesis Ingenhousz.
Bagaimana cara membuktikan bahwa
tumbuhan melakukan fotosintesis?
- Apa tujuan percobaan fotosintesis yang
dilakukan oleh Ingengousz?
- Zat apakah yang dihasilkan pada
percobaan fotosintesis Ingengousz?
- Faktor-faktor apakah yang memengaruhi
proses fotosintesis?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang percobaan Ingenhousz
(halaman 80 – 81). Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanya jika kurang
paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
 Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan hati-hati sehingga gelas beker besar
tidak pecah.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
praktikum fotosintesis percobaan Ingenhousz.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 33
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang faktor-faktor yang memengaruhi
fotositesis (halaman 79 – 80).
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi fotosintesis.
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 82).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 82).

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 25’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi fotosintesis.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum fotosintesis
percobaan Ingenhousz.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 3
Materi Genetik (halaman 92 – 121).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 34


- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 2.
- Lingkungan dan internet

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi enzim, katabolisme dan anabolisme
 Bahan praktikum: ekstrak hati segar, H2O2, HCL, NaOH, air panas, es batu,
ragi roti, tanaman Hydrilla sp.

3. Alat:
-Komputer/LCD, VCD/CD player.
-Lilin, korek api, lidi, bunsen, kasa dan kaki tiga, gelas beker 1000 mL, corong
kaca, tabung reaksi, kawat penggantung, termometer, ember, pipet tetes,.

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan sifat-sifat enzim.
 Bagaimana cara kerja enzim pada umumnya ?
 Jelaskan perbedaan reaksi anabolisme dengan katabolisme dan sebutkan
masing-masing contohnya.
 Jelaskan cara membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen dan
dipengaruhi oleh suhu.
 Bagaimanakah cara kerja enzim menurut teori “gembok dengan anak
kuncinya”?
 Apa yang dimaksud respirasi aerob dan respirasi anaerob?
 Bagaimanakah tahapan reaksi dalam reaksi respirasi aerob dan anaerob?

2. Keterampilan
 Praktik di laboratorium:
 Pengamatan faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim katalase
 Pengamatan proses dan hasil fermentasi alkohol
 Melakukan percobaan pembuktian fotosintesis, yaitu percobaan
Ingenhousz dan Sachs.
3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat kegiatan praktikum di laboratorium, dan
penilaian diri tentang pemahaman materi.

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PADA KEGIATAN PRAKTIK


No Nama Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Laporan Jumlah Nilai
percobaan percobaan akhir tertulis Skor
praktikum

Keterangan:
Skor = 1 – 3
Nilai = (skor yang diperoleh : skor maksimal) x 4

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 35


RUBRIK
No Penilaian Aspek Rubrik Skor
ketrampilan tahap (1 – 3)
1 Persiapan - Menggunakan jas lab. 1, jika terpenuhi 1
percobaan - Tersedia buku/ lembar praktikum aspek.
- Tersedia alat dan bahan praktikum
2 Pelaksanaan - Bekerja sesuai dengan prosedur 2, jika terpenuhi 2
percobaan - Menggunakan alat secara benar aspek
- Mengamati hasil percobaan dengan
tepat 3, jika terpenuhi 3
3 Kegiatan akhir - Membersihkan alat dengan baik aspek
praktikum - Mengembalikan alat ke tempat semula
- Membuang larutan/ sampah pada
tempatnya
4 Laporan tertulis - Keaslian laporan/ buatan sendiri
- Sistematika penulisan
- Performans

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN PRAKTIKUM


Aspek yang dinilai
Jumlah
No Nama Disiplin Tanggung Kerjasam Teliti Kreatif Peduli Nilai
skor
jawab a lingkungan

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI TERHADAP PEMAHAMAN MATERI


Topik materi : Enzim dan metabolisme sel
Nama :………………………….
Kelas :…………

Setelah mempelajari enzim dan metabolisme sel, Anda dapat melakukan penilaian diri
dengan cara memberikan tanda (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kemampuan.
No Pernyataan Sudah memahami Belum memahami
1 Memahami konsep enzim
2 Memahami komponen penyusun enzim
3 Memahami cara kerja enzim
4 Memahami sifat-sifat enzim
5 Memahami faktor-faktor yang
memengaruhi kerja enzim
6 Memahami konsep metabolisme,
katabolisme, dan anabolisme
7 Memahami hubungan antara katabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein
8 Memahami tahapan reaksi respirasi aerob
9 Memahami tahapan reaksi respirasi
anaerob
10 Memahami cara membuktikan fotosintesis

Mengetahui, ……………...,……

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 36


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ......................................
NIP................................ NIP.................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :3
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Materi Genetik
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi gen, DNA, kromosom dalam
proses penurunan sifat pada mahluk hidup serta menerapkan prinsi-prinsip
pewarisan sifat dalam kehidupan.

4.3 Membuat model untuk mensimulasi proses sintesis protein serta peran DNA dan
kromosom dalam proses pewarisan sifat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap:
1.1.3 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang materi genetik yang berkaitan dengan struktur dan
fungsi DNA, gen, dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
makhluk hidup.

1.2.2 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses berkaitan dengan peranan materi
genetik dalam pewarisan sifat.

2.1.3 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab , dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang materi genetik.

Pengertahuan:
3.3.1 Menjelaskan struktur kromosom dengan benar melalui gambar.
3.3.2 Membedakan bentuk kromosom berdasarkan jumlah dan letak sentromernya
dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.3 Menganalisis gonosom dan autosom pada gambar kariotipe suatu spesies
dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.4 Membedakan pengertian gen dengan alel dengan benar melalui kajian
literatur.
3.3.5 Menjelaskan komponen penyusun DNA dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.6 Menjelaskan mekanisme replikasi DNA dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.7 Menjelaskan struktur RNA dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.8 Mendeskripsikan jenis RNA dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.9 Menjelaskan perbedaan DNA dengan RNA dengan menggunakan tabel
dengan benar melalui kajian literatur.
3.3.10 Menjelaskan tahapan mekanisme sintesis protein dengan menggunakan
bagan dengan benar melalui kajian literatur.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 37


3.3.11 Menyebutkan jenis asam amino penyusun polipeptida yang dihasilkan dalam
sintesis protein dengan benar melalui kajian literatur.

Keterampilan:
4.3.1 Membuat model tiga dimensi DNA dengan menggunakan bahan dari barang
bekas yang tidak berbahaya dengan benar melalui prosedur.
4.3.2 Melakukan percobaan isolasi DNA dari jaringan buah-buahan dengan benar
melalui prosedur.
4.3.3 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil eksperimen tentang isolasi DNA dari
buah-buahan dengan benar melalui prosedur.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: DNA adalah substansi pembawa informasi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA berbentuk double helix dan merupakan
penyusun gen.
DNA memiliki perbedaan bentuk dan struktur kimiawi dengan RNA

Perbedaan DNA dan RNA

Sintesis protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom dengan bahan baku
berupa asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 38


Sintesis protein Inti sel tempat terjadinya sintesis protein

2. Materi Konsep
 DNA merupakan substansi pembawa informais genetik, berupa makromolekul
asam nukleat berbentuk heliks ganda terpilin, tersusun dari nukleotida-
nukleotida yang mengandung gula deoksiribosa, gugus fosfat, serta pasangan
basa nitrogen purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (timin dan sitosin)
 DNA merupakan penyusun gen. Gen terdapat di dalam kromosom, kromosom
terdapat di dalam inti sel, dan inti sel terdapat di dalam sel-sel penyusun tubuh.
 Kromosom merupakan benang-benang kromatin yang memendek, menebal
dan mudah menyerap warna.
 Kromosom tubuh (autosom) mengendalikan sifat-sifat tubuh, sedangkan
kromosom seks (gonosom) adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin.
 Gen adalah unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat
hereditas suatu organisme.
 Setiap kromosom memiliki ratusan lokus sehingga di dalam sel mengabdng
ribuan gen. Satu gen mengendalikan satu sifat hereditas sehingga satu
individu mempunyai ribuan sifat.
 Alel adalah pasangan gen yan terdapat pada kromosom homolog yang
menunjukkan sifat alternatif sesamanya. Pasangna gen terdapat di dalam
kromosom.

3. Materi Prosedural
 Praktikum isolasi DNA
 Pembuatan model heliks ganda dari bahan bekas

D. Model Pembelajaran : Discovery learning (penemuan) dan Problem Based Learning


(pembelajaran memecahkan masalah).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi Peserta didik
 Diskusi kelas

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 39


 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke -1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan
peserta didik tentang DNA, gen dan
kromosom.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik “Apakah bisa memastikan
identitas seorang anak yang dikaitkan
dengan hubungan keluarga melalui
DNA nya?”
- Guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi genetik, yaitu dapat
mengetahui sifat-sifat yang dapat
diturunkan dalam keluarga.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang hubungan antara DNA, gen,
kromosom, dan pembentukan sifat.

Gambar: Hubungan antara DNA, gen,


kromosom, dan pembentukan sifat.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 40


Identifikasi Masalah
Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar, misalnya:
- Apakah yang dimaksud dengan
kromosom?
- Bagaimanakah bentuk kromosom?
- Apakah kromosom pada berbagai jenis
makhluk hidup adalah sama?
- Apakah yang dimaksud dengan gen?
- Apakah yang dimaksud DNA?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang jenis kromosom (autosom dan
gonosom), struktur kromosom, bentuk dan
ukuran kromosom, jumlah kromosom, gen
dan alel (halaman 95 – 103).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta
untuk mendiskusikan gambar struktur
kromosom, pintalan DNA di dalam
kromosom, dan bentuk kromosom.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: jenis kromosom (autosom
dan gonosom), struktur kromosom, bentuk
dan ukuran kromosom, jumlah kromosom,
gen dan alel.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang jenis kromosom
(autosom dan gonosom), struktur
kromosom, bentuk dan ukuran kromosom,
jumlah kromosom, gen dan alel.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 41


untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang jenis kromosom
(autosom dan gonosom), struktur
kromosom, bentuk dan ukuran kromosom,
jumlah kromosom, gen dan alel.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang jenis
kromosom (autosom dan gonosom),
struktur kromosom, bentuk dan ukuran
kromosom, jumlah kromosom, gen dan
alel.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan jenis kromosom
(autosom dan gonosom), struktur
kromosom, bentuk dan ukuran kromosom,
jumlah kromosom, gen dan alel.
 Tindak lanjut: penugasan kelompok
melakukan tugas mandiri (halaman 102).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: DNA
dan RNA (halaman 104 – 114).

2. Pertemuan ke -2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan
peserta didik tentang struktur DNA dan
RNA.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik “Apakah perbedaan DNA dengan
RNA? Bagaimana peranannya masing-
masing?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 42


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang struktur DNA, mekanisme replikasi
DNA, dan struktur RNA.

Gambar: Struktur DNA.

Gambar: Replikasi DNA.

Gambar: Ilustrasi rantai tunggal mRNA.

Identifikasi Masalah
Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar, misalnya:
- Bagaimana komponen penyusun
DNA?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 43


- Bagaimana mekanisme replikasi DNA?
- Bagaimana komponen penyusun
RNA?
- Apakah perbedaan DNA dengan RNA?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang struktur DNA, replikasi DNA, jenis
RNA dan strukturnya, perbedaan DNA
dengan RNA (halaman 104 – 114).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta
untuk mendiskusikan gambar struktur
DNA, replikasi DNA, struktur RNA.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: struktur DNA, replikasi
DNA, jenis RNA dan strukturnya,
perbedaan DNA dengan RNA.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang struktur DNA,
replikasi DNA, jenis RNA dan strukturnya,
perbedaan DNA dengan RNA.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang struktur DNA,
replikasi DNA, jenis RNA dan strukturnya,
perbedaan DNA dengan RNA.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang
struktur DNA, replikasi DNA, jenis RNA
dan strukturnya, perbedaan DNA dengan
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 44
RNA.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan struktur DNA, replikasi
DNA, jenis RNA dan strukturnya,
perbedaan DNA dengan RNA.
 Tindak lanjut: penugasan kelompok
membuat model heliks ganda DNA
(halaman 106 ).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Praktikum mengisolasi DNA (halaman 110
– 111). Peserta didik diminta membawa
buah-buahan masak, detergen, garam
halus.

3. Pertemuan ke -3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang cara mengisolasi DNA.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik
“Apakah DNA bisa diisolasi?
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang dibawa peserta didik
(misalnya buah-buahan masak).
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis gambar mekanisme isolasi
DNA.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 45


Gambar: Isolasi DNA.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar mekanisme isolasi DNA.
- Bagaimana cara mengisolasi DNA?
- Bagaimana DNA menentukan sifat dalam
tanaman buah-buahan?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang percobaan Isolasi DNA
(halaman 110 – 111). Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanya jika kurang
memahami.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan hati-hati, misalnya ketika mengupas
dan memotong buah-buah agar tidak terluka.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
praktikum isolasi DNA.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang bentuk heliks ganda DNA.
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui kandungan DNA dalam sel
buah-buahan.
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 111).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 46


Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang bentuk heliks ganda DNA.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 111).
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memahami gambar bentuk heliks ganda DNA.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang bentuk heliks ganda DNA.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
bentuk heliks ganda DNA dan strukturnya.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan bentuk heliks ganda dan
struktur DNA.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum isolasi
DNA.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sintesis
protein dan pembentukan sifat (halaman 114 –
122).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 47


 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang sintesis protein dan
pembentukan sifat.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimanakah proses sintesis protein?
Apakah sintesis protein memengaruhi
pembentukan sifat pada makhluk hidup?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
sintesis protein, yaitu dapat mengetahui
pembentukan sifat yang berbeda-beda
pada makhluk hidup. Fenotipe suatu
organisme ditentukan oleh aktivitas protein
fungsional dari suatu enzim.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis:
- gambar/ video animasi tentang mekanisme
sintesis protein.
- perbedaan susunan asam amino dalam
hemoglobin manusia normal dengan
penderita siklemia.

HbA = valin – histidin – leusin – treonin – prolin


– glutamat – glutamat – lisin.
HbS = valin – histidin – leusin – treonin – prolin
– valin – glutamat – lisin.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 48


Orientasi peserta didik pada masalah
(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar / video animasi sintesis protein.
- Di manakah terjadi sintesis protein?
- Apa saja yang terlibat dalam sintesis
protein?
- Bagaimanakah mekanisme sintesis
protein?
- Apakah fungsi cetakan DNA?
- Apa yang dimaksud dengan transkripsi dan
translasi?
- Apakah kodon pada RNAm menentukan
jenis asam amino?
- Mengapa asam amino yang dibentuk
berbeda-beda?
- Mengapa terjadi perbedaan asam amino
pada hemoglobin orang normal dengan
penderita siklemia?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
- Pada sintesis protein, apakah susunan
triplet basa nitrogen untai DNA yang
berbeda akan membentuk jenis asam
amino yang berbeda?
- Apakah jenis susunan amino yang berbeda-
beda menentukan jenis protein yang
berbeda sehingga membentuk sifat yang
berbeda-beda?
- Mengapa terjadi perbedaan asam amino
pada hemoglobin orang normal dengan
penderita siklemia? Apakah perbedaan
tersebut berkaitan dengan sintesis protein?

 Guru memberikan beberapa soal tentang


sintesis protein dengan triplet basa nitrogen
DNA yang berbeda-beda.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal berbasis masalah
yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur materi sintesis protein (halaman 114 –

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 49


120).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah (menjawab soal-soal).

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal dalam
bentuk laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep, yaitu tentang
perbedaan sintesis protein pada sel prokariotik
dengan sel eukariotik ( halaman 121).

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan mekanisme
sintesis protein.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
sintesis protein yang telah dipelajarinya.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
sintesis protein.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan sintesis protein.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
mengerjakan soal-soal uji kompetensi materi
genetik (halaman 123 – 127).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Pembelahan sel (halaman 130 – 152).
Praktikum pembelahan mitosis pada sel-sel
tumbuhan (halaman 138 – 139), peserta didik
membawa akar bawang merah segar yang
telah ditumbuhkan di dalam air selama 7 hari.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 3.
Internet dan lingkungan.
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 50
2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi, video replikasi DNA dan video sintesis protein.
 Bahan praktikum: Buah-buahan yang masak, detergen cair, garam halus.

3. Alat:
- Komputer/LCD, VCD/CD player.
- Blender, gelas beaker, erlenmeyer, gelas ukur, rak, pipet tetes, spatula,
cotong kaca, timbangan, pisau, mikroskop, kaca objek, kaca penutup.

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan persamaan dan perbedaan DNA dan RNA.
 Gambarkan skema untai DNA yang memiliki 6 nukleotida.
 Apa yang dimaksud dengan transkripsi dan translasi dalam sintesis proten ?
 Apa yang dimaksud dengan tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi dalam
transkripsi DNA ?
 Gambarkan bentuk kromosom metasentrik, submetasentrik, akrosentrik dan
telosentrik.

2. Keterampilan
 Praktik di laboratorium: Praktikum isolasi DNA.
 Produk : model heliks ganda DNA

3. Sikap
 Penilaian sikap antar peserta didik.

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PADA KEGIATAN PRAKTIK

No Nama Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Laporan Jumlah Nilai


percobaan percobaan akhir tertulis Skor
praktikum

Keterangan:
Skor = 1 – 3
Nilai = (skor yang diperoleh : skor maksimal) x 4

RUBRIK
No Penilaian Aspek Rubrik Skor
ketrampilan tahap (1 – 3)
1 Persiapan - Menggunakan jas lab. 1, jika terpenuhi 1
percobaan - Tersedia buku/ lembar praktikum aspek.
- Tersedia alat dan bahan praktikum
2 Pelaksanaan - Bekerja sesuai dengan prosedur 2, jika terpenuhi 2
percobaan - Menggunakan alat secara benar aspek
- Mengamati hasil percobaan dengan
tepat 3, jika terpenuhi 3

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 51


3 Kegiatan akhir - Membersihkan alat dengan baik aspek
praktikum - Mengembalikan alat ke tempat semula
- Membuang larutan/ sampah pada
tempatnya
4 Laporan tertulis - Keaslian laporan/ buatan sendiri
- Sistematika penulisan
- Performans

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PRODUK


Jenis produk: model heliks ganda DNA

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Pemilihan Kesesuaian Keindahan Kreativitas (1-5)
bahan bekas dengan isi
materi

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP ANTAR PESERTA DIDIK

No Nama Mau menerima Tidak Memberikan Bekerja Skor Nilai


pendapat teman memaksa solusi sama
teman untuk terhadap
menerima pendapat
pendapatnya yang
berbeda

Keterangan : YA = 2, TIDAK = 1

Mengetahui, ……………..., ……………..


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

---------------

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 52


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :4
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Pembelahan Sel
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menganalisis proses pembelahan sel

4.4 Menyajikan data hasil analisis pembelahan sel.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap:
1.1.4 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan berkaitan dengan bioproses pembelahan sel.
1.2.3 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati pembelahan sel.
2.1.4 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab , dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang pembelahan sel.

Pengetahuan:
3.4.1 Menjelaskan mekanisme pembelahan sel secara amitosis dengan
menggunakan gambar dengan benar.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 53


3.4.2 Menjelaskan fase-fase mitosis dengan menggunakan gambar dengan benar.
3.4.3 Menjelaskan fase-fase meiosis dengan menggunakan gambar dengan benar.
3.4.4 Membandingkan mitosis dan meiosis dengan menggunakan tabel dengan
benar.
3.4.5 Menjelaskan mekanismegamteogenesis pada hewan dan manusia dengan
menggunakan gambar dengan benar.
3.4.6 Menganalisis perbedaan spermatogenesis dengan oogenesis dengan benar
melalui kajian literatur.
3.4.7 Menjelaskan mekanisme gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi dengan
benar melalui kajian literatur.
3.4.8 Menganalisis perbedaan mikrosporogenesis dengan megasporogenesis yang
terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi dengan benar melalui kajian literatur.
3.4.9 Menjelaskan akibat kegagalan mitosis dan miosis terhadap cacat pada
makhluk hidup dengan benar melalui kajian literatur.

Keterampilan:
4.4.1 Membuat bagan mitosis dan meiosis padamakhluk hidup dengan benar melalui
prosedur.
4.4.2 Melakukan pengamatan terhadap fase-fase mitosis yang terjadi pada akar
bawang merah menggunakan mikroskop.
4.4.3 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil pengamatan terhadap fase-fase
mitosis yang terjadi pada akar bawang merah.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Sel memiliki kemampuan untuk membelah atau memperbanyak diri.
Pembelahan sel dapat terjadi pada organisme uniseluler maupun multiseluler
untuk perkembangbiakan, pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak atau
mati.

2. Materi Konsep
 Pembelahan sel terjadi pada organisme uniseluler maupun multiseluler untuk
perkembangbiakan, pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati.
 Pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembelahan secara
langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
 Amitosis terjadi pada organisme prokariotik.
 Mitosis dan meiosis terjadi pada organisme eukariotik.
 Sel-sel tubuh dihasilkan dari pembelahan mitosis, sedangkan sel-sel kelamin
dari pembelahan meiosis.
 Tahapan mitosis yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase
disertai tahapan sitokinesis.
 Pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel anakan dengan jumlah kromosom
separuh dari kromosom sel induknya.
 Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin (gamet).
 Gametogenesis pada manusia dan hewan adalah spermatogenesis dan
oogenesis.
 Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi adalah mikrosporogenesis dan
megasprogenesis.
 Setiap 1 sel spermatogonium akan menghasilkan 4 spermatozoa yang
semuanya fungsional.
 Setiap 1 sel oogonium hanya menghasilkan 1 ovum yang fungsional.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 54


 Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari).
 Megasporogenesis adalah proses pembentukan megaspora.

3. Materi Prosedural
 Pengamatan pembelahan mitosis pada sel-sel tumbuhan.
 Pembuatan bagan pembelahan mitosis dan meiosis.

D. Model Pembelajaran: penemuan (discovery learning).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi peserta didik
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis
 Pembelajaran kooperatif

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang pembelahan sel.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa peserta didik (akar
bawang merah segar yang sdh direndam
air 7 hari).
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Apakah sel-sel penyusun jaringan pada
akar bawang merah mengalami
pembelahan? Bagaimanakah proses
pembelahan sel-sel tersebut?
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari
pembelahan sel, yaitu kita harus hidup
sehat, mengonsumsi makanan yang bergizi
agar sel-sel kita dapat membelah secara
normal untuk pertumbuhan, dan mengganti
sel-sel yang rusak.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 55


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ video
animasi proses pembelahan mitosis sel-sel
tubuh.

Gambar: Pembelahan amitosis.

Gambar: Pembelahan mitosis pada akar bawang.

Gambar: Tahapan pembelahan mitosis.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan,
setelah mengamati gambar/ video animasi
pembelahan sel, misalnya:
- Apa tujuan pembelahan sel pada
organisme bersel satu?
- Sel-sel apakah yang mengalami
pembelahan mitosis?
- Apa akibatnya jika sel-sel penyusun
jaringan tubuh mengalami pembelahan
secara mitosis?
- Bagaimanakah mekanisme pembelahan
sel secara mitosis?

Pengumpulan Data

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 56


 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang
pembelahan sel (halaman 131 – 137).
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang pembelahan mitosis
pada sel-sel tumbuhan (halaman 138 – 139).
Peserta didik diberi kesempatan untuk
menanya jika kurang memahami.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan hati-hati, misalnya ketika
menggunakan pemanas bunsen agar tidak
terjadi kebakaran. Hati-hati menggunakan
mikroskop agar tidak pecah.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
praktikum pembelahan mitosis pada sel-sel
tumbuhan.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang fase-fase pembelahan mitosis
(halaman 133 – 137).
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui fase-fase pembelahan mitosis
pada sel-sel akar bawang merah.
- mengidentifikasi sel-sel bawang merah
yang manakah yang sedang mengalami
pembelahan mitosis pada fase-fase
tertentu.
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 139).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang pembelahan sel secara mitosis.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 139).
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 57
memahami gambar tahap-tahap pembelahan
sel-sel secara amitosis dan mitosis.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang ciri-ciri yang terdapat pada setiap tahap
pembelahan sel secara mitosis.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
pembelahan sel secara amitosis dan mitosis.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan konsep pembelahan sel
secara amitosis dan mitosis.
 Tindak lanjut:
- Penugasan kelompok untuk membuat
laporan tertulis praktikum pembelahan sel
secara mitosis pada jaringan akar bawang
merah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Pembelahan sel secara meiosis (halaman 139
– 144).

2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan
peserta didik tentang pembelahan sel
secara meiosis.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik “Bagaimanakah mekanisme
pembelahan sel secara meiosis?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 58
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis
gambar/video tentang pembelahan secara
meiosis?

Gambar: Pembelahan sel secara meiosis.

Identifikasi Masalah
Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar pembelahan
sel secara mitosis, misalnya:
- Di bagian sel manakah terbentuk
benang-benang spindel?
- Bagaimanakah tahap-tahap
pembelahan secara meiosis?
- Apakah perbedaan DNA dengan RNA?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang fase-fase pembelahan secara
meiosis, perbedaan mitosis dengan
meiosis (halaman 139 – 143).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 59


untuk mendiskusikan gambar fase-fase
pembelahan secara meiosis.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: fase-fase pembelahan
secara meiosis, perbedaan mitosis dengan
meiosis.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang fase-fase
pembelahan secara meiosis, perbedaan
mitosis dengan meiosis.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang fase-fase
pembelahan secara meiosis, perbedaan
mitosis dengan meiosis.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang fase-
fase pembelahan secara meiosis,
perbedaan mitosis dengan meiosis.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan fase-fase pembelahan
sel secara meiosis, perbedaan mitosis
dengan meiosis.
 Tindak lanjut: Tugas kelompok membuat
bagan pembelahan sel dengan bahan
bekas yang aman (halaman 144).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Gametogenesis pada hewan dan manusia
(halaman 144 – 147).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 60


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu
Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang gametogenesis pada hewan dan
manusia.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimanakah proses gametogenesis
pada hewan dan manusia?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
gametogenesis pada hewan dan manusia,
yaitu dapat memahami pembentukan gamet
pada hewan dan manusia untuk
melestarikan keturunannya. Kita harus
menjaga sistem reproduksi, agar proses
gametogenesis dalam keadaan normal.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ video
animasi tentang gametogenesis pada hewan
dan manusia.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 61


Gambar: Spermatogenesis dan oogenesis pada
hewan dan manusia.

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan, setelah mengamati gambar /
video animasi gametogenesis pada hewan dan
manusia, misalnya:
- Apa yang dimaksud dengan
gametogenesis?
- Di mana terjadi gametogenesis?
- Pada proses gametogensis terjadi
pembelahan mitosis atau meiosis?
- Bagaimanakah tahapan gametogenesis
pada hewan dan manusia?
- Apa yang dimaksud dengan
spermatogenesis?
- Apa yang dimaksud dengan oogenesis?
- Berapakah jumlah sel yang dihasilkan pada
spermatogenesis?
- Berapakah jumlah sel yang dihasilkan pada
oogenesis?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah,
antara lain:

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 62


- Di mana tempat terjadinya gametogenesis
pada wanita?
- Di mana tempat terjadinya gametogenesis
pada laki-laki?
- Bagaimanakah tahapan spermatogenesis?
- Bagaimanakah tahapan oogenesis?
- Apakah perbedaan antara spermatogenesis
dengan oogenesis?
- Bagaimanakah pengaruh kegagalan mitosis
dan meiosis dalam gametogenesis terhadap
kelainan pada makhluk hidup?
- Bagaimanakah sel-sel kanker (tumor ganas)
bisa tumbuh dengan cepat?

 Guru memberikan masalah-masalah yang


berbeda-beda kepada setiap kelompok.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk mencari jawaban permasalahan yang
diberikan oleh guru, dengan kajian literatur
materi gametogenesis pada hewan dan
manusia, perbedaan spermatogenesis dengan
oogenesis (halaman 144 – 147), pengaruh
kegagalan mitosis dan meiosis terhadap
kelainan makhluk hidup, serta pertumbuhan
kanker (tumor ganas) akibat pembelahan sel
yang sangat cepat (halaman 151 – 152).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah (menjawab soal-soal).

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik memberikan jawaban masalah
(soal-soal) dalam bentuk laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep, misalnya pengaruh
kegagalan mitosis dan meiosis terhadap
kelainan pada makhluk hidup.

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban
permasalahan.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan gametogenesis
pada hewan dan manusia, serta perbedaan
spermatogenesis dengan oogenesis.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 63


 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
gametogenesis pada hewan dan manusia.
yang telah dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang konsep
gametogenesis pada hewan dan manusia..
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan gametogenesis pada hewan
dan manusia.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
mengerjakan soal-soal uji kompetensi
pembelahan sel (halaman 153 – 157).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi
(halaman 147 – 151).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan
peserta didik tentang gametogenesis
pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik “Bagaimanakah proses
gametogenesis pada tumbuhan tingkat
tinggi? Apa tujuan mikrosporogenesis
dan makrosporogenesis?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis
gambar/video tentang proses
gametogenesis pada tumbuhan tingkat
tinggi.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 64


Gambar: Gametogenesis pada bunga
Angiospermae.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar/ video
proses gametogenesis pada tumbuhan
tingkat tinggi, misalnya:
- Di manakah terjadi
mikrosporogenesis?
- Di manakah terjadi
makrosporogenesis?
- Apa yang dihasilkan oleh
mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang proses gametogenesis pada
tumbuhan tingkat tinggi, yaitu
mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis (halaman 147 – 151).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta
untuk mendiskusikan gambar
gametogenesis pada bunga
Angiospermae, skema mikrosporogenesis
dan makrosporogenesis.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: proses gametogenesis
pada tumbuhan tingkat tinggi

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 65


(mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang proses
gametogenesis pada tumbuhan tingkat
tinggi (mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis).
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang proses
gametogenesis pada tumbuhan tingkat
tinggi (mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
proses gametogenesis pada tumbuhan
tingkat tinggi (mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis).
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan proses gametogenesis
pada tumbuhan tingkat tinggi
(mikrosporogenesis dan
makrosporogenesis).
 Tindak lanjut: menjawab fitur kuis bio
(halaman 149).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pola-
pola hereditas (halaman 158 – 202).
Praktikum penyilangan monohibrid.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 66


Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 4.
Lingkungan dan internet

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan video pembelahan sel
 Bahan praktikum: bawang merah segar, larutan HCl, dan larutan asetokarmin

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Mikroskop, gelas arloji, kaca objek, silet tajam, pemanas Bunsen, korek api,
gelas, lidi, pipet, dan kertas tisu.

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan pembuahan ganda yang terjadi pada Angiospermae.
 Gambarkan pembelahan sel secara mitosis pada metafase dan
anafase.
 Jika suatu sel membelah secara meiosis sebnayak 4 kali, berapakah
jumlah sel anakan yang dihasilkan?
 Jelaskan manfaat pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
 Gambarkan skema mitosis yang terjadi pada sel yang memiliki dua
pasang kromosom.

2. Keterampilan
 Praktik di laboratorium: Pengamatan pembelahan mitosis pada sel-sel
tumbuhan.
 Pembuatan bagan pembelahan mitosis dan meiosis

3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada kegiatan diskusi.

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PADA KEGIATAN PRAKTIK


No Nama Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Laporan Jumlah Nilai
percobaan percobaan akhir tertulis Skor
praktikum

Keterangan:
Skor = 1 – 3
Nilai = (skor yang diperoleh : skor maksimal) x 4

RUBRIK
No Penilaian Aspek Rubrik Skor
ketrampilan tahap (1 – 3)
1 Persiapan - Menggunakan jas lab. 1, jika terpenuhi 1
percobaan - Tersedia buku/ lembar praktikum aspek.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 67


- Tersedia alat dan bahan praktikum
2 Pelaksanaan - Bekerja sesuai dengan prosedur 2, jika terpenuhi 2
percobaan - Menggunakan alat secara benar aspek
- Mengamati hasil percobaan dengan
tepat 3, jika terpenuhi 3
3 Kegiatan akhir - Membersihkan alat dengan baik aspek
praktikum - Mengembalikan alat ke tempat semula
- Membuang larutan/ sampah pada
tempatnya
4 Laporan tertulis - Keaslian laporan/ buatan sendiri
- Sistematika penulisan
- Performans

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PRODUK


Jenis produk: bagan pembelahan sel.

No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai


Kesesuaian Kerapihan Keindahan Kreativitas Skor
dengan isi
materi

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI


Aspek yang dinilai
Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, ……………..., ………………


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nomor :5
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Pola-Pola Hereditas
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 68


3.5 Memahami pola-pola hukum Mendel
3.6 Memahami pola-pola hereditas pautan dan pindah silang

4.5 Mengaitkan pola-pola Hukum Mendel dengan peristiwa yang ditemukan sehari-
hari.
4.6 Mengevaluasi pola-pola hereditas pautan dan pindah silang

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap
1.1.5 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan berkaitan dengan pola-pola hereditas.
1.2.4 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati pola-pola hereditas yang terjadi di lingkungan
sekitar.
4.1.5 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab , dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang pola-pola hereditas.

Pengetahuan:
3.5.1 Membedakan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
3.5.2 Membuat diagram penyilangan monohibrid dan dihibrid.
3.5.3 Menghitung rasio fenotipe F2 pada contoh penyilangan monohibrid dan dihibrid.
3.5.4 Membuat contoh penyilangan backcross dan testcross dengan menggunakan
diagram papan catur (kotak Punnett) dan diagram anak garpu (Bracket).
3.5.5 Menghitung jumlah macam gamet, fenotipe, dan genotipe dengan diagram
anak garpu.
3.5.6 Menganalisis perbedaan rasio fenotipe hasil penyilangan dari peristiwa
penyimpangan semu hukum Mendel akibat interaksi antar alel (kodominan,
dominansi tidak sempurna/intermediet, alel ganda, alel letal).
3.5.7 Menganalisis perbedaan rasio fenotipe hasil penyilangan dari peristiwa
penyimpangan semu hukum Mendel akibat interaksi genetik (atavisme,
epistasis-hipostasis, polimeri, kriptomeri, komplementer).

3.6.1 Menjelaskan peristiwa tautan (linkage), pindah silang (crossing over), dan
gagal berpisah (non-disjunction).

Keterampilan
4.5.1 Melakukan pengamatan terhadap objek di lingkungan sekitar berkaitan dengan
peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel.
4.5.2 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil simulasi penyilangan monohibrid.
4.5.3 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil simulasi penyilangan dihibrid dengan
penyimpangan semu hukum Mendel.

4.6.1 Melaporkan secara tertulis hasil evaluasi pola-pola hereditas pautan dan
pindah silang.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Penurunan atau pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya
melalui gen, disebut hereditas. Gregor Johann Mendel menyampaikan eksperimen
penyilangan (hibridisasi) kacang ercis.

2. Materi Konsep

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 69


 Sifat-sifat makhluk hidup akan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.
 Gen merupakan karakteristik yang diturunkan sehingga meskipun terjadi
mitosis dan meiosis bentuk dan identitas setiap gen di dalam kromosom adalah
tetap
 Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti aturan tertentu
(Pola-pola hereditas).
 Hukum mendel I merupakan kaidah pemisahan alel secara bebas pada saat
pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet yang dapat dibuktikan dalam
persilangan monohibrid dengan hasil rasio fenotipe F2 adalah 3 :1.
 Hukum Mendel II merupakan kaidah yang menyatakan bahwa setiap alel
berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel pada waktu
pembentukan gamet.
 Hukum Mendel II dapat dibuktikan dalam persilangan dihibrid dengan hasil
rasio fenotipe F2 sebesar 9 : 3 : 3 : 1
 Angka perbandingan yang menyimpang dengan hukum Mendel
(penyimpangan semu hukum Mendel) merupakan akibat dari interaksi antaralel
(kodomain, dominansi tidak sempurna, alel ganda, dan alel letal)dan interaksi
genetik (atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri, kriptomeri, dan
komplementer).
 Penyimpangan semu hukum Mendel dapat terjadi karena interaksi antaralel
dan interaksi genetik.
 Bentuk peristiwa lainnya dalam pola-pola hereditas, antara lain tautan
(linkage), pindah silang (crossing over), dan gagal berpisah (nondisjunction).
 Jenis kelamin merupakan salah satu sifat yang diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya.

3. Materi Prosedural
 Praktikum penyilangan monohibrid

D. Model Pembelajaran: Discovery learning (penemuan) dan Problem Based Learning


(pembelajaran memecahkan masalah).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi peserta didik
 Diskusi
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Discovery Waktu


Pembelajaran Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 70


 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang hereditas (genetika).
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Mengapa anggota dalam satu keluarga
terkadang memiliki kesamaan sifat-sifat, namun
ada pula yang berbeda sifatnya?
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari
pola-pola hereditas, yaitu agar kita paham
terhadap penurunan sifat-sifat yang terjadi
pada tanaman, hewan, maupun manusia.
Melalui ilmu genetika, dapat diperoleh hewan
dan tumbuhan yang bersifat unggul.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis gambar: keanekaragaman
genetik pada manusia atau pola-pola hereditas
yang terjadi pada tumbuhan dan hewan.

Gambar: Keanekaragaman genetik pada manusia.

Gambar: Eksperimen Gregor Johann Mendel.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 71


Gambar: Sifat beda kacang ercis yang diteliti oleh
Mendel.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar berkaitan dengan pola-pola hereditas,
misalnya:
- Mengapa manusia memiliki ciri-ciri fisik yang
berbeda?
- Bagaimana cara Mendel mempelajari genetik
pada makhluk hidup?
- Apa yang ditemukan Mendel setelah
melakukan penyilangan kacang ercis?
- Mengapa Mendel memilih kacang ercis sebagai
objek penelitiannya?
- Bagaimanakah isi hukum Mendel I ?
- Bagaimana menghitung rasio fenotipe dan
rasio genotipe keturunan pada penyilangan
monohibrid?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang pola-pola
hereditas subtopik hukum Mendel I, menghitung
rasio genotipe dan fenotipe keturunan dari suatu
penyilangan monohibrid (halaman 160 – 165).
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara kerja
praktikum tentang penyilangan monohibrid
(halaman 165 – 166). Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanya jika kurang
memahami.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas
cara kerja praktikum yang benar. Guru
mengingatkan agar peserta didik bekerja dengan
teliti dalam menghitung kancing untuk simulasi
penyilangan monohibrid.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan praktikum
penyilangan monohibrid.
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 72
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
tentang hukum Mendel I (halaman 164 – 165).
 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui rasio fenotipe F2 pada penyilangan
monohibrid.
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 166).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang hukum Mendel I.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas jawaban
pertanyaan pada lembar kegiatan (halaman 166).
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami
cara menghitung rasio fenotipe maupun genotipe
dari beberapa tipe penyilangan monohibrid.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik tentang
hukum pewarisan sifat (hukum Mendel I).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang konsep hukum
pewarisan sifat.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran hari ini,
dan memberikan penghargaan kepada peserta
didik atau kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berupa
soal-soal penyilangan monohibrid.
 Tindak lanjut:
- Penugasan kelompok untuk membuat laporan
tertulis praktikum tentang penyilangan
monohibrid (hukum Mendel I).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Hukum
Mendel II (halaman 167 – 171).

2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 73


No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu
Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang hukum Mendel II dan
penyilangan dihibrid.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimanakah penyilangan dihibrid?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis diagram penyilangan
dihibrid.

Digram: Penyilangan dihibrid.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar berkaitan dengan diagram penyilangan
dihibrid, misalnya:
- Apa yang dimaksud dengan penyilangan
dihibrid?
- Bagaimanakah rasio fenotipe dan rasio
genotipe keturunan pada penyilangan
dihibrid?
- Bagaimanakah isi dari hukum Mendel II?
- Bagaimanakah cara menghitung macam
gamet, genotipe, dan fenotipe dari suatu
penyilangan?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 74


Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang hukum
Mendel II; menghitung rasio genotipe dan
fenotipe keturunan dari suatu penyilangan
dihibrid; testcross, backcross, penyilangan
resiprok; menghitung macam gamet, genotipe,
dan fenotipe dari suatu penyilangan (halaman
167 – 176).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan diagram penyilangan dihibrid.
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: hukum Mendel II; menghitung
rasio genotipe dan fenotipe keturunan dari
suatu penyilangan dihibrid; testcross,
backcross, penyilangan resiprok; menghitung
macam gamet, genotipe, dan fenotipe dari
suatu penyilangan.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang hukum Mendel II;
menghitung rasio genotipe dan fenotipe
keturunan dari suatu penyilangan dihibrid;
testcross, backcross, penyilangan resiprok;
menghitung macam gamet, genotipe, dan
fenotipe dari suatu penyilangan.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang cara menghitung macam gamet,
genotipe, dan fenotipe dari suatu penyilangan
dihibrid.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang hukum

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 75


Mendel II; menghitung rasio genotipe dan
fenotipe keturunan dari suatu penyilangan
dihibrid; testcross, backcross, penyilangan
resiprok; menghitung macam gamet, genotipe,
dan fenotipe dari suatu penyilangan.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan hukum Mendel II;
menghitung rasio genotipe dan fenotipe
keturunan dari suatu penyilangan dihibrid;
testcross, backcross, penyilangan resiprok;
menghitung macam gamet, genotipe, dan
fenotipe dari suatu penyilangan.
 Tindak lanjut: mengerjakan tugas mandiri
tentang pembuatan desain penyilangan dihibrid
(halaman 169).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Penyimpangan semu hukum Mendel sub-topik
interaksi antaralel (halaman 176 – 182).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Discovery Waktu


Pembelajaran Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang angka perbandingan pada penyimpangan
semu hukum Mendel.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Mengapa dalam suatu penyilangan terkadang
terdapat sifat anak yang berbeda dengan
induknya, atau menghasilkan rasio keturunan
yang menyimpang dari hukum Mendel?
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi penyimpangan semu hukum Mendel,
yaitu agar kita paham terhadap penyimpangan/
perbedaan hasil keturunan pada suatu
penyilangan.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 76


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis:
- gambar peristiwa pola-pola penyimpangan
semu hukum Mendel, atau keturunan dengan
sifat yang unik yang berbeda dari induknya.

Gambar: Kodominan pada warna rambut sapi roan,


sebagai contoh interaksi antaralel.

Diagram: Penyilangan pada bunga snapdragon, yang


menunjukkan dominansi tidak sempurna.

Gambar: Kelinci himalayan

Gambar: Ayam creeper

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan, setelah mengamati gambar pola-pola
hereditas dan penyimpangan semu hukum Mendel,

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 77


antara lain:
- Apa yang dimaksud penyimpang semu hukum
Mendel?
- Peristiwa apakah yang termasuk
penyimpangan semu hukum Mendel?
- Mengapa terjadi sapi roan, kelinci himalayan,
dan ayam creeper?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang
penyimpangan semu hukum Mendel yang terjadi
akibat interaksi antaralel (halaman 176 – 182).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan rasio fenotipe F2 pada penyilangan
jika terjadi penyimpangan semu hukum Mendel.
 Guru mengajak kelompok untuk mendiskusikan:
penyimpangan semu hukum Mendel akibat
interaksi antaralel (kodominan, dominansi tidak
sempurna, alel ganda, dan alel letal).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang penyimpangan semu hukum
Mendel akibat interaksi antar alel (kodominan,
dominansi tidak sempurna, alel ganda, dan alel
letal).
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik tentang
penyimpangan semu hukum Mendel akibat
interaksi antar alel (kodominan, dominansi tidak
sempurna, alel ganda, dan alel letal).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang penyimpangan
semu hukum Mendel akibat interaksi antaralel
(kodominan, dominansi tidak sempurna, alel
ganda, dan alel letal).
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 78
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran hari ini,
dan memberikan penghargaan kepada peserta
didik atau kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berupa
soal-soal penyimpangan semu hukum Mendel
akibat interaksi antaralel (kodominan, dominansi
tidak sempurna, alel ganda, dan alel letal.
 Tindak lanjut: Menjawab fitur kuis bio (halaman
179).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Penyimpangan semu hukum Mendel akibat
interaksi genetik, yaitu atavisme dan epistasis-
hipostasis (halaman 182 – 190).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Discovery Waktu


Pembelajaran Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang penyimpangan semu hukum Mendel yang
terjadi akibat interaksi genetik (atavisme dan
epistasis-hipostasis).
 Memotivasi:
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari
atavisme, yaitu bisa memahami terjadinya
berbagai bentuk jengger ayam. Sedangkan
epistasis-hipostasis terjadi pada berbagai
warna buah labu (Cucurbita pepo L).
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis gambar berbagai bentuk
jengger ayam dan variasi warna buah labu
(Cucurbita pepo L).

Gambar: Variasi bentuk jengger ayam.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 79


Gambar: Variasi warna buah labu (Cucurbita pepo L)
putih, kuning, dan hijau.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan, setelah mengamati gambar variasi
bentuk jengger ayam dan warna buah labu, antara
lain:
- Bagaimanakan terjadi bentuk jengger ayam
single, pea, walnut, dan rose?
- Bagaimanakah contoh diagram penyilangan
pada peristiwa atavisme?
- Bagaimanakan terjadi warna buah labu putih,
kuning, dan hijau?
- Bagaimanakah contoh diagram penyilangan
pada peristiwa epistasis-hipostasis?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang interaksi
genetik atavisme dan epistasis-hipostasis
(halaman 182 – 190).
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara kerja
praktikum tentang penyimpanagan semu hukum
Mendel epistasis-hipostasis (halaman 186 – 1187).
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya
jika kurang memahami.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas
cara kerja praktikum yang benar.
 Guru mengingatkan agar peserta didik bekerja
dengan teliti dalam menghitung turus suatu
genotipe F2 pada peristiwa penyimpangan semu
hukum Mendel epistasis-hipostasis.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan praktikum
penyimpangan semu hukum Mendel epistasis-
hipostasis.
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 80


 Guru mengajak kelompok untuk:
- mendiskusikan data hasil percobaan untuk
mengetahui rasio fenotipe F2 pada peristiwa
epistasis-hipostasis dalam penyilangan dihibrid
(dua sifat beda).
- menjawab pertanyaan yang ada di lembar
kegiatan (halaman 187).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan teori pada buku sumber,
tentang peristiwa epistasis-hipostasis dalam
penyilangan dihibrid (dua sifat beda).
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok lainnya.
 Guru bersama peserta didik membahas jawaban
pertanyaan pada lembar kegiatan (halaman 187).
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami
cara menghitung rasio fenotipe dan genotipe dari
beberapa tipe penyilangan pada pola
penyimpangan semu hukum Mendel atavisme dan
epistasis-hipostasis.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik tentang
penyimpangan semu hukum Mendel atavisme dan
epistasis-hipostasis.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang penyimpangan
semu hukum Mendel atavisme dan epistasis-
hipostasis.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran hari ini,
dan memberikan penghargaan kepada peserta
didik atau kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berupa
soal-soal penyilangan dihibrid dengan peristiwa
penyimpangan semu hukum Mendel atavisme dan
epistasis-hipostasis..
 Tindak lanjut:
- Penugasan kelompok untuk membuat laporan
tertulis praktikum tentang penyimpangan semu
hukum Mendel epistasis-hipostasis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Penyimpangan semu hukum Mendel polimeri,
komplementer, dan kriptomeri (halaman 190 – 193).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 81


5. Pertemuan ke-5 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Discovery Waktu


Pembelajaran Learning (Penemuan) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta didik
tentang penyimpangan semu hukum Mendel
polimeri, kriptomeri, dan komplementer.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Tahukah Anda pengertian dari polimeri,
kriptomeri, dan komplementer?
 Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi
ini, yaitu bisa memahami contoh peristiwa polimeri
pada variasi warna biji gandum, kriptomeri pada
variasi warna bunga Linaria marocana, dan
komplementer pada variasi warna bunga Lathyrus
odoratus.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis:
- gambar peristiwa penyimpangan semu hukum
Mendel polimeri, kriptomeri, dan
komplementer.

Gambar: Peristiwa kriptomeri penyebab variasi bunga


Linaria marocana ungu, merah, dan putih.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 82


Gambar: Peristiwa komplementer penyebab variasi
bunga Lathyrus odoratus putih dan ungu.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan, setelah mengamati gambar variasi
warna bunga akibat kriptomeri dan komplementer
antara lain:
- Apa yang dimaksud penyimpang semu hukum
Mendel kriptomeri?
- Apa yang dimaksud penyimpang semu hukum
Mendel komplementer?
- Bagaimanakah contoh diagram penyilangan
pada kriptomeri?
- Bagaimanakah contoh diagram penyilangan
pada komplementer?
- Bagaimanakah terjadinya variasi warna bunga
Linaria marocana ungu, merah, dan putih?
- Bagaimanakah terjadinya variasi warna bunga
Lathyrus odoratus putih dan ungu?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang
penyimpangan semu hukum Mendel polimeri,
kriptomeri, dan komplementer (halaman 190 –
193).

Pengolahan Data
 Peserta didik setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan rasio fenotipe F2 pada suatu
penyilangan jika terjadi penyimpangan semu
hukum Mendel polimeri, kriptomeri, dan
komplementer.
 Guru mengajak kelompok untuk mendiskusikan:
penyimpangan semu hukum Mendel akibat
interaksi genetik (polimeri, kriptomeri, dan
komplementer).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang penyimpangan semu hukum
Mendel akibat interaksi genetik polimeri, kriptomeri,
dan komplementer.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 83


kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik tentang
penyimpangan semu hukum Mendel akibat
interaksi genetik (polimeri, kriptomeri, dan
komplementer).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang penyimpangan
semu hukum Mendel akibat interaksi genetik
(polimeri, kriptomeri, dan komplementer).
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran hari ini,
dan memberikan penghargaan kepada peserta
didik atau kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berupa
soal-soal penyimpangan semu hukum Mendel
akibat interaksi genetik (polimeri, kriptomeri, dan
komplementer).
 Tindak lanjut: Menjawab fitur kuis bio (halaman
192).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Tautan,
pindah silang, dan gagal berpisah (halaman 194 –
202).

6. Pertemuan ke-6 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang tautan, pindah silang, dan gagal
berpisah.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Pola hereditas apakah yang menyebabkan
terjadinya kombinasi parental dan
kombinasi baru yang dihasilkan dalam
suatu penyilangan?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 84
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis:
- gambar / diagram perkawinan lalat buah
yang menunjukkan nondisjunction,
peristiwa crossing over.

Diagram: Perkawinan lalat buah yang


menunjukkan nondisjunction.

Gambar: Crossing over

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar / diagram peristiwa crossing over,
tautan, perkawinan lalat buah yang
menunjukkan nondisjunction, antara lain:
- Apa yang dimaksud dengan tautan?
- Apa yang dimaksud dengan tautan
autosomal dan tautan seks?
- Apa yang dimaksud dengan crossing over?
- Apa akibatnya jika terjadi pindah silang
antara gen-gen di dalam kromosom?
- Apa yang dimaksud dengan
nondisjunction?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah,
antara lain:
- Apa yang dimaksud dengan tautan, tautan
autosomal, dan tautan seks?
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 85
- Bagaimanakah jumlah gamet yang
dihasilkan, jika terjadi tautan gen?
- Apakah jumlah gamet dihasilkan berjumlah
lebih sedikit jika terjadi tautan?
- Bagaimanakah fenotipe keturunan yang
dihasilkan pada peristiwa tautan?
- Apa yang dimaksud dengan pindah silang
(crossing over)?
- Apakah crossing over dapat terjadi pada
gen-gen yang terletak pada kromosom
homolog maupun kromosom nonhomolog?
- Bagaimanakah fenotipe keturunan yang
dihasilkan pada peristiwa pindah silang
(crossing over)?
- Apa yang dimaksud dengan gagal berpisah
(nondisjunction)?
- Apakah nondisjunction dapat terjadi pada
autosom dan gonosom?
- Apakah nondisjunction dapat
mengakibatkan terjadinya kelainan seperti
sindrom Down, sindrom Klinefelter, dan
sindrom Turner?

 Guru memberikan masalah-masalah yang


berbeda-beda kepada setiap kelompok.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk mencari jawaban permasalahan yang
diberikan oleh guru, dengan kajian literatur
materi tautan, pindah silang, dan gagal
berpisah (halaman 194 – 200).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah (menjawab soal-soal).

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik memberikan jawaban masalah
(soal-soal) dalam bentuk laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep, misalnya kelainan
(sindrom) akibat nondisjunction.

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban
permasalahan.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 86
kesimpulan berkaitan dengan gametogenesis.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
sintesis protein yang telah dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
tautan, pindah silang, dan gagal berpisah.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan tautan, pindah silang, dan
gagal berpisah.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
mengerjakan soal-soal uji kompetensi pola-
pola hereditas (halaman 203 – 207).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Hereditas
pada manusia (halaman 210 – 236).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 5.
Internet dan lingkungan

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi tentang pola-pola hereditas
 Bahan praktikum: Kancing baju/ kancing genetika

3. Alat:
 Komputer/LCD.
 Alat tulis

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Membuat mind map
c. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan istilah gen, alel, genotipe dan fenotipe.
 Jelaskan perbedaan antara backcross dengan testcross.
 Apa yang dimaksud dengan pindah silang ?
 Bagaimana bunyi hukum Mendel I?
 Apa yang dimaksud dengan penyilangan monohibrid?
 Apa yang dimaksud denganpenyimpangan semu hukum Mendel?
 Sebutkan beberapa peristiwa yang termasuk penyimpangan semu hukum
Mendel.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 87


2. Keterampilan
 Praktik di laboratorium: Praktikum penyilangan monohibrid

3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat berdiskusi.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Aspek yang dinilai


Kesesuaian Kontribusi Jumlah
Persiapan
No Nama pelaksanaan dalam Laporan Skor Nilai
alat dan
dengan teman praktikum
bahan
prosedur kelompok
1
2

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI

Aspek yang dinilai


Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, .……………..., ……………..


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ...........................................
NIP................................ NIP.....................................

------------------

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nomor :6
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pembelajaran : Hereditas pada Manusia
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 88


3.7 Menganalisis hereditas pada manusia

4.7 Menyajikan data hereditas pada manusia

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap
1.1.6 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan berkaitan dengan hereditas pada manusia.
1.2.5 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati hereditas pada manusia.
2.1.6 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam melakukan observasi dan
eksperimen tentang variasi sifat, kelainan dan penyakit menurun pada
manusia.

Pengetahuan
3.7.1 Menjelaskan pedigree penyakit menurun hemofilia pada keluarga kerajaan
Inggris.
3.7.2 Menjelaskan kriteria penentuan jenis kelamin (determinasi seks) pada
manusia.
3.7.3 Menghitung angka kemungkinan pemunculan jenis kelamin pada suatu tipe
perkawinan.
3.7.4 Menjelaskan genotipe dan fenotipe golongan darah sistem ABO, MN, dan
rhesus.
3.7.5 Menghitung angka rasio fenotipe golongan darah pada suatu tipe perkawinan.
3.7.6 Mengidentifikasi genotipe dan fenotipe kelainan dan penyakit menurun pada
manusia.
3.7.7 Menghitung rasio fenotipe hasil keturunan dari suatu tipe perkawinan berkaitan
dengan suatu kelainan dan penyakit menurun pada manusia.
3.7.8 Menjelaskan usaha-usaha dalam rangka perbaikan mutu genetik pada
manusia.

Keterampilan
4.7.1 Membuat pedigree sederhana tentang sifat-sifat yang tampak.
4.7.2 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil pengamatan tentang kelainan dan
penyakit menurun pada manusia.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Hereditas pada manusia juga meliputi kelainan dan penyakit genetik
pada manusia. Kelainan dan penyakit genetik pada manusia dapat disebabkan
oleh alel-alel yang tertaut pada kromosom seks (gonosom) maupun kromosom
tubuh (autosom) dan hormon kelamin.

2. Materi Konsep
 Semua sifat pada diri manusia didapatkan dari kedua orangtuanya, meliputi sifat
fisik, fisiologi dan psikologi (kejiwaan).
 Variasi sifat – sifat pada diri manusia dikendalikan oleh gen-gen yang bersifat
dominan atau resesif.
 Genetika manusia dipelajari melalui pedigree, karakter pada anak kembar, dan
hewan penelitian. Dengan menggunakan pedigree , perkawinan dapat diatur
untuk memperbaiki mutu genetik keluarga.
 Penentuan jenis kelamin pada manusia berdasarkan tipe XY

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 89


 Gonosom Y merupakan penentu laki-laki.
 Sistem penggolongan darah berdasarkan keberadaan antigen tertentu dalam
darah, yaitu sistem ABO (golongan darah A, B, AB, dan O), sistem MN
(golongan darah M, N, dan MN), dan sistem rhesus (Rh + DAN Rh -).
 Kelainan dan penyakit genetik pada manusia dapat disebabkan oleh alel yang
tertaut pada kromosom tubuh (autosom), alel yang tertaut pada kromosom
kelamin X atau Y, dan hormon kelamin.

3. Materi Prosedural
 Membuat pedigree tentang sifat-sifat yang tampak

D. Model Pembelajaran: Problem Based Learning (pembelajaran memecahkan


masalah).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi Peserta didik
 Pembelajaran kooperatif
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang hereditas pada manusia.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimana sifat –sifat fisik yang dimiliki
oleh anggota keluarga?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
hereditas manusia, yaitu dapat mengetahui
sifat-sifat menurun seperti warna kulit dan
bentuk hidung.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis:
- gambar peta silsilah tentang penurunan
sifat hemofilia pada kerajaan Inggris,
variasi sifat pada manusia.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 90


Diagram: Pedigree kerajaan Inggris.

Gambar: Variasi sifat pada manusia.

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan, setelah mengamati gambar
pedigree kerajaan Inggris dan variasi sifat pada
manusia.
- Apa yang dimaksud pedigree?
- Bagaimana penurunan sifat hemofilia dalam
diagram pedigree kerajaan Inggris?
- Bagaimana variasi sifat pada manusia?
- Bagaimana cara membuat pedigree untuk
keluarga sendiri?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
- Mengapa menjadikan manusia sebagai
objek penelitian genetika banyak
kendalanya?
- Bagaimana cara mempelajari genetika
manusia?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 91


- Bagaimana sifat hemofilia diturunkan pada
keluarga kerajaan Inggris?
- Bagaimanakah variasi sifat pada manusia?
- Bagaimana cara membuat pedigree?
- Dapatkah Anda membuat contoh pedigree
untuk sifat tertentu keluarga sendiri?
- Bagaimana penentuan sifat jenis kelamin
pada manusia?

 Guru memberikan beberapa soal tentang


hereditas manusia (variasi sifat, pedigree, dan
penentuan jenis kelamin).

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal berbasis masalah
yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur hereditas manusia tentang pedigree,
variasi sifat pada manusia, penentuan jenis
kelamin pada manusia (halaman 211 – 216).
 Kelompok mengerjakan kegiatan tentang
Pedigree tentang sifat-sifat yang tampak
(halaman 214 – 215).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah (menjawab soal-soal).

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal dalam bentuk
laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep variasi sifat pada
manusia, pembuatan pedigree, dan penentuan
seks (jenis kelamin) pada manusia.

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah, misalnya variasi sifat
manusia pada bangsa tertentu seperti warna
rambut, mata, dan kulit.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan hereditas
manusia (variasi sifat pada manusia, pedigree,
dan jenis kelamin).
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
hereditas manusia (variasi sifat pada manusia,
pedigree, dan jenis kelamin) yang telah
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 92
dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik untuk 15’
menyimpulkan kembali tentang konsep
hereditas manusia (variasi sifat pada manusia,
pedigree, dan jenis kelamin).
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan hereditas manusia (variasi
sifat pada manusia, pedigree, dan jenis
kelamin).
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
mencoba membuat pedigree keluarga sendiri
terhadap sifat-sifat tertentu.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Hereditas
manusia subtopik golongan darah (halaman
217 – 223).

2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang golongan darah.
 Memotivasi: Guru menanyakan kepada
peserta didik, antara lain “Bagaimanakah jenis
golongan darah dalam keluarga Anda?
Adakah anggota keluarga yang memiliki
golongan darah yang sama?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis:
- diagram perkawinan pada sifat golongan
darah sistem ABO.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 93


Orientasi peserta didik pada masalah
(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan setelah mengamati
diagram perkawinan pada sifat golongan darah
sistem ABO.
- Bagaimana penurunan sifat golongan
darah?
- Bagaimana genotipe golongan darah A, B,
AB, dan O?
- Mengapa pasangan golongan darah A
dengan B bisa menurunkan anak dengan
semua jenis golongan darah A, B, AB, dan
O?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah,
antara lain:
- Bagaimana penurunan sifat golongan darah
sistem ABO, sistem rhesus, dan sistem MN
pada suatu tipe perkawinan?
- Bagaimanakah golongan darah anak-
anaknya dari suatu perkawinan A dengan
A?
- Bagaimanakah golongan darah anak-
anaknya dari suatu perkawinan A dengan
O?
- Bagaimanakah golongan darah anak-
anaknya dari suatu perkawinan A dengan
AB?
- Bagaimanakah golongan darah anak-
anaknya dari suatu perkawinan B dengan
AB?
- Bagaimanakah golongan darah anak-

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 94


anaknya dari suatu perkawinan AB dengan
AB?
- Tipe perkawinan manakah yang dapat
melahirkan bayi eritroblastosis fetalis dalam
golongan darah sistem rhesus?

 Guru memberikan beberapa soal tentang


golongan darah sistem ABO, MN, dan rhesus.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal berbasis masalah
yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur golongan darah sistem ABO, MN, dan
rhesus (halaman 217 – 223).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah (menjawab soal-soal).

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal dalam
bentuk laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep, misalnya pembuatan
pedigree untuk golongan darah sistem ABO.

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah terutama hereditas
dalam masyarakat, seperti kasus bayi tertukar
yang dapat dicari solusinya melalui pewarisan
golongan darah; terlahirnya bayi eritroblastosis
fetalis dalam golongan darah sistem rhesus.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan hereditas
manusia golongan darah.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
hereditas manusia golongan darah yang telah
dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
hereditas manusia golongan darah sistem
ABO, MN, dan rhesus.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 95


 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan hereditas manusia golongan
darah.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
menjawab fitur kuis bio (halaman 219) dan
diskusi (halaman 223).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Hereditas
manusia subtopik kelainan dan penyakit
genetik pada manusia oleh alel yang tertaut
pada autosom (halaman 223 – 229).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang kelainan dan penyakit genetik
pada manusia.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Kelainan dan penyakit menurun apakah
yang banyak dijumpai di masyarakat
Indonesia?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
kelainan dan penyakit genetik pada
manusia, yaitu dapat mencegah
pemunculan kelainan dan penyakit genetik
melalui tipe-tipe perkawinan.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati
dan menganalisis: gambar kelainan dan penyakit
menurun oleh alel yang tertaut pada autosom.
.

Gambar: Albino

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 96


Gambar: Polidaktili

Gambar: Progeria.

Gambar: Akondroplasia.

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar kelainan dan penyakit menurun oleh
alel yang tertaut pada autosom, antara lain:
- Apakah kelainan dan penyakit menurun
bisa disembuhkan?
- Bagaimana cara menghindari munculnya
penyakit menurun?
- Jenis kelainan/penyakit menurun apa saja
yang disebabkan oleh alel yang tertaut
pada autosom?
- Bagaimana ciri-ciri fenotipe dan genotipe
kelainan albino?
- Bagaimana ciri-ciri fenotipe dan genotipe
kelainan progeria?
- Bagaimana ciri-ciri fenotipe dan genotipe
kelainan akondroplasia?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
- Bagaimanakah cara menghindari kelainan
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 97
dan penyakit keturunan?
- Apakah kelainan dan penyakit menurun
bisa disembuhkan?
- Bagaimana cara menghindari munculnya
penyakit menurun?
- Jenis kelainan/ penyakit menurun apakah
yang disebabkan oleh alel tertaut pada
autosom?
- Bagaimanakah ciri-ciri fenotipe dan
genotipe kelainan dan penyakit keturunan
polidaktili, sindaktili, talasemia, huntington,
progeria, akondroplasia, tilosis, sindrom
Marfan, dan hipertensi?

 Guru memberikan soal-soal/ permasalahan/


kasus tentang kelainan dan penyakit menurun
pada manusia yang disebabkan oleh alel
tertaut pada autosom.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal/ permasalahan/
kasus yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur kelainan dan penyakit menurun
manusia yang disebabkan oleh alel tertaut
pada autosom (halaman 223 – 229).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah/ membahas kasus/
menjawab soal-soal.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal/
pembahasan kasus dan masalah dalam bentuk
laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep tentang kelainan
yang sering ditemukan di masyarakat,
misalnya gangguan mental, siklemia,
hipertensi, dan cebol (akondroplasia).

Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah tentang kasus-kasus
penyakit dan kelainan menurun yang
disebabkan oleh alel yang tertaut pada
autosom.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 98


 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan penyakit dan
kelainan menurun yang disebabkan oleh alel
yang tertaut pada autosom.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
kelainan dan penyakit menurun yang telah
dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
penyakit dan kelainan menurun yang
disebabkan oleh alel yang tertaut pada
autosom.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan penyakit dan kelainan
menurun yang disebabkan oleh alel yang
tertaut pada autosom.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
melakukan tugas mandiri mencari informasi
tentang kelainan dan penyakit menurun lainnya
dari internet/ media (halaman 235).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Kelainan
dan penyakit menurun oleh alel yang tertaut
pada kromosom kelamin.

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang kelainan dan penyakit genetik
pada manusia yang disebabkan oleh alel
tertaut pada kromosom kelamin atau yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Kelainan dan penyakit menurun apakah
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin?
- Bagaimana memperbaiki mutu genetik
pada manusia?
 Guru mengajak peserta didik untuk
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 99
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis: gambar
kelainan dan penyakit genetik pada manusia
yang disebabkan oleh alel tertaut pada
kromosom kelamin atau yang dipengaruhi
oleh jenis kelamin.

Gambar: Tes Buta warna

Gambar: Hemofilia.

Gambar: Hypertrichosis.

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, setelah mengamati
gambar kelainan dan penyakit genetik pada
manusia.
- Apa yang dimaksud penyakit hemofilia?
- Bagaimanakah ciri-ciri genotipe dan
fenotipe hemofilia?
- Bagaimana ciri-ciri kelainan buta warna?
- Bagaimana cara menghindari munculnya
buta warna dan hemofilia?

Mengorganisasikan peserta didik

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 100


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
- Apakah terdapat penyakit menurun yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin?
- Kelainan dan penyakit apakah yang
bersifat menurun dan dipengaruhi oleh
jenis kelamin atau disebabkan oleh alel
yang tertaut pada kromosom kelamin?
- Bagaimanakah ciri-ciri fenotipe dan
genotipe kelainan dan penyakit keturunan,
hemofilia, buta warna, dan hypertrichosis?
- Bagaimanakah ciri-ciri genotipe dan
fenotipe kelainan yang dipengaruhi hormon
kelamin misalnya kebotakan?
- Bagaimanakah cara menghindari kelainan
dan penyakit keturunan yang dipengaruhi
oleh jenis kelamin?
- Bagaimana cara memperbaiki mutu genetik
pada manusia?

 Guru memberikan soal-soal/ permasalahan/


kasus tentang kelainan dan penyakit menurun
pada manusia yang dipengaruhi oleh jenis
kelamin atau disebabkan oleh alel yang tertaut
pada kromosom kelamin.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal/ permasalahan/
kasus yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur kelainan dan penyakit menurun pada
manusia yang disebabkan oleh alel tertaut
kromosom kelamin (halaman 230 – 234); dan
cara memperbaiki mutu genetik pada manusia.
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah/ membahas kasus/
menjawab soal-soal.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal/
pembahasan kasus dan masalah dalam bentuk
laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep, yaitu tentang cara
memperbaiki mutu genetik pada manusia.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 101


Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah terutama kasus-kasus
penyakit dan kelainan menurun yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin, seperti kasus
buta warna, hemofilia, hypertrichosis, dan
kebotakan.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan kelainan dan
penyakit menurun pada manusia yang
disebabkan oleh alel tertaut kromosom kelamin
atau dipengaruhi oleh jenis kelamin.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
kelainan dan penyakit menurun yang telah
dipelajarinya.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
kelainan dan penyakit menurun pada manusia
yang disebabkan oleh alel tertaut kromosom
kelamin atau dipengaruhi oleh jenis kelamin.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan kelainan dan penyakit
menurun pada manusia yang disebabkan oleh
alel tertaut kromosom kelamin atau
dipengaruhi oleh jenis kelamin.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu untuk
menjawab soal-soal uji kompetensi (halaman
236 – 239).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Mutasi
(halaman 247 – 312).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 6.
Lingkungan dan Internet

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar tentang hereditas pad manusia

3. Alat:
 Komputer/LCD.
 Kertas karton, pensil warna, pensil.

H. Penilaian

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 102


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan kelainan yang disebabkan oleh alel resesif autosomal.
 Apa yang dimaksud dengan galaktosemia?
 Siapa yang menemukan penggolongan darah dengan sistem ABO?
 Apa yang dimaksud dengan pedigree?
 Jelaskan manfaat pembuatan pedigree?
 Jika ayah bergolongan darah A sedangkan ibu bergolongan darah B,
bagaimanakah golongan darah anak-anaknya?

2. Keterampilan
 Membuat pedigree tentang sifat-sifat yang tampak seperti warna kulit,
postur tubuh, bentuk cuping telinga, atau golongan darah.

3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat berdikusi.

INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK

Indikator :Membuat pedigree sederhana tentang sifat-sifat yang tampak.


Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Pedigree tentang sifat-sifat yang tampak
Tanggal Penilaian :……………
Kelas :……………

Aspek yang dinilai Jumlah


No Nama Kesesuaian isi Skor Nilai
kerapihan kreativitas
materi
1
2
Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI

Aspek yang dinilai


Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, .……………..., ……………..


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ...........................................

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 103


NIP................................ NIP.....................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :7
Kelas / Semester : XII / 2
Materi Pembelajaran : Mutasi
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.8 Menganalisis peristiwa mutasi

4.8 Menyajikan data proses mutasi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap
1.1.7 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan berkaitan dengan mutasi, dampak dan manfaatnya.
1.2.6 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati mutasi yang terjadi di alam.
2.1.7 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab , dan peduli dalam melakukan observasi yang
berkaitan dengan mutasi.
2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan
dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar berkaitan dengan
mutasi.

Pengetahuan
3.8.1 Menjelaskan pengertian mutasi dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.2 Menjelaskan jenis mutasi tingkat gen akibat perubahan jumlah basa nitrogen
dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.3 Menjelaskan perbedaan duplikasi, adisi, insersi, dan delesi pada mutasi tingkat
gen dengan menggunakan diagram dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.4 Menjelaskan jenis mutasi tingkat gen akibat perubahan jenis basa nitrogen
dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.5 Menjelaskan perbedaan urutan jenis asam amino penyusun hemoglobin
normal dengan hemoglobin penderita siklemia akibat mutasi gen dengan benar
berdasarkan kajian literatur.
3.8.6 Membedakan jenis mutasi kromosom delesi, duplikasi, inversi, translokasi dan
katenasi dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.7 Menjelaskan perbedaan mutasi akibat perubahan jumah kromosom euploid
dengan aneuploid dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.8 Menggambar diagram euploid dan aneuploid dengan benar berdasarkan kajian
literatur.
3.8.9 Membedakan autopoliploid dengan alopoliploid dengan benar berdasarkan
kajian literatur.
3.8.10 Menuliskan rumus nulisomi, monosomi, trisomi, dan tetrasomi dengan benar
berdasarkan kajian literatur.
3.8.11 Menyebutkan contoh mutagen kimia, mutagen fisika dan mutagen biologi
dengan benar berdasarkan kajian literatur.
3.8.12 Menjelaskan klasifikasi mutasi dengan benar berdasarkan kajian literatur.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 104


3.8.13 Menyebutkan contoh kelainan pada manusia akibat mutasi dengan benar
berdasarkan kajian literatur.
3.8.14 Menjelaskan mutasi dalam mekanisme proses evolusi dengan benar
berdasarkan kajian literatur.
3.8.15 Menuliskan kata kata dalam word square berkaitan dengan mutagen dengan
benar berdasarkan kajian literatur.

Keterampilan
4.8.1 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil simulasi berkaitan dengan mutasi
tingkat gen dan kromosom dengan benar berdasarkan prosedur.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Perubahan materi genetik dapat terjadi secara alami yang
menyebabkan berbagai jenis organisme pada tingkat sel maupun individu yang
memiliki sifat yang abnormal. Perubahan materi genetik tersebut dikenal sebagai
peristiwa mutasi.

2. Materi Konsep
 Mutasi adalah peristiwa perubahan materi genetik kromosom atau DNA di
dalam inti sel.
 Adanya perubahan materi genetik menyebabkan perubahan sifat pada tingkat
sel maupun tingkat individu.
 Berdasarkan tingkatan terjadinya, mutasi dibedakan menjadi dua macam yaitu
mutasi tingkat gen dan mutasi tingkat kromosom.
 Mutasi tingkat gen dapat terjadi akibat perubahan jumlah basa nitrogen
(duplikasi/penggandaan, adisi/penambahan, insersi/penyisipan, dan
delesi/pengurangan), perubahan macam basa nitrogen (substitusi transisi dan
substitusi transverse), perubahan letak urutan basa nitrogen pada rantai
nukleotida (transposisi).
 Mutasi tingkat kromosom dapat terjadi akibat perubahan struktur kromosom
(delesi, duplikasi, inverse, translokasi, dan katenasi) dan perubahan jumlah
kromosom (Euploid dan aneuploid).
 Kelainan pada manusia akibat mutasi adalah sindrom Klinefelter, sindrom
Turner, sindrom tripel X, sindrom Jacob, sindrom Y, hermafrodit, sindrom cri du
chat, sindrom Patau, sindrom Edward, sindrom Down, dan sindrom Wolf.

3. Materi Prinsip
 Mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik janin dapat menyebabkan teratogen
(cacat sejak lahir).

4. Materi Prosedural
 Mengetahui bahan bahan penyebab mutasi menggunakan word square

D. Model Pembelajaran: Discovery learning (penemuan) non-eksperimen.

E. Metode Pembelajaran
 Diskusi
 Pembelajaran kooperatif
 Praktikum
 Kuis
 Mind map

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 105


F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang pengertian mutasi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik: Pernahkah Anda mengonsumsi
buah semangka tanpa biji?
Bagaimanakah membuat buah
semangka tanpa biji?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
mutasi, yaitu kita menjadi tahu bahwa
di alam tempat kita hidup terdapat zat-
zat penyebab mutasi. Mutasi ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang
merugikan.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang mutasi.

Gambar: Semangka dan jeruk tanpa biji

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 106


Gambar: Domba ancon.

Gambar: Siklemia akibat mutasi.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar peristiwa mutasi.
- Apa yang dimaksud dengan mutasi?
- Apa yang menyebabkan terjadinya
mutasi?
- Apakah mutasi bersifat merugikan?
- Adakah mutasi yang menguntungkan?
- Apakah buah semangka tanpa biji
akibat mutasi materi genetik?
- Bagaimana terjadinya domba ancon?
- Bagaimana terjadinya mutasi?
- Jenis mutasi apakah yang
menyebabkan siklemia?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang mutasi subtopik pengertian mutasi
dan jenis mutasi tingkat gen (halaman 251
– 255).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan:
- Peristiwa mutasi tingkat gen akibat
perubahan jumlah basa nitrogen
(misalnya duplikasi, adisi, insersi,
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 107
delesi).
- Peristiwa mutasi tingkat gen akibat
perubahan jenis basa nitrogen
(misalnya substitusi transisi, substitusi
transversi).
- Peristiwa mutasi tingkat gen akibat
perubahan letak urutan basa nitrogen
(transposisi).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang jenis mutasi tingkat
gen.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang pengertian mutasi
dan jenis mutasi tingkat gen.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang
pengertian mutasi dan jenis mutasi tingkat
gen.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian mutasi dan
jenis mutasi tingkat gen.
 Tindak lanjut: Penugasan individu
menjawab fitur kuis bio (halaman 253).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
subtopik mutasi tingkat kromosom
(halaman 255 – 261). Melakukan kegiatan
mutasi gen dan mutasi kromosom. Peserta
didik membawa clipboard, plastisin, pisau
cutter dan gunting untuk membuat simulasi
jenis-jenis mutasi (halaman 262).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 108


2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang mutasi tingkat
kromosom.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik: Apakah perbedaan mutasi
tingkat gen dengan mutasi tingkat
kromosom? Bagaimanakah dampak
yang ditimbulkan akibat mutasi tingkat
kromosom?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang mutasi tingkat kromosom.

Gambar: Sindrom cri du chat akibat mutasi


tingkat kromosom.

Gambar: Gandum roti aloheksaploid (Triticum

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 109


aestivum).

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar contoh mutasi tingkat kromosom.
- Apa yang dimaksud dengan mutasi
tingkat kromosom?
- Bagimanakah terjadinya mutasi tingkat
kromosom?
- Apa yang menyebabkan sindrom cri du
chat?
- Apakah ciri-ciri sindrom cri du chat?
- Apakah gandum roti aloheksaploid
(Triticum aestivum) merupakan hasil
dari mutasi tingkat kromosom?
- Bagaimana ciri-ciri gandum roti
aloheksaploid (Triticum aestivum)?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang mutasi mutasi tingkat kromosom
(halaman 255 – 261).

Pengolahan Data
 Kelompok diminta untuk melakukan
kegiatan 7.1 bermain simulasi tentang
mutasi gen dan mutasi kromosom
(halaman 262).
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan:
- Peristiwa mutasi tingkat gen seperti
perubahan jumlah basa nitrogen akibat
duplikasi, adisi, insersi, delesi ).
- Peristiwa mutasi tingkat kromosom
seperti perubahan struktur kromosom
akibat delesi, duplikasi, inversi,
translokasi, katenasi kromosom.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang perbedaan mutasi
tingkat gen dengan mutasi tingkat
kromosom; jenis mutasi tingkat kromosom;
contoh kelainan akibat mutasi kromosom.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 110
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep. Kelompok bisa
menunjukkan hasil simulasi tentang
pengertian mutasi kromosom, berbagai
jenis mutasi tingkat gen dan mutasi tingkat
kromosom. Kelompok lainnya menebak/
menjawab jenis mutasi yang terjadi.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang berbagai jenis mutasi
tingkat kromosom.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
pengertian mutasi tingkat kromosom,
berbagai jenis mutasi tingkat kromosom,
dan contoh kelainan akibat mutasi
kromosom.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian mutasi
tingkat kromosom, berbagai jenis mutasi
tingkat kromosom, dan contoh kelainan
akibat mutasi kromosom.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok
membuat laporan tertulis tentang kegiatan
mutasi gen dan mutasi kromosom
(halaman 262).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Penyebab mutasi (mutagen) dan klasifikasi
mutasi (halaman 263 – 268).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 111


bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang zat penyebab mutasi
(mutagen).
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Apakah di alam tempat kita hidup
terdapat mutagen?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
mutagen, yaitu agar kita senantiasa
melindungi tubuh dari pengaruh
mutagen yang terdapat di alam sekitar
atau yang terkandung dalam makanan.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang mutagen-mutagen di lingkungan.

Gambar: Contoh mutagen.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar kelainan akibat mutasi.
- Apa yang dimaksud dengan mutagen?
- Bagaimana klasifikasi mutagen?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 112


- Selain virus adakah mutagen biologi
lainnya?
- Apa saja yang merupakan mutagen
kimia?
- Apa saja yang merupakan mutagen
fisika?
- Mengapa sinar matahari menyebabkan
mutasi?
- Bagaimana cara menjaga tubuh agar
tidak terkena mutagen?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang mutasi subtopik mutagen dan
klasifikasi mutasi (halaman 263 – 268).

Pengolahan Data
 Kelompok diminta untuk melakukan
kegiatan 7.2 menemukan berbagai jenis
mutagen pada word square (halaman 265),
dan menuliskan hasilnya ke dalam tabel.
 Setiap kelompok menjawab pertanyaan
pada lembar kegiatan (halaman 266).
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: mutagen dan klasifikasi
mutasi.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang mutagen dan
klasifikasi mutasi.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep. Kelompok bisa
menunjukkan hasil penemuan berbagai jenis
mutagen pada word square.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan peserta
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 113
didik tentang mutagen dan klasifikasi
mutasi.
 Guru menghimbau kepada peserta didik
untuk berhati-hati dan waspada terhadap
radiasi di sekitar lingkungan (bio suplemen
halaman 272).
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
mutagen dan klasifikasi mutasi.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan
kepada peserta didik atau kelompok yang
berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan mutagen dan klasifikasi
mutasi.
 Tindak lanjut: Menjawab fitur diskusi tentang
mutagen (halaman 265).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Kelainan pada manusia akibat mutasi
(halaman 268 – 272).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang kelainan-kelainan
akibat mutasi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik: Bagaimanakah akibatnya jika
tubuh kita terkena mutagen?
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang kelainan pada manusia akibat
mutasi.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 114


Gambar: Manusia akar.

Gambar: Sindrom Klinefelter dan sindrom


Patau.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar kelainan akibat mutasi.
- Apakah mutasi dapat menyebabkan
penyakit pada manusia?
- Jenis kelainan apakah yang
disebabkan oleh mutagen?
- Apa yang menyebabkan terjadinya
kelainan “manusia akar”?
- Peristiwa mutasi apakah yang
menyebabkan sindrom Klinefelter dan
sindrom Patau?
- Bagaimanakah ciri-ciri sindrom
Klinefelter dan sindrom Patau akibat
mutasi?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang mutasi subtopik kelainan akibat
mutasi, dan mutasi dalam mekanisme
evolusi (halaman 268 – 273).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: contoh-contoh kelainan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 115


akibat mutasi, dan mutasi dalam
mekanisme evolusi.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang kelainan akibat
mutasi, dan mutasi dalam mekanisme
evolusi.
 Setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya, dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang kelainan akibat
mutasi, dan mutasi dalam mekanisme
evolusi.
 Guru menghimbau kepada peserta didik
untuk menjaga tubuh agar tidak
mengalami penyakit atau kelainan akibat
mutasi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
kelainan akibat mutasi, dan mutasi dalam
mekanisme evolusi.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan kelainan akibat mutasi,
dan mutasi dalam mekanisme evolusi.
 Tindak lanjut: Penugasan individu
menjawab soal-soal uji kompetensi
(halaman 273 - 277).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Evolusi (halaman 278 – 312).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 7.
Internet dan lingkungan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 116


2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi tentang mutasi

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Mind Map
c. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan ciri-ciri mutan sindrom Wolf.
 Bagaimanakah cara membuat tanaman buah-buhan poliploid?
 Jelaskan perbedaan autopoliploid dengan alopoliploid.
 Tuliskan rumus monosomi.
 Tuliskan masing-masing 3 contoh mutagen yang merupakan mutagen
kimia, mutagen fisika, dan mutagen biologi.
 Adakah hubungan antara peristiwa mutasi dengan proses evolusi
organisme?

2. Keterampilan
 Pelaporan secara lisan dan tulisan hasil penemuan berbagai jenis mutagen
pada word square

3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat berdiskusi

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PELAPORAN SECARA TERTULIS

Indikator : Melaporkan secara tertulis hasil simulasi berkaitan dengan mutasi tingkat
gen dan kromosom.
Judul kegiatan : Mutasi gen dan kromosom
Tanggal Penilaian :……………………….
Kelas :………………………
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Kebenaran Kelengkapan Sistematika Tatabahas Skor
konsep gagasan penulisan a
1
2

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI

Aspek yang dinilai


Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 117


Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, .……………..., ……………..


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ...........................................
NIP................................ NIP.....................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :8
Kelas / Semester : XII / 2
Materi Pembelajaran : Evolusi
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan baru
mengenai pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi literatur.

4.9 Mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai pandangan mengenai evolusi


makhluk hidup dan menciptakan gagasan baru tentang kemungkinan-
kemungkinan teori evolusi berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap
1.1.8 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang struktur dan fungsi DNA, gen, dan kromosom dalam
pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses pada makhluk hidup
dan proses evolusi.
1.2.7 Mengubah perilakunya untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati proses evolusi.
2.1.8 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam melakukan observasi yang berkaitan
dengan evolusi.

Pengetahuan
3.9.1 Menjelaskan pengertian evolusi.
3.9.2 Mendeskripsikan jenis-jenis evolusi.
3.9.3 Menjelaskan perkembangan pemikiran evolusi sebelum teori Darwin.
3.9.4 Menjelaskan perjalanan Darwin dalam penemuan teori evolusi.
3.9.5 Menjelaskan teori evolusi Darwin.
3.9.6 Menjelaskan perbandingan antara teori evolusi Lamarck, Weismann, dan
Darwin.
3.9.7 Menjelaskan fenomena-fenomena berkaitan dengan teori evolusi, seperti
adaptasi dan seleksi alam.
3.9.8 Mendeskripsikan petunjuk adanya evolusi, misalnya fosil, perbandingan
anatomi dan embriologi, dan peristiwa domestikasi.
3.9.9 Menjelaskan proses evolusi kuda dengan menggunakan gambar.
3.9.10 Memberikan contoh-contoh homologi dan analogi.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 118


3.9.11 Menganalisis pohon filogenetik makhluk hidup yang menunjukkan hubungan
evolusi.
3.9.12 Menjelaskan peranan variasi genetik akibat rekombinasi gen dan mutasi gen
terhadap mekanisme evolusi.
3.9.13 Menjelaskan hukum Hardy-Weinberg.
3.9.14 Menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi.
3.9.15 Menjelaskan faktor penyebab perubahan kesetimbangan frekuensi alel dan
genotipe dalam populasi.
3.9.16 Menjelaskan mekanisme terbentuknya spesies baru (spesiasi).

Keterampilan
4.9.1 Membuat karya tulis (makalah) tentang pandangan kontroversi teori
perancangan cerdas (intelligent design) terhadap teori evolusi Darwin untuk
dipresentasikan.
4.9.2 Membuktikan adanya seleksi alam melalui eksperimen adaptasi dan seleksi.
4.9.3 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil eksperimen adaptasi dan seleksi.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang sangat
lama. Berdasarkan jumlah spesies yang berevolusi dan dihasilkan, evolusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu evolusi divergensi dan konvergensi. Evolusi
duvergensi merupakan evolusi yang diawali dari satu spesies kemudian
menghasilkan banyak spesies baru.

Contoh evolusi divergen

Liatrus spicata Echinacea purpurea

Pemikiran mengenai evolusi sebenarnya sudah muncul sejak dahulu. Salah satunya
adalah Charles Robert Darwin. Darwin melakukan pelayaran dengan kapal HMS
Beagle. Selain Charles Darwin, ilmuwan lainnya juga berpendapat tentang teori
evolusi, yaitu Jean Baptiste Lamarck.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 119


Perbandingan proses evolusi jerapah menurut Darwin dan Lamarck

2. Materi Konsep
 Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama.
Waktu proses evolusi sangat lama, yaitu, ratusan, ribuan hingga jutaan tahun.
 Evolusi dapat dibedakan menjadi evolusi kosmik (evolusi universe) dan evolusi
organik (evolusi makhluk hidup), mikroevolusi dan makroevolusi (evolusi
transpesifik), evolusi progresif dan evolusi regresif, sereta evolusi divergensi
dan evolusi konvergensi.
 Alam merupakan lingkungan yang selalu menyeleksi organisme yang hidup di
dalamnya.
 Petunjuk-petunjuk adanya evolusi, yaitu fosil, anatomi perbandingan,
embriologi perbandingan, organ tubuh yang tersisa pada organisme,
perbandingan fisiologi, perbandingan biokimia dan peristiwa domestikasi.
 Hukum Hardy-Weinberg adalah frekuensi alel dan prekuensi genotipe dalam
suatu populasi dari generasi ke generasi berikutnya akan selalu tetap (konstan)
pada kondisi tertentu.
 Faktor penyebab perubahan frekuensi alel atau genotipe adalah hanyutan
(genetik drift), aliran gen (gene flow), mutasi, perkawinan yang tidak acak dan
seleksi alam.

3. Materi Prosedural
 Membuat karya tulis (makalah) tentang pandangan kontroversi teori
perancangan cerdas (intelligent design) terhadap teori evolusi Darwin.

D. Model Pembelajaran: Discovery learning (penemuan) non-eksperimen dan


eksperimen, serta Problem Based Learning (pembelajaran memecahkan masalah).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi Peserta didik
 Diskusi
 Pembelajaran kooperatif
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 120


non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang evolusi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Cobalah perhatikan hewan primata seperti
gibon, orangutan, gorila, dan simpanse,
dapatkah Anda menjelaskan persamaan
ciri-ciri yang dimilikinya? Dengan adanya
persamaan ciri-ciri yang dimilikinya,
mungkinkah beberapa organisme tersebut
mempunyai asal mula yang sama?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
evolusi, yaitu kita mengkaji informasi dari
beberapa para ahli tentang asal-usul
makhluk hidup yang beranekaragam.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang variasi bentuk paruh burung; serta
persamaan dan perbedaan kelompok Primata.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 121


Gambar: Variasi bentuk paruh burung finch
(emprit).

Gambar: Kelompok Primata yang memiliki


persamaan dan perbedaan ciri-ciri.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar variasi bentuk paruh burung; serta
persamaan dan perbedaan kelompok Primata:
- Apa yang dimaksud dengan evolusi?
- Apa semua makhluk hidup mengalami
evolusi?
- Bagaimana terjadinya bentuk paruh burung
yang beranekaragam?
- Apakah bentuk paruh burung
menyesuaikan dengan makanannya?
- Apakah keanekaragaman golongan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 122


Primata merupakan hasil evolusi?
- Apakah manusia juga mengalami evolusi?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti tentang
evolusi subtopik pengertian evolusi, teori-teori
evolusi dari para ahli (halaman 282 – 290).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan:
- Perkembangan teori evolusi sebelum
Darwin.
- Perbandingan beberapa teori evolusi,
antara lain menurut Darwin, Lamarck, dan
Weisman.
 Kelompok diminta untuk mempelajari peta
jalur pelayaran Darwin, dan gambar
perbandingan proses evolusi jerapah menurut
Lamarck dan Darwin.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang perbandingan beberapa
teori evolusi.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep teori-teori evolusi.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang teori-teori evolusi, juga teori
perancangan cerdas (intelligent design) yang
menentang teori evolusi Darwin.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
pengertian evolusi dan teori-teori evolusi.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 123
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian evolusi dan teori-
teori evolusi.
 Tindak lanjut: Penugasan individu melakukan
tugas mandiri membuat makalah tentang
pandangan pro dan kontra terhadap teori
evolusi Darwin (halaman 311).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: subtopik
Fenomena yang berkaitan dengan teori
evolusi (halaman 290 – 300). Melakukan
praktik kegiatan 8.1 Adaptasi dan Seleksi,
kelompok membawa bahan berupa kertas
berwarna daun, dan bunga.

2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) eksperimen (menit)
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang fenomena berkaitan
dengan teori evolusi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Apa yang Anda ketahui tentang adaptasi
dan seleksi alam?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
fenomena evolusi, yaitu kita mengenal
kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan
bumi dengan berbagai makhluk hidup
ciptaanNya, namun masih banyak
kejadian-kejadian yang belum dapat
diungkap oleh manusia.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ film
video tentang fenomena evolusi, antara lain
peristiwa adaptasi dan seleksi alam.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 124


Gambar: Adaptasi evolusioner kuda laut yang
hidup pada ganggang laut.

Gambar: Ngengat Biston betularia hinggap di


pohon.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/ film video tentang fenomena evolusi,
antara lain peristiwa adaptasi dan seleksi
alam, penemuan fosil, atau homologi.
- Apa hubungan antara adaptasi makhluk
hidup dengan seleksi alam?
- Apa tujuan makhluk hidup melakukan
adapatasi terhadap lingkungannya seperti
yang tampak pada gambar kuda laut yang
hidup pada ganggang?
- Apa semua makhluk hidup mengalami
adaptasi?
- Bagaimana adaptasi ngengat Biston
betularia?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti tentang
evolusi subtopik fenomena yang berkaitan
dengan teori evolusi (halaman 290 – 300).
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang adaptasi dan seleksi
(halaman 292 – 293), dan diberi kesempatan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 125


untuk menanya jika kurang paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang
benar, dan tidak merusak rumput yang tumbuh
di lapangan tempat kegiatan.
 Kelompok melakukan praktikum di lapangan
rumput, yaitu kegiatan 8.1 tentang adaptasi
dan seleksi (halaman 292 – 293).
 Peserta didik mencatat data-data hasil
pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Pengolahan Data
 Peserta didik mengolah data hasil
pengamatan dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja (halaman 293).
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: fenomena yang berkaitan
dengan teori evolusi.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
hasil praktikum dengan teori pada buku
sumber, untuk membuktikan adanya peristiwa
seleksi alam.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.
 Guru bersama peserta didik membahas
jawaban pertanyaan pada lembar kegiatan
(halaman 293).

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang fenomena yang berkaitan dengan teori
evolusi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
fenomena yang berkaitan dengan teori
evolusi.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 126
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan fenomena yang berkaitan
dengan teori evolusi.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum adaptasi
dan seleksi.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Evolusi
subtopik Petunjuk adanya evolusi (halaman
295 – 300).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) non- (menit)
eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang petunjuk adanya
evolusi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Apa yang Anda ketahui tentang fosil
sebagai petunjuk adanya evolusi?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
petunjuk evolusi, yaitu kita mengenal
dugaan perkembangan makhluk hidup
masa lampau.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ film
penemuan fosil, atau homologi.

Gambar: Fosil Archaeopteryx

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 127


Gambar: Evolusi kuda.

Gambar: Homologi.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/ film video tentang penemuan fosil,
atau homologi.
- Apa yang dimaksud fosil?
- Bagaimana bisa terbentuk fosil?
- Bagaimana fosil menggambarkan
perkembangan makhluk hidup masa
lampau?
- Selain fosil, adakah petunjuk adanya
evolusi yang lainnya?
- Apa yang dimaksud homologi?
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 128
Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang evolusi subtopik petunjuk adanya
evolusi (halaman 295 – 300).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: petunjuk adanya evolusi.
 Kelompok diminta untuk mempelajari
gambar evolusi kuda (halaman 297),
homologi dan analogi (298), dan
perbandingan embriologi (halaman 299).

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk membahas petunjuk-
petunjuk adanya evolusi.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan peserta
didik tentang petunjuk adanya evolusi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
petunjuk adanya evolusi.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan
kepada peserta didik atau kelompok yang
berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan petunjuk adanya evolusi.
 Tindak lanjut: Mempelajari bio suplemen
dan mencari sumber lainnya dari internet
tentang materi “Kemungkinan pencarian
DNA di dalam fosil”.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 129


 Rencana pembelajaran selanjutnya: Evolusi
subtopik Mekanisme evolusi (halaman 300
– 302).

4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) non- (menit)
eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang mekanisme evolusi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimana terbentuknya variasi genetik
dalam populasi? Apakah rekombinasi
gen dalam perkawinan generatif dan
mutasi dapat menyebabkan terjadinya
variasi genetik yang akan mengarah
terjadinya evolusi?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
mekanisme evolusi, yaitu peserta didik
dapat memahami kemungkinan
terbentuknya spesies-spesies baru di
bumi.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru menyampaikan:
- Rekombinasi gen pada perkawinan
generatif dan mutasi gen
menyebabkan terbentuknya variasi
genetik.
- Hukum Hardy-Wenberg: Bahwa
frekuensi alel dan frekuensi genotipe
dalam suatu populasi dari generasi ke
generasi berikutnya akan selalu
konstan pada kondisi tertentu.

Identifikasi Masalah
- Bagaimanakah akibat dari mutasi gen
terhadap kelestarian suatu spesies,
bersifat menguntungkan atau

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 130


merugikan?
- Apa yang dimaksud dengan kondisi
tertentu pada hukum Hardy-Weinberg?
- Apakah frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi dapat
berubah?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang evolusi subtopik mekanisme evolusi
(halaman 300 – 301); angka laju mutasi, dan
hukum Hardy-Weinberg (halaman 303).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: mekanisme evolusi, angka
laju mutasi, dan hukum Hardy-Weinberg.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk membahas mekanisme
evolusi, angka laju mutasi, dan hukum
Hardy-Weinberg.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan peserta
didik tentang mekanisme evolusi, angka laju
mutasi, dan hukum Hardy-Weinberg.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
mekanisme evolusi, angka laju mutasi, dan
hukum Hardy-Weinberg.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan
kepada peserta didik atau kelompok yang
berkinerja sangat baik.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 131


 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
soal-soal tentang mekanisme evolusi, angka
laju mutasi, dan hukum Hardy-Weinberg.
 Tindak lanjut: Mengerjakan soal-soal
perhitungan angka laju mutasi.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Evolusi subtopik penerapan hukum Hardy-
Weinberg pada penghitungan frekuensi
genotipe dalam populasi untuk sifat albino,
buta warna, perasa pahitnya kertas PTC,
dan golongan darah (halaman 303 – 306).

5. Pertemuan ke-5 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Problem Waktu


Pembelajaran Based Learning (Pemecahan Masalah) (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang penerapan hukum Hardy-
Weinberg pada penghitungan frekuensi
genotipe dalam populasi untuk sifat albino,
buta warna, perasa pahitnya kertas PTC, dan
golongan darah.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Bagaimana penerapan rumus aljabar
Hardy-Weinberg p2 + 2pq + q2 = 1, pada
penghitungan frekuensi genotipe dalam
populasi untuk sifat albino, buta warna,
dan golongan darah?
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
materi tersebut, yaitu peserta didik dapat
menghitung perbandingan frekuensi
genotipe suatu sifat (misalnya albino, buta
warna, perasa pahitnya kertas PTC, dan
golongan darah) dalam suatu populasi.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru menyampaikan rumus aljabar Hardy-
Weinberg p2 + 2pq + q2 = 1.
 Guru memberikan contoh soal, misalnya: Jika
diketahui jumlah populasi 60.000 orang.
Perbandingan orang albino dengan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 132


normal = 1 : 10.000. Berapakah jumlah orang
yang normal heterozigot?

Orientasi peserta didik pada masalah


(identifikasi masalah)
 Peserta didik dimotivasi untuk menemukan
masalah dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan setelah membaca
soal.
- Bagaimana penerapan rumus p2 + 2pq + q2
= 1, pada genotipe penderita albino, normal
heterozigot (carrier), dan orang normal?

Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan rumus p2 + 2pq + q2 pada sifat
albino:
Albino bersifat homozigot resesif = q2
Normal heterozigot (carrier) = 2pq
Normal = p2
 Peserta didik diminta untuk mencoba
menghitung atau menjawab contoh soal.
 Guru memberikan soal-soal lainnya/
permasalahan/ kasus tentang frekuensi alel
dan frekuensi genotipe dalam populasi untuk
sifat-sifat lainnya, misalnya butawarna dan
golongan darah.

Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab soal-soal/ permasalahan/
kasus yang diberikan oleh guru, dengan kajian
literatur penerapan rumus aljabar Hardy-
Weinberg (halaman 303 – 306).
 Guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah/ membahas kasus/
menjawab soal-soal.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


 Peserta didik menjawab soal-soal/
pembahasan kasus dan masalah dalam bentuk
laporan tertulis.
 Kelompok mempresentasikan/
mengomunikasikan laporan tertulisnya.
 Guru memberikan informasi tambahan untuk
mengembangkan konsep penerapan rumus
aljabar Hardy-Weinberg p2 + 2pq + q2 = 1
pada sifat albino, perasa pahitnya kertas
PTC, buta warna, golongan darah.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 133


Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Diskusi kelas untuk membahas jawaban soal-
soal berbasis masalah terutama penerapan
rumus aljabar Hardy-Weinberg.
 Peserta didik bersama-sama guru membuat
kesimpulan berkaitan dengan penerapan
rumus aljabar Hardy-Weinberg p2 + 2pq + q2 =
1 pada sifat albino, perasa pahitnya kertas
PTC, buta warna, golongan darah.
 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
mekanisme evolusi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
penerapan rumus aljabar Hardy-Weinberg p2
+ 2pq + q2 = 1 pada sifat albino, perasa
pahitnya kertas PTC, buta warna, golongan
darah.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan penerapan rumus aljabar
Hardy-Weinberg p2 + 2pq + q2 = 1 pada sifat
albino, perasa pahitnya kertas PTC, buta
warna, golongan darah.
 Tindak lanjut: Penugasan secara kelompok
untuk mencoba membuat soal sendiri tentang
penerapan rumus aljabar Hardy-Weinberg p2 +
2pq + q2 = 1 pada sifat albino, perasa pahitnya
kertas PTC, buta warna, golongan darah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Perubahan kesetimbangan frekuensi alel dan
genotipe dalam populasi dan spesiasi
(halaman 307 – 310).

6. Pertemuan ke-6 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang perubahan kesetimbangan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 134


frekuensi alel dan genotipe dalam populasi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta didik:
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan
perubahan frekuensi alel dan genotipe dari
generasi ke generasi dalam suatu
populasi (mikroevolusi)? Bagaimanakah
mekanisme terbentuknya spesies baru?.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
2 Kegiatan inti Stimulasi 60’
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis:
- gambar “Efek leher botol” pada konsep
perubahan kesetimbangan frekuensi alel
dan genotipe dalam populasi.
- Contoh terbentuknya spesies alopatrik.

Gambar: Efek leher botol.

Gambar: Contoh spesiasi alopatrik.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar “efek leher botol” dan contoh
spesiasi alopatrik.
- Apakah gambar”efek leher botol”
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 135
menggambarkan perubahan frekuensi alel
dan genotipe dalam suatu populasi?
- Apa yang dimaksud dengan spesies
alopatrik?
- Apa yang menyebabkan anggota spesies
terpisah?
- Apakah jika suatu spesies terpisah oleh
kondisi geografis yang berjauhan akan
membentuk spesies baru?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang perubahan kesetimbangan frekuensi
alel dan genotipe dalam populasi;
terbentuknya spesies baru (halaman 307 –
310).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: perubahan kesetimbangan
frekuensi alel dan genotipe dalam populasi;
terbentuknya spesies baru.
 Kelompok diminta untuk mempelajari
penyebab terjadinya isolasi reproduksi.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang perubahan
kesetimbangan frekuensi alel dan genotipe
dalam populasi; terbentuknya spesies baru;
dan penyebab terjadinya isolasi reproduksi.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep perubahan
kesetimbangan frekuensi alel dan genotipe
dalam populasi; faktor-faktor yang
menyebabkan mikroevolusi, terbentuknya
spesies baru; dan penyebab terjadinya isolasi
reproduksi.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 136


 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang perubahan kesetimbangan frekuensi
alel dan genotipe dalam populasi; faktor-faktor
yang menyebabkan mikroevolusi,
terbentuknya spesies baru; dan penyebab
terjadinya isolasi reproduksi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang faktor-
faktor yang menyebabkan mikroevolusi,
terbentuknya spesies baru; dan penyebab
terjadinya isolasi reproduksi.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan perubahan kesetimbangan
frekuensi alel dan genotipe dalam populasi;
faktor-faktor yang menyebabkan mikroevolusi,
terbentuknya spesies baru; dan penyebab
terjadinya isolasi reproduksi.
 Tindak lanjut: Penugasan secara individu
untuk menjawab soal-soal uji kompetensi
(halaman 313 – 317).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Bioteknologi (halaman 318 – 361).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 8.
Lingkungan dan Internet

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi tentang evolusi

3. Alat:
 Komputer/LCD

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Apakah perbedaan teori evolusi menurut Lamarck dengan Weismann?
 Apa yang dimaksud dengan evolusi ?
 Sebutkan perbedaan antara homologi dan analogi.
 Bagaimana seleksi alam berperan dalam kehidupan ?
 Bagaimana bunyi hukum Hardy-Weinberg ?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 137


2. Keterampilan
 Membuat karya tulis (makalah) tentang pandangan kontroversi teori
perancangan cerdas (intelligent design) terhadap teori evolusi Darwin

3. Sikap
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat berdiskusi.

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN MEMBUAT MAKALAH


Judul kegiatan: Membuat makalah tentang pandangan kontroversi teori perancangan
cerdas (intelligent design) terhadap teori evolusi Darwin.

Tanggal :…………………
Kelas :…………………

No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai


Kebenaran Kelengkapan Sistematika Tatabahasa Skor
konsep gagasan penulisan
1
2

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI

Aspek yang dinilai


Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, ……………..., ………………


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 138


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor :9
Kelas / Semester : XII / 2
Materi Pembelajaran : Bioteknologi
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses
dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dalam berbagai aspek kehidupan.
.
4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip
bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk
yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Sikap
1.1.9 Mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang struktur dan fungsi DNA, gen, dan kromosom dalam
pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses pada makhluk hidup
yang diterapkan dalam bioteknologi
2.2.2 Menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab , dan peduli dalam melakukan percobaan bioteknologi.

Pengetahuan
3.3.1 Menjelaskan pengertian bioteknologi.
3.3.2 Menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi
modern.
3.3.3 Menjelaskan pengembangan bioteknologi kondisi non-steril dan steril.
3.3.4 Menjelaskan peranan mikroorganisme penghasil makanan dan minuman.
3.3.5 Mendeskripsikan mikroorganisme penghasil protein.
3.3.6 Mendeskripsikan mikroorganisme penghasil zat-zat organik, enzim, dan
vitamin.
3.3.7 Menjelaskan peranan mikroorganisme penghasil obat.
3.3.8 Mendeskripsikan mikroorganisme penghasil energi.
3.3.9 Menjelaskan peranan mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida).
3.3.10 Menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang peternakan.
3.3.11 Menjelaskan peranan mikroorganisme pengolah limbah (bioremidiasi).
3.3.12 Menjelaskan bioplastik.
3.3.13 Menjelaskan peranan mikroorganisme dalam bidang pertambangan.
3.3.14 Menjelaskan prinsip kultur jaringan pada tumbuhan.
3.3.15 Menjelaskan tahapan kloning embrio dan kloning transfer inti pada hewan
dengan menggunakan diagram.
3.3.16 Menjelaskan teknologi hibridoma.
3.3.17 Menjelaskan prinsip rekombinasi DNA.
3.3.18 Menjelaskan tahapan teknologi plasmid dengan menggunakan diagram.
3.3.19 Mendeskripsikan organisme transgenik.
3.3.20 Menganalisis dampak negatif penerapan bioteknologi.

Keterampilan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 139


4.10.1 Membuat produk makanan/ minuman berbasis bioteknologi.
4.10.2 Melaporkan secara lisan dan tertulis hasil praktik pembuatan produk
bioteknologi.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, bahwa perkembangbiakan
tanaman bisa dilakukan dengan kultur jaringan yang memanfaatkan sifat
totipotensi.

Perkembangbiakan tumbuhan dengan cara kultur jaringan

2. Materi Konsep
 Bioteknologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip ilmiah dan kerekayasaan untuk
penanganan dan pengolahan bahan mentah organik maupun anorganik dengan
bantuan makhluk hidup seperti mikroorganisme, sel hewan dan tumbuhan untuk
meningkatkan potensi makhluk hidup, menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.
 Bioteknologi dapat dibedakan menjadi bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern, bioteknologi kondisi non-steril dan steril.
 Prinsip bioteknologi yang digunakan pada proses fermentasi, yaitu prinsip respirasi
anaerob oleh ragi (jamur).
 Penerapan bioteknologi dalam segala bidang kehidupan semakin meningkat sejak
ditemukannya struktur dan fungsi DNA.
 Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi, antara lain sebagai penghasil
makanan/minuman, protein, zat organik, enzim, vitamin, obat, energi, biopestisida,
bioremediasi, bioplastik dan pertambangan.
 Dampak negative bioteknologi, kemungkinan menciptakan mikroorganisme
pangan baru, timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 140
toksik, munculnya tanaman supergulma, teknik bayi tabung, membingungkan
status orangtuanya, resiko tinggi bagi organisme hasil kloning, penyebaran bakteri
strain secara liar, erosi plasma nutfah, terganggunya keseimbangan ekosistem,
dan penyalahgunaan senjata biologis.

3. Materi Prosedural
 Membuat yoghurt susu kedelai (soyghurt)

D. Model Pembelajaran: Penemuan (discovery learning).

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi Peserta didik
 Diskusi
 Pembelajaran kooperatif
 Praktikum
 Mind map
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang pengertian bioteknologi.
 Memotivasi:
Guru menjelaskan manfaat mempelajari
bioteknologi, agar kehidupan manusia
semakin maju dan sejahtera dengan
dihasilkannya produk-produk melalui
penerapan bioteknologi.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ film
video tentang produk bioteknologi.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 141


Gambar: Contoh produk bioteknologi
konvensional.

Gambar: Contoh produk bioteknologi


modern.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/video tentang produk bioteknologi.
- Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
- Produk apa saja yang dihasilkan oleh
bioteknologi?
- Apa perbedaan bioteknologi konvensional
dengan bioteknologi modern?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti tentang
pengertian bioteknologi, diagram bioteknologi,
perbedaan bioteknologi konvensional dan
modern, pengembangan bioteknologi kondisi
steril dan nonsteril (halaman 320 – 324).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan:pengertian bioteknologi,
diagram bioteknologi, perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern, pengembangan
bioteknologi kondisi steril dan nonsteril.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 142


Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang pengertian bioteknologi,
diagram bioteknologi, perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern, pengembangan
bioteknologi kondisi steril dan nonsteril.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep tentang pengertian
bioteknologi, diagram bioteknologi, perbedaan
bioteknologi konvensional dan modern,
pengembangan bioteknologi kondisi steril dan
nonsteril.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang pengertian bioteknologi, diagram
bioteknologi, perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern, pengembangan
bioteknologi kondisi steril dan nonsteril.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
pengertian bioteknologi, diagram bioteknologi,
perbedaan bioteknologi konvensional dan
modern, pengembangan bioteknologi kondisi
steril dan nonsteril.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan pengertian bioteknologi,
diagram bioteknologi, perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern, pengembangan
bioteknologi kondisi steril dan nonsteril.
 Tindak lanjut: Penugasan individu untuk
mengerjakan tugas mandiri tentang penemuan
bioteknologi di bidang kedokteran (halaman
324).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Penggunaan mikroorganisme dalam
bioteknologi, sub topik mikroorganisme
penghasil makanan dan minuman (halaman
325 – 329).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 143


2. Pertemuan ke-2 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama 15’
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang makanan dan minuman produk
bioteknologi yang menggunakan
mikroorganisme, misalnya kecap, keju, roti,
nata de coco, dan tempe.
 Memotivasi:
Guru menjelaskan manfaat mempelajari
bioteknologi penghasil makanan dan
minuman, agar dapat dihasilkan jenis
makanan dan minuman yang baru baru.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ film
video tentang produk bioteknologi.

Gambar: Contoh makanan hasil bioteknologi


yang memanfaatkan mikroorganisme.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/video tentang jenis makanan dan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 144


minuman hasil bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme.
- Apakah makanan dan minuman yang
diproduksi dengan memanfaatkan
mikroorganisme aman dikonsumsi?
- Jenis makanan apakah yang diproduksi
melalui pemanfaatan mikroorganisme?
- Jenis organisme apakah yang
dipergunakan untuk membuat roti, tempe,
kecap, dan nata de coco?
- Bagaimana cara membuat keju?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti tentang
mikroorganisme penghasil makanan dan
minuman; mikroorganisme penghasil protein
sel tunggal/PST (halaman 325 – 331).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: mikroorganisme penghasil
makanan dan minuman; mikroorganisme
penghasil protein sel tunggal/PST.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang mikroorganisme
penghasil makanan dan minuman;
mikroorganisme penghasil protein sel
tunggal/PST.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep tentang
mikroorganisme penghasil makanan dan
minuman; mikroorganisme penghasil protein
sel tunggal/PST.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang mikroorganisme penghasil makanan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 145


dan minuman; mikroorganisme penghasil
protein sel tunggal/PST.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
mikroorganisme penghasil makanan dan
minuman; mikroorganisme penghasil protein
sel tunggal/PST.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan mikroorganisme penghasil
makanan dan minuman; mikroorganisme
penghasil protein sel tunggal/PST.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
mengerjakan tugas mandiri tentang kegiatan
observasi ke suatu pabrik/ industri rumahan
yang memproduksi kecap, tempe, yoghurt,
atau keju (halaman 330).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktik
membuat soyghurt (halaman 329 – 330).
Kelompok membawa alat (stoples, blender,
kain saring, panci perebus, kompor) dan
bahan kacang kedelai yang sudah direndam 8
jam, gula pasir, susu skim).

3. Pertemuan ke-3 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) eksperimen (menit)
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Peserta didik berada di laboratorium, dan
duduk sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang soyghurt yang merupakan salah
satu jenis minuman produk bioteknologi.
 Memotivasi:
- Guru menjelaskan manfaat praktikum
membuat soyghurt, yaitu bisa membuka
peluang untuk berwirausaha.
- Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktik membuat soyghurt yang di bawa
peserta didik: alat (stoples, blender, kain

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 146


saring, panci perebus, kompor) dan bahan
kacang kedelai yang sudah direndam 8
jam, gula pasir, susu skim).
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru menunjukkan minuman yoghurt.

Gambar: Yoghurt

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan yoghurt.
- Apakah perbedaan soyghurt dengan
yoghurt?
- Bagaimanakah cara membuat soyghurt?
- Dalam pembuatan soyghurt,
mikroorganisme apakah yang
dipergunakan?
- Berapa lama waktu yang diperlukan dalam
pembuatan soyghurt?
- Apakah mengonsumsi soyghurt setiap hari,
baik untuk menjaga kesehatan tubuh?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mempelajari cara
kerja praktikum tentang pembuatan soyghurt
(halaman 329 – 330), dan diberi kesempatan
untuk menanya jika kurang paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang benar,
cara mengerjakannya harus steril agar tidak
tercemar organisme lainnya yang bersifat
patogen. Hati-hati menggunakan kompor agar
tidak terjadi kebakaran.
 Setiap kelompok melakukan kegiatan
praktikum pembuatan soyghurt. Waktu
inkubasi bakteri selama 12 jam, sehingga
hasilnya baru bisa dinilai keesokan harinya.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 147


Pengolahan Data
 Peserta didik menjawab pertanyaan yang ada
di lembar kegiatan (halaman 330).
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku teks
atau label suatu produk tentang yoghurt/
soyghurt.
 Guru mengajak kelompok untuk mendiskusikan
tentang yoghurt/ soyghurt.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas untuk memverifikasikan data
percobaan dengan bantuan menjawab
pertanyaan yang ada di lembar kegiatan
(halaman 330).
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya tentang pembuatan soyghurt.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang prinsip-prinsip pembuatan soyghurt.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang prinsip-
prinsip pembuatan soyghurt.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan prinsip-prinsip pembuatan
soyghurt.
 Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk
membuat laporan tertulis praktikum pembuatan
soyghurt.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
mikroorganisme penghasil zat organik, enzim,
dan vitamin; mikroorganisme penghasil obat,
energi, biopestisida; pemanfaatan
mikroorganisme dalam bidang peternakan,
pengolah limbah, bioplastik, dan di bidang
pertambangan (halaman 331 – 340).

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 148


4. Pertemuan ke-4 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) non- (menit)
eksperimen
1 Pendahuluan Pendahuluan 15’
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama
(sebagai implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi nilai
disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan peserta
didik tentang pemanfaatan mikroorganisme di
bidang lainnya seperti pertambangan, farmasi,
lingkungan, peternakan, dan pertanian.
 Memotivasi:
- Guru menjelaskan manfaat mempelajari
pemanfaatan mikroorganisme di beberapa
bidang, antara lain untuk menjaga
lingkungan dari pencemaran bahan-bahan
kimia (misalnya penggunaan biopestida
sebagai pengganti pestisida kimia,
penggunaan bioplastik, dll), menghemat
bahan bakar fosil/minyak dan bensin).
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar/ film
video tentang pemanfaatan mikroorganisme di
bidang lainnya seperti pertambangan, farmasi,
lingkungan, peternakan, dan pertanian.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 149


Gambar: Contoh pemanfaatan
mikroorganisme di beberapa bidang (farmasi,
energi, pertanian, dll).

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar/video tentang pemanfaatan
mikroorganisme di bidang lainnya seperti
pertambangan, farmasi, lingkungan,
peternakan, dan pertanian.
- Jenis organisme apakah yang
dipergunakan untuk menghasilkan energi?
- Jenis organisme apakah yang
dipergunakan untuk biopestisida?
- Jenis organisme apakah yang
dipergunakan untuk pembuatan bioplastik?
- Jenis obat-obatan apakah yang dihasilkan
oleh mikroorganisme?
- Bagaimanakah cara membuat biogas?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan kajian
literatur secara cermat dan teliti tentang
mikroorganisme penghasil zat-zat organik,
enzim, dan vitamin; mikroorganisme penghasil
obat; mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan (halaman 331 –
340).

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: mikroorganisme penghasil zat-

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 150


zat organik, enzim, dan vitamin;
mikroorganisme penghasil obat;
mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang mikroorganisme
penghasil zat-zat organik, enzim, dan vitamin;
mikroorganisme penghasil obat;
mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan.
 Setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya, dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep tentang
mikroorganisme penghasil zat-zat organik,
enzim, dan vitamin; mikroorganisme penghasil
obat; mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati hasil
pengembangan materi dari kelompok untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan peserta didik
tentang mikroorganisme penghasil zat-zat
organik, enzim, dan vitamin; mikroorganisme
penghasil obat; mikroorganisme penghasil
energi; mikroorganisme pembasmi hama
tanaman (biopestisida); pemanfaatan
mikroorganisme dalam bidang peternakan,
pengolah limbah (bioremidiasi); bioplastik
(biodegradable plastic); dan pemanfaatan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 151


mikroorganisme dalam bidang pertambangan.

3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’


untuk menyimpulkan kembali tentang konsep
mikroorganisme penghasil zat-zat organik,
enzim, dan vitamin; mikroorganisme penghasil
obat; mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan.
 Review: Guru mereview hasil pembelajaran
hari ini, dan memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang berkinerja
sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan mikroorganisme penghasil
zat-zat organik, enzim, dan vitamin;
mikroorganisme penghasil obat;
mikroorganisme penghasil energi;
mikroorganisme pembasmi hama tanaman
(biopestisida); pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang peternakan, pengolah limbah
(bioremidiasi); bioplastik (biodegradable
plastic); dan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pertambangan.
 Tindak lanjut: Penugasan individu untuk
menjawab kuis bio (halaman 336 dan 338).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
- Materi kultur jaringan pada tumbuhan,
kloning pada hewan, rekayasa genetika,
dan pemanfaatan rekayasa genetika.
(halaman 341 – 358).
- Melakukan kegiatan 9.2 tentang rekayasa
genetika. Guru memberikan penjelasan
kepada peserta didik, agar membawa alat
dan bahan untuk pembuatan puzzle
(gunting, lem, spidol, kardus bekas,
gambar-gambar tentang metode rekayasa
genetika).

5. Pertemuan ke-5 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 152
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang kultur jaringan,
kloning, dan rekayasa genetika.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik: Bagaimanakah penerapan teknik
rekayasa genetika pada kehidupan
manusia saat ini?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
kultur jaringan, kloning, dan rekayasa
genetika, agar kita paham terhadap
produk-produknya yang sudah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat di
seluruh dunia misalnya tanaman
transgenik.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
mengamati dan menganalisis gambar
tentang kultur jaringan, kloning, dan
produk yang memanfaatkan rekayasa
genetika.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 153


Gambar: Contoh
produk bioteknologi
rekayasa genetika.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil pengamatan
gambar kultur jaringan, kloning, dan
produk yang memanfaatkan rekayasa
genetika.
- Apa yang dimaksud dengan teknik
kultur jaringan?
- Bagaimana teknik kultur jaringan?
- Bagaimana teknik kloning yang
menghasilkan domba Dolly?
- Apa yang dimaksud dengan tanaman
transgenik?
- Bagaimana teknik pembuatan tanaman
transgenik?

Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang tentang kultur jaringan, kloning,
dan rekayasa genetika (halaman 341 –
357).
 Setiap kelompok membuat puzzel yang
berisikan materi metode-metode rekayasa
genetika dalam aplikasi bioteknologi
seperti teknologi hibridoma, teknologi
plasmid, dan mekanisme pembuatan
organisme transgenik (kegiatan 9.2,
halaman 358).

Pengolahan Data
 Setiap kelompok diminta memainkan
puzzel hasil karyanya untuk memahami
metode-metode rekayasa genetika dalam
aplikasi bioteknologi.
 Setiap kelompok menjawab pertanyaan
pada lembar kegiatan 9.2 (halaman 358).
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: metode-metode rekayasa
genetika dalam aplikasi bioteknologi.

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 154


Pembuktian (Verifikasi)
 Setiap kelompok menunjukkan puzzel hasil
karyanya.
 Antar kelompok bertukar puzzel, kemudian
kelompok lainnya diminta menyusun
puzzel tersebut dengan tujuan peserta
didik memahami urutan langkah-langkah
dalam metode rekayasa genetika.
 Setiap kelompok mengemukakan
pendapatnya tentang isi materi yang
digambarkan pada puzzel kelompok
lainnya. Kelompok yang berbeda diberi
kesempatan untuk menanggapinya.
 Diskusi kelas tentang metode-metode
rekayasa genetika dalam aplikasi
bioteknologi seperti teknologi hibridoma,
teknologi plasmid, dan mekanisme
pembuatan organisme transgenik.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang metode-metode
rekayasa genetika dalam aplikasi
bioteknologi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
metode-metode rekayasa genetika dalam
aplikasi bioteknologi.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan metode-metode
rekayasa genetika dalam aplikasi
bioteknologi.
 Tindak lanjut: Penugasan individu
mempelajari fitur Bio Suplemen (halaman
361) dan mencari tambahan informasi
terkini dari internet tentang teknologi
kloning.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 155


Bioteknologi, subtopik Dampak Negatif
Bioteknologi (halaman 358 – 360).

6. Pertemuan ke -6 = 2 x 45 menit

No Langkah Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Waktu


Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) (menit)
non-eksperimen
1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa 15’
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan
peserta didik tentang dampak positif dan
dampak negatif bioteknologi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kepada peserta
didik: Mungkinkah bioteknologi akan
disalahgunakan oleh pihak-pihak
tertentu yang tidak bertanggung
jawab?
- Guru menyampaikan manfaat belajar
dampak negatif bioteknologi, agar
selalu berhati-hati dalam
menggunakan produk bioteknologi
karena sebagian bisa menimbulkan
resiko seperti alergi dari mengonsumsi
makanan dari organisme transgenik.
 Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi indikator pembelajaran.

2 Kegiatan inti Stimulasi 60’


 Guru mengajak peserta didik untuk
menyimak paparan guru/ wacana dari
media, tentang penyalahgunaan
bioteknologi, misalnya penggunaan
senjata biologi dalam peperangan, desain
baby dari teknik kloning, kultur jaringan
untuk tumbuhan bahan narkotika, dll.

Identifikasi Masalah
 Peserta didik dimotivasi untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil mendengar
paparan guru / membaca wacana dari
media, misalnya:
- Apa akibatnya jika kloning diterapkan

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 156


pada manusia?
- Apa akibatnya jika mikroorganisme
pemakan limbah minyak terlepas ke
alam bebas?
- Apa akibatnya jika mikroorganisme
pengurai limbah plastik terlepas dan
hidup di alam bebas?
Pengumpulan Data
 Guru memberikan informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
 Guru mengajak peserta didik melakukan
kajian literatur secara cermat dan teliti
tentang tentang dampak negatif
bioteknologi (halaman 358 – 360).
 Peserta didik bisa mencari informasi
tambahan lainnya dari internet.

Pengolahan Data
 Guru mengajak kelompok untuk
mendiskusikan: dampak negatif
bioteknologi dan cara-cara alternatif untuk
mencegah atau menangani dampak
negatif tersebut.

Pembuktian (Verifikasi)
 Diskusi kelas tentang dampak negatif
bioteknologi dan cara-cara alternatif untuk
mencegah atau menangani dampak
negatif tersebut.
 Setiap kelompok mengemukakan
pendapatnya tentang dampak negatif
bioteknologi dan cara-cara alternatif untuk
mencegah atau menangani dampak
negatif tersebut.
 Kelompok lain diberikan kesempatan
untuk menanggapinya.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan konsep dan meluruskan
kesalahpahaman konsep.

Generalisasi (Menarik Kesimpulan)


 Secara klasikal peserta didik menyepakati
hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara
demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi
sebagai penguatan atas kesimpulan
peserta didik tentang dampak negatif
bioteknologi dan cara-cara alternatif untuk

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 157


mencegah atau menangani dampak
negatif tersebut.
 Guru menghimbau kepada peserta didik
agar selalu hati-hati dalam menggunakan
produk bioteknologi.
3 Penutup  Resume: Guru membimbing peserta didik 15’
untuk menyimpulkan kembali tentang
dampak negatif bioteknologi dan cara-cara
alternatif untuk mencegah atau menangani
dampak negatif tersebut.
 Review: Guru mereview hasil
pembelajaran hari ini, dan memberikan
penghargaan kepada peserta didik atau
kelompok yang berkinerja sangat baik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis)
berkaitan dengan dampak negatif
bioteknologi dan cara-cara alternatif untuk
mencegah atau menangani dampak
negatif tersebut.
 Tindak lanjut: Penugasan individu
mengerjakan soal-soal uji kompetensi
(halaman 362 – 367).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:
Latihan ulangan semester 2 (halaman 368
– 371).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XII, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-
ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 9.
Lingkungan dan internet

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi/ video tentang bioteknologi.
 Bahan praktikum: Susu skim, gula pasir, kacang kedelai, starter bakteri.
3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Panci perebus, stoples,blender, kain saring

H. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan perbedaan bioteknologi modern dengankovensional.
 Jelaskan secara siangkat cara pembuatan soyghurt dari kacang kedelai.
 Sebutkan dampak negative adanya bioteknologi.
 Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetika?
 Bagaimana proses kloning pada makhluk hidup?

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 158


 Jelaskan teknologi plasmid dalam pembuatan hormon insulin dengan
menggunakan skema.

2. Keterampilan: Praktikum membuat yoghurt susu kedelai (soyghurt)

3. Sikap: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat praktikum.

INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK DARI PERAKTIK PEMBUATAN SOYGHURT

Persiapan Kebersihan Bentu Cita


Teknik Jumlah
No. Nama alat dan dalam k fisik Rasa Nilai
pengolahan Skor
bahan pengolahan produk
1.
2.

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI


Aspek yang dinilai
Jumlah
No Nama Kerja Rasa ingin Nilai
Santun Komunikatif Skor
sama tahu

Keterangan: Skor 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

Mengetahui, ……………..., ………………


Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,

...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
------------------

Penerbit Erlangga, Irnaningtyas Page 159

Anda mungkin juga menyukai