YULIANA
1945040014
1. PENDAHULUAN
dengan pendidikan manusia bisa mengetahui segala hal yang belum ia ketahui.
untuk memperoleh wawasan baru ataupun menimba ilmu pengetahuan, akan tetapi
pendidikan mempunyai makna yang lebih luas. Setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan yang sejajar hal ini juga termaksud anak berkebutuhan khusus. Individu
yang normal maupun individu yang memiliki kekurangan fisik berhak mendapatkan
aspek mental, emosi, dan fisik. Siswa berkebutuhan khusus diantaranya: tunanetra,
kesehatan.
Siswa dengan hambatan fisik misalnya siswa cerebral palsy termasuk salah
sebagai kelumpuhan pada otak yang menyebabkan tidak adanya control otot,
kelainan postur, dan gangguan motoric baik motoric kasar maupun motorik
3
dan tangan. Oleh karena itu pemilihan strategi dan metode pengajaran harus
Cerebral palsy ditandai oleh adanya kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh
gangguan koordinasi, serta gangguan psikologis dan sensoris yang disebabkan oleh
Hal ini mengakibatkan bagi siswa cerebral palsy mengalami kesulitan dalam
pada jari jemarinya agar dapat lebih kuat dan terkontrol. Apabila motorik halus
siswa tidak dilatih dan dikembangkan akan mempengaruhi tumbuh kembang siswa.
Salah satu cara untuk meningkatkan motorik halus mereka adalah melalui aktivitas
Januari 2023 terhadap siswa Cerebral palsy berinisial AKA kelas II di SLBN 1
masalah dalam motorik halus. Dalam hal tersebut perlu diterapakan suatu metode
belajar yang berfokus pada kebutuhan murid, seperti penggunaan media, inovasi
permainan, serta metode lain yang dapat mengembangkan motorik halus siswa.
4
dilakukan peneliti pada tanggal 11 Januari 2023, guru menjelaskan bahwa siswa
AKA, dalam setiap pembelajaran pada saat proses memegang alat tulis mengalami
menulis merupakan ktivitas motorik halus dalam buku Rahyubi, (2012) motorik
jarum dan benang. Berdasarkan bahan dan material yang digunakan hal itu akan
melatih motorik halus dalam menjait dan menyelaraskan pola yang ada menjadi
menyulam, siswa dituntut untuk menggunakan bagian tangan, jari- jari tangan, serta
mengandalkan koordinasi mata dan tangan, dengan demikian latihan menyulam ini
merupakan bentuk latihan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam motorik
halusnya .
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
a) Secara teoritis, hasil penelitian ini sebagai salah satu karya ilmiah dalam
2. Manfaat Praktis
a) Bagi guru, sebagai salah satu variasi media yang dapat digunakan untuk
Cerebral palsy.
c) Bagi orang tua, sebagai bahan masukan tentang cara peningkatan motorik
halus bagi siswa yang mengalami kekakuan pada bagian otot tangan
PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Menyulam
dapat meningkatkan kemampuan motorik siswa salah satu aktivitas yang dapat
gambar atau pola yang terdapat pada kain sebagai penghias dan memberikan suatu
adalah seni atau keterampilan menghias kain atau bahan lain dengan benang atau
serta memberi stimulus untuk berfikir kreatif, dan memberi ruang bagi siswa untuk
tangan dan jari”. Surati (2012) “kegiatan meyulam mampu melatih kelenturan jari
mengembangkan kreatifitas yang tertuang dalam berbagai bentuk dan gambar pada
b. Jenis Sulaman
a. Tusuk Silang
Tusuk silang adalah tusuk yang menyusun benang berbentuk pola silang atau
huruf X, tusuk silang biasanya digunakan pada kain berlubang kecil. Tusuk silang
digunakan dalam berbagai kegiatan jahitan, seperti membuat baju, tas, dan berbagai
macam kain lainnya. Selain memberikan kekutan pada jahitan, tusuk silang ini juga
Ernawati (2008: 405) “tusuk silang ini berfungsi untuk membuat hiasan”.
Tusuk silang digunakan dengan cara mengunci kain pada titik tertentu sehingga
jahitan menjadi kuat dan stabil. Menurut Betzina (2004), tusuk silang adalah teknik
9
dasar yang sangat penting dalam menjahit. Teknik ini berguna untuk mengunci kain
pada kain yang disusul dengan tusukan berbentuk diagonal pada kain yang lain.
Secara teori tusuk silang merupakan gabungan dari dua jenis jahitan yaitu jahitan
Dari beberapa pandangan ahli di atas dapat disimpulkan yaitu teknik tusuk
silang adalah teknik yang dianggap sebagai tehnik dasar yang penting dalam
kegiatan menjahit dan sangat berperan penting dalam keiatan menjahit yang
c . Manfaat Menyulam
stimulus untuk berfikir kreatif, dan memberi ruang bagi siswa untuk mencermati
dapat melatih kelenturan jari siswa dalam menggunakan peralatan sekolah misalnya
alat tulis”.
tangan inilah yang menjadi dasar siswa belajar menulis memegang pena pada saat
menulis hampir sama dengan memegang jarum dan pensil saat menulis. Sulaman
2. Pasangkan kain di pembidang pastikan kencang dan kuat agar pada proses
3. Pasang benang jarum. Kunci ujung benang agar tidak lolosdari lubang kain
Motorik halus adalah gerakan yang hanya mempengaruhi bagian tubuh dalam
kondisi tertentu dan dibuat oleh otot-otot kecil. Karenanya gerakan motorik halus
dan melatih kelenturan otot motorik halus. Gerakan motorik halus terutama yang
ketekunan dan koordinasi anatara mata dan otot kecil. Semakin baik gerakan
dan sebagainya.
motoric halus merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak untuk melakukan
12
kegiatan kreatif yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil
melibatkan otot-otot kecil seperti jari tangan, pergelangan tangan dan lain-lain.
dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur, tidak terkendali), c) terdapat bagian
mempengaruhi dan dilakukan pada bagian tubuh tertentu dengan otot-otot kecil
motorik halus siswa sangat menentukan sehingga terkadang otot-otot jari tangan
sebagai berikut:
2. Kondisi fisik
prestasi.
5. Aspek psikologis
Aspek psikologis, psikis dan kejiwaan sudah tentu sangat berpengaruh pada
6. Usia
7. Jenis kelamin
melihat faktor, prinsip, dan motorik halus berdasarkan pandangan tersebut tentu
adanya suatu tujuan. Menurut Sumantri (2005: 146) adapun tujuan perkembangan
Dari beberapa pandangan ahli tujuan perkembangan motorik halus yaitu untuk
otak atau kurangnya oksigen di otak saat melahirkan yang berakibat perkembangan
control dan gerakan otot yang tidak normal. Cerebral palsy menurut Taylor R.L.
et al (2009: 329):
Soeharto dan wardani (2016:7.5) cerebral palsy merupakan suatu cacat yang
terdapat pada fungsi otot dan urat syaraf dan penyebabnya terletak dalam otak.
Menurut Toha Muslim, (1996: 68) cerebral palsy adalah suatu kelainan pada gerak
tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan otak yang menetap akibatnya otak
topografi, anggota badan yang cacat, dan (3) fisiologi, kelainan geraknya.
merupakan siswa Cerebral palsy yang mengalami gangguan pada sistem saraf
pusat, seperti Cerebral palsy (CP) atau kelumpuhan otak. Cerebral palsy ditandai
oleh adanya kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi, kadang-
kadang disertai gangguan psikologis dan sesnsoris yang disebabkan oleh adanya
Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan kerena kerusakan pada otak
yang mengakibatkan gangguan pada fungsi motoric, koordinasi, alat indera, fungsi
17
bicara dan fungsi kognitif (kecerdasan). Efendi (2006: 118) menjelaskan bahwa
“Cerebral palsy (CP) adalah seseorang yang mengalami kelainan pada aspek
mendefinisikan cerebral palsy sebagai suatu cacat yang terdapat pada fungsi otot
yaitu kelainan pada sistem cerebral, kalianan pada sistem otot dan rangka, serta
tanda atau karakteristik seperti: (1) gangguan motoric, (2) gangguan sensoris, (3)
tingkatan kecerdasan yang beragam, (4) hambatan presepsi, (5) hambatan bicara,
“cerebra palsy adalah suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada
berkembang tetapi bukan penyakit progresif” Menurut Toha Muslim,( 1996 : 68,).
menjadi enam:
2. Athetosis, merupakan salah satu jenis Cerebral palsy dengan ciri menonjol,
keseimbangan.
4. Tremor, ditandai dengan adanya otot yang sangat kaku, otot terlalu tegang
anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
kelainan ini dapat timbul karena adanya kelumpuhan pada otot-otot mulut
kelainan ini dapat terjadi karena trauma pada siswa Cerebral palsy dengan
potensi mental normal. Oleh karena ada hambatan fisik yang berhubungan
dengan fungsi gerak dan perlakuan yang keliru, mnegakibatkan siswa yang
secara maskimal.
pada sistem otot maka akan berdampak banyak dalam segala hal seperti didalam
dioptimalkan melalui berbagai upaya yang harus dilakukan oleh guru, salah satunya
Asra & Sumiati, (2013: 165-166) berpendapat dalam pemilihan media ada
kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan koordinasi mata dan tangan.
Tujuan aktivitas menyulam bagi siswa Cerebral palsy yaitu untuk meningkatkan
21
kegiatan pembelajaran seperti menulis, yang cara memegang pensil dalam menulis
hampir sama dengan memegang jarum dan benang pada proses menyulam.
B. Karangka Pikir
sangat erat kaitanya dengan kemampuan dasar dalam mendukung proses belajar.
kemampuan motorik halusnya masih rendah, hal ini terlihat pada proses menulis
yang mengalami kesulitan memegang alat tulis seperti pulpen. Kekakuan yang
hingga menjadi lebih baik. Oleh Karena itu untuk meningkatkan motorik halusnya
diperlukan aktifitas yang kreatif untuk meningkatan motorik halus khususnya pada
bagian tangan.
kemampun motorik halus, melatih koordinasi tangan dan mata serta meningkatkan
kemampuan gerakan tangan, pergelangan tangn dan jari. Kegiatan menyulam dapat
melatih kelenturan jari siswa dalam menggunakan peralatan sekolah misalnya alat
tulis.
22
Secara skematik karangka piker penelitian ini dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
penelitian tapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.
1. Variabel Penelitian
menyulam.
Variabel atas target behavior yang dikaji dalam penelitian ini adalah
kemampuan motorik halus. Kemampun motorik halus dalam penelitian ini adalah
hasil belajar yang diperoleh murid melalui tes perbuatan motorik halus yang
menunjukan kemampuan murid pada aspek kekuatan jari tangan, koordinasi mata
C. Subjek Penelitian
bagian tangan seperti pada saat menulis siswa mennjukan tulisan yang tidak rapih
dan kesulitan dalam menggerakan alat tulis sehingga tulisannya kurang bisa di baca.
25
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes
yang digunakan dalam penelitin ini adalah tes perbuatan. Tes perbuatan ini
instrument tersebut adalah apabila siswa kurang mampu melakukan tindakan sesuai
dengan yang telah ditentukan maka diberi skor minimal 1, dan apabila siswa
mampu melakukan tindakan sesuai yang telah ditentukan tanpa bantuan dan
hasilnya baik maka dengan demikian skor maksimal 2, dan dapat dicapai oleh siswa
telah ditetapkan dalam penelitian ini dengan skor masing-msing dpat dilihat pada
table berikut:
Tabel. 3.1 Kategori Nilai Hasil Kemampuan Motorik halus Melalui Penerapan
No Internal Kategori
2 66-79 Tinggi
3 56-65 Cukup
4 41-55 Rendah
motorik halus siswa cerebral palsy baik sebelum maupun setelah penerapan
aktivitas menyulam.
2. Kategorisasi skor tes awal dan tes akhir, kemudian dikonversi ke nilai
dengan rumus
3. Membandingkan hasil tes belajar sebelum dan setelah perlakuan, jika skor
hasil tes sudah perlakuan lebih besar dari skor sebelum perlakuan maka
peningkatan.
diagram batang.
DAFTAR PUSTAKA