Anda di halaman 1dari 48

POLA PENGEMBANGAN PARIWISATA DALAM UPAYA

MENARIK WISATAWAN SEBAGAI TANTANGAN

DI ERA NEXT NORMAL

(STUDI KASUS PADA MGM JEEP LAVA TOUR YOGYAKARTA)

Disusun Oleh :

Ester Wulandari (22.61.0383)

Nindy Dwi A (22.61.0376)

Nur Umi Putri Augustin (22.61.0393)

Andriyanto (22.61.0398)

Haris Hafis (22.61.0412)

Christommy M (22.61.0386)

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA

STIEPARI SEMARANG

2023
HALAMAN PERSETUJUAN

POLA PENGEMBANGAN PARIWISATA DALAM UPAYA MENARIK

WISATAWAN SEBAGAI TANTANGAN DI ERA NEXT NORMAL

(STUDI KASUS PADA MGM JEEP LAVA TOUR YOGYAKARTA)

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Dr. Yustina Denik Risyanti, S.Pd., M.Par


Tanggal :

Mengetahui,
Ketua Prodi Pascasarjana S2 STIEPARI Semarang

Dr. Yustina Denik Risyanti, S.Pd., M.Par


NPP. 314 480 082

i
HALAMAN PENGESAHAN

POLA PENGEMBANGAN PARIWISATA DALAM UPAYA MENARIK

WISATAWAN SEBAGAI TANTANGAN DI ERA NEXT NORMAL

(STUDI KASUS PADA MGM JEEP LAVA TOUR YOGYAKARTA)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal 27 Agustus 2023

Penguji I

(Dr. Ir. Sapto Supriyanto, M.M.)

Studi kasus ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh Gelar Magister (MM) Kosentrasi Manajemen
Pariwisata
Tanggal ....................................................

(Dr. Yustina Denik Risyanti, S.Pd., M.Par)


Ketua Prodi Pascasarjana S2 STIEPARI Semarang

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi kasus yang berjudul

“POLA PENGEMBANGAN PARIWISATA DALAM UPAYA

MENARIK WISATAWAN SEBAGAI TANTANGAN DI ERA NEXT

NORMAL (STUDI KASUS PADA MGM JEEP LAVA TOUR

YOGYAKARTA) (Studi Kasus pada MGM Jeep Lava Tour Yogyakarta)”

ini dengan lancar. Penulisan ini sebagai syaratuntuk menyelesaikan Program

Pascasarjana (S2) Manajemen Pariwisata STIEPARI Semarang.

Dalam penyusunan studi kasus ini terdapat beberapa hambatan serta

rintangan yang penulis hadapi. Namun pada akhirnya dapat menyelesaikannya

berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Haniek Listiyorini S.E., MBA selaku Ketua STIEPARI Semarang.

2. Dr. Yustina Denik Risyanti, S.Pd., M.Par selaku Ketua Prodi Pascasarjana

S2STIEPARI Semarang.

3. Dr. Yustina Denik Risyanti, S.Pd., M.Par selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktuuntuk memberikan arah dan bimbingan selama

proses penyusunan studi kasus.

4. Bapak dan ibu dosen pengajar Pascasarjana STIEPARI yang telah

memberikan ilmunya tanpa rasa lelah.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulisan studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

iii
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat

dijadikan referensi bagi penulis untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis mempersembahkan studi kasus ini dengan harapan dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak serta memberikan manfaat untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

Semarang, 9 Agustus 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 6

2.1 Dasar Teori........................................................................................ 6

2.1.1 Kepariwisataan ....................................................................... 7

2.1.2 Era Next Normal ................................................................... 10

2.1.3 Strategi Pengembangan Pariwisata ....................................... 12

2.1.4 Jeep Lava Tour ..................................................................... 14

2.2 Metode Penelitian ........................................................................... 15

2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 15

2.3.1 Hasil Penelitian .................................................................... 15

2.3.1.1 Gambaran MGM Jeep Lava Tour ........................... 15

2.3.1.2 Hasil Temuan .......................................................... 17

2.3.1.2.1 Pengelolaan MGM Jeep Lava Tour dalam


Upaya Menarik Wisatawan ...................... 17

2.3.1.2.2 Pola Pengembangan MGM Jeep Lava Tour


dalam Upaya Menarik Wisatawan ........... 21

v
2.3.2 Pembahasan ......................................................................... 23

2.3.2.1 Pengelolaan MGM Jeep Lava Tour dalam Upaya


Menarik Wisatawan ................................................ 23

2.3.2.2 Pola Pengembangan MGM Jeep Lava Tour dalam


Upaya Menarik Wisatawan .................................... 31

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 33

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 33

3.2 Implikasi ......................................................................................... 34

3.3 Saran ............................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 37

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pariwisata di seluruh

dunia, menghadirkan tantangan serius dalam upaya menarik kunjungan

wisatawan. Pembatasan perjalanan, penutupan tempat wisata, dan

kekhawatiran kesehatan telah menyebabkan penurunan drastis dalam jumlah

wisatawan. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengevaluasi

dan mengadaptasi pola pengembangan pariwisata agar tetap sesuai dengan

kondisi baru ini (Kemenparekraf, 2021).

Salah satu destinasi wisata yang mencoba mengatasi tantangan ini adalah

Jeep Lava Tour di Kaliurang, Yogyakarta. Tempat tersebut terdapat 29

komunitas yang menjadi bagian dari Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi

(AJWLM), satu di antara kelompok dalam komunitas Jeep Wisata Merapi

adalah MGM Lava Tour. Lava Tour telah berhasil menarik minat wisatawan

dengan menawarkan pengalaman berkendara jeep melalui lahar gunung berapi

dan situs alam yang menakjubkan. Namun, kehadiran pandemi COVID-19

telah mengubah pola perjalanan dan perilaku wisatawan. Kondisi "new

normal" menuntut adaptasi dalam operasional destinasi wisata, termasuk Jeep

Lava Tour. Protokol kesehatan yang ketat, pembatasan kapasitas, dan fokus

pada kebersihan menjadi esensial untuk menjaga keamanan wisatawan dan

masyarakat sekitar (Masrura, 2020).

Setelah berlalunya masa new normal, era next normal ini menjadi

1
tantangan khusus bagi pengelola Jeep Lava Tour. Pengelola Jeep Lava Tour

diharapkan dapat memahami perubahan mendalam pola perilaku dan budaya

setelah situasi krisis ini melanda. Hal ini tentu berfokus pada inovasi

pengelolaan dan pola pengembangan pada pengelola Jeep Lava Tour.

Pada masa era Next Normal ini, masyarakat Indonesia sudah sangat

bebas dalam melakukan kegiatan setiap harinya seperti bekerja, berlibur serta

berinteraksi dalam jangka yang cukup panjang. Maka masyarakat tertarik

untuk berwisata setelah sekian lama pembatasan kegiatan selama pandemi

berlangsung. Hal ini juga berimbas pada kunjungan wisatawan pada Jeep Lava

Tour, tentu dengan tren perilaku wisatawan yang sudah mengalami perubahan.

Wisatawan juga masih memperhatikan protokol kesehatan khususnya

kebersihan. Wisatawan cenderung memilih wisata di alam terbuka seperti Lava

Tour ini, dimana mereka tidak ingin berkumpul terlalu lama disuatu tempat

tertutup. Wisatawan tentu ingin merasakan pengalaman yang lebih

menyenangkan, edukatif dan mempengaruhi kebugaran setelah mereka berada

di rumah saja selama pandemi Covid-19.

Upaya pengelolaan Jeep Lava Tour menjadi semakin menarik dan

penting. Pengelolaan tidak hanya mencakup pengaturan protokol kesehatan,

tetapi juga berbagai aspek lainnya seperti pengembangan pengalaman wisata,

interaksi dengan masyarakat lokal, dan strategi pemasaran yang inovatif.

Pengelolaan yang tepat akan memastikan bahwa destinasi ini tetap menarik

bagi wisatawan di era next normal, meskipun dalam kondisi yang sangat

berbeda.

2
Tantangan yang dihadapi dalam menarik kunjungan wisatawan di era

next normal tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan. Dalam upaya

meningkatkan kunjungan, pengelola Jeep Lava Tour perlu merancang strategi

yang menggabungkan keselamatan dengan pengalaman yang unik. Terlebih

setelah insiden kecelakaan jeep pada tahun 2018 yang menewaskan wisatawan.

Hal ini dikarenakan driver jeep hendak menyalip kendaraan didepannya namun

justru menghantam bagian kiri belakang bus. Akibat benturan tersebut, satu

wisatawan menderita luka dan satu wisatawan meninggal dunia. Usai insiden

tersebut kunjungan wisatawan sempat menurun.

Insiden maut tersebut menjadi evaluasi bagi para pengelola Jeep Lava

Tour. Pengelola berupaya meningkatkan pelayanan wisata yang aman dan

nyaman yang mencakup penerapan protokol keselamatan yang ketat serta

penerapan SOP. Agar keindahan alam, petualangan melintasi lahar gunung

berapi, dan sensasi berkendara jeep di tengah pemandangan spektakuler tetap

menjadi daya tarik utama Jeep Lava Tour.

Selain itu, dalam menangani kunjungan wisatawan yang naik pada era

Next Normal ini, perlu bekerjasama dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan

operasional perjalanan wisata Jeep Lava Tour. Pengelola jeep harus

bekerjasama dengan driver jeep yang berperan sebagai pemandu. Namun

selama ini hanya sebatas kolaborasi dengan driver jeep saja yang dilakukan

pengelola Jeep Lava Tour. Belum adanya pengembangan kegiatan masyarakat

lokal dengan pengelola Jeep Lava Tour yang bisa menjadi suatu daya tarik

baru.

3
Meningkatkan minat dan partisipasi wisatawan setelah menghadapi masa

pembatasan sosial dan protokol kesehatan. Mengakomodasi kebutuhan dan

preferensi wisatawan yang berubah di era next normal, menjaga daya tarik dan

relevansi Jeep Lava Tour dalam kompetisi yang semakin ketat di dunia

pariwisata.

Kesuksesan Jeep Lava Tour dalam menarik kunjungan wisatawan di era

next normal akan bergantung pada seberapa baik pengelolaan, pengembangan,

dan strategi dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Keunikan Jeep

Lava Tour sebagai destinasi petualangan yang sesungguhnya bisa menjadi

kunci utama dalam mengatasi tantangan dan menjaga daya tarik wisatawan.

Dengan menjaga keseimbangan antara keselamatan, keberlanjutan, dan

pengalaman yang unik, Jeep Lava Tour dapat tetap menjadi destinasi yang

menarik dalam era yang terus berubah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “Pola

Pengembangan Pariwisata Dalam Upaya Menarik Wisatawan Sebagai

Tantangan Di Era Next Normal (Studi Kasus Pada Mgm Jeep Lava Tour

Yogyakarta) (Studi Kasus pada MGM Jeep Lava Tour Yogyakarta)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan Jeep Lava Tour MGM di era next normal

dalam upaya menarik wisatawan?

4
2. Bagaimana pola pengembangan MGM Jeep Lava Tour di era next

normal dalam upaya menarik wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang teridentifikasi, maka tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mendeskripsikan pengelolaan Jeep Lava Tour MGM di

era next normal dalam upaya menarik wisatawan.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan pola pengembangan MGM Jeep Lava

Tour di era next normal dalam upaya menarik wisatawan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Era next normal telah mengubah cara kita berinteraksi, bepergian, dan

mengalami dunia pariwisata secara fundamental. Salah satu konsep yang

berkaitan dengan pandemi ini adalah ide "next normal." Ini mencerminkan

perubahan dalam perilaku, kebiasaan, dan prioritas masyarakat setelah

pandemi mereda. Masyarakat akan lebih mempertimbangkan faktor-faktor

kebersihan dan kesehatan dalam memilih destinasi wisata. Sebagaimana

disarankan oleh Gössling, Scott, dan Hall (2020), "interaksi dan dampak air

pada wisata" mungkin juga perlu diperhitungkan dalam merancang

pengalaman jeep lava tour, mengingat aspek kebersihan yang semakin penting.

Inovasi adalah kunci dalam menghadapi perubahan. Di era next normal,

pariwisata perlu mengadopsi teknologi dan ide-ide baru. Prayag et al. (2021)

menunjukkan bahwa wisatawan merespons positif terhadap destinasi yang

menyediakan pengalaman yang unik dan terkini.

Teknologi akan memainkan peran penting dalam era next normal.

Reservasi online, pembayaran nontunai, dan panduan digital adalah contoh

cara di mana teknologi membantu menciptakan pengalaman wisata yang aman

dan lancar. Namun, keseimbangan antara teknologi dan human touch juga perlu

dijaga, karena interaksi sosial dan pengalaman pribadi tetap menjadi elemen

penting dalam pariwisata.

Kesadaran akan kebersihan dan kesehatan juga akan menjadi faktor

6
utama dalam mengembangkan strategi pengembangan pariwisata. Protokol

kesehatan yang ketat dan pembersihan yang lebih sering akan menjadi norma

baru, dan destinasi wisata harus mengadaptasi infrastruktur mereka sesuai.

Perjalanan dan pariwisata tidak akan pernah sama seperti sebelumnya.

Namun, era next normal juga memberi kita peluang untuk membangun industri

pariwisata yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan adaptif. Melalui kolaborasi,

inovasi, dan perhatian terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan, kita

dapat membentuk masa depan pariwisata yang menarik, menginspirasi, dan

berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

2.1.1 Kepariwisataan

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009

tentang kepariwisataan, Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin

yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta

interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Kata “pariwisata” berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri atas

dua kata, yaitu “pari” dan ‘wisata’. “Pari” berarti banyak, berkali-kali dan

‘wisata’ berarti perjalanan, bepergian. Atas dasar itu, pariwisata diartikan

sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali, dari suatu tempat ke

tempat lain, dalam bahasa Inggris disebut “tour”.

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009

tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

7
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Menurut Hari Putri (2016) Pariwisata adalah aktivitas perjalanan

yang dilakukan sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah

tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah

melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu

senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.

Istilah Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan

wisata, yaitu sebagai “Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009. Wisata

berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu:

a. Wisata Alam, yang terdiri dari:

1. Wisata pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang

ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,

menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan

prasarana akomodasi, makan dan minum.

2. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk

mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat

yang dianggap menarik.

8
3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang

banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam,

Kesegaran hawa dipegunungan, keajaiban hidup binatang

(margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang

terdapat di tempat-tempat lain.

4. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negri-negri

yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang

dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen

atau biro perjalanan.

5. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan

perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan lading

pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan

kunjungan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati

segarnya tanaman dsekitarnya.

b. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari:

1. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini

termasuk golongan budaya, monumen nasional, gedung

bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta

tempat-tempat bersejarah lainnya seperti bekas pertempuran

(battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak

negara.

2. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang

berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu

9
kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan

berdasarkan pada temanya, anatara lain museum arkeologi,

sejarah, entologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu

pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun dengan tema khusus

lainnya

2.1.2 Era Next Normal

Era next normal mengacu pada era pasca-pandemi COVID-19 di

mana adaptasi baru diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk

pariwisata. Hall, Prayag, dan Amore (2020) mengungkapkan bahwa

tuntutan kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang ditingkatkan oleh

wisatawan telah membentuk paradigma baru dalam industri pariwisata.

Hal ini mengharuskan destinasi dan penyedia layanan pariwisata untuk

mengimplementasikan protokol yang ketat dan inovasi dalam pengalaman

wisata.

“Masa next normal merujuk pada waktu dilonggarkannya aturan karantina

mandiri dan work from home. Masa next normal sangat berpengaruh pada dunia

pariwisata dan ekonomi kreatif. Adanya masa next normal ditandai dengan

kembalinya sistem dan aktivitas yang berjalan seperti biasanya. Saat ini pun,

Indonesia secara perlahan mulai beralih dari era new normal ke next normal

(Kemenparekraf, 2021)”

Dalam rangka menyambut era next normal di Indonesia,

Kemenparekraf (2021) mengusung strategi baru, yakni travel pattern yang

bertujuan untuk mendorong peningkatan daya saing dalam sektor

10
pariwisata. Karena pada masa-masa next normal ada perubahan besar

dalam gaya hidup masyarakat.

Travel pattern atau pola perjalanan adalah suatu bentuk perilaku dan

kebiasaan dalam melakukan perjalanan yang berbeda-beda pada setiap

individu. Menurut para ahli, pola perjalanan wisatawan melibatkan

beberapa unsur penting seperti hub (tempat tinggal wisatawan didaerah

tersebut), entry point (pintu masuk/ keluar menuju destinasi), fasilitas

pendukung kepariwisataan, kegiatan yang dilakukan, atraksi wisata yang

dilihat, dan juga daya tarik wisata sekitarnya yang bisa menjadi faktor

penentu dalam memilih destinasi wisata (Maulana Pratama et al., 2020).

Pola perjalanan adalah data tentang segala sesuatu berkaitan dengan

dimana, mengapa, kapan dan bagaimana orang melakukan perjalanan

wisata dengan tujuan agar para wisatawan dapat merancang perjalanan

yang efektif dan efisien sesuai kebutuhannya (Hakim & Susanto, 2022)

yang mencakup rangkaian pilihan tujuan, frekuensi perjalanan, lama

tinggal, dan partisipasi aktivitas untuk mengakomodasi fenomena global

akomodasi (Tussyadiah & Pesonen, 2016).

Pola perjalanan (travel pattern) adalah struktur, kerangka dan alur

perjalanan wisata dari satu titik destinasi ke titik destinasi lainnya yang

saling terkait yang berisi informasi tentang fasilitas, aktifitas dan

pelayanan dalam memilih pilihan perjalanan (Siregar et al., 2022).

Pemilihan pola perjalanan di pengaruhi oleh paket wisata, rute perjalanan,

akomodasi yang dipilih, pemilihan travel agen, biaya perjalanan, dan

11
waktu keberangkatan. Pola perjalanan wisata disimpulkan sebagai sebuah

model yang digunakan untuk kegiatan bepergian sebagian atau

sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan rekreasi

dan pengembangan tujuan.

2.1.3 Strategi Pengembangan Pariwisata

Sejak awal pandemi COVID-19, industri pariwisata telah mengalami

perubahan tren. Wisatawan sekarang lebih memilih destinasi yang lebih

dekat, lebih terpencil, dan lebih aman secara kesehatan. Cohen (2020)

menyatakan bahwa pandemi telah memicu perubahan perilaku wisatawan,

menciptakan "next normal" di mana preferensi dan ekspektasi berubah

secara signifikan. Hal ini memberikan peluang bagi pariwisata Jeep Lava

Tour untuk menyesuaikan destinasi dan rute petualangan mereka sesuai

dengan preferensi wisatawan yang baru.

Pemanfaatan teknologi telah menjadi unsur penting dalam

pengembangan pola pariwisata Jeep Lava Tour. Gretzel et al. (2020)

menggarisbawahi pentingnya teknologi digital dalam merespon perubahan

tren dan perilaku wisatawan. Penggunaan aplikasi mobile untuk

pembayaran tanpa kontak, pemesanan online, pengelolaan kapasitas dan

waktu kunjungan setiap rombongan, integrasi teknologi AR/VR untuk

pengalaman pra-perjalanan, dan pemanfaatan media sosial untuk

membagikan pengalaman perjalanan dapat meningkatkan daya tarik

pariwisata Jeep Lava Tour. Teknologi ini tidak hanya memberikan

12
informasi yang lebih lengkap kepada wisatawan, tetapi juga menciptakan

pengalaman yang lebih interaktif dan personal.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan pola

pariwisata Jeep Lava Tour adalah penerapan protokol keselamatan dan

keamanan yang ketat. Gursoy et al. (2020) menegaskan bahwa wisatawan

kini lebih memperhatikan upaya pengelola jeep dalam melayani yang

memprioritaskan keselamatan dan keamanan wisatawan. Dalam konteks

ini, perawatan dan pengecekan berkala kendaraan jeep, melengkapi

kendaraan jeep dengan perlengkapan keamanan seperti helm dan seat belt,

dan pelatihan skill SDM Jeep Lava Tour. Ini bukan hanya tentang

keamanan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan wisatawan yang

lebih besar.

Kolaborasi dengan komunitas lokal memiliki dampak yang

signifikan dalam pengembangan pariwisata MGM Jeep Lava Tour .

Santana (2020) menunjukkan bahwa interaksi dengan masyarakat

setempat dapat meningkatkan pengalaman wisatawan melalui pengenalan

budaya lokal, cerita-cerita unik, dan partisipasi dalam kegiatan lokal. Di

era next normal, wisatawan semakin mencari pengalaman yang lebih

otentik dan berkelanjutan, dan kolaborasi ini dapat memberikan nilai

tambah yang signifikan bagi pengalaman pariwisata.

Pengembangan pola pariwisata MGM Jeep Lava Tour, penting

untuk mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Hall

dan Williams (2020) mengingatkan kita akan tanggung jawab kita

13
terhadap lingkungan. Dalam kaitannya dengan pariwisata MGM Jeep Lava

Tour, pengembangan rute yang berkelanjutan, pengurangan jejak karbon,

dan edukasi wisatawan tentang pentingnya pelestarian alam menjadi hal

yang sangat penting. Pariwisata harus memberikan manfaat ekonomi bagi

komunitas lokal tanpa merusak lingkungan yang menjadi daya tariknya.

2.1.4 Jeep Lava Tour

Pariwisata Jeep Lava Tour merupakan jenis wisata petualangan yang

menggabungkan kendaraan jeep dengan eksplorasi alam yang menantang.

Garrod dan Fyall (2019) menjelaskan bahwa pariwisata petualangan

semacam ini menarik wisatawan yang mencari pengalaman autentik,

melepas kejenuhan rutinitas kota, dan mengeksplorasi alam secara intens.

Pariwisata jenis ini biasanya menawarkan rute-rute unik dan medan yang

beragam, dari pegunungan hingga gurun.

Wisata Jeep Lava Tour adalah wisata yang dilakukan dengan

menaiki sebuah jeep yang berkeliling di kawasan Merapi yang terkena

dampak erupsi pada tahun 2010. Wisata Jeep Lava Tour dilakukan dengan

cara mengikuti tour yang berkeliling ke lokasi-lokasi yang terkena dampak

dari erupsi sehingga rekreasi tersebut dikenal sebagai Lava Tour Merapi.

Wisata ini tidak hanya disuguhkan dengan panorama Gunung Merapi,

tetapi wisatawan juga dapat merasakan serunya melewati medan offroad

dengan mobil jeep. Wisatawan akan diajak singgah di beberapa spot,

antara lain: Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Bunker Kaliadem, Petilasan

Mbah Marijan, Makam Mbah Marijan, Spot Air Kalikuning.

14
2.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

dengan menggunakan pendekatan yang menghasilkan data deskriptif.

Kemudian data tersebut dianalisis. sehingga diambil secara deskriptif, disebut

sebagai metode kualitatif sehingga data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif (Sugiyono, 20020). Tempat penelitian ini dilaksanakan di

MGM Jeep Lava Tour Merapi yang berada di area parkir Museum Gunung Api

Merapi, Jalan Kaliurang, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama oleh

karena itu narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang

diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan

informasi yang ada. Karena posisi inilah sumber data yang berupa manusia di

dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan dari pada

sebagai responden (Sutopo, 2019). Berdasarkan ketentuan tersebut, maka

informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Eko sebagai pendiri pengelola Jeep MGM Lava Tour

2. Bapak Rico sebagai wisatawan Jeep MGM Lava Tour

2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan

2.3.1 Hasil Penelitian

2.3.1.1 Gambaran MGM

1. Profil

Kawasan Kaliurang ini adalah tempatnya komunitas Jeep Wisata

15
Merapi yang tergabung dalam Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi

(AJWLM) yang beranggotakan 29 komunitas. Salah satu komunitas Jeep

Wisata Merapi yakni operator MGM Lava Tour yang masih eksis dan

berkembang pada saat ini. MGM Lava Tour (Museum Gunung Merapi)

dimana nama operator ini dicetuskan karena letak basecampnya berada

di kawasan museum merapi sehingga namanya MGM.

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, 2017)

MGM Lava Tour merupakan jasa wisata jeep merapi adventure

yang berdiri sejak erupsi merapi pada tahun 2014. Lokasi basecamp ini

terletak di JL. Kaliurang KM. 22,6 Yogyakarta yang dikelola oleh Bapak

Eko Cahyono salah satu warga sekitar Gunung Merapi. Basecamp MGM

memiliki 130 jeep dengan 2 tipe yakni jeep willys dan jeep land cruiser

16
yang menemani pengalaman wisata keliling area-area yang terdampak

erupsi merapi pada tahun 2010 dengan aman, nyaman dan ditemani

dengan driver yang kompeten. Tipe jeep yang sering digunakan

wisatawan adalah tipe willys, dimana tipe ini yang menghantarkan

wisatawan pada paket offroad biasa, sedangkan untuk jeep tipe land

cruiser biasa digunakan pada paket sunrise yang membutuhkan tenaga

lebih besar dan tertutu untuk berkeliling segala medan saat pagi buta.

2. Struktur pengelolaan MGM Lava tour

Ketua Pengelola : Eko Cahyono, ST

Wakil Ketua : Andik Priyatno

Bendahara : Samsul

Keuangan : Noviyanti

Sekretaris : Nia Damayanti

Koordinator Driver : Mulyono

Dokumentasi : Sugeng

2.3.1.2 Hasil Temuan

2.3.1.2.1 Pengelolaan MGM Jeep Lava Tour dalam Upaya Menarik

Wisatawan

Kawasan Kaliurang ini adalah tempatnya komunitas Jeep

Wisata Merapi yang tergabung dalam Asosiasi Jeep Wisata Lereng

Merapi (AJWLM) yang beranggotakan 29 komunitas. Salah satu

komunitas Jeep Wisata Merapi yakni operator MGM Lava Tour yang

17
masih eksis dan berkembang pada saat ini. MGM Lava Tour

(Museum Gunung Merapi) dimana nama operator ini dicetuskan

karena letak basecampnya berada di kawasan museum merapi

sehingga namanya MGM.

MGM Lava Tour merupakan jasa wisata jeep merapi adventure

yang berdiri sejak erupsi merapi pada tahun 2014. Lokasi basecamp

ini terletak di JL. Kaliurang KM. 22,6 Yogyakarta yang dikelola oleh

Bapak Eko Cahyono salah satu warga sekitar Gunung Merapi.

Basecamp MGM memiliki 130 jeep dengan berbagai 2 tipe yaitu jeep

willys dan jeep land cruiser yang menemani pengalaman wisata

keliling area-area yang terdampak erupsi merapi pada tahun 2010

dengan aman, nyaman dan ditemani dengan driver yang kompeten.

Jeep tipe willys ini biasa digunakan pada paket offroad biasa,

sedangkan untuk jeep tipe land cruiser ini biasa digunakan pada paket

sunrise.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 11/08/2023 dengan

Bapak Eko mengenai pemanfaatan teknologi dalam mengelola

kapasitas kunjungan MGM Jeep Lava Tour sebagai berikut:

MGM Lava Tour memiliki 130 jeep yang akan memperlancar


operasional kunjungan MGM Jeep Lava Tour, dimana wisatawan tidak
perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati perjalanan Jeep Lava
Tour. Terlebih pada kunjungan wisatawan saat ini yang semakin naik
pasca pembebasan penggunaan masker. Namun dengan kenaikan
kunjngan tersebut pengelolaan waktu kedatangan rombongan juga
diperhatikan guna tidak terjadi antrian wisatawan yang akan menikmati
Jeep Lava Tour. Wisatawan yang sudah melakukan pemesanan sebelum
hari-H kedatangan, akan dikonfirmasi ulang melalui pesan atau telepon
Whatsapp mengenai estimasi waktu kedatangan supaya kami bisa
mempersiapkan armada jeep sebelum wisatawan datang. Bagi

18
wisatawan yang akan datang biasanya mereka sudah memesan jeep
sesuai dengan permintaan melalui pesan atau telepon Whatsapp. Selain
itu juga bisa melakukan pemesanan melalu DM di Instagram MGM Jeep
Lava Tour. Kami juga memberikan sekilas informasi perjalanan Lava
Tour dan cara pemesanan paket Lava Tour pada Instagram MGM Jeep
Lava Tour. Bahkan transaksi pembayaran kami juga sudah bisa transfer.

Lava tour ini masih menjadi destinasi favorit para wisatawan

domestik dan mancanegara dalam mengisi liburan mereka di

Yogyakarta, atraksi wisata berkendara dengan mobil jenis Jeep

melewati rute menantang memberikan kesan tersendiri bagi

wisatawan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Eko mengenai

pengelola MGM Jeep Lava Tour sebagai berikut:

Struktur pengelolaan MGM Lava Tour sebagai berikut:


Ketua Pengelola : Eko Cahyono, ST
Wakil Ketua : Andik Priyatno
Bendahara : Samsul
Keuangan : Noviyanti
Sekretaris : Nia Damayanti
Koordinator Driver : Mulyono
Dokumentasi : Sugeng
Pengelolaan MGM Lava Tour diubah selama lima tahun sekali
dikarenakan untuk memberikan evaluasi yang bisa memberikan
konsistensi pelayanan. Sehingga dengan masa jabatan lima tahun pihak
pengelola akan lebih kompeten dan memiliki daya juang yang sangat
tinggi dalam memberikan pelayanan yang maksimal.

Upaya penerapan protokol keselamatan dan keamanan

wisatawan menjadi kunci dalam membangun kepercayaan

wisatawan. Hal ini seperti yang disampaikan Bapak Eko dalam

wawancara :

Setelah adanya pembebasan penggunaan masker, operasional


lava tour kembali seperti semula tanpa adanya pembatasan kunjungan
wisatawan. Menyambut hal baik tersebut, kami pengelola jeep
meningkatkan keselamatan dan keamanan penumpang dengan melakukan

19
pengecekan berkala keadaan armada jeep dan perbaikan seluruh armada
jeep dilakukan pada bulan puasa. Selain memastikan armada jeep dalam
keadaan prima, pelatihan skill driver juga dilakukan pengelola MGM ini.
Driver biasanya akan mengikuti pelatihan dan uji kompetensi yang
biasanya diadakan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta maupun Asosiasi
Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM). Kemudian jika ada
wisatawan mengalami insiden kecelakaan pada saat Lava Tour,
akan diberi kompensasi dari asuransi jiwa yang sudah masuk dalam
paket Lava Tour di MGM.

Sedangkan Bapak Rico mengatakan bahwa :

Untuk keselamatan wisatawan, sebelum melakukan Lava Tour


terlebih dahulu dilakukan briefimg yang menjelaskan hal yang dilarang.
Tentu wisatawan ditanya pula akan keadaan kesehatan masing-masing
wisatawan, terlebih bagi wisatawan yang memiliki riwayat kesehatan
tidak baik dan ibu hamil. Saat menaiki armada jeep, wisatawan
diharapkan memakai perlengkapan helm pelindung yang disediakan
setiap jeep. Saat perjalanan pula ada beberapa tempat dimana
penumpang dilarang berdiri dan tangan keluar dari body mobil jeep.
Teknik keamanan tersebut sudah cukup baik, namun tetap ada beberapa
mobil jeep yang tidak dilengkapi seat belt dengan layak.

MGM Jeep Lava Tour melayani beberapa paket lava tour

dimana wisatawan akan diajak memasuki desa yang terkena dampak

erupsi Gunung Merapi dan menelusuri kaki Gunung Merapi.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Eko mengenai paket dan rute

Lava Tour mengatakan bahwa :

“Paket Lava Tour yang disediakan MGM ada beberapa


diantaranya Paket 1 seharga Rp. 400.000,- dengan 3 destinasi yang
dikunjungi, Paket 2 seharga Rp. 450.000,- dengan 4 destinasi, Paket 3
seharga Rp. 550.000,- dengan 5 destinasi, Paket komplit 4 dengan 6
destinasi yang dikunjungi, dan terakhir Paket Sunrise seharga Rp.
500.000,- dengan 4 destinasi. Tentu dalam sebuah paket sudah
ditentukan destinasi yang dikunjungi seperti Museum Sisa Hartaku, Batu
Alien, Bunker Kaliadem, Petilasan Mbah Marijan, Makam Mbah
Marijan, Spot Air Kalikuning. Pada setiap destinasi wisatawan akan
diberi waktu untuk mengeksplor destinasi kurang lebih 15-30 menit.”

Wisatawan MGM Lava Tour Rico menjelaskan :

20
“Meski belum ada penambahan destinasi baru yang berada diarea
rawan bencana. Namun setiap pengelola mempunyai rute yang berbeda
untuk menuju ke beberapa daya tarik wisata yang ada di area bekas
erupsi Merapi sehingga sangat menarik. Tetapi untuk pilihan daya tarik
yang nantinya kita kunjungi terbatas sesuai dengan paket yang
ditawarkan, tanpa kita bisa request sesuai keinginan dan kebutuhan
kita.”

Kolaborasi MGM Jeep Lava Tour dengan komunitas lokal akan

memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pengalaman

wisatawan. Berdasarkan wawancara dengan

2.3.1.2.2 Pola Pengembangan MGM Jeep Lava Tour dalam Upaya

Menarik Wisatawan

Covid 19 sangatlah memberikan mempengaruhi seluruh lini

kehidupan terutama pariwisata dimana pariwisata di seluruh dunia

khususnya di Indonesi mengalami kelumpuhan total karena tidak

bisa beroperasi selama kurang lebih 2 tahun sehingga banyak

masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi dikarenakan

pandemi covid 19.

Di tahun 2020 pandemi covid 19 semakin menurun sehingga

sedikit demi sedikit pariwisata bangkit. Salahsatunya yaitu

pariwisata di Yogyakarta yang semakin bangkit dari pandemi covid

19, semua stackholder pariwisata saling bekerjasama untuk

kemajuan pariwisata di Yogyakarta terutama wisata lava tour

merapi.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Eko mengenai kondisi

21
MGM Jeep Lava Tour setelah covid sebagai berikut:

“Lava tour merapi dibuka kembali pada tanggal 1 Juli 2022


dengan ketentuan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk bisa
beroperasi dan bisa mengikuti aturan pemerintah seperti jeep hanya
bisa diisi oleh tiga orang wisatawan dan satu orang driver, setiap
penumpang wajib menggunakan masker, tempat cuci tangan
disediakan di Basecamp berikut dengan handsanitizer, sewaktu tiba di
basecamp harus dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan
thermometer digital sehingga terdeteksi apakah suhu normal atau
tidak. Berbagai cara dilakukan untuk bisa beroperasi sehingga
terbitlah ketentuan setiap pelaku wisata harus memiliki sertifikat CHSE
sehingga bisa dianggap wisata layak untuk dikunjungi dan dinikmati.
Kondisi lava tour di era next normal sangatlah berkembang pesat
meskipun pengelola lava tour semakin banyak akan tetapi memiliki
segmen pasar tersendiri sehingga tetap berjalan dengan baik. Banyak
perubahan – perubahan system manajamen dan pelayanan yang terus
ditingkatkan untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan baik local
maupun mancanegara.”
Mengenai pengembangan MGM Jeep Lava Tour dalam Upaya

Menarik Wisatawan Bapak Eko mengatakan bahwa:

Berbagai starategi pengelolaan untuk memberikan kunjungan


yang terus meningkat seperti:
a. Melengkapi standard certificate CHSE
b. Mewajibkan seluruh pengelola sudah melakukan vaskin minimal
dosis 2
c. Menerapkan protocol kesehatan
d. Memebrikan fasilitas pelindung perjalanan seperti masker, rain
coat, helm dan safety belt yang berfungsi dengan baik.
e. Pengelola bekerjasama dengan berbagai biro perjalanan wisata
dan travel agent diseluruh pulau jawa untuk memberikan special
rate
f. Pengelola memberikan extra layanan seperti free pengambilan
dokumentasi untuk memberikan kepuasan wisatawan
g. Pihak pengelola membuat jalur lava tour baru dengan
memberikan pengalaman yang berkesan dan lebih menantang
h. Memberikan fasilitas pendukung seperti atm center, pusat oleh-
oleh, warung dan toilet umum.
i. Membuat pilihan paket jeep disemua kalangan sehingga lebih
beragam dan bisa dinikmati semua orang.
j. Membuat fasilitas spot foto di tempat kunjungan yang akan
dikunjungi jalur lava tour
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Eko mengenai

keunggulan MGM Jeep Lava Tour sebagai berikut:

MGM Lava Tour merupakan jasa operator lava tour ke 2

22
terbesar di komunitas jeep Kaliurang Yogyakarta sehingga memiliki
daya tarik yang bisa di tawarkan kepada wisatawan seperti berikut ini:
a. Memiliki jeep lebih dari 100 unit sehingga selalu available tanpa
harus menunggu giliran wisatawan yang lain dan bisa
menampung group besar.
b. Lokasi yang strategis karena di area Museum Gunung Merapi
sehingga wisatawan bisa langsung mengunungi museum gunung
merapi sudah include dengan paket yang ditawarkan.
c. Fasilitas dan kelengkapan keamanan yang lengkap sehingga
wisatawan bisa lebih nyaman dan aman dalam berwisata jeep.
d. Semua driver berlisensi dan memiliki kemampuan guide
ecotourism sehinga wisatawan bisa dijelaskan secara rinci terkait
dengan erupsi merapi dan vegetasi di gunung merapi.
e. Memiliki paket golden sunrise yang ditawarkan kepada wisatawan
minat khusus bagi pecinta alam dengan jalur khusus.
f. Jalur track lava tour bisa custom tidak terpaku dengan paket
wisata yang ditawarkan sehingga wisatawan bisa sesuai
keinginannya tentunya dengan syarat dan ketentuan SOP MGM
Lava Tour.
g. MGM Lava Tour memberikan fotographer secara gratis kepada
group sehingga tidak perlu repot membawa fotographer sendiri.
h. Memiliki fasilitas service crew bus yang lengkap dan nyaman”

2.3.2 Pembahasan

Penelitian ini mengambil lokasi di Pengelola Lava Tour MGM

Yogyakarta dengan fokus penelitian implementasi pengelola MGM Jeep

Lava Tour Yogyakarta dengan kajian sebagai berikut:

2.3.2.1 Pengelolaan MGM Jeep Lava Tour dalam Upaya Menarik

Wisatawan

Pengelola wisata seperti MGM Jeep Lava Tour biasanya memiliki

tim manajemen yang terlibat dalam pengelolaan operasional dan

pengembangan destinasi wisata. Pengelola MGM Jeep Lava Tour telah

mengembangkan berbagai paket perjalanan dengan rute yang menarik,

mengunjungi area-area pemandangan yang menarik perhatian

wisatawan. Mereka dapat melakukan pengelolaan lintasan dengan

23
memastikan bahwa perjalanan jeep tetap berada di jalur yang telah

ditetapkan, sehingga menghindari gangguan pada ekosistem alami

sekitar. Telah menetapkan norma-norma keamanan yang ketat untuk

menjaga wisatawan dan staf mereka tetap aman selama perjalanan.

Gursoy et al. (2020) menegaskan bahwa wisatawan kini lebih

memperhatikan upaya pengelola jeep dalam menjaga keamanan dan

kesehatan. Protokol keselamatan mungkin meliputi penggunaan

peralatan pelindung, panduan tentang perilaku selama perjalanan, dan

prosedur untuk mengatasi situasi darurat. Dalam upaya untuk

berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan, pengelola

MGM Jeep Lava Tour telah mengadopsi pendekatan edukatif dengan

memberikan informasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga

lingkungan alam sekitar. Hall dan Williams (2020) mengingatkan akan

tanggung jawab manusia terhadap lingkungan. Ini bisa termasuk

kampanye kesadaran lingkungan dan upaya untuk melibatkan wisatawan

dalam upaya perlindungan alam. Penting juga untuk memahami

keterlibatan pengelola dengan komunitas lokal. Santana (2020)

menunjukkan bahwa interaksi dengan masyarakat setempat dapat

meningkatkan pengalaman wisatawan melalui pengenalan budaya lokal,

cerita-cerita unik, dan partisipasi dalam kegiatan lokal. Pengelola jeep

telah menjalin kerjasama dengan komunitas sekitar untuk saling

mendukung dan memberikan manfaat positif, seperti pelatihan,

pekerjaan, atau program sosial.

24
Pengelolaan MGM Jeep Lava Tour di era next normal melibatkan

serangkaian strategi dan tindakan yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan operasional, menarik wisatawan, dan memberikan

pengalaman wisata yang aman dan bermakna. Dalam menghadapi

tantangan dari pandemi dan perubahan preferensi wisatawan,

pengelolaan ini mungkin melibatkan: Penerapan Protokol Kesehatan

Ketat: mengintegrasikan protokol kesehatan yang ketat, termasuk

sanitasi yang ditingkatkan, pembatasan kapasitas, dan jaga jarak fisik,

untuk menjaga keselamatan wisatawan dan staf. Inovasi dalam

Pengalaman Wisata: Mengembangkan pengalaman wisata yang sesuai

dengan preferensi wisatawan era next normal. Ini mungkin mencakup

penyesuaian rute perjalanan, menawarkan pengalaman outdoor, dan

memanfaatkan teknologi untuk memberikan panduan dan informasi.

Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Bekerja sama dengan pemerintah,

organisasi lingkungan, dan komunitas lokal untuk mengembangkan

solusi bersama dalam menjaga keberlanjutan destinasi dan memberikan

manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat. Promosi Melalui

Platform Digital: Meningkatkan upaya promosi melalui platform digital

seperti media sosial, situs web, dan aplikasi tur. Ini dapat membantu

menjangkau calon wisatawan dan memberikan informasi aktual tentang

pengalaman wisata.

Lava tour menjadi salah satu ikon baru bila berkunjung di Gunung

Merapi, sehingga banyak wisatawan berkunjung dan menghabiskan

25
waktu pada kawasan gunung Merapi. Terbukti tercatat jumlah kunjungan

wisatawan pada 5 tahun terakhir.

2018 2019 2020 2021 2022

Wisman 8.292 - - 38.741 128.639

Wisnus 152.906 - - 291.945 332.802

Sumber: MGM Lava Tour, 2022

Adanya penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2019 sampai

dengan 2020 dapat diakibatkan dari berberapa factor. Salah satu faktor

penyebabnya yaitu, oleh karena pandemic covid 19, sehingga daya tarik

wisata menjadi hilang dan tidak beroperasi (tutup total). Pada tahun 2021

– 2022 terdapat peningkatan secara signifikan jumlah kunjungan

wisatawan dikarena di era next normal wisatawan sangat membutuhkan

liburan setelah pandemic. Selain itu, pengelola memberikan harga yang

fantastis sebagai pemikat wisatawan untuk datang berkunjung.

Berikut data kunjungan wisatawan berdasarkan wilayah asal

wisatawan yang tercatat di MGM Lava Tour:

2018 2019 2020 2021 2022

Jawa Barat 52.860 - - 128.599 200.429

Jawa Tengah 23.117 - - 73.771 101.119

Jawa Timur 2.187 - - 12.633 8.880

Sumatera 41.082 - - 55.901 12.141

Sulawesi 871 - - 1.099 84

Kalimantan 12.962 - - 15.093 193

26
Bali 19.827 - - 4.849 9.956

Sumber: Data MGM Lava Tour, 2022

Berdasarkan data tersebut terdapat wilayah Jawa Barat dan Jawa

Tengah yang menjadi wisatawan terbanyak untuk menggunakan jasa

operator MGM Lava Tour terlihat peningkatan yang signifikan dari tahun

ke tahun. Hal ini dikarenakan MGM Lava Tour target pasarnya terfokus

di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

MGM Lava Tour merupakan jasa operator lava tour ke 2 terbesar

di komunitas jeep Kaliurang Yogyakarta sehingga memiliki daya tarik

yang bisa di tawarkan kepada wisatawan seperti berikut ini:

a. Memiliki jeep lebih dari 100 unit sehingga selalu available tanpa

harus menunggu giliran wisatawan yang lain dan bisa menampung

group besar.

b. Lokasi yang strategis karena di area Museum Gunung Merapi

sehingga wisatawan bisa langsung mengunungi museum gunung

merapi sudah include dengan paket yang ditawarkan.

c. Fasilitas dan kelengkapan keamanan yang lengkap sehingga

wisatawan bisa lebih nyaman dan aman dalam berwisata jeep.

d. Semua driver berlisensi dan memiliki kemampuan guide

ecotourism sehinga wisatawan bisa dijelaskan secara rinci terkait

dengan erupsi merapi dan vegetasi di gunung merapi.

e. Memiliki paket golden sunrise yang ditawarkan kepada wisatawan

minat khusus bagi pecinta alam dengan jalur khusus.

27
f. Jalur track lava tour bisa custom tidak terpaku dengan paket wisata

yang ditawarkan sehingga wisatawan bisa sesuai keinginannya

tentunya dengan syarat dan ketentuan SOP MGM Lava Tour.

g. MGM Lava Tour memberikan fotographer secara gratis kepada

group sehingga tidak perlu repot membawa fotographer sendiri.

h. Memiliki fasilitas service crew bus yang lengkap dan nyaman

MGM Lava Tour Merapi memiliki berbagai penawaran paket

wisata jeep sebagai berikut:

a. Paket 1 (Rp. 400.000/jeep)

Destinasi : Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Main Air di

Kalikuning

Paket 1 memiliki estimasi perjalanan 1 jam s/d 1,5 jam.

b. Paket 2 (Rp. 450.000/jeep)

Destinasi : Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Bunker Kali Adem,

Main Air di Kalikuning

Paket 2 memiliki estimasi perjalanan 2 jam s/d 3 jam.

c. Paket 3 (Rp. 550.000/jeep)

Destinasi : Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Bunker Kali Adem,

Petilasan Mbah Maridjan, Main Air di Kalikuning

Paket 3 memiliki estimasi perjalanan 3 jam s/d 4 jam

d. Paket 4 (Rp. 650.000/jeep)

Destinasi : Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Bunker Kali Adem,

Petilasan Mbah Maridjan, Petilasan Mbah Maridjan, Main Air di

28
Kalikuning

Paket 4 memiliki estimasi perjalanan 4 jam s/d 5 jam

e. Paket Sunrise (Rp. 500.000/jeep)

Destinasi : Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Bunker Kali Adem,

Main Air di Kaliurang

Paket Sunrise memiliki estimasi 2 jam s/d 3 jam perjalanan

dilakukan mulai dari jam 05:00 pagi untuk mendapatkan golden

sunrise di Bunker Kali Adem.

Masyarakat sekitar area Kinahrejo menanggapi terkait wisata lava

tour sangat positif, karena banyak hal yang berubah terutama

perekonomian masyarakat yang akan terus meningkat. Masyarakat

sekitar are Kinahrejo sama – sama bisa melihat peluang wisata dengan

bekerjasama dengan komunitas jeep untuk membuat wisata lava tour.

Masyarakat sangat antusias dan saling bekerjasama untuk menarik

wisatawan berkunjung dan bisa memanfaatkan bencana menjadi

peluang wisata. Dengan adanya wisata lava tour masyarkat sekitar bisa

merubah perekonomiannya dengan berjualan souvenir, warung-warung,

rumah makan, dan berbagai potensi ekonomi lainnya. Melihat wisata

lava tour sangat berdampak kepada semua masyarkat di area Kinahrejo

untuk saling berbagi rezeki karena semua lini bisa dimanfaatkan untuk

menghasilkan uang dari wisatawan yang berkunjung.

Semakin banyak wisatawan yang berkunjung semakin banyak

dampak masyarkat yang akan diterima seperti halnya perubahan sosial

29
budaya yang akan berdampak secara signifikan. Perubahan sosial budaya

yang diterima oleh masyarakat sekitar Kinaherajo seperti perubahan pad

pola interaksi sosial, perubahan mata pencaharian dan system ekonomi,

system kemasyarakatan, dan organisasi-organisasi sosial.

Pemerintah Kabupaten Sleman sangat mendukung penuh adanya

wisata lava tour karena secara tidak langsung wisata lava tour

menghidupkan kembali wisata kaliurang pasca erupsi merapi pada tahun

2006 dan 2010 sehingga masyarakat bisa pulih kembali

perekonomiannya. Selain itu, pemerintah mendukung penuh terbukti

adanya kolaborasi antara pemerintah dengan komunitas jeep merapi

dengan diberikan fasilitas penunjang untuk kelancaran wisatawan seperti

toilet umum, check point jeep dimana kendaraan akan diperiksa atau

diperbaiki jika terjadi kerusakan saat melakukan aktivitas lava tour.

Pemerintah juga menjadikan komunitas jeep sebagai badan

mitigasi bencana sehingga komunitas jeep diberikan pengetahuan dan

pemahaman mengenai aktivitas dan karakter merapi sehingga bisa

menyampaikan informasi yang didapatkan kepada para wisatawan yang

berkunjung ke Merapi. Selain itu, pemerintah memberikan pelatihan

secara gratis terkait kompetensi guide, lisensi driver jeep dan pelatihan

driver menjadi teknisi sehingga jika terjadi kerusakan saat aktivitas jeep

bisa memperbaikinya. Oleh karena itu, pemerintah sangat

mendisiplinkan operator untuk menseleksi driver yang kompeten dan

sesuai kualifikasi untuk mengurangi tingkat kecelakaan di lapangan saat

30
berwisata.

2.3.2.2 Pola Pengembangan MGM Jeep Lava dalam Upaya Menarik


Wisatawan
Pola pengembangan MGM Jeep Lava Tour di era next normal

melibatkan pendekatan yang adaptif dan responsif terhadap

perubahan lingkungan operasional dan preferensi wisatawan. Ini

mencakup: Diversifikasi Pengalaman mengembangkan variasi dalam

paket perjalanan dan pengalaman wisata untuk memenuhi berbagai

preferensi wisatawan. Ini dapat mencakup tur petualangan,

pendidikan alam, atau pengalaman budaya. Investasi dalam

Keamanan dan Teknologi mengalokasikan sumber daya untuk

memastikan keamanan wisatawan melalui teknologi canggih dan

pelatihan staf. Teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan

interaksi wisatawan dengan destinasi. Penekanan pada keberlanjutan,

mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek

operasional, mulai dari manajemen limbah hingga interaksi dengan

masyarakat lokal. Ini dapat meningkatkan daya tarik destinasi di

kalangan wisatawan yang peduli lingkungan. Mendengarkan dan

Merespons Umpan Balik ini dapat mengumpulkan umpan balik dari

wisatawan dan menggunakannya sebagai dasar untuk meningkatkan

pengalaman wisata. Respons cepat terhadap masukan wisatawan

dapat membantu menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan.

Mengembangkan Kemitraan dengan pemangku kepentingan lain,

seperti hotel, restoran, atau penyedia aktivitas lainnya, untuk

31
menciptakan paket wisata yang lebih komprehensif dan menarik.

Dalam keduanya, penting untuk diakui bahwa pengelolaan dan pola

pengembangan MGM Jeep Lava Tour di era next normal akan terus

berkembang seiring berjalannya waktu dan perkembangan situasi

global serta preferensi wisatawan. (Rico, 2023). MGM memiliki

berbagai starategi pengelolaan untuk memberikan kunjungan yang

terus meningkat seperti:

a. Melengkapi standard certificate CHSE.

b. Menerapkan protokol keselamatan dan keamanan.

c. Memberikan fasilitas pelindung perjalanan seperti masker, rain coat,

helm dan safety belt yang berfungsi dengan baik.

d. Pengelola bekerjasama dengan berbagai biro perjalanan wisata dan

travel agent diseluruh pulau jawa untuk memberikan special rate.

e. Pengelola memberikan extra layanan seperti free pengambilan

dokumentasi untuk memberikan kepuasan wisatawan.

f. Pihak pengelola membuat jalur lava tour baru dengan memberikan

pengalaman yang berkesan dan lebih menantang.

g. Memberikan fasilitas pendukung seperti atm centre, pusat oleh-oleh,

warung dan toilet umum.

h. Membuat pilihan paket jeep disemua kalangan sehingga lebih

beragam dan bisa dinikmati semua orang.

i. Membuat fasilitas spot foto di tempat kunjungan yang akan

dikunjungi jalur lava tour.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengelolaan Jeep Lava Tour MGM di Era Next Normal

Pengelolaan Jeep Lava Tour MGM di era next normal menunjukkan

kebutuhan akan adaptasi dan fleksibilitas dalam menjaga operasional

yang berkelanjutan. Protokol keselamatan yang ketat dan inovasi

dalam pengalaman wisata menjadi komponen kunci. Kolaborasi

dengan pihak terkait dan penekanan pada tanggung jawab sosial dan

lingkungan juga membantu membangun citra positif dan

memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

2. Pola Pengembangan Jeep Lava Tour MGM di Era Next Normal

Pola pengembangan Jeep Lava Tour MGM di era next normal

menyoroti pentingnya diversifikasi pengalaman, investasi dalam

teknologi keamanan, dan pemberdayaan keberlanjutan. Respons

terhadap umpan balik wisatawan dan perkembangan kemitraan juga

memberikan daya tarik yang lebih kuat bagi wisatawan. Penekanan

pada keberlanjutan tidak hanya memenuhi harapan wisatawan peduli

lingkungan, tetapi juga mendukung upaya pelestarian alam dan

budaya. Secara keseluruhan, pengelolaan dan pola pengembangan

Jeep Lava Tour MGM di era next normal mendorong praktik yang

adaptif, tanggap terhadap perubahan, dan berkelanjutan. Memahami

33
dinamika ini memberikan panduan berharga bagi industri pariwisata

dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapi di masa

mendatang. Dengan mengutamakan keamanan, pengalaman,

keberlanjutan, dan respons terhadap harapan wisatawan, Jeep Lava

Tour MGM memiliki potensi untuk tetap menjadi destinasi menarik

dan berkesan dalam era yang semakin dinamis ini.

3.2 Implikasi

Implikasi atau konsekuensi yang langsung diberikan oleh studi kasus

mengenai Pola Pengembangan Pariwisata Dalam Upaya Menarik Wisatawan

Sebagai Tantangan Di Era Next Normal (Studi Kasus Pada Mgm Jeep Lava

Tour Yogyakarta) (Studi Kasus Pada MGM Jeep Lava Tour Yogyakarta)

diantaranya :

1. Penerapan Strategi Berkelanjutan dan Adaptif:

Implikasi pertama adalah pentingnya penerapan strategi pengembangan

berkelanjutan dan adaptif dalam operasional destinasi wisata. Studi kasus

ini menunjukkan bahwa pengelola MGM Jeep Lava Tour telah berhasil

mengembangkan rute petualangan yang berkelanjutan dengan

mempertimbangkan dampak lingkungan dan keterlibatan positif dengan

komunitas lokal. Ini menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan

prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengembangan produk dan layanan

pariwisata. Implikasi ini mencakup perlunya rencana manajemen

lingkungan yang kuat, keterlibatan aktif dengan masyarakat lokal, serta

34
upaya untuk mengurangi dampak negatif pada alam dan budaya

setempat.

2. Inovasi dan Relevansi untuk Masa Depan:

Implikasi kedua adalah perlunya inovasi yang berkelanjutan untuk

menjaga relevansi destinasi wisata di era next normal. Studi kasus ini

menggambarkan bagaimana pengelola MGM Jeep Lava Tour berupaya

tetap menarik bagi wisatawan dengan mengadaptasi pengalaman wisata

sesuai dengan perubahan preferensi dan harapan wisatawan. Ini

menyoroti perlunya kemampuan untuk merespon dinamika pasar dengan

inovasi dalam pengalaman, teknologi, dan layanan. Implikasi ini juga

mencakup pentingnya mendengarkan umpan balik wisatawan,

mengidentifikasi tren baru, dan menghadirkan pengalaman yang

memenuhi harapan wisatawan di era next normal.

3.3 Saran

Saran yang diberikan oleh penulis dalam studi kasus mengenai Pola

Pengembangan Pariwisata Dalam Upaya Menarik Wisatawan Sebagai

Tantangan Di Era Next Normal (Studi Kasus Pada Mgm Jeep Lava Tour

Yogyakarta) (Studi Kasus Pada MGM Jeep Lava Tour Yogyakarta) adalah :

1. Kolaborasi dengan Pihak Terkait Lainnya:

Saran pertama adalah pengelola dapat menjalin kolaborasi lebih erat

dengan pihak terkait lainnya, seperti pemerintah, organisasi lingkungan,

dan komunitas lokal. Kolaborasi ini dapat menghasilkan inisiatif bersama

35
yang lebih kuat dalam menjaga keberlanjutan destinasi, mengembangkan

infrastruktur yang sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, dan

memberikan manfaat sosial kepada komunitas sekitar. Kerjasama dengan

pihak lain juga dapat membantu pengelola untuk mendapatkan saran dan

panduan yang lebih komprehensif dalam mengembangkan strategi

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

2. Inovasi Berkelanjutan dalam Pengalaman Wisata:

Saran kedua adalah pengelola dapat terus berinovasi dalam

mengembangkan pengalaman wisata yang menarik dan sesuai dengan

preferensi wisatawan di era next normal. Ini dapat mencakup pengenalan

teknologi baru dalam perjalanan wisata, pengembangan paket perjalanan

yang fleksibel, atau penggabungan unsur-unsur edukatif dan interaktif

dalam pengalaman wisata. Dengan tetap relevan dan menawarkan

pengalaman yang unik, pengelola dapat tetap menarik minat wisatawan

dan menjaga daya tarik destinasi dalam jangka panjang.

Saran-saran di atas diharapkan dapat membantu pengelola MGM Jeep

Lava Tour Yogyakarta untuk terus berinovasi, beradaptasi, dan berkontribusi

pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan serta berdampak positif pada

masyarakat dan lingkungan sekitar.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arida, I. N. S., & Sukma, N. (2017). Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria


Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desawisata.
Jurnal Analisis Pariwisata Issn, 1410-3729.
Burkart, A.J. and Medlik, S. (1974). Tourism: Past, Present and Future,
Butterworth-Heinemann, Oxford.
Cohen, S. A. (2020). Rethinking the Sociology of Tourism in the Era of
COVID-19. International Journal of Tourism Research, 22(4), 341-
348.
Damanik, Janianton & weber, Helmut F, (2006), Perencanaan Ekowisata :
Dari teori ke Aplikasi, Yogaykarta, Penerbit Andi.
Fahlevi, R. (2018). Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dalam Meningkatkan
Jumlah Pengunjung Hutan Mangrove Bsd Kota Bontang.
Ejournal.Ilkom.Fisip-Unmul.Ac.Id, 6(1), 2502–2597.
Garrod, B., & Fyall, A. (2019). Managing Geotourism and Adventure
Tourism. Routledge.
Gössling, S., Scott, D., & Hall, C. M. (2020). Tourism and water:
Interactions, impacts, and challenges. Channel View Publications.
Gretzel, U., Sigala, M., & Xiang, Z. (2020). COVID-19 and the Changing
Landscape of Travel and Tourism: Research Perspectives and Agenda.
Journal of Business Research, 117, 312-321.
Gursoy, D., Chi, C. G., & Lu, L. (2020). Antecedents and Outcomes of
Tourists' Emotional Solidarity and Unity During the COVID-19
Pandemic. Journal of Business Research, 117, 312-321.
Hakim, L., & Susanto, D. (2022). Travel Pattern Wisata Religi Di Jepara.
Jurnal Sains Terapan, 8(2). doi.org/10.32487/jst.v8i2.1688.
Hall, C. M., & Williams, A. M. (2020). Tourism and Pandemics: Past,
Present and Future. Routledge.
Hall, C. M., Prayag, G., & Amore, A. (2020). Tourism and resilience:
Individual, organisational and destination perspectives. Current Issues
in Tourism, 1-18.
Hari Putri, E. D. (2016). Pengembangan Desa Wisata Sidoakur Dalam Upaya
Pemberdayaan Masyarakat Sidokarto Godean, Sleman. Media Wisata,
14(2), 503–512.
Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana

37
Indonesia
Kuncoro, Mudrajad. (2006). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif. Jakarta: Erlangga
Maulana Pratama, A., Sudana, I., & Wijaya, N. (2020). Analisis Pola
Perjalanan Dan Aktivitas Wisatawan Milenial Mancanegara Ke Desa
Pecatu, Badung. Jurnal IPTA, 8(1), 1.
https://doi.org/10.24843/ipta.2020.v08.i01.p01.
Miller, DeMond Shondell & Rivera, Jason David, (2006), Guidinng
Principles: Rebuilding Trust in Goverment and Public Policy in
Aftermath of Hurricane Katrina, Journal of Public Management and
Social Policy, Vol 12 No. 1 : 37-47
Miller, DeMond Shondell, (2008), Disaster Tourism and Disaster Landscape
Attractions After Hurricane Katrina, International Journal of Culture,
Tourism and Hospitality Research, Vol. 2 No. 2: 115-131.
Muktaf, Z. M. (2017). Wisata Bencana: Sebuah Studi Kasus Lava Tour
Gunung Merapi. Jurnal Pariwisata, 4(2), 84-93.
Pendit, Nyoman S. 1990. Wisata Konvensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Pitana, I Gede & Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT
Gramedia PustakaUtama
Prayag, G., Hosany, S., Muskat, B., & Del Chiappa, G. (2021). Tourists'
responses to the COVID-19 pandemic: A study of destination image,
emotions and intentions. Journal of Travel Research,
00472875211028055.
Santana, G. G. (2020). Jeep Safari Tourism in Brazil: Understanding the
Tourist Experience. Journal of Outdoor Recreation and Tourism, 31,
100291.
Sharpley, R (2006), Ecotourism: A Consumption Perspective, Journal of
Ecotourism, vol. 1 No. 2: 7- 22.
Siregar, D. S., Murtopo, A., & Sari, D. P. (2022). Penyusunan Pola
Perjalanan Wisata (Trave Pattern) Di Lampung Bersadarkan Profil
dan Preferensi Wisatawan. Warta Pariwisata, 20(1), 1–6.
https://doi.org/10.5614/wpar.2022.20.1.01
Sneader, K., & Singhal, S. (2021). The Next Normal Arrives: Trends that Will
Define 2021--and Beyond. New York, NY, USA: McKinsey.
Sugiyono. (2003). Metode penelitian administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

38
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Tuohino, A., & Konu, H. (2014). Local stakeholders’ views about destination
management: Who are leading tourism development?,Tourism Review
of AIEST – International Association of Scientific Experts in
Tourism, 69(3), 202-215. doi:http://dx.doi.org/10.1108/TR-06-2013-
0033
Tussyadiah, I. P., & Pesonen, J. (2016). Impacts of Peer-to-Peer
Accommodation Use on Travel Patterns. Journal of Travel Research,
55(8), 1022–1040. https://doi.org/10.1177/0047287515608505
World Tourism Organization (2007). A practical guide to tourism destination
management. Madrid. Spain: World Tourism Organization.

Dokumen
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan

Artikel
https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Persiapan-Sektor-Pariwisata-
Indonesia-di-Era-Next-Normal-2021

39
DAFTAR LAMPIRAN

Fasilitas Kantin MGM Lava Tour

Kantor Pelayanan maupun

Pemesanan Jeep MGM Lava Tour


Paket MGM Lava Tour MGM

Jeep MGM Lava Tour Spot Air Kalikuning

40
Batu Alien
Informan I Bapak Eko Cahyono

selaku Ketua Pengelola MGM Lava

Tour

Mini Museum Sisa Hartaku

Informan II Bapak Rico selaku

Wisatawan MGM Lava Tour

41

Anda mungkin juga menyukai