Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erna Sulistyowati

NIM : 0103522030

Berilah contoh Kurikulum yang ada dengan prinsip 4 asas Kurikulum!

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu sebagaimana termaktub dalam Ketentuan Umum UU No. 20
Tahun 2003. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 35 ayat (2) dan Pasal 36 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003.
Kurikulum disusun sesuai dengan Jenjang Pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan takwa, nilai Pancasila, peningkatan
akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat Peserta Didik, keragaman potensi daerah
dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global; dan persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan.
Secara umum, kurikulum pendidikan memiliki asas-asas yang menjadi landasan dasar dalam
pelaksanaanya dalam dunia pendidikan. setidaknya ada empat asas penting dalam kurikulum pendidikan
antara lain : Asas Filosofis, Asas Psikologis, Asas Organisatoris, Asas Sosiologis.

1.Asas Fisiologis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah rumusan yang didapatkan dari hasil
berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan
mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum
dalam bentuk pelaksanaan di sekolah. Asas ini termuat dalam prinsip Kurikulum Merdeka, menekankan
pada Pendidikan karakter yang sesuai dengan dasar negara yang disebut profil pelajar Pancasila.

2. Psikologi Belajar
Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat
dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah
pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah
keterampilan. Soal yang penting ialah: bagaimana anak itu belajar? Kalau kita tahu betul
bagaimana proses belajar berlangsung, dalam keadaan yang bagaimana belajar itu
memberikan hasil sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan
dengan cara seefektif-efektifnya. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar
peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta
didik
3. Asas Sosiologis

Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari


sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Pendidikan adalah
proses sosialisai melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam kontes
inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai
dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia. kurikulum
Merdeka mendukung pemulihan pembelajaran adalah pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan
soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila; fokus pada materi esensial sehingga ada waktu
cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi; dan
fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan
peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal

3. Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Suatu aktivitas dalam mencapai tujuan
pendidikan formal perlu suatu bentuk pola yang jelas tentang bahan yang akan disajikan atau
yang akan diproses kepada peserta didik. pola atau bentuk bahan yang akan disajikan inilah
yang dimaksud organisasi kurikulum. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal
agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
belajar dan minat peserta didik

Anda mungkin juga menyukai