SKRIPSI
Oleh :
RYAN SAPUTRA
NIM. 18.11.019781
i
LEMBARAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
RYAN SAPUTRA
NIM. 18.11.019781
Komisi Pembimbing,
Nama.................
NIDN.................
Dekan,
Nama.................
NIM.................
ii
IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI
Oleh :
RYAN SAPUTRA
NIM. 18.11.019781
Komisi Pembimbing,
Nama.................
Nama Nama
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa
sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang dikutip dalam naskah ini dan disebutkan sumbur kutipan serta daftar
pustakanya.
Apabila ternyata dalam naskah Skripsi ini di kemudian hari dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur plagiasi, saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (Sarjana(=) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Mahasiswa
Materai 6000
RYAN SAPUTRA
NIM. 18.11.019781
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
RIWAYAT HIDUP
Nama Ryan saputra lahir pada tanggal 23 Oktober 1999 di Pulang pisau Kecematan
Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, anak ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Albert dan ibu Sayun.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SDN 5 Pulang Pisau
pada tahun 2012, kemudian menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama
di SMPN 1 Kahayan Hilir pada tahun 2015 dan menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah
Menengah Atas Negeri di SMAN 2 Pulang Pisau pada tahun 2018.
Pada tahun 2018, penulis melanjutkan ke jenjang strata satu (S1) di Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu
Administrasi Negara.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulisan Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang dihasilkan atas dukungan, didikan
dan bantuan dari berbagai pihak dalam rangkaian studi program Sarjana pada Ilmu
Administrasi Negara, dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UM
Palangka Raya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam kesempatan ini penulis haturkan
terima kasih dan semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, memberikan ganjaran yang
setimpal kepada:
vii
Sebagai makhluk sosial yang lemah penulis tiada artinya tanpa bantuan orang lain, oleh
karenanya sekali lagi penulis haturkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas dengan
limpahan Rahmat dan HidayahNya bagi kita semua. Aamiin.
...............
viii
RINGKASAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
ix
SUMMARY
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi
Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau” dapat di selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu
Semoga penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, untuk menambah
..............................................
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebaliknya apabila moril kerja atau semangat kerjamereka
rendah, maka mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-
kebiasaan yang tidak baik. Bahkan mungkin juga mereka tidak
bersikap sopan terhadap pimpinan. Pada umumnya mereka itu
menyetujui saja perintah- perintah, tetapi dengan perasaan yang
kurang senang.
Dengan demikian disiplin yang baik mencerminkan besarnya
rasa tanggung jawab seseorang terhadaptugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Dengan disiplin kerja pegawai yang tinggi, akan
mampumencapai efektivitas kerja yang maksimal, baik itu disiplin
waktu, tata tertib atau peraturan yangtelah ditetapkan oleh organisasi.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan
danpenyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik
di perusahaan/instansi dimana dengan tata tertib yang baik, maka
semangat kerja, moril kerja, efisiensi dan efektifitas kerja pegawai
akan meningkat.
Tujuan dikeluarkannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004
Tentang sistem pemerintahan daerah, adalah upaya pemerintah
membentuk Otonomi daerah dalam rangka memproleh pelayanan,
kesejahtraan masyarakat (social walfare) yang semakin baik,
pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan (justice),
pemerataan (equality), dan pemeliharaan hubungan yang serasi
dengan pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah yang merupakan
bagian utama dari tujuan Nasional dalam rangka keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia Sedarmayanti (2003).
Oleh karena itu, dalam konteks pelayanan publik, pemerintah
daerah tidak hanya semata-mata bisa melayani masyarakat, akan
tetapi pemerintah daerah mampu membuat pelayanan yang
disertaikemampuan, kreatifitas dan kedisiplinan dalam bekerja serta
kapasitas pengetahuan yang bisa diandalkan sehingga,
terselenggara birokrasi yang bersih, jujur, terbuka, partisipatif,
akuntabilitas, efisiensi danefektivitas.
112
Hal ini akan menjadi prinsip-prinsip dasar untuk penting
dimiliki oleh para Aparatur Negara Khususnya Pegawai Negri Sipil
(PNS), dalam melayani masyarakat agar terbentuk terciptanya
masyarakat yang kondusif, bebas dari penendasan dan ketimpangan.
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
tercipta dan bentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
dan ketertiban. Dalam hal ini sikap dan perilaku yang demikian
tercipta melalui proses binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman
dari keteladaan dari lingkunganya. Kedisiplinan merupakan suatu
sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafan mematuhi
terhadap perintah atau larangan yang ada pada suatu hal karena
mengerti betul tentang pentingnya perintah dan larangan tersebut.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas kiranya jelas
bahwa kedisiplinan yaitu ketaatan terhadap aturan-aturan yang telah
menjadi konsekuensi seseorang, tanpa pemaksaan namun kepatuhan
dan kesadaran dari diri masing-masing individu, yang di dasari oleh
nilai-nilai moral dan hukum.
Perilaku tidak disiplin yang timbul merupakan cerminan dari
persepsi negatif pegawai terhadap kontrol yang dilakukan oleh
perilaku pimpinan. Sebaliknya perilaku disiplin seorang karyawan
yang timbul merupakan cerminan dari persepsi positif terhadap
kontrol atasan atau pimpinan.
Disiplin merupakan suatu proses yang negatif, yaitu suatu
yang memaksa tingkah laku karyawannya yang bermasalah. Sikap
seperti ini dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua
orang yang terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai
sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah
menjadi suatu yang menguntungkan semua pihak dan untuk
mengubah perilaku serta bukan untuk menghukum karyawan yang
bermasalah.
123
Kenyataannya sebagian karyawan perilakunya sesuai dengan
harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup
diterima, namun ada pula beberapa karyawan yang sering
menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya itu.
Dalam lingkungan yang semakin kompetitif manajemen
perusahaan harus didukung untuk meningkatkan kinerjanya dengan
cara menyempurnakan sistem pengukuran kinerja tradisional karena
dalam sistem pengukuran tradisional yang menekankan pada
ukuran keuangan.
Menurut Amstrong dan Baron dalam wibowo (2007) kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
memberikan kontribusi pada ekonomi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah dengan
menciptakan disiplin kerja yang baik dengan pemberian motivasi
yang tepat. Olehnya dibutuhkan sumber daya manusia yang
terampil dan proaktif untuk mendukung faktor tersebut.
13
4
Dinas Pertanian adalah Merupakan kantor Dinas Pertanian
daerah Kabupaten Pulang Pisau, provinsi Kalimantan Tengah. Dinas
Pertanian ini berfungsi untuk menyelenggarakan urusan kewenangan
dan tugas pembantuan bidang pertanian daerah Kabupaten Pulang
Pisau, Kalimantan Tengah.
Selain itu, Dinas pertanian juga memiliki beberapa tugas dan
fungsi lain seperti penyuluhan pertanian, merumuskan kebijakan
pertanian, memutus kebijakan bidang pangan, administrasi
ketatausahaan pertanian, pembinaan teknis pada pihak-pihak bidang
pertanian, memastikan ketersedian pupuk pertanian, hingga
penyaluran bantuan alat dan mesin pendukung pertanian. Selain itu,
dinas pertanian juga adalah penjamis kesejahteraan petani melalui
program memastikan memberikan asuransi usaha tani padi. Oleh
karenanya, terkait dengan fungsi dan tugasnya, dinas pertanian
memiliki wewenang untuk mengeluarkan surat izin pertanian, izin alih
fungsi, izin usaha pertanian, pembukaan lahan dan izin lainnya
terkait pertanian.
Berdasarkan observasi awal pada Dinas Pertanian Kabupaten
Pulang Pisau ditemukan berberapa masalah yang berhubungan
dengan disipiln kerja, masalah tersebut yakni masih kurangnya
kesadaran beberapa Tenaga Kerja Harian Lepas (Honorer) tentang
pentingnya disiplin kerja pegawai, ini di buktikan dengan adanya
pegawai honorer yang datang terlambat masuk kantor. Hal ini dilihat
dari Absen daftar hadir karyawan Tenaga Kerja Harian Lepas
(Honorer) Dinas Pertanian. Selain itu masih ada pegawai negeri sipil
yang datang hanya mengisi absen saja dan kembali pulang setelah
itu, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan
diantaranya melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan berakibat pada
gagalnya pencapaian tujuan instansi.
Kinerja Pegawai dan Tenaga Kerja Harian Lepas pada kantor
Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau yakni sudah cukup baik
tetapi masih perlu ditingkatkan lagi pelaksanaan tugas dan
kompetensi kerja dari para
5
Pegawai. Kenyataan yang ada bahwa diantara para Pegawai
dan Honorer masih ada para pegawai yang sering menunggu
perintah dalam menjalankan tugas, Hal tersebut di atas tentunya
sangat merugikan pegawai itu sendiri dan instansi yang
bersangkutan. Semua itu karena kurangnya perhatian pegawai
terhadap tugas yang diberikan serta tanggung jawabnya sebagai
aparatur negara, sehingga pekerjaan yang harus di selesaikan hari
ini tidak bisa terselesaikan dan selalu di tunda-tunda.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan suatu
pengetahuan bahwa adanya kedisiplinan Pegawai dapat
menciptakan suatu kinerja pegawai yang baik di dunia
Perkantoran.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan,
masukan dan referensi bagi pihak instansi dalam meningkatkan
disiplin kerja Pegawai pada Kantor Dinas Pertanian Kabupaten
Pulang Pisau.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Pengertian lain dari disiplin, yaitu prosedur yang mengkoreksi
atau menghukum karena melanggar peraturan atau prosedur.
Simamora (2004).
Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk
mentaati peraturan organisasi dan norma sosial. Oleh karena itu
disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai tujuan, maka
pembinaan disiplin merupakan bagian dari manajemen yang sangat
penting. Manajemen apa saja dalam pelaksanaannya memerlukan
disiplin segenapanggota organisasi. Disiplin dikatakan juga sebagai
sarana untuk melatih dan mendidik orang- orang terhadap peraturan-
peraturan agar ada kepatuhan dan supaya dapat berjalan dengan
tertip dan teratur dalam organisasi. Disiplin juga dikatakan sebagai
alat berkomunikasi dengan para karyawan agar karyawan mau
berbuat seperti apa yang dianjurkan oleh atasan dan sesuai dengan
peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menegakkan suatu kedisiplinan penting bagi perusahaan,
sebab kedisiplinan berisikan peraturan-peraturan yang harus ditaati
kary awan. Dengan kedisiplinan diharapkan dapat membuat
pekerjaan seefisien mungkin. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi
maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja
akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Sedangkan bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang
menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Dengan demikian, karyawan dapat melaksanakan tugasnya
dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan
pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi.
Pembagian disiplin ada 2 jenis Moekizat (2002) yaitu:
9
1. Self imposed discipline yaitu disiplin yang dipaksanakn diri sendiri.
Disiplin yang berasal dari diri sesorang yang ada pada hakikatnya
merupakan suatu tanggapan spontan terhadap pimpinan yang cakap
dan merupakan semacam dorongan pada dirinya sendiri artinya suatu
keinginan dan kemauan untuk mengerjakan apa yang sesuai dengan
keinginan kelompok.
10
Sutrisno (2009), Kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat
ditegakkan bilamana sebagian besar peraturan- peraturannya
ditaati para anggota organisasi tersebut. Ada beberapa prilaku yang
mudah menimbulkan persoalan atau pelanggaran peraturandisiplin
antara lain yaitu: Gondokusumo (1998).
11
yang turun karena kemalasan, penundaan pekerjaan,dan lain
sebagainya. Apabila terjadi penurunan prodiktivitas kerja bearti
merupakan indikasi didalam organisasi terjadi penurunan
disiplin kerja.
12
2. Disiplin Korektif (Corektive Discipline), yaitu berusaha
membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak
tepat.
3. Perpektif hak-hak individu (Individual Rights Prespektif), yaitu
berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-
tindakan disipliner.
13
2. Teladan Pemimpin
Teladan pemimpin sangat berperan dalam menentukan
disiplin kerja karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya. Dan keteladanan pimpinan yang
baik maka disiplin kerja karyawan akan ikut baik.
3. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi
disiplin kerja karyawan karena balas jasa akan memberikan
kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya
maka disiplin akan terlaksana. Balas jasa berperan penting
dalam menciptakan disiplin kerja karyawan. Keadilan akan ikut
mendorong terwujudnya disiplin kerja karyawan, karena sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan ingin
diperlakukan sama.
4. Waskat
Wasket (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata
yang paling efektif dalam mewujudkan disiplin kerja. Secara
efektif merangsang disiplin dan moral kerja karyawan, karena
karyawan dapat perhatian, bimbingan, petunjuk dan pengarahan
dari atasannya langsung. Dengan waskat ini pimpinan akan
dapat mengetahui secara langsung kedisiplinan karyawan
sehingga pimpinan dapat menilai kondisi setiap karyawan.
Selain mengawasi disiplin kerja karyawan, waskat juga mencari
sistem kerja yang efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi
dan karyawan.
14
5. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi disiplin kerja karyawan. Pimpinan harus berani
dan bertindak tegas untuk menghukum setiap karyawan yang
indisipliner sesuai dengan sanksi.
7. Hubungan kemanusiaan
Menciptakan hubungan yang baik dan harmonis sesama
karyawan baik hubungan keatas maupun kepada bawahannya
yang terdiri dari direct single relationship, direct group
relationship dan cross relationship akan ikut menciptakan
disiplinkerja karyawan yang baik. Dengan menciptakan human
relationship yang serasi akan terwujudnya lingkungan kerja
yang nyaman.
15
2.2 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN
KERJA PEGAWAI
Hasibuan (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
karyawan adalah sebagai berikut:
5. Pengawasan.
Pengawasan adalah tindakan yang paling efektif
untuk mewujudkan kedisiplinan kerja karyawan tersebut.
16
2.2.1 TUJUAN DAN KEMAMPUAN
a. Pengertian Tujuan
17
tersebut dan memberikan kontribusi dengan cara tertentu
pada prestasi mereka.
Proses integrasi tujuan tidak hanya tentang mengalirnya
tujuan ke bawah, tetapi juga mengalir ke atas yang
menunjukkan partisipasi dalam penetuan tujuan dan peluang
bagi individu untuk memberi kontribusi dalam
memformulasikan tujuannya sendiri, tim, fungsi, dan terutama
tujuan organisasi.
b. Pengertian Kemampuan
Kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi
menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak
lahir atau merupakan hasil latihan atau peraktek dan
digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan
melalui tindakannya.
2.2.2 KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama
sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang
peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat
dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.
Kepemimpinan tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan
mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh pimpinan mereka.
18
Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain. Keberhasilan seseorang pemimpin tergantung kepada
kemampuan untuk mempengaruhi. Dengan kata lain kepemimpinan
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain, melalui komunikasi yang langsung maupun tidak
langsung dengan maksud menggerakkan orang-orang tersebut agar
dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pemimpin itu. Anoraga (2003) Kepemimpinan
adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama
dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang Danim (2004).
B. Teori kepemimpinan
Dalam Mulyadi dan Rivai (2009) dikemukakan beberapa teori
kepemimpinan, yaitu:
1. Teori Sifat,
Teori ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi
sifat-sifat yang tampak dari pemimpin. Asumsi dasar dari teori ini
adalah keberhasilan pemimpin disebabkan karena sifat atau
karakteristik, dan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki
seorang pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang dirasa layak
untuk memimpin. Adapun sifat atau karakteristik, dan
kemampuan yang luar biasa yang dimiliki seorang pemimpin,
antara lain:
2. Kepribadian.
Seorang pemimpin memiliki kepribadian yang menonjol yang
dapat dilihat dan dirasakan bawahannya, seperti:
a. Memiliki sifat percaya diri, dan rasa ingin tau yang besar.
b. Memiliki daya ingat yang kuat.
c. Sederhana, dan dapat berkomunikasi dengan baik kepada
semua pihak.
d. Mau mendengarkan masukan (ide), dan kritikan dari
bawahan.
e. Peka terhadap perubahan globalisasi, baik itu perubahan
lingkungan, teknologi, dan prosedur kerja.
19
f. Mampu beadaptasi dengan perubahan-perubahan
yangtimbul.
g. Berani dan tegas dalam melaksanakan tugas pokoknya, dan
dalam mengambil sikap, serta mengambil keputusan bagi
kepentingan organisasi dan pegawainya.
3. Karakteristik fisik.
Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi pemimpin dengan
melihat karakteristik fisiknya, yaitu: usia, tinggi badan, berat
badan, dan penampilan.
4. Teori perilaku,
Dalam teori ini perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang bisa
dipelajari. Jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan
yang akan meraih keefektifan dalam memimpin. Teori ini
memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku
kepemimpinan, yaitu: fungsi kepemimpinan, dan gaya
kepemimpinan.
5. Teori situasional
Merupakan suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang
menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya
kepemimpinan tertentu. Pendekatan ataupun teori ini
mensyaratkan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostik
dalam perilaku manusia.
2.2.3. KOMPENSASI
20
bagi karyawan dan berasal dari pekerjaan mereka Gary Desler (2007).
Kompensasi merupakan kontra prestasi terhadap penggunaan
tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi
merupakan jumlah paket yang ditawarkan oleh organisasi kepada pekerja
sebagai imbalan atas penggunaan tenaga kerjanya. Wibowo (2008).
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian
kompensasi merupakan salah satu pelaksana fungsi MSDM yang
berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaanindividual
sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.
Proses kompensasi merupakan suatu jaringan yang kompel
dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi
pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai
tingkat prestasi kerja yang diinginkan.
Bagi manajemen, kompensasi karyawan mungkin merupakan
masalah yang membingungkan dan sulit. Walaupun pengupahan harus
mempunyai dasar yang logis dan dapat dipertahankan, hal ini banyak
menyangkut faktor-faktor emosional dan sudut pandang karyawan.
21
A. Jenis-Jenis Kompensasi
Kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan atas
hasil kerja yang dilakukan dengan melihat prestasi kerja itu sendiri.
Prestasi kerja yang dilakukan dapat dinilai dan diukur melalui suatu
penilaian yang telah ditentukan secara objektif. Dalam hal ini
kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kompensasi yang bersipat langsung (direct compensation).
kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan
yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap
semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
para karyawan. Contohnya, berupa fasilitas-fasilitas, seperti:
asuransi, tunjangan, uang pensiun, dan lain-lain. Rivai (2009)
b). Upah
22
c). Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang
dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi
standar yang ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari
upah langsung di luar upah dan gaji yang merupakan
kompensasi tetap, yang bisa disebut kompensasi yang
berdasrkan kinerja.
23
5. Stabilitas karyawan
Dengan program upah dan gaji atas prinsip-prinsip
adil dan layak serta eksternal konsistensi yang komperatif
maka stabilitas karyawan akan lebih terjamin karena
trunover relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian upah dan gaji yang cukup
besar maka disiplin karyawan akan semakin baik. Mereka
akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
7. Pengaruh serikat buruh
Dengan program upah dan gaji yang baik maka
pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan
akan konsentrasi padapekerjaannya.
8. Pengaruh asosiasi usaha sejenis/kadin
Dengan program upah dan gaji atas prinsip adil
dan layak serta ekternal konsistensi yang kompetitif maka
stabilitas karyawan lebih terjamin karena trunover relatif
kecil dan perpindahan keperusahaan sejenis dapat
dihindarkan.
9. Pengaruh pemerintah
Jika program upah dan gaji sesuai dengan undang-
undang peburuhan yang berlaku (seperti batas upah
minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
24
yang diberikan secara layak dan adil terhadap para
karyawan sesuai dengan kontralisasi mereka atas jasa yang
diberikan untuk menunjukan aktivitas organisasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kompensasi dapat membawa perilaku seseorang, ini juga
dapat memberikan dampak bagi prestasi kerja yang akan
ia berikan kepada perusahaan. Sebab jika seseorang
karyawan merasa kebutuhannya telah dapat terpenuhi
dengan penghasilannya.
Maka ia berusaha untuk meningkatkan kinerjanya
sebagai kewajibannya kepada perusahaan. Tujuan
manajemen kompensasi adalah untuk membantu
perusahaan mencapai tujuan keberhasilan perusahaan dan
menjamin terjadinya keadialan internal dan eksternal.
Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan
dikompensasi secara adil dengan membandingakan
pekerjaan yang sama dipasar kerja. Misalnya, untuk
mempertahankan para karywan dan menjamin keadialan,
analisis upah dan gaji merekomendasikan pembayaran
jumlah yang sama utuk pekerjaan-pekerjaan yang sama.
Akan tetapi, perekrut pekerja mungkin akan menawarkan
upah yang tidak biasa, yaitu upah yang tinggi untuk menarik
calon pekerja yang kualified.
25
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang
umumnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu: Rivai (2009)
1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis:
a. Penundaan kenaikan gaji
b. Penurunan gaji
c. Penundaan kenaikan pangkat
3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis:
a. Penurunan pangkat (demosi)
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian (skorsing)
d. Pemecatan
Perusahaan jangan sampai membiarkan suatu pelanggaran yang
diketahui tanpa suatu tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut
terjadi berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas. Karena dengan kejadian
tersebut yaitu dengan membiarkan pelanggaran tanpa tindakan tegas
sesuai dengan ancaman maka bagi karyawan tersebut akan
menganggap ancaman itu hanya omong kosong belaka. Artinya mereka
akan berani melanggar lagi, karena tidak ada tindakan yang tegas.
Keadaan ini semakin parah apabila pelanggaran tersebut
diketahui oleh teman-temannya dan mereka semua mengetahui bahwa
pimpinan tahu pelanggaran ini tetapi membiarkannya.
Keadaan ini seakan-akan pengumuman dari pimpinan, bahwa
peraturan yang merupakan ancaman hukuman untuk suatu pelanggaran
telah dicabut.
Bila demikian mungkin yang melakukan pelanggaran bukan satu
orang saja melainkan semakin banyak dan hal ini tidak boleh dibiarkan
oleh perusahaan begitu saja karena akan mengganggu kegiatan
opearsi perusahaan. Sanksi hukum dalam disiplin kerja atau yang lebih
dikenal dengan istilah hukuman disiplin (hu’kdis) adalah hukuman yang
dijatuhkan kepada pegawai atau karyawan yang jelas-jelas melanggar
26
peraturan disiplin. Saydam (2000)
2.2.5 PENGAWASAN
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organiasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang
sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Siagian (2004)
Seorang pengawas sudah menjadi tugasnya untuk dapat
mengusahakan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
dan melakukan kegiatan, pemeriksaan, pencocokan, serta pengendalian
berbagai tindakan sejenis dengan hal tersebut. Jadi pengawasan
tersebut bukan semata-mata untuk mencari dan menemukan kesalahan,
namun yang lebih penting lagi adalah tindakan korektif dan
pemecahannya.
1. Tindakan Pengawasan
Tindakan pengawasan pada dasarnaya dapat
digolongkan kedalam bentuk berikut : Manulang (1997)
a. Pengawasan dari dalam
c. Pengawasan preventif
Yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum rencana dilaksanakan,
tujuanya untuk mencegah terjadinya kesalahan atau kekeliruan
dalam pengawasan terhadap penyusunan perencanaan.
27
d. Pengawasan represif
Yaitu pengawasan terhadap hasil yang dicapai guna menjamin
mutu atau kualitas kerja serta pencapaian target yang
dilaksanakan.
e. Proses Pengawasan
Proses pengawasan terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Menetapkan alat pengukur atau standar, berupa:
a. Standar fisik, yang termasuk kuantitas, kualitas, dan waktu
b. Standar biaya, termasuk biaya- biaya penghasilan dan
investasi.
2. Mengadakan penelitian (evaluasi) dengan cara:
a. Dengan laporan tertulis
b. Langsung mengunjungi bawahan untuk menanyakan hasil
pekerjaan atau bawahan dipanggil untuk memberikan laporan
lisan.
28
Ony Noviantari (2018) melakukan penelitian yang berjudul disiplin
pegawai dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di kantor camat
siantar kabupaten simalungun. Dari hasil penelitian menunjukan masih
belum baik hal ini diketahui dari hasil penelitian dilihat dari indikator yang
meliputi ketepatan waktu, kesetiaan atau patuh pada peraturan yang ada,
penggunaan perlengkapan atau peralatan kantor, kehadiran, masih
banyak pegawai yang terlambat datang, bangun kesiangan, mengurus
urusan keluarga sebelum bekerja, masih ada pegawai yang masih belum
memahami sepenuhnya mengenai tugas dan fungsi mereka, mengenai
absensi masih banyak pegawai yang melakukan kecurangan, seperti
menandatangani Kembali absensi yang diisi, karena tidak datang bekerja.
Muhammad Darwis (2008) melakukan penelitian yang berjudul
analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kedisiplinan karyawan PT.
Riau GraimdoPekanbaru. Dari analisa diperoleh temuan bahwa faktor
kompensasi, pengawasan dan lingkungan kerja secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan kerja karyawan di PT. Riau
Graimdo Pekanbaru.
Ilmi Elviani (2006) melakukan penelitian yang berjudul analisis
faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT.
Janshan Perdana Utama Cabang Pekanbaru. Dari hasil analisa yang
telah, maka terbukti bahwavariable motivasi, variable pengembangan
karyawan, variable kepemimpinan, variable kesejahteraan dan variable
sanksi hukum secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
disiplin kerja karyawan PT. Janshan PerdanaUtama Cabang Pekanbaru.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
30
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok- Pokok Kepegawaian, jabatan struktural dan fungsional
termasuk pada jabatan karier. Kedua jabatan ini yang hanya dapat
diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang
ditentukan.
31
3.4 Jenis dan Sumber Data
A. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang diperoleh berupa keterangan atau informasi secara tertulis,
yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau.
B. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah data Primer, yaitu data yang diperoleh
dengan mengadakan pengamatan serta wawancara langsung
dengan Pimpinan dan para pegawai yang ada relevansinya
dengan objek penulisan, serta diperoleh dari responder dengan
cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
32
pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada
pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan
akan berkembang pada saat melakukan wawancara.
Peneliti mendapatkan informasi langsung dengan teknik
wawancara dari pimpinan, sekretaris, kasubbag umum
kepegawaian dan kasubbag keuagan.
b. Observasi
Menurut Sugiyono (2015) observasi merupakan
kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek.
Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-
partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah observasi non-partisipan. Dalam melakukan
observasi, peneliti memilih hal- hal yang diamati dan
mencatat hal- hal yang berkaitan dengan penelitian.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pada proses efektifitas kedisiplinan kerja pegawai negeri
sipil dan tenaga kerja harian lepas. Dalam penelitian ini
untuk mengetahui seberapa disiplin kinerja pegawai dan
tenaga kerja harian lepas saat didalam kantor atau
ruangan kantor dengan mengamati kinerja pegawai.
c. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015) adalah
suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelah.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
absensi Pegawai, dan profil Dinas Pertanian.
33
D. Analisis Kualitatif
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Barru terdiri dari kedudukan, tugas dan fungsi kepegawaian dari Dinas
35
Meningkatkan Produksi Ternak Dalam raangka mendukung swasembada
daging dan swasembada berkelanjutan.
Membangun sistem agribisnis yang berorientasi pasar melalui
penumbuhan agrobisnis perdesaan.
Adapun keterkaitan visi dan misi daerah kabupaten barru bisa dilihat pada
Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau sesuai dengan visi dan
misi adalah Terwujudnya Masyarakat Pulang Pisau yang Damai, Maju, Berkeadilan
36
2. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau dengan
peraturan bupati nomor 51 tahun 2016 tentang susunan organisasi,
kedudukan, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas pendidikan kabupaten
barru, dinas pendidikan kabupaten barru terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
c. Sekretariat
1). JFT Analisis Kebijakan
2). Plt. Sub. Bagian Keuangan
3). Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
d. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
e. Bidang Tanaman Pangan
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
f. Bidang Hortikultura
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
g. Bidang Perkebunan
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
h. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
i. Bidang Penyuluh Pertanian.
1). JFT (Jabatan Fungsional Tertentu)
37
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Pokok-pokok Kepegawaian, pengangkatan dalam jabatan di lingkungan
birokrasi pemerintah dibagi menjadi dua jenis jabatan, yaitu jabatan struktural dan
jabatan fungsional. Kedua jabatan tersebut merupakan jabatan karier yang hanya
dapat diduduki PNS atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
setelah memenuhi syarat yang ditentukan.
38
A. Jenis – jenis jabatan fungsional.
Pengelompokan rumpun jabatan fungsional dibedakan menjadi dua macam
yakni jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu/khusus. Berikut di
bawah ini penjelasannya.
39
a).Memiliki metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yang
didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis
tertentu dengan sertifikasi;
b). Mempunyai etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi;
c). Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan:
40
KEPALA DINAS
Ir. SLAMET UNTUNG RIYANTO
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19630510 199303 1 011
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL YUDADY, S.Hut
NIP. 19711008 200501 1 007
PONIMAN, S.PKP
SUB KOORDINATOR DAN
NIP. 19631025 198709 1 002 SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN
KELOMPOK JABATAN
DAN ASET KEPEGAWAIAN
FUNGSIONAL
NURINDAH, SP, MM TRIHASANTO, A.Md SRI MURLIANI, A.Md
NIP. 19761001 201101 1 008 NIP. 19810624 200801 1 014 NIP. 19670604 200604 2 007
BIDANG PENYULUHAN
BIDANG PRASARANA DAN BIDANG TANAMAN PERTANIAN
BIDANG HORTIKULTURA BIDANG PERKEBUNAN BIDANG PETERNAKAN
SARANA PERTANIAN PANGAN
WIWIK
GODFRIDSON, SP, MM HARSON, S.Hut IRENHAD, S.Pi, MM TATA ALI SUMITRA, S.Hut IBRAHIM, S.Pt, MM
SETYONINGSIH,SP,MM
NIP. 19680217 199703 1 006 NIP. 19690418 200003 1 004 NIP. 19740523 200604 1 006 NIP. 19760717 199503 1 OO2 NIP. 19720817 200501 1 019 NIP. 19790710 200501 2 015
SUB KOORDINATOR
SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN DAN KELOMPOK
KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
UPT
Berdasarkan peraturan Bupati Barru nomor 51 tahun 2016 tentang
barru dipimpin oleh seorang kepala dinas Yng dibantu oleh beberapa
bidang.
B. HASIL PENELITIAN
…….
43
DAFTAR PUSTAKA
Alex Nitisemito. 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya
Manusia). Kudus: Ghalia Indonesia.
A.W Widjaja. (1986). Individu, Keluarga Dan Masyarakat. Jakarta:Akademika
Persindo.
Anoraga, P. Drs., 1992, Psikologi Kerja, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 14. Jakarta :
Salemba Empat.
Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Manullang, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Moleong, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya.
Moekijat, 2002, Dasar-dasar Motivasi, Pionis Jaya, Jakarta.
44
Moekijat (1989), Manajemen Kepegawaian, Bandung: Mandar Maju.
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, LN. 2010 No.
74, TLN No. 5135, LL SETNEG : 65 HLM.
Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutrisno Edy. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.
Simamora, henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
UGM.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Undang-undang (UU) tentang Pemerintahan Daerah, LN. 2004/ No. 125, TLN
NO.4437, LL SETNEG : 115 HLM.
Undang-undang (UU) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, LN. 1999/ No. 169, TLN NO. 3890, LL
SETNEG : 11 HLM.
Wibowo , 2007. Manajemen Kinerja Edisis ketiga .Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Hal.7.
https://www.pengadaan.web.id/2019/08/jabatan-
fungsional.html
45