Anda di halaman 1dari 2

CATATAN DARI YANG MENINGGALKAN

PADA HARI KE-73, SETELAH KITA TAK LAGI BERSAMA

Dari sekian banyaknya perpisahan yang ku alami, hanya perpisahan kitalah yang tak pernah ingin
kumengerti dengan begitu jelas. Tak mau kuingat bagian mana saja yang menyokong runtuhnya
bangunan rasa percaya yang semula kumiliki padamu. Yang kuingat hanya kumpulan senyummu yang
masih tergambar begitu jelas menemani setiap perjalanan indah kita.

Mungkin ini tak adil bagimu. Mengingat, kesempatan yang pernah ada pada hari-hari kemarin, dimana
masing-masing dari kita selalu sepakat untuk tetap bersama. Namun kini, justru aku yang pergi tanpa
mempedulikan apapun lagi.

Hari ini, hari ke-73 sejak kita tak lagi bersama.

Hari ke-73 terberat dalam hidupku. Kamu seperti ingatan yang terus melekat dalam benakku. Hari ke-73
yang kujalani bersama luka-luka yang tak kunjung kuberi rasa iba. Sebab, keputusanku sudah sangat
bulat untuk mengakhiri semua ini sebelum semuanya semakin porak-poranda.

Aku memang masih dapat melihatmu, aku masih sering menjumpai bola mata yang dulu pernah kutatap
begitu lekat saat kita tengah membicarakan sesuatu. Sesak rasanya melihat kedua mata itu terlihat
redup dan aku tak mampu untuk berbuat apa-apa. Ada yang mati dari sana, atau mungkin memang
telah mati sejak lama. Hatiku semakin sakit, aku takut tak ada yang betul-betul menemani malam penuh
lukamu setelah aku pergi. Aku takut, mereka tak dapat obati luka hatimu sebagaimana mestinya.

Sempat terbesit dalam pikiranku, apakah aku sama jahatnya dengan mereka yang menjadi alasan
hancurnya hubungan kita. Kupikir aku sama jahatnya dengan mereka, atau bahkan aku jauh lebih jahat
dari itu. Sebab, aku memilih pergi disaat aku tahu, tak satupun dari mereka yang mencintaimu selembut-
lembutnya juga merawatmu dengan sepenuh jiwa.

Anda mungkin juga menyukai