Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimana Cara Bapak Memberikan Nilai Pengetahuan pada siswa?

dan Nilai Pengetahuan Yang


Bapak berikan nika Melalui Tes Apa?

Sebagai seorang Guru Bahasa Bali, saya menerapkan metode penilaian dengan menggunakan tes
tulis untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Jenis tes tulis yang saya
gunakan meliputi ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Tes tulis ini memiliki fungsi utama sebagai alat evaluasi yang membantu saya menilai sejauh mana
siswa memahami konsep-konsep dalam bahasa Bali, khususnya pada materi Pidarta di kelas X.2.

Contoh penerapan tes tulis pada materi Pidarta di kelas X.2 adalah setelah saya memberikan
penjelasan mendalam mengenai materi tersebut. Untuk mengukur pemahaman siswa, saya
mengadakan ulangan harian dengan patokan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 75.
Hasil ulangan harian ini menjadi indikator seberapa baik siswa telah menguasai materi Pidarta.

Jika nilai siswa berada di bawah KKM, hal ini mengindikasikan bahwa siswa perlu mendapatkan
bimbingan tambahan. Oleh karena itu, saya memberikan penjelasan kembali terhadap materi
atau melaksanakan sesi remedial untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami konsep-
konsep yang diajarkan. Dengan demikian, pendekatan ini membantu menciptakan pemahaman
yang lebih mendalam dan memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai tingkat kemampuan
yang diharapkan.

2. Bagaimana Cara bapak memberikan Nilai Keterampilan pada siswa?, dan bapak memberikan
melalui Tes Apa?

Sebagai seorang Guru Bahasa Bali, saya mengimplementasikan metode penilaian keterampilan
siswa melalui Penugasan Proyek dan Praktek atau Presentasi. Penugasan Proyek ini mencakup
pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR) kepada siswa, sementara Praktek atau Presentasi
melibatkan penampilan langsung di depan kelas sesuai dengan materi yang telah diajarkan.
Pendekatan ini dirancang untuk mendorong siswa dalam Menerapkan Teori ke Dalam Praktik,
Mengembangkan Keterampilan Praktis, serta Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi.

Contoh penerapan metode ini dapat ditemukan pada materi pidarta di kelas X.2. Saya
memberikan tugas atau PR kepada siswa untuk membuat teks pidarta dengan Tema Sumpah
Pemuda. Setelah siswa menyelesaikan tugas, mereka diminta untuk mempresentasikan hasil
karya mereka di depan kelas. Melalui proses ini, saya dapat menilai keterampilan siswa dalam
menerapkan teori yang telah dipelajari ke dalam pidarta praktis, serta melihat sejauh mana
kreativitas dan inovasi yang mereka terapkan.

Dalam memberikan nilai, saya merujuk pada standar nilai KKM keterampilan sebesar 75. Siswa
yang mampu menampilkan pidarta dengan sangat baik akan mendapatkan nilai di atas 80.
Sementara itu, bagi siswa yang belum mencapai standar KKM, nilai yang diberikan akan
mencerminkan tingkat pencapaian mereka, dan bila perlu, akan diberikan kesempatan untuk
perbaikan melalui bimbingan tambahan atau penugasan remedial. Dengan pendekatan ini, saya
bertujuan untuk memberikan penilaian yang komprehensif dan memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada setiap siswa.

3. Bagaimana Psosedur/ Tata Cara Bapak memberikan Nilai Sikap/ psikomotor Pada siswa dan
melalui Tes Apa?

Sebagai seorang Guru Bahasa Bali, pendekatan yang saya gunakan untuk memberikan nilai
sikap/psikomotor pada siswa melibatkan pengamatan langsung atau observasi. Observasi ini
dilakukan selama situasi atau kegiatan tertentu, mencakup pemantauan terhadap keterampilan
praktis, respons terhadap instruksi, dan keterlibatan dalam aktivitas tertentu.

Sebagai contoh, ketika saya mengajar di kelas X.2, saya melakukan observasi yang dimulai dari
absensi siswa, sikap mereka terhadap guru, teman sekelas, dan masyarakat sekolah. Dalam hal ini,
saya mengamati perilaku siswa secara menyeluruh untuk menilai sikap dan keterlibatan mereka
dalam lingkungan pembelajaran.

Jika terdapat sikap kurang positif, seperti membolos atau melawan guru, saya berusaha
memberikan peringatan terlebih dahulu. Jika perilaku tersebut masih berlanjut, langkah
selanjutnya adalah melaporkan masalah tersebut kepada bimbingan konseling (BK) untuk
tindakan lebih lanjut.

Dalam memberikan nilai sikap, saya menggunakan kriteria yang terbagi menjadi tiga tingkatan:
kurang, baik, dan sangat baik. Siswa yang mendemonstrasikan perilaku kurang positif akan
mendapatkan nilai sikap kurang, sementara mereka yang menunjukkan sikap yang memadai akan
mendapatkan nilai baik. Siswa dengan sikap yang sangat baik, seperti kedisiplinan dalam absensi,
akan mendapatkan penilaian sangat baik.

Tujuan dari pendekatan ini bukan hanya memberikan penilaian, tetapi juga memberikan umpan
balik yang dapat membantu siswa memahami dampak sikap mereka terhadap lingkungan belajar
dan pengembangan diri secara keseluruhan. Dengan demikian, penilaian sikap juga menjadi
bagian integral dalam membentuk karakter dan perilaku positif siswa.

Anda mungkin juga menyukai