Anda di halaman 1dari 7

REHABILITASI MEDIK KETERBATASAN AKS

DAN RISIKO JATUH

Oleh:
dr. Lanny Indriastuti, Sp.KFR(K)

KSM REHABILITASI MEDIK


RSUP DR. KARIADI SEMARANG
2022
REHABILITASI MEDIK KETERBATASAN AKS DAN RISIKO JATUH

I. Deskripsi Singkat
Peningkatan jumlah penduduk lansia akibat semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan menimbulkan konsekuensi yang kompleks.
Berdasarkan UU no 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, penduduk lansia
didefinisikan sebagai mereka yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 79 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, geriatri adalah pasien lanjut usia
dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, social,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan Multidisiplin yang berkerja secara Interdisiplin.
Pada tahun 2020, terdapat 727 juta orang yang berusia 65 tahun atau lebih (UN,
2020). Populasi lansia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi
sekitar 10,7 persen pada tahun 2020. Pada tahun 2021, terdapat 8 provinsi yang telah
memasuki struktus penduduk tua, di antaranya adalah Provinsi Jawa Tengah (14,17
persen).
Hampir 3 dari 10 (29,52 persen) rumah tangga di Indonesia dihuni oleh lansia. Hal
ini menjadi penting karena hampir 50 persen lansia bertanggung jawab atas kebutuhan
sehari – hari rumah tangga. Hal ini didukung dengan terpenuhinya kesejahteraan lansia
yang dicerminkan melalui kondisi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial.
Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan menyebabkan penurunan kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia turut
menyebabkan peningkatan risiko jatuh pada lansia. Kondisi ini nantinya akan
mempengaruhi kemampuan fungsional lansia khususnya dalam melakukan aktivitas sehari
– hari.
Pelayanan geriatric yang komprehensif meliputi pelayanan rehabilitasi medik dapat
membantu upaya preventif, promotive, dan rehabilitative pada lansia. Penilaian
kemampuan fungsional lansia dengan menggunakan Indeks Barthel maupun Instrumental
Activities of Daily Living (IADL) Lawton penting dilakukan untuk mengevaluasi kondisi
lansia. Penilaian risiko jatuh juga perlu dilakukan untuk menentukan latihan dan
modifikasi yang dapat diberikan kepada lansia.

2
II. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan mengenai penilaian
fungsional pada pasien lanjut usia.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Mengenal dan memahami penilaian status fungsional menggunakan Indeks Barthel
2. Mengenal dan memahami penilaian status fungsional menggunakan Instrumental
Activity of Daily Living (IADL) Lawson
3. Mengenal dan memahami penilaian risiko jatuh pada pasien lanjut usia
4. Mampu mengedukasi latihan home program kepada pasien lanjut usia

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


A. Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang akan disampaikan adalah penilaian status fungsional pada pasien
lanjut usia.
B. Sub Pokok Bahasan
1. Dasar Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
2. Penilaian status fungsional dengan Indeks Barthel
3. Penilaian status fungsional dengan Instrumental Activity of Daily Living (IADL)
Lawson
4. Penilaian risiko jatuh pada pasien lanjut usia
5. Home program untuk pasien lanjut usia

IV. Bahan Belajar


Bahan belajar yang diperlukan adalah penilaian status fungsional pasien lanjut usia.

V. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran


NO WAKTU PROSES PEMBELAJARAN METODE MEDIA
Kegiatan Pengampu Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam Ceramah, LCD,
1. Salam 2. Mendengarkan Diskusi/ Laptop,
2. Penjelasan mata ajar 3. Memperhatikan Tanya Materi
4. Bertanya Jawab Ajar
2 35 menit Menjelaskan 1. Menganalisis Ceramah, LCD,
2. Menjawab Diskusi/ Laptop,
3. Mencatat

3
1. Dasar pengkajian 4. Bertanya Tanya Materi
paripurna pasien Jawab Ajar
geriatric (P3G)
2. Penilaian status
fungsional dengan
Indeks Barthel
3. Penilaian status
fungsional dengan
Instrumental Activity of
Daily Living
4. Penilaian risiko jatuh
pada pasien lanjut usia
3 5 menit 1. Penutup 1. Memperhatikan Ceramah, LCD,
2. Menyampaikan 2. Menjawab Diskusi/ Laptop,
kesimpulan Tanya Materi
3. Menjawab pertanyaan Jawab Ajar

VI. Uraian Materi


Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) adalah suatu proses diagnostic
interdisiplin, untuk menentukan masalah dan kapabilitas medis, kemampuan fungsional,
psikososial, dan lingkungan bagi pasien lanjut usia. Pengkajian ini bertujuan untuk
merencanakan penanganan yang komprehensif serta tindak lanjut jangka panjang.
Status fungsional menunjukkan derajat kemandirian lanjut usia yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. Penilaian ini dapat menggunakan instrument
penelitian seperti
A. Indeks Barthel
Kuesioner ini digunakan untuk menilai tingkat kemandirian dalam aktivitas kehidupan
sehari – hari (AKS) dan untuk melihat kemajuan pasien penyakit kronis sebelum dan
setelah terapi, serta untuk menentukan seberapa besar bantuan perawatan yang
dibutuhkan pasien.

4
B. Instrumental Activity of Daily Living (IADL) Lawton
Pemeriksa menanyakan 8 kegiatan sehari – hari yang tercantum di kuesioner dengan
tulisan di bold dan melingkari skor angka sesuai jawaban yang disampaikan pasien.
Penjumlahkan skor hasil akhir pemeriksaan diintepretasikan sebagai berikut:
0 : dikerjakan oleh orang lain
1 : perlu bantuan sepanjang waktu
2 : perlu bantuan sesekali
3-8 : independent/mandiri

5
C. Penilaian Risiko Jatuh pasien lanjut usia
Jatuh merupakan suatu kondisi perpindahan tubuh ke bawah, ke tanah atau benda
lain, secara tiba – tiba, tidak terkendali, tidak disengaja. Berdasarkan data yang ada,
kejadian jatuh pada lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang disebabkan
oleh factor lingkungan dan penyakit yang diderita.
Penilaian risiko jatuh dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner Penilaian
Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia. Tenaga medis perlu mengidentifikasi gejala / kriteria
seperti yang tercantum dalam kuesioner. Penilaian sesuai dengan skala yang tercantum.
Jika tidak, maka pasien mendapat nilai 0. Seluruh skor dijumlah dan diklasifikasikan
tingkat risikonya menjadi
- Risiko rendah bila skor 1-3 → intervensi risiko rendah
- Risiko tinggi bila skor ≥ 4 → intervensi risiko tinggi

6
Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus diberikan program pencegahan jatuh berupa:
1. Identifikasi dengan pemberian gelang/pita kuning risiko jatuh saat berada di
fasilitas kesehatan umum
2. Edukasi pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarga
3. Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus dirujuk ke dokter terlatih tentang geriatric
untuk tatalaksana lebih lanjut
4. Tatalaksana yang dapat diberikan adalah: mengatasi factor risiko yang ditemukan
(pusing, gangguan penglihatan, kekuatan otot)

Referensi
1. Badan Pusat Statistik. 2021. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2021
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
3. Kementerian Kesehatan RI. 2017. JUKNIS INSTRUMEN Pengkajian Paripurna Pasien
Geriatri (P3G).

Anda mungkin juga menyukai