A. Catur Widya
B. Sad Kerti
Panca upaya sandhi termuat dalam lontar “Siwa budha Gama Tattwa”
juga menjelaskan tentang lima langkah dalam memecahkan masalah. Lima
langkah ini merupakan lima usaha yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Rincian lima langkah tersebut antara lain :
1. Maya
Kata “Maya” dalam bahasa Sansekerta artinya bayangan atau sesuatu yang
ilusi. Dalam hubungannya dengan panca upaya sandhi maya berarti
sesuatu yang berlimpah, masih kabur, belum jelas permasalahannya.
Dalam memecahkan memecahkan masalah pertama-tama buatlah segala
sesuatu menajdi jelas. Kumpulan data dan keterangan-keterangan yang
berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.Tidak mungkin suatu pekerjaan
dapat dimulai kalau persoalannya belum jelas, apalagi untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
2. Upeksa
Kata upeksa terjadi dari kata upa dan iksa. Upa artinya sekeliling, Iksa
artinya melihat-lihat. Upeksa berarti melihat sekeliling atau mencermati
sekelilingnya. Dalam hubungan ini upeksa berarti mengadakan analisis
yang mendalam tentang data-data yang telah terkumpul. Analisis
diarahkan untuk mendukung proses berikutnya dalam pemecahan masalah
itu.
3. Indra Jala
Indra jala maksudnya adalah merumuskan beberapa alternative yang
memungkinkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Rumusan
4. Wikrama
Wikrama artinya langkah atau gerakan. Setelah mempertimbangkan
berbagai alternative dalam tahapan Indrajala, maka pada tahapan Wikrama
adalah mengambil keptutsan untuk memilih salah satu alternative yang
dirumuskan sebelumnya. Setelah danya pengambilan keputusan untuk
menulih salah satu dari alternative yang dirumuskan sebelumnya. Setelah
adanya pengambilan keputusan yang memilih salah satu alternative maka
tahapan berikutnya adalah melakukan langkah atau tindakan. Tahap inilah
yang disebut sebagai wikrama.
5. Lokika/ Logika
Logika artinya berdasarkan akal pikiran. Dalam tahapan wikrama atau
pelaksanaan tentunya akan berhadapan langsung dengan tantangan-
tantangan yang timbul. Dalam pelaksanaan sesuatu tugas yang telah
diperhitungkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional harus dijadikan
landasan. Tidak dibenarkan melakukan wikrama dengan pertimbangan
yang di dorong oleh gejala nafsu semata dan tergesa-gesa.