Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Kegunaan ....................................................................................... 2
1.5 Luaran ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
2.1 Stres ............................................................................................... 2
2.2 Kecemasan ..................................................................................... 3
2.3 Galvanic Skin Response (GSR) Sensor ......................................... 3
2.4 Electromyography (EMG) Sensor ................................................. 3
2.5 Pulse Sensor .................................................................................. 3
2.6 Heart Rate Sensor .......................................................................... 3
2.7 Keunggulan GAS MAS dari alat yang hampir mirip sebelumnya 4
2.7.1 Kekuarangan pada alat sebelumnya ..................................... 4
2.7.2 Kelebihan yang di tawarkan pada GAS MAS pada peneliti
alat sebelumnya .................................................................... 4
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN............................................................... 4
3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4
3.2 Metode Pengembangan Alat .......................................................... 4
3.2.1 Sistem Kerja Alat ................................................................. 4
3.2.2 Perancangan Prototype......................................................... 6
3.2.3 Realisasi Pembuatan Prototype ............................................ 6
3.2.4 Pengujian Prototype ............................................................. 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................. 7
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 7
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8
LAMPIRAN ................................................................................................. 10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing .................. 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................. 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksanaan dan Pembagian Tugas . 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .......................................... 19
Lampiran 5. Gambaran Gas Mas yang Diharapkan ..................................... 20

i
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang tidak dapat dianggap
remeh. Masalah kesehatan mental tidak hanya dapat menggangu kesehatan fisik
tetapi juga dapat memengaruhi kinerja dan produktifitas seseorang. Stres dan cemas
merupakan masalah umum yang seringkali dianggap sepele, padahal stres dan
cemas apabila sudah berlebihan atau yang dapat disebut sebagai gangguan dapat
membahaya kesehatan fisik bahkan kehidupannya.
Stres dan faktor-faktor lainnya juga yang dapat memicu kecemasan.
Gangguan kecemasan berkembang dari berbagai faktor yang kompleks seperti
genetika, neurokimia, kepribadian dan peristiwa hidup. Keterkaitan dengan
gangguan mental lainnya seperti gangguan stres, gangguan tidur, fobia dan depresi
juga dapat menjadi penguat rasa cemas. Kecemasan bisa menghampiri hidup siapa
saja. Faktanya, bersdasarkan data dari Global Health Data Exchange, kecemasan
(anxiety disorder) merupakan gangguan kejiwaan yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. (Sari, Oktarlina and Septa, 2017)
Upaya masyarakat dalam pencegahan gangguan kesehatan mental dapat
dikatakan masih cukup rendah. Minimnya pendidikan, pengetahuan, dan stereotipe
semakin membuat kesehatan mental menjadi pokok yang kian terabaikan(Sidi &
Midin, 2015). Menurut World Health Organization (WHO), satu dari empat orang
di dunia terjangkit gangguan mental dalam beberapa waktu di dalam hidup mereka.
WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang saat ini menderita gangguan
mental, dan hampir 1 juta orang melakukan bunuh diri tiap tahun . Di Indonesia,
berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi
gangguan mental emosional pada penduduk berumur 15 tahun ke atas sebesar 9,8%
atau sekitar 25 juta orang. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan pada data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, yang hanya
sebesar sebesar 6% atas atau sekitar 14 juta orang untuk prevalensi gangguan
mental emosional pada penduduk berumur 15 tahun ke atas.
Dari pemaparan di atas, maka permasalahan ini perlu untuk segera disikapi.
Yang menjadi permasalahan saat ini adalah pemanfaatan teknologi yang masih
kurang tepat untuk mengatasi stres dan kecemasan secara tiba-tiba. Tanda-tanda
fisik dari gangguan stres dan cemas dapat dideteksi dengan bantuan berbagai
sensor. Pendeteksian ini dapat berguna sebagai Anti bagi penderitanya. Oleh karena
itu perlu alat untuk mengatasi semua masalah tersebut. Dengan memanfaatkan ide
kesederhanaan dan efektivitas, digagaslah sebuah produk inovatif yaitu gelang anti
stres dan cemas yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi. Gelang dipilih karena
meruapakn salah satu aksesoris yang umum digunakan oleh banyak orang serta
dapat digunakan kapanpun. Sehingga, gelang anti stres dan cemas ini mampu
memberikan kemudahan bagi banyak orang untuk melakukan pendeteksian dini
atas stres dan cemas dimanapun dan kapanpun tanpa perlu merasa susah mencari
seorang psikolog. Kemudahan penggunaan ini diharapkan kedepannya dapat
2

mengurangi persentase jumlah penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia.


Aplikasi ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia karena
didasarkan oleh beberapa hal.
Gelang Anti Stres dan Cemas (Gas Mas) adalah alat yang dapat digunakan
untuk melakukan deteksi dini terhadap stres dan cemas serta diharapkan juga
mampu mengukur tingkat stress dan kecemasan. Produk ini memiliki sensor
galvanic dan emg dalam bentuk gelang tangan yang dipadukan dengan aplikasi
untuk penunjang alat Gas Mas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat sebuah alat yang dapat berfungsi sebagai usaha
preventif terhadap stres dan cemas dengan melakukan pendeteksian dini yang real
time.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan PKM KC ini adalah:
1. Memberikan deteksi dini terhadap gejala stres dan cemas serta informasi
mengenai cara pencegahan terhadap stres dan cemas agar tidak berlanjut.
2. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan mental
3. Mengurangi angka gangguan kesehatan mental di Indonesia
1.4 Kegunaan
Hasil karya cipta berupa aplikasi ini memiliki beberapa kegunaan, antara
lain:
1. Memberikan deteksi dini sebagai usaha prevensi terhadap gangguan stres
dan cemas
2. Pengguna dapat lebih memahami akan pentingnya kesehatan mental
secara umum
3. Pengguna dapat mengenal kondisi diri mereka ketika mereka dalam
kondisi normal, stres, atau cemas
4. Pendeteksian awal sebelum terkena gangguan stress dan cemas dengan
analisis detak jantung
1.5 Luaran
1. Laporan kemajuan.
2. Laporan akhir.
3. Membuat prototipe berupa alat yang mampu mendeteksi stres dan cemas.
4. Akun media sosial berupa akun Instagram (@gasss_masss) yang nantinya
akan diisi dengan konten penjelasan tentang pembuatan alat, pengujian alat,
dan hasil akhir alat yang siap digunakan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
Stres dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan sifatnya, yaitu eustres
(stres positif) dan distres (stres negatif). Eustres dapat mengarahkan seseorang
untuk bertindak ke arah yang positif, sedangkan distres dapat mengarahkan
3

seseorang ke arah yang negatif. Secara umum stres berimpilasi pada fisik dan
psikologis seseorang. Stres yang melebihi batasan normal dan berlangsung secara
terus-menerus dapat menyebabkan penurunan pada self esteem serta self efficiacy
yang pada akhirnya akan dapat meyebabkan kelelahan emosional, fisik, dan mental
yang berakibat pada penurunan produktivitas seseorang (Baron, 1990).
2.2 Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa bahwa suatu
hal yang buruk akan mucul dengan adanya perasaan tegang, takut, dan juga ditandai
dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Kecemasan dapat berfungsi sebagai motivasi
yang dapat meningkatkan produktivitas apabila masih berada dalam batasan
normal, namun kecemasan dapat juga menggangu sistem kerja fisik serta psikis
apabila terjadi secara terus (Mu’arifah, 2005).
2.3 Galvanic Skin Response (GSR) Sensor
GSR Sensor (Galvanic Skin Response), merupakan sensor yang digunakan
untuk mengukur konduktansi listrik pada kulit. Emosi yang kuat dapat
menyebabkan rangsangan pada sistem saraf simpatik sehingga kelenjar keringat
menghasilkan lebih banyak keringat. Grove - GSR mampu menunjukkan emosi
yang kuat tersebut dengan menempelkan dua elektroda ke dua jari di satu tangan /
pergelangan tangan. Sensor ini merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk
membuat proyek yang berhubungan dengan emosi, seperti monitor kecemasan
seseorang, dalam sensor pengukur emosi.(Bakti and Wardati, 2019)
2.4 Electromyography (EMG) Sensor
Sensor EMG adalah sensor yang dapat digunakan untuk memeriksa dan
merekam aktivitas sinyal otot dengan memanfaatkan aktivitas elektrik saat otot
dalam kondisi kontrasi dan relaksasi. Saat otot berkontraksi secara berlebihan, hasil
dari analisis sensor EMG akan dikirimkan dalam bentuk data digital ke LCD yang
akan memberikan informasi mengenai tingkat pengukuran kelelahan otot (Firdhan
Tri Abyanto, 2018). Kelehan otot dapat dipengaruhi oleh stres serta dapat juga
sebagai akibat dari kecemasan yang berlebihan.
2.5 Pulse Sensor
Sensor pulse dapat bekerja dengan cara diletakkan dipermukaan kulit.
Ketika jantung memompa darah melalui tubuh, dari setiap denyut yang terjadi,
timbul gelombang pulsa (jenis seperti gelombang kejut) yang bergerak di sepanjang
arteri dan menjalar ke jaringan kapiler di mana sensor pulsa terpasang. Sensor pulsa
dirancang untuk mengukur inter beat interval (IBI). IBI adalah selang waktu pada
denyut jantung dalam mili detik dengan waktu momen sesaat dari jantung berdetak
(Hendi, 2018).
2.6 Heart Rate Sensor
Heart rate Sensor terdiri dari rangkaian pemancar yang disebut transmitter
dan rangkaian penerima yang disebut receiver. Rangkaian transmitter terdiri dari
resistor sebagai pembatas arus dan LED infrared, sedangkan rangkaian receiver
terdiri dari resistor sebagai pembatas arus dan photodiode. Yang kemudian
4

diteruskna ke rangkaian penguat dan mikrokontroler untuk di olah lebih lanjut, yang
kemudian dikuatkan dan menggunakan band pass filter untuk mendapatkan sinyal
denyut jantung per menitnya. Yang kemudian dikirimkan ke rangkaian ADC untuk
diubah menjadi data digital dan diolah dalam mikrokontroler. Setelah itu
ditampilkan pada layar LCD dan dikirimkan secara paralel ke PC.(Wijaksono,
2011)
2.7 Keunggulan GAS MAS dari alat yang hampir mirip sebelumnya
2.7.1 Kekuarangan pada alat sebelumnya
a) Masih ada aplikasi pihak ke 3 ( handphone /Matlab)
b) Harus terhubung dengan internet
c) Alat berdiameter lebih besar dan berat
d) Belum ada touchscreen
2.7.2 Kelebihan yang di tawarkan pada GAS MAS pada peneliti alat
sebelumnya
a) Tanpa bantuan pihak ke 3. Alat langsung memeberikan informasi pada
panel layar
b) Tidak harus terhubung ke internet
c) GAS MAS lebih berbentuk compact dan mudah untuk di bawa ke
manapun
d) Desain kekinian
e) Layer sudah menggunakan panel Amoled bukan lagi IPS
f) Bateri lebih besar
g) Pengisian daya baterai cepat
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur. Studi literatur
dilakukan dengan mengacu pada spesifikasi alat yang dirancang dan dasar teori
pendukung yang diperlukan guna merealisasikan alat studi literatur yang diakukan
meliputi studi mengenai teori dasar cara perancangan (pendeteksi Stres).
3.2 Metode Pengembangan Alat
3.2.1 Sistem Kerja Alat
Sistem kerja alat ditunjukkan pada Gambar 3.1
5

Gambar 3. 1 Flowchart Kerja


6

1. Menyalakan gelang
2. Setelah gelang dinyalakan tap pada layar gelang untuk mulai
3. Untuk mulai, pengguna perlu menekan tombol guna menghubungkan
yang tertera pada layar gelang.
4. Selanjutnya secara otomatis akan merespon pemberitahuan pada
pengguna apabila pengguna mengalami peningkatan detak jantung dan
jumlah keringat secara berlebih serta mengalami kekakuan otot.
5. Layar pada gelang akan memberikan kumpulan pemberitahuan mengenai
seberapa seringnya pengguna mengalami gangguan stress dan
kecemasan.
3.2.2 Perancangan Prototype
Perancangan prototype atat pendekteksi stres meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Penentuan spesifikasi alat.
2. Perancangan perangkat keras masing-masing bagian yang meliputi
perencanaan dan pembuatan rangkaian dari masing-masing blok.
3. Menggabungkan beberapa bagian menjadi keseluruhan sistem yang
direncanakan.
4. Mengujicoba rangkaian dan sensor sebelum dipasang pada Gelang
pendekteksi stres
3.2.3 Realisasi Pembuatan Prototype
Pembuatan prototype gelang pendektesi stres sebagai berikut :
1. Pembuatan mekanik sistem berdasarkan pada perancangan.
2. Pembuatan perangkat keras sistem dengan menggunakan komponen
elektronika yang telah direncanakan.
3. Pembuatan perangkat rangkaian sesuai gambar rangkaian yang sudah
direncanakan.
3.2.4 Pengujian Prototype
Pengujian yang dilakukan meliputi :
1. Pengujian sensor dilakukan dengan cara mengecek rangkaian yang telah
dibuat, kemudian jika sudah selesai maka disambungkan dengan gelang
pendeteksi stres
2. Pengujian Rangkaian gelang pendeteksi stress dilakukan dengan cara
menghidupkan rangkaian kemudian menguji perubahan dan hasil setelah
memakai gelang tersebut
7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Biaya
1 Peralatan Penunjang Belmawa Rp 4.480.000
Perguruan tinggi Rp 1.000.000
Instansi lain -
2 Bahan habis pakai Belmawa Rp 25.000
Perguruan tinggi Rp 20.000
Instansi lain -
3 Perjalanan Belmawa Rp 500.000
Perguruan tinggi Rp 250.000
Instansi lain -
4 Lain-lain Belmawa Rp 2.500.000
Perguruan tinggi Rp 500.0000
Instansi lain -
Belmawa Rp 7.505.000
Total Perguruan tinggi Rp 1.770.000
Instansi lain -

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4. 2 Penjadwalan Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4 5

Persiapan dan rapat


1  Nur Azizah Maghfiroh
strategi pelaksanaan

2 Studi pustaka  Ika Yuliana Putri

3 Pembuatan desain alat  Fadhil Ramadhan

Pembelian alat dan


4  Ika Yuliana Putri
bahan

Perangkaian pembuatan
5   Fadhil Ramadhan
alat

6 Uji coba awal alat  Herdiyanto

7 Revisi alat  Herdiyanto


8

8 Evaluasi awal dan


 Nur Azizah Maghfiroh
penyempurnaan

9 Evaluasi akhir  Ella Heriyawati

10 Pembuatan laporan  Ella Heriyawati

DAFTAR PUSTAKA
Bakti, W. T., & Wardati, N. K. (2019). Alat Deteksi Tingkat Stres Manusia
Berbasis Android Berdasarkan Suhu Tubuh, Heart Rate dan Galvanic
Skin Response (GSR). Jurnal Teknik Elektro Dan Komputasi (ELKOM),
1(2), 93–98. https://doi.org/10.32528/elkom.v1i2.3089

Baron, R.A. & Greenberg, J. 1990. Behaviour in Organization: Understanding


and Managing The Human Side at Work. 3ed. Allyn & Bacon. New
York.
Besral, W. W. (Februari 2015). Determinan Stres pada Pegawai Kementerian
KesehatanIndonesia. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol. 9, No. 3, 222-228.
Carole Wade, C. T. (2016). Psikologi Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Firdhan Tri Abyanto, F. S. (2018). Deteksi Kejenuhan Seluruh Otot Manusia
Menggunakan Sensor EMG Berbasis Mikrokontroler Arduino UNO.
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) .
Hendi, d. (2018). Sistem Perekam Detak Jantung Berbasis Pulse Heart Rate
Sensor pada Jari Tangan. ELKOMIKA Vol. 6 No. 3, 344-356.
Himpunan Psikologi Indonesia. (2019). Sekilas HIMPSI. URL :
https://himpsi.or.id/organisasi/sekilas-himpsi. Diakses pada Januari
2023.
Ikatan Psikolog Klinis Indonesia. (2018). Statistik Waktu Nyata Data
Keanggotaan IPK. URL : https://ipkindonesia.or.id/informasi-ipk-
indonesia/2018/11/statistik-waktu-nyata-data-keanggotaan-ipk-
indonesia/. Diakses pada Januari 2023.
Kementerian KesehatanBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
(2018).Powerpoint Prensentation Hasil Riskesdas 2018. URL:
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/
files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf. Diakses pada Januari 2023.
Mental Health Atlas-2014 country profiles. (2014). Mental Health Atlas-2011
country profiles . URL :
https://www.who.int/mental_health/evidence/atlas/profiles/en/.
Diakses pada Januari 2023.
9

Mitte, K. (2008). Memory Bias for Thratening Information in Anxiety and


Anxiety Disorder: A meta-analitical Review. Psychological Bulletin,
886-911.
Mu’arifah, A. (2005 ). Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Humanitas :
Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 , 102 - 111.
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Stress dan Dehidrasi Berbasis Internet of
Things2022Technologia”76-82
Sari, A. N., Oktarlina, R. Z., & Septa, T. (2017). Masalah Kesehatan Jiwa Pada
Mahasiswa Kedokteran. Jurnal Medula, 7(4), 82–87.

Tirto.Id. (2014). Defisit Psikiater dan Psikolog, Sebarannya Terpusat di Jawa.


URL : https://tirto.id/defisit-psikiater-dan-psikolog-sebarannya-terpusat-
di-jawa-dpk2. Diakses pada Januari 2023.
Wijaksono, Y. (2011). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Stress Portable
Menggunakan Sensor Gsr Dan Detak Jantung. EEPIS Final Project.
http://repo.eepis-its.edu/id/eprint/1328

World Health Organization. (2001). Mental disorders affect one in four


people.URL:https://www.who.int/whr/2001/media_centre/press_release/
en/. Diakses pada Januari 2023.
10

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
11
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Jenis
No Volume Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Pengeluaran

1 Belanja Bahan (maks.60%)

Puse Sensor 2 buah Rp 250.000 Rp 500.000


2 buah Rp 650.000 Rp
Sensor EMG 1.300.000
Sensor 2 buah Rp. 600.000 Rp
Galvanic 1.200.000
Gunting 2 buah Rp 20.000 Rp 40.000
Arduino W5100 2 buah Rp. 600.000 Rp
Ethernet modul 1.200.000
papan
pengemban
Li on baterai 2 buah Rp 100.000 Rp 200.000
110 Mah
Motherboard 2 buah RP 200.000 Rp 400.000
Connector 2 buah Rp 100.000 Rp 200.000
charger
Kabel charger 1 buah Rp 70.000 Rp 70.000
Layar amoled 2 buah Rp 150.000 Rp 300.000
Set obeng 2 set Rp 30.000 Rp 60.000
Mur-baut 1 lusin Rp 10.000 Rp 10.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 5.480.000
2 Belanja Sewa (maks.15%)
Sofware dan
aplikasi Rp
Gasmas 1 paket Rp 3.000.000 3.000.000
SUB TOTAL (Rp) Rp
3.000.000
3
Perjalanan Lokal (maks.30%)
Rp
Transportasi 20 kali Rp 15.000
300.000
Jasa
Rp
pengiriman 15 kg Rp 30.000
450.000
barang
18

SUB TOTAL (Rp) Rp 750.000


4
Lain-lain (maks.15%)
Rp.
1 lusin Rp. 30.000
Pensil 30.000
Karet Rp.
penghapus 3 buah Rp. 5.000 15.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 45.000
GRAND TOTAL (Rp) Rp 9.275.000
GRAND TOTAL (Terbilang Sembilan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksanaan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang
No Nama / NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Nur Azizah S-1 Teknik 12 Sebagai Project
Maghfiroh Teknik Elektro jam/minggu Manager
Elektro Mengatur dan
mengatur dalam
kerja tim
2 Fadhil S-1 Teknik 12
Sebagai
Ramadhan Teknik Industri jam/minggu
Perancang desain
Industri
elektronik dan
mekanik

3 Herdiyanto S-1 Teknik 12 Sebagai perancang


Teknik Elektro jam/minggu desain mekamik
Elektro dan pengembang
proyek
4 Ika Yuliana S-1 Psikologi 12 Sebagai penentuan
Psikologi jam/minggu pola proses
pengerjaan proyek
5. Ella S-1 Teknik 12 Sebagai
Heriyawati Teknik Informati jam/minggu pengelolaan
Informati ka keuangan dalam
ka pembelian alat dan
bahan dalam
proyek ini
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


20

Lampiran 5. Gambaran Gas Mas yang Diharapkan


Gelang Pendeteksi stress

Gambar 5.1 Gelang pendekteksi stress

Pada Gambar 5.1 merupakan gambaran konseptual alat yang diharapkan,


dimana jika pengguna telah mengaktifkan alat tersebut maka alat akan segera
merespon dan secara otomatis informasi akan terkirim kepada pengguna
melalui lampu notifikasi (berkedip) yang terletak pada bagian tengah layar
apabila pengguna mengalami stress dan cemas.

Anda mungkin juga menyukai