Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shafa Anitasyah

NIM : 23345603
UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia


Prodi : Pendidikan Profesi Guru (PPG) Perguruan
Tinggi : Universitas Negeri Padang
Dosen : Dr. Junaidi Indrawadi, M.Pd
Waktu : 4 Januari 2024

❖ Jawablah soal berikut dengan jelas dan benar!


❖ Kerjakan dengan jujur, tidak mencontek dan tidak melakukan plagiat
❖ Jawaban dikirim ke LMS dan Google Drive sesuai jadwal yang ditetapkan

1. Manusia Indonesia lahir, hidup dan berkembang dalam Kebhinekatunggalikaan. Kebhinnekaan


bisa menjadi suatu kekuatan dan keunggul dan juga bisa menjadi sumber konflik kalau tidak
dikelola dengan baik. Uraikanlah praktik baik apa yang anda lakukan agar kebhinnekaan tetap
menjadi kekuatan dan keunggulan!

2. Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan pondasi Pendidikan nasional Indonesia.
Uraikanlah makna Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa dan kaitkan dengan
implementasi profil pelajar Pancasila!

3. Pendidikan Profesi Guru menyiapkan guru profesional agar mampu melaksanakan praktik baik
pembelajaran yang memerdekakan! Deskripsikanlah praktik baik pendidikan yang berpihak dan
memerdekakan peserta didik dalam kurikulum Merdeka!

4. Perubahan masa juga menjadi tantangan yang harus bisa dihadapi oleh guru professional.
Uraikanlah hal-hal yang harus anda siapkan dalam melaksanakan pendidikan pada abad 21 dengan
tetap menjadikan Pancasila sebagai pondasi pendidikan!

= Selamat Ujian =
JAWABAN:
1. Untuk menjaga kebhinekaan sebagai kekuatan dan keunggulan sebagai manusia Indonesia, ada
beberapa praktik baik yang dapat diimplementasikan:
• Pendidikan Multikultural:
o Mendorong sistem pendidikan yang mengakui dan menghargai keberagaman budaya,
agama, dan suku di Indonesia.
o Memasukkan kurikulum yang mencakup sejarah, nilai-nilai, dan kontribusi dari berbagai
kelompok etnis dan agama.
• Dialog Antarbudaya:
o Mendorong dialog dan diskusi terbuka antara berbagai kelompok masyarakat.
o Mengadakan acara dan forum yang memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman.
• Media yang Menghargai Kebhinekaan:
o Mendukung media yang menghargai dan merepresentasikan keberagaman masyarakat
Indonesia tanpa merendahkan atau mendiskriminasi kelompok tertentu.
o Memotivasi produksi dan konsumsi konten yang mendukung toleransi dan persatuan.
• Pelibatan Masyarakat:
o Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan di
luar kelompok mereka sendiri.
o Memberdayakan masyarakat untuk mengorganisir acara bersama dan kegiatan
kolaboratif.
• Pengakuan Hukum:
o Menjamin perlindungan hukum bagi setiap warga negara Indonesia tanpa memandang
suku, agama, ras, atau etnis.
o Mendorong pembentukan dan penguatan lembaga atau kebijakan yang melindungi hak-
hak setiap kelompok masyarakat.
• Pemberdayaan Ekonomi untuk Semua:
o Mendorong program ekonomi yang inklusif untuk memastikan setiap kelompok
masyarakat memiliki akses yang adil terhadap peluang ekonomi.
o Memberikan dukungan khusus untuk pengembangan usaha kecil dan menengah di
berbagai daerah.
• Kerja Sama Antarorganisasi:
o Mendorong kerjasama antara organisasi sosial, budaya, dan keagamaan untuk
mempromosikan keberagaman dan kerukunan.
o Menyelenggarakan kegiatan bersama yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat.
• Kampanye Toleransi dan Pendidikan Publik:
o Melakukan kampanye yang mendukung toleransi dan mengedukasi masyarakat tentang
keberagaman.
o Menyelenggarakan program pendidikan publik yang mengajarkan nilai-nilai kebhinekaan
dan persatuan.
• Pengembangan Identitas Nasional yang Inklusif:
o Membangun identitas nasional yang mengakui dan menggabungkan semua unsur
keberagaman masyarakat Indonesia.
o Menyelenggarakan peringatan dan festival nasional yang merayakan kebhinekaan.
• Sikap Pemimpin dan Tokoh Masyarakat:
o Mendorong pemimpin dan tokoh masyarakat untuk memberikan contoh sikap inklusif dan
mendukung kebhinekaan.
o Menyelenggarakan dialog dan pertemuan antar-pemimpin untuk mempromosikan kerja
sama dan persatuan.
Dengan adanya kesadaran dan tindakan bersama, Indonesia dapat membangun masyarakat
yang inklusif, harmonis, dan kuat secara bersama-sama.

2. Makna Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa:


• Entitas Bangsa:
o Pancasila dianggap sebagai entitas yang mencerminkan nilai-nilai dan prinsip dasar bangsa
Indonesia.
o Menegaskan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, menggambarkan bahwa Indonesia
adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan yang hidup bersama
dalam satu kesatuan.
• Identitas Bangsa:
o Pancasila menciptakan identitas khas bagi bangsa Indonesia di tingkat nasional dan
internasional.
o Menunjukkan karakteristik dan nilai-nilai yang menjadi dasar eksistensi bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang demokratis, adil, berkebudayaan, dan bermartabat.
Implementasi Profil Pelajar Pancasila:
• Pendidikan Karakter:
Pancasila digunakan sebagai landasan untuk pembentukan karakter siswa. Pendidikan
karakter yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila membantu membentuk generasi muda yang
memiliki integritas, tanggung jawab, dan rasa keadilan.
• Toleransi dan Keberagaman:
Profil pelajar Pancasila mencakup pengembangan sikap toleransi dan menghormati
keberagaman. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya, sehingga
mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam.
• Partisipasi Demokratis:
Pancasila mengajarkan konsep demokrasi yang mencakup partisipasi aktif masyarakat
dalam pengambilan keputusan. Profil pelajar Pancasila mendorong siswa untuk terlibat dalam
kegiatan demokratis seperti pemilihan umum dan diskusi bersama.
• Patriotisme dan Cinta Tanah Air:
Melalui Pancasila, pelajar diajarkan untuk memiliki rasa cinta tanah air dan patriotisme.
Profil pelajar Pancasila mencakup pengembangan rasa tanggung jawab terhadap negara dan
keinginan untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.
• Keseimbangan Hidup:
Profil pelajar Pancasila juga menekankan pentingnya menciptakan keseimbangan antara
hak dan kewajiban sebagai warga negara. Siswa diajarkan untuk mengenali hak-hak mereka dan
juga tanggung jawab yang melekat pada hak tersebut.

3. Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan
lebih kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum, metode pembelajaran, dan penilaian.
Praktik baik dalam Pendidikan Profesi Guru yang berpihak dan memerdekakan peserta didik dalam
konteks Kurikulum Merdeka dapat mencakup beberapa elemen penting, yaitu:
• Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik:
Guru dilatih untuk merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Ini melibatkan
penyesuaian materi pembelajaran dan metode mengajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
kemampuan individu peserta didik.
• Diversifikasi Metode Pembelajaran:
Pendidikan Profesi Guru memfasilitasi pengembangan keterampilan guru dalam
menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
Guru didorong untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi.
• Keterlibatan Aktif Peserta Didik:
Guru dilatih untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif
peserta didik. Diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan kegiatan interaktif menjadi bagian
integral dari proses pembelajaran.
• Kurikulum yang Relevan dan Kontekstual:
Guru diberdayakan untuk merancang kurikulum yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik dan kontekstual dengan lingkungan sekitar. Kurikulum Merdeka memungkinkan
inklusi materi yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan global.
• Penilaian Formatif:
Pendidikan Profesi Guru menekankan penggunaan penilaian formatif sebagai alat untuk
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik. Guru diajarkan untuk
menggunakan hasil penilaian sebagai dasar untuk meningkatkan pengajaran.
• Pembelajaran Kolaboratif:
Guru dilatih untuk bekerja secara kolaboratif dengan peserta didik, mengajak mereka untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kolaborasi ini dapat mencakup
proyek-proyek kelompok dan pembelajaran tim.
• Pengembangan Soft Skills:
Guru diberdayakan untuk mengembangkan soft skills seperti keterampilan berkomunikasi,
kerjasama, dan kepemimpinan pada peserta didik. Ini melibatkan penerapan pembelajaran yang
mendukung pengembangan kompetensi non-akademis.
• Penggunaan Teknologi Pendidikan:
Pendidikan Profesi Guru dapat melibatkan pelatihan dalam pemanfaatan teknologi
pendidikan. Guru diajarkan cara mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam pembelajaran,
meningkatkan keterlibatan dan efisiensi.
• Pendidikan Karakter:
Guru didukung untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum. Ini mencakup
pengembangan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, kejujuran, dan kepedulian sosial.
• Pendidikan Inklusif:
Guru dilatih untuk merancang pembelajaran yang inklusif, memperhatikan keberagaman
peserta didik. Pendidikan Profesi Guru memfasilitasi pengembangan keterampilan guru dalam
mendukung keberhasilan semua peserta didik.

4. Guru profesional dalam melaksanakan pendidikan pada abad 21 dengan tetap menjadikan Pancasila
sebagai pondasi pendidikan perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan tuntutan
zaman yang terus berkembang. Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru profesional antara
lain:
• Pemahaman Mendalam tentang Pancasila:
o Guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan cara
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
o Memahami nilai-nilai luhur Pancasila seperti gotong royong, keadilan, demokrasi, persatuan,
dan ketuhanan yang maha esa.
• Keterampilan Digital:
o Guru harus memahami dan mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dalam pembelajaran.
o Menggunakan platform pembelajaran online, aplikasi, dan media digital untuk mendukung
pembelajaran interaktif dan kolaboratif.
• Pembelajaran Kolaboratif:
o Guru perlu mengembangkan keterampilan pembelajaran kolaboratif untuk membantu siswa
bekerja sama, berbagi ide, dan belajar bersama.
o Mendorong proyek-proyek kelompok yang melibatkan berbagai keterampilan dan pemikiran
kritis.
• Kreativitas dan Inovasi:
o Mendorong siswa untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.
o Memberikan ruang bagi ekspresi siswa dan proyek-proyek kreatif yang mendukung
pengembangan potensi individual.
• Keterampilan Berpikir Kritis dan Analitis:
o Mengajarkan keterampilan berpikir kritis, evaluatif, dan analitis untuk membantu siswa
menghadapi tantangan kompleks abad 21.
o Memberikan tugas dan proyek yang mendorong pemecahan masalah dan analisis mendalam.
• Kemampuan Berkomunikasi:
o Mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik
lisan maupun tulisan.
o Memfasilitasi diskusi terbuka dan refleksi tentang nilai-nilai Pancasila.
• Pendidikan Karakter:
o Menanamkan nilai-nilai karakter positif seperti integritas, tanggung jawab, disiplin, dan rasa
hormat kepada sesama.
o Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menggali makna dan implementasi
nilai-nilai Pancasila.
• Pemantauan dan Penilaian yang Holistik:
o Menggunakan metode penilaian yang holistik, mengukur aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa.
o Memberikan umpan balik konstruktif untuk membantu perkembangan siswa secara
menyeluruh.
• Pengembangan Profesional Berkelanjutan:
o Guru perlu terus mengembangkan diri melalui pelatihan dan kursus-kursus yang relevan
dengan perkembangan pendidikan dan teknologi.
o Terlibat dalam jaringan profesional untuk bertukar pengalaman dan ide.
Dengan mempersiapkan diri dalam hal-hal tersebut, guru dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi tantangan abad 21 sambil tetap
memegang teguh nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai