Anda di halaman 1dari 19

Awalan

(Jumlah
Tatanama IUPAC “alkanol”
atom C): -Mengganti akhiran “-a” dengan “-ol” pada nama alkana yang sesuai
1=met- -Semua atom karbon selain rantai utama dinamakan cabang dan diberi nama
2=et- sesuai nama alkil berdasarkan kepada jumlah atom C.
3=prop- -Rantai utama harus diberi nomor dari ujung yang paling dekat dengan gugus -
4=but- OH.
5=pent- -Urutan pemberian nama :
6=heks- nomor cabang – nama alkil – nomor gugus OH – nama rantai utama.
7=hept- Jika cabang lebih dari satu jenis maka diurutkan sesuai abjad dari nama alkil.
8=okt- -Jika kemudian ada lebih dari satu gugus OH pada satu molekul yang sama
9=non- (polihidroksil alkohol) maka sobat gunakan akhiran diol (2 gugus OH), triol (tiga
10-dek- gugus OH), dan seterusnya.
Tatanama Lazim
“alkil alcohol”
-hanya bisa untuk alcohol
yang sederhana
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐶𝐻3 − 𝑂𝐻 Metil alkohol Metanol

𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝑂𝐻 Etil alkohol Etanol


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂𝐻 Propil alkohol Propanol
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂𝐻 Butil alkohol Butanol
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂𝐻
Pentil alkohol Pentanol
Awalan Tatanama IUPAC “alkoksialkana”
(Jumlah
-Jumlah atom C pada alkoksi tidak boleh lebih banyak dari atom C pada alkana
atom C): -Pastikan bahwa senyawa tersebut adalah senyawa eter dengan memeriksa jenis gugus
1=met- fungsinya. Jika memiliki gugus fungsi –OR maka senyawa tersebut adlaah senyawa eter.
2=et- -Rantai alkil yang jumlah atom C-nya paling sedikit disebut gugus alkoksi, sementara yang
3=prop- jumlahnya paling banyak disebut rantai induk yang diberi nama seperti alkana berdasar pada
4=but- jumlah atom karbon C-nya.
5=pent- -Penamaan gugus alkoksi dengan cara mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran
oksi.
6=heks-
-Penomoran dimulai dari atom karbon ujung yang terdekat dengan posisi gugus fungsi sehingga
7=hept- karbon C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor terkecil.
8=okt- -Jika jumlah atom C > 4, beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga gugus –OR
9=non- menempel pada atom C yang paling kecil. Dilanjutkan dengan menuliskan nomor diikuti nama
10-dek- gugus alkoksi berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan nama rantai induk.
Tatanama Lazim
“alkil alkil eter”
-khusus untuk eter simetris
“dialkil eter”
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐶𝐻3 − 𝑂 − 𝐶𝐻3 Dimetil eter Eter dimetil


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝑂 − 𝐶𝐻2 Dietil eter Eter dietil
− 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂 Trimetil eter Eter trimetil
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂 Tetraetil eter Eter tetraetil
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝑂
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
Pentaksetil eter Eterpentaksetil
Awalan
(Jumlah
atom C):
Tatanama IUPAC “alkanal” Tatanama Lazim
1=met- “..-aldehida”
2=et- -Mengganti akhiran “-a” -Menghilankan kata “asam” dan
3=prop-
4=but-
dengan “-al” pada nama mengganti akhiran “-at” dengan “-
5=pent- alkana yang sesuai aldehida” pada nama lazim asam
6=heks- karboksilat yang sesuai
7=hept-
8=okt-
9=non-
10-dek-
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐻 − 𝐶𝐻𝑂 Formaldehida Metanal

𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻𝑂 Asetaldehida Etanal

𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻𝑂 Propionaldehida Propanal


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻𝑂 Butiraldehida Butanal
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻𝑂 Valeraldehida Pentanal
Awalan
(Jumlah
atom C):
1=met- Tatanama IUPAC “alkanon” Tatanama Lazim
2=et- “alkil alkil keton”
3=prop- -Mengganti akhiran “-a” -Khusus untuk keton simetris
4=but-
dengan “-on” pada nama “dialkil keton”
5=pent-
alkana yang sesuai
6=heks-
7=hept-
8=okt-
9=non-
10-dek-
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐶𝐻3 − 𝐶𝑂 − 𝐶𝐻3 Aseton Propanon


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂 − 𝐶𝐻2 Propanon Dimetilkaton
− 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂 Butanon Metiletiketon
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂 Pentanon 2-Pentanon/Metilpropilketon
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂 2-Hexanon/Metilbutilketon
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
Hexanon
Awalan Tatanama IUPAC Tatanama Lazim
(Jumlah -Pada sistem IUPAC, nama asam -Nama lazim asam karboksilat diambil dari
atom C): diturunkan dari nama alkana, dengan nama asal asam tersebut di alam. Misalnya:
1=met- akhiran -a diganti -oat dan di depannya -HCOOH disebut sebagai asam semut atau
2=et- ditambah kata "asam". asam formiat (asam format) karena
3=prop- -Asam karboksilat yang memiliki dua ditemukan pada semut (formika artinya
4=but- gugus COOH disebut dengan asam semut).
5=pent- alkanadioat. Sementara, yang punya tiga -CH3COOH disebut asam cuka atau asam
6=heks- gugus COOH disebut asam asetat karena asetum artinya cuka.
7=hept- alkanatrinoat. -C2H5COOH disebut sebagai asam
propionat karena protopion artinya lemak
8=okt-
awal.
9=non-
10-dek-
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐻 − 𝐶𝑂𝑂𝐻 Asam formiat Asam Metanoat

𝐶𝐻3 − 𝐶𝑂𝑂𝐻 Asam Asetat Asam etanoat

𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂𝑂𝐻 Asam propionat Asam propanoat


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 Asam butirat Asam Butanoat
− 𝐶𝑂𝑂𝐻
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 Asam valerat Asam pentanoat
− 𝐶𝑂𝑂𝐻
Awalan
(Jumlah
Tatanama IUPAC Tatanama Lazim
atom C): -Pada sistem IUPAC, Prinsipnya sama dengan
1=met-
2=et- nama ester diturunkan asam karbok silat hanya
3=prop- dari nama alkana, berbeda pada kata “asam”
4=but-
5=pent- dengan akhiran -a diganti menjadi “alkil”
6=heks- -oat dan di depannya
7=hept-
8=okt- ditambah kata “alkil".
9=non-
10-dek-
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

H−𝐶𝑂𝑂 − 𝐻 Alkil formiat Alkil Metanoat

𝐶𝐻3 − 𝐶𝑂𝑂 − 𝐶𝐻3 Alkil Asetat Alkil etanoat


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂𝑂 − 𝐶𝐻2 Alkil propionate Alkil propanoate
− 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂𝑂 Alkil butirat Alkil Butanoat
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑂𝑂 Alkil valerat Alkil pentanoat
− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻3
Awalan Tatanama IUPAC “haloalkana”
(Jumlah
-Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom halogen
atom C):
ditetapkan sebagai rantai induk.
1=met- -Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat atom halogen
2=et- diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
3=prop- -Atom halogen diberi nama bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I). Nama atom
4=but- halogen ditulis terlebih dahulu sebelum nama cabang alkil.
5=pent- -Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan
6=heks- awalan “di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan sebagainya.
7=hept- -Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan
8=okt- pada kereaktifan atom halogen mulai dari F, Cl, Br, kemudian I. Akan tetapi, penulisan
9=non- nama tetap secara alfabetik, yaitu dari bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), lalu iodo (I).
10-dek-
Tatanama Lazim
“alkil halida”
-Pada monohaloalkana (haloalkana dengan hanya
satu atom halogen), nama lazimnya adalah alkil
halida. Hal ini didasarkan pada rumus
monohaloalkana yang dapat ditulis sebagai R−X di
mana R adalah gugus alkil.
Struktur Nama Lazim Nama IUPAC

𝐻 − 𝐶𝑙 Kloromentana Metana klorida

𝐶𝐻3 − 𝐶𝑙 Kloroetana Etilena diklorida

𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑙 Kloropropana Kloroform


𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑙 Klorobutana Kloroformil
𝐶𝐻3 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻2 − 𝐶𝑙 Kloropentana Pentilklorida

Anda mungkin juga menyukai