CERDIK
Pencegahan PTM
C : Cek kesehatan berkala > untuk deteksi dini penyakit HT, jantung, sstroke. Dikatakan normal jika <
140/90. Yang dicek TD, GDS, LP, SADARI, Kol total, arus puncak expirasi, deteksi dini ca servix
TD <140/90
GDS <100
Papsmear bisa asal tdk sdh haid atau hamil, dan hindari coitus 3 hari sebelumnya
IVA, dgn asam asetat (asam cuka 3-5%) hasilnya dlm 15 menit
E : Enyahkan rokok
D : Diit seimbinga
K : kelola stress
Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan. Tetap diet, Upayakan aktivitas
fisik, Hindari stress alcohol
Aplikasi PUSKESMAS
SiTB : tbc
SIPTM: PTM
Mutu : inm
Asik: imunisasi
Kia: e-kohort
UKM
UKM esensial: pelayanan Promkes, Pelayanan KesLing, Pelayanan KIA dan KB, Pelayanan
Gizi, Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
UKM Pengembangan: Pelayanan KesWa, Pelayanan Kesehatan Gigi Masy, Pelayanan
kesehatan tradisional komplementer, Pelayanan kesehatan olahraga,Pelayanan kesehatan
indera, Pelayanan kesehatan lansia, pelayanan kesehatan Kerja
Rekam Medis
RS Rawat inap = 5 tahun dari tanggal berobat terakhir
Non RS = 2 tahun dari tanggal berobat terakhir
Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik harus disimpan 10 tahun sejak dibuatnya
elektronik REKAM MEDIS = 25 tahun
PHBS
Perilaku hidup bersih sehat, ada 5 :
- Phbs di RT,
- phbs di sekolah
- phbs di t4 kerja,
- phbs di t4 umum,
- phbs di lingkungan kesehatan
Indikator Mutu Nasional
1. KKT
2. Kepatuhan penggunaan APD
3. Kepatuhan identifikasi pasien
4. Keberhasilan pengobatan TB semua kasus sensitive obat (SO)
5. Bumil mendapat pelayanan ANC sesuai standar
6. Kepuasan pasien
COVID
Pemerintah Indonesia telah membentuk dan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) di wilayah
otoritas pintu masuk negara di bandara/pelabuhan/Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN). Tim
dapat terdiri atas petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan
dan unit lain yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi yang
diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.
Laporan PKM
Bulanan
LB1 untuk data kesakitan,
LB2 untuk laporan pemakaian dan lembar permintaan obat LPLPO
LB3 untuk gizi, KIA, imunisasi dan Pengamatan Penyakit menular
LB4 untuk data kegiatan puskesmas
2. Tahunan
LT 1 data dasar puskesmas
LT 2 data kepegawaian puskesmas termasuk bidan desa
LT 3 data peralatan puskesmas pustu pusling
Laporan sentinel
LB1S PD31 dan diare
LB2S data KIA Gizi ISPA Peny.akibat kerja
LEVEL EMPATI
Kemampuan dokter untuk memahami kondisi, perspektif dan perasaan pasien yang digunakan pada
saat terapi.
Level 0 : menolak sudut pandang pasien
Level 1: mengenal secara sambil lalu
Level 2 : mengenal sudut pandang pasien
Level 3: menghargai pendapat pasien
Level 4: menginformasikan kepada pasien
Level 5:berbagi perasaan & pengalaman kepada pasien
WABAH
Epidemi : penyakit tingkat antar negara
Pandemi : penyakit tingkat dunia
Wabah : penyakit tingkat daerah hingga negara
Endemi : penyakit tingkat daerah
KELUARGA SEJAHTERA
- Keluarga prasejahtera : belum mampu memenuhi kebutuhan dasar
- Keluarga sejahtera 1 : bisa memenuhi kebutuhan dasar tp belum mampu memenuhi
kebutuhan psikososial
- Keluarga sejahtera 2 : sdh mampu memenuhi kebutuhan dasar dan psikososial tapi belum
mampu memenuhi kebutuhan pengembangan diri (menabung)
- Keluarga sejahtera 3: sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar, pengembangan, psikososial
tapi belum mampu memenuhi kontribusi kemasyarakatan
- Keluarga sejahtera 3 plus: sudah bisa memenuhi semua kebutuhan
POSYANDU
Kader posyandu menjalankan fungsi dan tugasnya (tupoksi) sebagai
- Pencatat
- Penggerak
- Penyuluh
Meja 1 : Registrasi
Meja 2 : Penimbangan
Meja 3 : Pencatatan
Meja 4 : Penyuluhan
Meja 5 : Pelayanan kesehatan
JENIS AKTIFITAS
Ringan
- berjalan santai di rumah, kantor
- duduk bekerja didepan computer
- berdiri melakukan pekerjaan rumah tangga
- latihan peregangan pemanasan
- membuat prakarya, main billiard
TINGKAT KESADARAN
Eye
4 : Buka mata spontan
3 : Buka mata saat diperintah
2 : Buka mata dengan rangsang nyeri MOTORIK
1 : Tidak buka - 6 : Mengikuti perintah
VERBAL - 5 : Melokalisir nyeri
- 5 : Orientasi baik - 4 : Menjauhi nyeri
- 4 : Bicara kalimat tapi kacau tidak sesuai - 3 : Decorticate/ fleksi abnormal
- 3 : Bicara kata kata - 2 : Decerebrate / ekstensi abnormal
- 2 : Mengerang - 1 : Tidak bergerak
- 1 : Tidak bersuara
VISUM ET REPERTUM
KUHAP 133 (pemerikssan luar)
KUHAP 134 ayat 1 (pemeriksan luar dan dalam)
Isi VeR :
1. pembukaan (projusticia) ,
2. pendahuluan (identitas korban, lokasi,dll, Bripda kota kecil, ipda kota besar),
3.pemberitaan (yg ditemukan pd visum apa saja),
4.kesimpulan,
5.penutup
OLAHRAGA JANTUNG
olahraga yang disarankan untuk pasien penyakit jantung: olahraga yang bersifat aerobik seperti:
jalan kaki, lari, yoga, bersepeda santai. dilakukan 3-5x seminggu selama 30 menit. disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing.
DIET JANTUNG
Tujuan diet penyakit jantung mengurangi beban kerja jantung, mencapai berat badan normal,
memenuhi kebutuhan gizi pasien,mencegah/menghilangkan penimbunan garam dan atau cairan,
mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah.
Syarat diet : Energi 28 kkal/kgbb, untuk underweight 32kkal/kgbb,
Karbohidrat diberikan 50-60% dari total kalori berasal dari karbohidrat kompleks (seperti
beras,tepung-tepungan, jagung, ubi,dsb)
Protein 0,8-1 gr/Kg BB ideal/ hari,
Lemak 20-25% dari energi total, <10% lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh,
garam rendah 3-5 gr/hari dan
batasi cairan bila disertai hipertensi dan edema.
GERIATRI
Tinetti balance & gait ,
skor < 18 resiko tinggi
skor 19-23 resiko sedang
skor >24 resiko rendah
Kalau di puskesmas menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna pasien geriatri (P3G), Salah
satunya kuisioner Penilaian resiko jatuh pada lansia
skor 1-3 Resiko rendah
skor lebih sama dengan 4 Resiko Tinggi
(tergantung umur).
60-69th (P n W sama rata2 8 detik, normal 4-12dtk);
70-79th (rata2 9 dtk, lk2 normal 5-13dtk, prmpuan 5-15dtk;
80-89th (rata2 lk2 10dtk, pr 11dtk, normal lk2 8-12dtk, pr 5-17dtk)
geriatric syndrome
- intellectual impairment
- impairment of visual
- inanition
- impaction
- incontinence
- imuno deficiency
- infection
- insomnia
- immobilization
- iatrogenesis
- impotence
- instability and falls
- isolation
- impairment of hearing
RESUSITASI NEONATUS
TTN / wet lung: hampir cukup bulan, cukup bulan, ggn reabsorpsi, 72 jam
HMD : bayi prematur, <32mgg, defisiensi surfaktan
MAS : sekunder aspirasi mekonium
GIZI BURUK DAN STUNTING
Komponen stunting :
1. pola asuh
2. pola makan
3. air bersih sanitasi.
Dikatakan stunting Dilihat dari TB/U atau PB/U >-2SD sampai -3SD (Stunted/pendek) , >-3 SD
(Severely stunted/ sangat pendek)
Intervensi spesifik (mengatasi sebab langsung stunting; berperan 30% dalam menurunkan angka
stunting) dan intervensi sensitif (mengatasi penyebab tidak langsung;berperan 70% menurunkan
stunting).
Sasaran kelompok pencegahan stunting : remaja putri (diberikan TTD), calon Pasangan Usia Subur
(PUS) diberi konseling pranikah, Ibu Hamil (TTD dan PMT), Ibu Menyusui, Bayi/Balita 0-59 bulan
(ASI, MPASI, Pantau Tum Kemb, Tx GizBur GizKur, Imunisasi)
tatalaksana :
Fase stabilisasi (F75) 1-2 hari tidak boleh diberi zat besi.
Fase transisi (F75-100) 3-7 hari
Fase rehabilitasi minggu ke 2 – 6 (F100) tablet Fe
Fase tindak lanjut minggu ke 7 – 26 minggu
tanpa komplikasi rajal, dg komplikasi ranap.
Komplikasi: anoreksia, dehidrasi berat, letargi, pneumonia, demam tinggi, anemia berat
IMUNISASI
Yang dilakukan sebelum imunisasi
- simpan vaksin dalam coolpack;
- vaksin yg telah dilarutkan disimpan diantar busa dlm carrier;
- tulis tgl dan jam vaksin dibuka &dilarutkan;
- membuka vaksin bila sasaran tlh siap divaksinasi;
- cuci tangan atau ganti handscoen;
- membersihkan lokasi suntik dgn kapas kering sekali pakai;
- suntik sesuai lokasi dan tdk aspirasi
Letak penyuntikan
1. BCG (IC) 0,05 ml lengan kanan
2. Pentavalen (IM) : Paha kiri > HepB paha kanan 0,5ml;
3. Campak (SC) 0,5 ml: lengan kiri
4. DT/TD (IM) 0,5 ml
5. IPV 0,5 ml
6. OPV 2 ttes oral
Program BIAS
Kls 1 MR dan DT
Kls 2 dan 5 Td
Kls 5 dan 6 HP
KIPI adalah gejala medis yang terjadi setelah vaksinasi dan diduga terkait dengan imunisasi.
- Nyeri bengkak dan kemerahan di daerah suntikan
- Demam
- sakit kepala
- lelah atau tidak enak badan
- mengantuk
- mual
- lapar
penanganan
- tetap tenang karena merupakan hal yang wajar
- kompres dingin jika nyeri dan bengkak di tempat suntikan
- kompres atau mandi air hangat, minum air banyak
- istirahat dan minum obat bila perlu
- laporkan KIPI pada petugas Kesehatan
KIPI berat adalah reaksi anafilaktik, insiden jarang, perlu pertolongan cepat bila terjadi
OBESITAS PADA ANAK
Factor risiko obesitas pada anak
1. genetic
2. kebiasaan makan
3. penurunan aktifitas fisik
Scoring TB
KEJANG DEMAM
kejang yg disebabkan peningkatan suhu tubuh atau ekstrakranial setelah kejang pasien sadar. usia 6
bln - 5 th
KDS :
- Kejang umum tonik, klonik / tonik klonik
- Durasi < 15 mnt
- Kejang tdk berulang dlm 24 jam
KDK
- Kejang Fokal / fokal menjadi umum
- Durasi > 15 mnt
- Kejang berulang dlm 24 Jam
Tatalaksana :
- Diazepam Rectal 5 gram ( BB < 10 kg ), 10 mg ( BB > 10 kg ) bisa diberikan 2 kali
- Diazepam intravena 0,3 - 0,5 mg/kb bisa diulang 2 kali interval 5 mnt ( mak. 20 mg )
- Fenitoin : inisial 20 mg/kb diiencerkan NaCL 0,9%
Profilaksis
- As. Valproat : diberikan selama 1-2 thn setelah kejang terakhir kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan.
Saat kejang :
- Letakkan anak di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau
tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang.
- Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.
- Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.
- Longgarkan pakaian, terutama pada bagian leher.
- Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu
patah tulang.
- Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang
tetap aman.
- Jika memungkinkan Anda dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada
dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak.
- Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini
akan memicu anak tersedak.
- Segera panggil ambulans atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama
jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau
membiru.
DIABETES MELITUS
DBD
Ada 4 serotipe DENV 1 - 4,
- Diagnosis hari 1-3 (NS1, RT PCR), hari 6-10 (IgM/IgG),
- Trombosit <100.000 dimulai pada fase kritis (h4-5).
- Peningkatan Ht >20% menandakan plasma leakage (pembeda DBD dengan DD),
- Terapi supportif berupa simptomatik dan cairan, serta managemen syok.
-
Terapi cairan DD dan DBD:
- Bila Ht meningkat 5-10% dan trombosit <100.000 jumlah pemberian cairan dg rumus 1500 +
(20 x (BB dalam kg – 20))
- Bila Ht meningkat ≥20% dan trombosit <100.000 maka pemberian cairan sesuai dengan
protokol penatalaksanaan DBD dengan tanda peringatan
Terapi cairan DBD dg tanda peringatan (Tanda peringatan (warning signs) seperti muntah terus-
menerus dan tidak dapat minum, nyeri perut hebat, letargi dan atau gelisah, perdarahan, pusing atau
lemas, akral pucat, dingin dan basah, dan oliguria penting untuk diketahui karena keadaan
tersebut dapat mendahului terjadinya syok):
- infus cairan kristaloid 5-7 ml/kg/jam (Pantau 1-2 jam)
- Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan hematokrit turun, frekuensi nadi turun, tekanan
darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infus
dikurangi menjadi 3-5 ml/kgBB/jam (pantau dalam 2-4 jam)
- Bila keadaan tetap menunjukkan perbaikan maka jumlah cairan infus dikurangi menjadi 2-3
ml/kgBB/jam
- Bila dalam pemantauan keadaan tetap membaik maka pemberian cairan dapat dihentikan
dalam 24-48 jam
Kriteria berikut harus dipenuhi sebelum penderita DBD / DSS dipulangkan
- Bebas Demam minmal 24 Jam tanpa penggunaan obat antipiretik
- Nafsu Makan membaik
- Perbaikan Klinis yg nyata
- diuresis yg adekuat
- Hematokrit Stabil
- Telah melewati masa kritis paling tidak 2 hari setelah syok
- Tdk ada gangguan pernafasan
- Jumlah Trombosit > 50.000 per mm3
DEMAM TIFOID
Laboratorium :
Darah : mgg 1-2
Feses : mgg 2-3
Urine : mgg 3-4
Sumsum tulang
Cairan duodenum
Atau dari rose spot
Terapi
- Kloramfenikol dws 4x500mg (10hr) anak : 100mg/kgBB/hr dibagi 4 dosis (10-14
hari)
- Cotrimoxazole dewasa 2x(160-800) anak: 4-6mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis (10 hari)
- Ampicillin/amoxicillin dewasa 3-4x500mg (7-10 hari); anak 100 mg/kgbb/hari dibagi
3 dosis (10 hari)
- Ceftriaxone 100mg/kgBB dalam 2 dosis (5-7 hari)
Kriteria rujuk
1. Demam tifoid dgn KU yg berat (thypoid toxic);
2. Tifoid dgn komplikasi;
3. Tifoid dgn komorbid yg berat;
4. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan
GRADE LUKA
Trauma tumpul: Luka memar Luka robek, Luka lecet, Patah tulang, Luka tekan
Trauma Tajam : Luka iris, Luka tusuk, Luka bacok
Luka ringan = tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian
Luka sedang = luka yg tdk memenuhi kriteria luka ringan/berat
Luka berat =
- jatuh sakit atau atau mendapat luka yg tdk memberi harapan akan sembuh sama sekali;
- menimbulkan bahaya maut;
- tdk mampu secara terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan/pekerjaan/pencarian;
- kehilangan salah satu panca indra;
- mendapat cacat berat;
- menderita sakit lumpuh;
- terganggunya daya pikir selama lebih 4 minggu;
- gugur/matinya kandungan seorang perempuan
LUKA BAKAR
RULE OF NINE
kepala 9%, Dada 9% perut 9%, ext atas blkg 9%, ext bawah 18%, genital 1% (DWS)
kEPALA 18%, Dada dan perut 18%, EXT atas 9%, ext bawah 7%, genital 1% (ANAK)
rumus baxter
APPENDISITIS
kocher sign (ulu hati-mc burney)
rovsing sign (tekan kiri nyeri kanan)
blumberg (lepas kiri nyeri kanan)
psoas sign (fleksi hip join nyeri kanan)
obturator sign (fleksi dn endorotasi nyeri kanan)
TB PARU DEWASA
kat 1 : 2RHZE/4R3H3
Kat 2 : 2RHZE/HRZE/5HRE
Kat 3 : 2RHZE/4R3H3
OAT Sisipan : HRZE
Bumil : KI streptomisin
Gagal ginjal : hhindari etambutol, streptomisin, kanamisin
Ggn hati : stop OAT
KELUARGA BERENCANA
KB suntik
- Efek samping: Amenore, flek, gangguan mood
- Kontraindikasi KB suntik : Hamil atau diduga hamil, Menyusui postpartum < 6minggu,
Perdarahan pervaginam yang belum jelas, Penyakit hepatitis, Usia > 35 tahun yang merokok,
Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi, Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20
tahun, Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
KB setelah melahirkan
- IUD/AKDR : 10 menit setelah plasenta lahir, atau 1 mgg setelahnya, atau 4 mgg setelahnya
- Pil KB : 3 hari pertama setelah lahiran,
- Suntik KB 3 bulan : 7 hari - 42 hari setelah lahiran, 1 mgg- mgg 6
- Implant : 1 bulan setelah lahiran, 4 mgg
- Kondom
- MAL
- MOW (tubektomi)
Keuntungan MAL
1. Tdk butuh biaya dan mudah dilakukan
2. Tdk mempengaruhi hubungan intim
3. Tdk butuh kunjungan ke dr atau obat
4. Tdk ada kandungan hormon yg mempengaruhi proses menyusui
Kekurangan MAL
1. Hanya blsg 6bln setelah bayi lahir
2. Tdk efektif jika bayi sudah mendapat sufor
3. Sulit mempresiksi kapan ibu ovulasi krn ovulasi tjd sblm mens dating
4. Harus menyusui sesering mungkin yg kdg sulit dilakukan beberapa ibu
tentukan per atau peb, cek protein urine. Kl peb tes reflek patela, psg dc, ksh antihipertensi, beri
mgso4 4gr bolus iv dan mgso4 6gr dlm cairan 500cc 28tpm, rujuk rs.