Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)


Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) adalah dokumen resmi yang
diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang memberikan
informasi tentang catatan kepolisian seseorang. SKCK sering kali diperlukan
dalam berbagai proses, seperti melamar pekerjaan, mengajukan visa, atau
keperluan lain yang memerlukan validasi karakter dan rekam jejak seseorang.
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Indonesia dapat ditemukan
dalam undang-undang dan peraturan yang mengatur tugas dan fungsi Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri).

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia SKCK diatur dalam undang-undang ini sebagai salah satu tugas pokok
Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Surat Keterangan
Catatan Kepolisian Peraturan ini menjelaskan secara rinci mengenai prosedur,
syarat, dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk mendapatkan
SKCK.

Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat SKCK digunakan sebagai salah


satu mekanisme perlindungan bagi masyarakat. Dengan adanya SKCK, pihak
yang memerlukan informasi mengenai rekam jejak seseorang dapat memperoleh
data yang sah dan terverifikasi. Pentingnya Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat SKCK diperlukan untuk memastikan bahwa seseorang yang akan
bekerja atau tinggal di suatu tempat memiliki latar belakang yang bersih dari
catatan kriminal, sehingga dapat menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Prinsip Keadilan dan Kesetaraan Pemberian SKCK harus didasarkan pada


prinsip keadilan dan kesetaraan, di mana setiap individu memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan SKCK tanpa diskriminasi. Ketentuan Visa dan Imigrasi.
Banyak negara menetapkan persyaratan SKCK sebagai bagian dari proses
pengajuan visa atau izin tinggal, untuk memastikan bahwa orang yang masuk ke
negara tersebut memiliki latar belakang yang bersih. Etika dan Tanggung Jawab
Pribadi Masyarakat diharapkan untuk menjalani kehidupan yang beretika dan
bertanggung jawab. SKCK menjadi alat untuk menunjukkan bahwa seseorang
mematuhi norma-norma sosial dan hukum. Dalam praktiknya, SKCK
memainkan peran penting dalam menjaga keamanan masyarakat dan memastikan
bahwa individu yang memegangnya memiliki catatan kepolisian yang sesuai
dengan standar-standar tertentu. Landasan teori ini mencerminkan upaya untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan adil bagi semua warga negara.

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

Landasan utama SKCK dapat ditemukan dalam UUD 1945 yang


menyatakan tujuan negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam konteks SKCK, tujuan ini
terkait dengan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia:

Undang-undang ini menjadi dasar hukum pembentukan dan fungsi


Polri. Pasal 13 dan 14 UU No. 2/2002 menyebutkan bahwa Polri memiliki
tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan dalam bentuk pemberian SKCK.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia:

Peraturan ini merinci lebih lanjut tentang organisasi, tugas, dan fungsi
Polri. SKCK disebutkan sebagai salah satu bentuk pelayanan Polri kepada
masyarakat (Pasal 10 ayat 2).
d. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010
tentang Surat Keterangan Catatan Kepolisian:

Peraturan ini secara khusus mengatur mengenai SKCK, termasuk


syarat-syarat, prosedur penerbitan, dan penggunaannya. Peraturan ini
memberikan landasan operasional bagi Polri dalam melaksanakan
pemberian SKCK.

e. Prinsip Hukum Pidana dan Kepolisian:

Landasan teori dalam bidang hukum pidana dan kepolisian


menekankan pentingnya pemantauan terhadap catatan kepolisian
seseorang untuk menjamin keamanan masyarakat. SKCK memberikan
informasi tentang apakah seseorang pernah terlibat dalam tindak kriminal.

f. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM):

Dalam memberikan SKCK, Polri harus memastikan bahwa proses


tersebut tidak melanggar hak asasi manusia, termasuk hak privasi dan
prinsip keadilan.

g. Ketertiban Umum dan Keamanan Masyarakat:

Pemberian SKCK juga terkait dengan prinsip pemeliharaan ketertiban


umum dan keamanan masyarakat. SKCK membantu memastikan bahwa
individu yang tinggal atau bekerja di suatu tempat tidak membahayakan
keamanan lingkungan sekitarnya.

Penting untuk dicatat bahwa SKCK harus diberikan dengan memperhatikan


prinsip-prinsip keadilan, kebenaran, dan hak asasi manusia, sehingga
keberadaannya tetap sejalan dengan nilai-nilai demokrasi dan hukum di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai