RSUD BANGIL
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners Departemen
Keperawatan Anak
OLEH
KELOMPOK 1
MALANG 2023-2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi prematur maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama
di bawah 2.000 gram, terancam kematian akibat hipotermia-yaitu penurunan suhu badan di
bawah 36,5 derajat Celcius-di samping asfiksia (kesulitan bernapas) dan infeksi.
Hipotermia terjadi karena evaporasi atau menguapnya cairan (air ketuban/air) dari kulit
bayi yang basah, radiasi, atau kehilangan panas karena udara ruangan lebih dingin dibanding
tubuh bayi, konduksi atau kehilangan panas karena bayi bersentuhan dengan benda yang
lebih dingin (alas tidur dingin atau popok basah), serta konveksi jika bayi telanjang terkena
aliran udara dingin.
"Suhu tubuh ideal bayi adalah 36,5-37 derajat Celcius. Bayi akan kedinginan dan stres kalau
suhu tubuhnya di bawah 36,5 derajat Celcius. Jika suhunya di bawah 36,5 derajat Celcius,
bayi akan mengalami cold injury yang ditandai dengan muka, ujung tangan, dan ujung kaki
berwarna merah terang, bagian tubuh lain pucat, kadang-kadang terjadi pengerasan kulit
yang kemerahan, serta pembengkakan terutama di punggungl.
Faktor risiko hipotermia, antara lain bayi lahir tidak segera dikeringkan, terlalu cepat
dimandikan, setelah dikeringkan tidak segera diberi pakaian, tutup kepala dan dibungkus,
tidak segera didekapkan pada tubuh ibu, bayi baru lahir dipisah dari ibunya, tidak segera
disusui ibunya, bayi berat lahir rendah, dan bayi sakit.
Perawatan BBLR yang berkualitas baik bisa menurunkan kematian neonatal, seperti
inkubator dan perlengkapannya pada Neonatal Intensive Care Unit. Namun, teknologi ini
relatif mahal. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dihadapkan pada masalah
kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat, serta logistik.
Selain itu, penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian
air susu ibu (ASI), serta berakibat ibu kurang percaya diri dan tidak terampil merawat bayi
BBLR. Sehingga para pakar khususnya dibidang Perinatologi melakukan penelitian dan
didaptkannya asuhan metode kangguru yang banyak memberikan manfaat dalam menangani
BBLR. Untuk lebih jelasnya lagi penulis akan membahas lebih rinci dalam penggunaan
metode ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Pemberian Metode Kanguru (PMK) selama
40menit sampai 2 jam, diharapkan ibu dengan bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
mengetahui tentang perawatan Pemberian Metode Kanguru (PMK).
E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat,
a. Menyiapkan ruangan ibu dan bayinya
b. Menyiapkan alat-alat sudah siap.
c. Menyiapkan ibu dan bayinya
Ket :
R. Menyusui Di Ruang
A : Ibu yang akan dilakukan penyuluhan
Perinatologi
B : Penyuluh
Alamanda
A B
1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
b. Posisi tempat di Ruang Perinatologi Alamanda
c. Peserta sepakat untuk mengikuti penyuluhan
d. Lifleat sudah disediakan
2. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan ibu mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah mengikuti penyuluhan.
c. Ibu memahami isi keseluruhan dari penyuluhan tentang Perawatan Metode Kanguru
(PMK)
MATERI TERLAMPIR
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Metode Kangguru (PMK)
Meski menggunakan nama kangguru, metode ini bukan berasal dari Australia. Rey dan
Martinez dari Kolumbia yang pertama kali memperkenalkan metode ini pada tahun 1979.
Dinamakan kangaroo mother care karena metode ini meniru perilaku binatang asal Australia
yang menyimpan anaknya dikantung perutnya (HTAI, 2008).
Perawatan metode kangguru adalah perawatan untuk bayi berat badan lahir rendah dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode
ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi
dengan BBLR.Prinsip dasar Perawatan metode kangguru adalah mengganti perawatan bayi
berat lahir rendah (BBLR) dalam inkubator dengan metode kangguru. Hal ini disebabkan
karena kurangnya fasilitas terutama inkubator dan tenaga kesehatan perawatan BBLR,
penggunaan inkubator memiliki keterbatasan yaitu memerlukan tenaga listrik (Mitayani,
2009).
a) Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi bayi : Dari berbagai penelitian menyebutkan
bahwa manfaat perawatan metode kangguru pada bayi adalah sebagai berikut :
1) Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat dalam
batas normal
2) BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam
pertama.
3) ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem imun bayi
karena meningkatnya produksi ASI.
4) Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan
stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
5) Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan waktu
pemulihan yang lebih singkat.
6) Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
7) Meningkatkan ikatan bayi-ibu.
8) Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan kognitif yang dilihat
dari lebih tingginya skor Indeks Perkembangan Mental Bayley.
9) Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah
waktu terbangun yang lebih rendah.
10) Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernapasan
bawah.
11) Memperpendek masa rawat.
12) Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
13) Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
14) Dapat menjadi intervensi yang baik dalam mengangani kolik.
15) Memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi.
16) Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada kelompok PMK
daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam pertama dan seterusnya.
17) Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen yang
diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam menurunkan respon nyeri.
18) Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting dalam
mempertahankan homeostasis.
Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan
ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi).Tepi pengikat tepat berada di
bawah kuping bayi.Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap
terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.Hindari posisi
kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi ”kodok”; tangan harus
dalam posisi fleksi.
Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir.Pastikan
juga bahwa ikatan yang kuat dari kain berada di setinggi dada bayi.Perut bayi jangan sampai
tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat
melakukan pernapasan perut. Napas ibu akan merangsang bayi.
Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru:
Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung bayi.
Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi
tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran napas ketika bayi berada pada posisi tegak.
Tempatkan tangan yang lainnya di bawah pantat bayi.
Didalam Acta Pediatrica (2004), posisi bayi dalam posisi kanguru diuraikan sebagai
berikut. Bayi didekap erat ke dada ibu dengan dibalut handuk katun lembut yang dilipat 2
berukuran 1 meter persegi.Balutan handuk menutupi sampai telinga bayi dan dibawah ketiak
ibu sedemikian rupa untuk memfikasasi kepala dan dada bayi dalam posisi mendongak di
dada ibu, memberikan jalur udara terbuka optimal dan mencegah apnea obstruktif.Panggul
diposisikan fleksi dan ditempatkan dalam posisi kodok (frog position), lengan juga dalam
posisi fleksi.Sepotong kain panjang yang melingkari pinggang ibu menjaga/ menopang bayi
dari sisi bawah.
Ketika bayi telah siap untuk PMK, atur waktu yang tepat bagi ibu dan bayi.Sesi pertama
ini merupakan sesuatu yang penting dan perlu waktu serta penuh perhatian.Sarankan pada ibu
agar menggunakan pakaian yang longgar dan ringan.Gunakan ruang khusus yang cukup
hangat untuk si bayi.Anjurkan ibu untuk membawa suami atau seorang teman pilihannya. Ini
akan memberikan semangat dan rasa aman.
Semua bayi memerlukan kasih sayang dan perawatan untuk pertumbuhannya, akan tetapi
BBLR lebih memerlukan perhatian agar dapat berkembang normal disebabkan mereka telah
kehilangan atau belum sempat mendapatkan lingkungan intrauterin yang ideal selama
berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Mereka bahkan sangat sensitif terhadap
sinar, suara dan tindakan yang menyakitkan selama perawatan awal.PMK adalah metode ideal
sebab bayi diayun-ayun, dipeluk, dan mendengarkan suara ibunya saat ibu melakukan
aktivitas sehari-hari.Seorang ayah pun dapat menciptakan suasana seperti itu.Para petugas
kesehatan memiliki peranan penting guna mendorong ibu dan ayah agar mau menunjukkan
perasaan dan cinta mereka pada bayinya.
b. PMK Nutrition
Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. PMK dapat meningkatkan volume ASI
yang dihasilkan ibu. Dengan PMK, proses menyusui menjadi lebih lama. Segera setelah bayi
menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan mulut, dan
keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu
menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik. Biarkan bayi menghisap
selama ia mau. Bayi yang kecil perlu menyusu lebih sering, yaitu sekitar 2-3 jam.
c. PMK Support
Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional.Dukungan
dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa
adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil.
Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang PMK sejak kunjungan
antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
diantaranya berupa :
1) Dukungan emosional : Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK. Banyak
ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan
bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman serta petugas
kesehatan.
2) Dukungan fisik : Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan sangat
menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting peranannya pada
PMK. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan
tugas-tugas rumah.
3) Dukungan edukasi : Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia
dapat memahami seluruh proses PMK dan megerti bahwa PMK memang sangat
penting. Ibu harus mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih
bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan
PMK baik di rumah sakit ataupun saat di rumah.
Depkes RI. (2010). Angka kematian bayi dan ibu. (www.Depkes.go.id diakses pada
tanggal 23 Oktober 2019 pukul 12.30 WIB).
Suradi. dan Yanuarso, et al. (2009). Perawatan bayi berat lahir rendah dengan
metode kanguru, cetakan ke 2. Jakarta: Perinasia.
Priya, J.J. (2004). Kangaroo care for low birth weight babies. Nursing Journal of
Indian, 95 (9), 209-212. www.pediatriccareonline.org
.
Lampiran