Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK PPMO

Disusun oleh:
Nama: Muhammad Rizki Satria W
Absen: 24
Kelas: XI TMPO A

SMK N 2 KLATEN
TEKNIK MANAJEMEN PERAWATAN OTOMOTIF

1
BAB I
TUNE – UP

Adapun bagian – bagian dari kendaraan yang sering di tune – up antara lain :

1. Sistem pendingin
Komponen system pendingin yang biasa di tune-up antara lain:
a. Air radiator
Periksa air radiatornya terlebih dahulu, buka tutup radiator dengan cara
diputar, kemudian lihat air radiator dari lubang pengisian air. Jika jumlah air
radiatornya kurang, tambahkan secukupnya dengan air yang bersih.
b. Reservoir tank

Volume air di radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya mencapai batas


bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin dalam keadaan air
radiator kurang karena mesin akan menjadi sangat panas.

c. Tutup radiator
1) Gunakan alat uji tutup radiator
2) Tekanan pembukaan standar :
0,75- 1,05 kg/cm persegi (10,7- 14,9 psi )
Tekanan pembukaan minimum :
0,6 kg/cm persegi (8,5 psi )
3) Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator
perlu di ganti.

2
2. Oli Pelumas

Kemudian, tahap berikutnya adalah memeriksa oli mesin. Jika oli mesin
diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-up tidak akan maksimal karena
kondisi oli mesin berpengaruh terhadap suhu kerja mesin. Selain itu, oli mesin
juga berpengaruh terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin sangat kotor, encer, atau
kurang, bunyi mesin akan menjadi kasar. Hal ini akan berpengaruh terhadap
putaran stasioner dan idel.
Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli harus
memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang, tambahkan dengan oli
yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli yang ditambahkan tersebut mereknya
sama, untuk menghindari reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi dan kerja
mesin.
Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam, yaitu :

a. Oli Mineral Oli mineral dibuat dari bahan crude oli yang mengandung bahan
hidro karbon dan parafin yang cukup tinggi.
b. Oli Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa senyawa kimia. Oli
sintetis lebih baik daripada oli mineral karena bisa tahan bekerja pada suhu
rendah dan suhu tinggi.
c. Kondisi Visual Mesin
Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan mesin. Amati
dengan teliti kondisi visual mesin. Pastikan bahwa mesin benar-benar aman
untuk dihidupkan.
Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk tindakan pencegahan
kecelakaan yang harus dilakukan sebelum tune-up. Mesin dikatakan aman untuk
dihidupkan jika pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai berikut:

3
1) Tidak ada kabel yang tersangkut.
2) Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.
3) Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan urutan
pengapiannya.
4) Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas mesin.
5) Baut dan mur terpasang dengan baik.
6) Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.
7) Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.
8) Oli mesin dan air radiator cukup.

3. Menghidupkan Mesin
Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya bahaya,
hidupkan mesin pada putaran stasioner, beberapa menit kemudian tambahkan
putarannya jika diperlukan. Jangan menghidupkan mesin langsung pada putaran
tinggi, karena pelumasan belum sampai ke seluruh komponen mesin, untuk
mencegah keausan pada komponen. Untuk keperluan menganalisis kerusakan
mesin, selama mesin hidup perhatikan tiga hal sebagai berikut:

a. Bunyi Mesin
Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin sebagai berikut:

1) Ledakan akibat Pembakaran

Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar)


menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang pembakarannya normal,
bunyi ledakannya rata. Pada mesin yang pembakarannya tidak normal,
bunyi ledakannya tidak rata, terjadi entakan setiap beberapa detik. Jika
bunyi tersebut tidak disalurkan lewat knalpot, akan terdengar sangat
keras dan memekakkan telinga.

4
Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus dibandingkan dengan
mesin berbahan bakar solar atau diesel.

2) Getaran Komponen

Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah dalam


menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh getaran
komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran tersebut
bisa terjadi karena baut atau mur yang longgar, komponen retak, atau
patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi
akibat pembakaran bahan bakar.

3) Gesekan

Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa menimbulkan


bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan bisa timbul pada tuas
sistem kawat gas karburator yang tidak dilumasi dengan baik, gesekan
piston dengan dinding silinder, atau gesekan pada lakher.

4) Aliran Gas

Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak normal,
seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam silinder
(intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang keras.

5) Ketukan (knocking)

Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin yang
cukup keras, biasanya terjadi di daerah sebagai berikut:

 Celah katup yang terlalu besar.


 Bantalan poros engkol longgar.
 Piston kocak.
 Pen piston longgar.

5
 Poros nok kocak.
 Loncatan Bunga Api.

Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi khas. Bunyi tersebut
bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab loncatan bunga api listrik
adalah kebocoran arus atau hubungan singkat.

6) Tekanan Gas

Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir sama
dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas disebabkan oleh
sekat yang kurang rapat. Bunyi mesin harus didengarkan dengan saksama
untuk mencari penyebab kerusakan mesin. Karena itu, bandingkan bunyi
mesin sebelum dan setelah tune-up.

b. Getaran Mesin
Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran stasioner. Mesin yang
normal tidak memiliki getaran yang kasar. Jika diamati, pada waktu mesin
dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak bergetar kecuali kabel-kabel businya
yang sedikit bergetar. Jika getaran mesin agak kasar, berarti terdapat
gangguan pada proses pembakaran atau komponen-komponennya. Getaran
yang kasar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1) Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing silinder.


2) Tekanan kompresi di atas standarnya.
3) Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.
4) Salah satu busi mati.
5) Salah satu kabel busi lepas.
6) Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan pengapiannya.
7) Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor baut-bautnya.

6
c. Asap Knalpot
Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya perhatikan dengan
teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang keluar dari knalpot. Asap
yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk baik tidaknya proses
pembakaran bahan bakar mesin tersebut.
Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik tidaknya
proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut:

1) Warna Asap Hitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan sesuatu yang wajar.
Namun, warna asap hitam pada mesin bensin merupakan pertanda adanya
pembakaran yang tidak sempurna karena kelebihan bensin pada campuran
gas dan bensinnya. Ukuran standar yang digunakan sebagai pembanding
warna asap dikatakan hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi
normal.

2) Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda dengan mesin 4
tak, jika asap mesin 4 tak berwarna putih berarti terdapat kerusakan atau
gangguan pada mesin tersebut. Warna putih disebabkan asap dari oli yang
terbakar. Pada mesin 2 tak, oli memang terbakar bersama bensin. Namun
pada mesin 4 tak, oli tidak terbakar, kecuali terdapat kebocoran oli dari
karter ke ruang bakar.

3) Asap Tak Berwarna

Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna. Warna asap
seperti ini menandakan campuran gas normal, tidak kelebihan bensin,
tidak bercampur dengan oli, dan tidak kekurangan bensin.

7
4) Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak, disebabkan
adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin. Jika asap yang
dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal (kasar) dan
elektroda businya hitam.

4. Saringan bahan bakar (Fuel filter)

1. Lepas filter bahan bakar


2. Perhatikan saluran masuk dan buangnya
3. Semprotkan udara bertekanan rendah
4. Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk - saluran
buang, saluran buang - saluran masuk.
5. Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan :
berarti bersih, apabila berat harus diganti.

8
6. Saringan udara (Air filter)

Saringan udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan dengan komponen


yang lain, karena saringan udara merupakan komponen mesin yang paling dingin
dibandingkan dengan komponen yang lain setelah mesin dihidupkan. Selain itu
saringan udara juga berpengaruh terhadap komponen lain jika diservis belakangan,
seperti terhadap pembentukan campuran udara dan bensin di saluran pada intake
manifold (saluran pemasukan gas).
Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak di dalam kotak
berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak tersebut terbuat dari pelat
besi biasa. Saat pengapian, putaran stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan
udara. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan udara.

5. Baterai (Accu)

Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan accu. Pemeriksaan accu meliputi


sebagai berikut:
a. Tinggi Air Accu
Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas (upper level)
dan garis batas bawah (lower level). Jika air accu jumlahnya kurang,
tambahkan dengan accu zur secukupnya. Ketinggian air accu pada prinsipnya
adalah merendam seluruh sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel.
Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya menjadi lebih mudah
karena tidak memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan.
Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya.
Namun, harga accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang

9
menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah standar) berakibat
reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga arus yang dihasilkannya tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.

b. Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air hangat, sedangkan
karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan dengan ampelas.
Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting, adalah klem atau
penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem tersebut mudah sekali
kendor. Jika klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak melon¬catkan
bunga api. Untuk merawat klem agar tetap berfungsi dengan baik, ke¬raskan
baut pengikatnya dan gunakan klem yang berkualitas baik. Kutub-kutub accu
yang kotor atau berkarat menyebabkan tahanan sangat besar. Akibatnya, arus
yang mengalir menjadi berkurang (kecil) sehingga tenaga mesin menjadi
berkurang, bahkan mesin tak bisadihidupkan. Pada pemeriksaan pengapian,
umumnya accu diperiksa paling akhir, itu pun kalau bunga api yang keluar
dari busi sangat kecil dan bagian pengapian lainnya telah diservis.

10
6. Sistem Pengapian
Komponen system pengapian yang biasa di tune-up antara lain:
a. Busi
Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi atau sebelum
penyetelan celah katup. Alasannya, pada pengukuran tekanan kompresi
maupun penyetelan celah katup busi dalam keadaan tidak terpasang, bisa
menghasilkan efisiensi kerja yang optimal. Saat pengukuran kompresi, busi
harus dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk memasukkan ujung alat
pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya
dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi


kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas
dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak boleh
berhubungan. Karena itu, harus disetel celahnya. Adanya kotoran pada kedua
elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api
listrik.
Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda busi
perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda tengah dengan

insulatornya, berarti tipe busi yang digunakan cocok.


2) Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru, berarti tipe

businya terlalu dingin.


3) Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada elektrodanya,

berarti tipe businya terlalu panas.

Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe panas kurang
tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap panas. Busi panas cocok untuk
perjalanan jauh.

11
b. Kabel busi

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera dipasang. Periksa
kondisi tutup distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan tersebut
dilakukan setelah menyervis platina dengan tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas pengapian


dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun, kabel busi
harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu daripada businya, karena kabel
busi merupakan pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke busi.
Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan kualitasnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang besar pada busi.
Isolasi kabel busi harus memenuhi syarat, karena listrik yang dialirkan
bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt). Isolasi kabel busi yang sudah usang
harus diganti kabelnya. Penggantian kabel busi sebaiknya satu unit, dengan
harga yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal harganya, semakin
baik kualitasnya.
Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan timbulnya
crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sehingga busi yang
kabelnya terkena induksi meloncatkan bunga api liar dan menyebabkan kerja
mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga
mesin menjadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya besarnya tahanan

12
diukur menggunakan Ohm meter, jika besarnya tahanan tidak sesuai dengan
standartnya maka kabel busi diganti dengan yang baik.

c. Tutup distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan


pemeriksaan kabel-kabel busi dan servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk
meng¬hemat waktu kerja. Jika pemeriksa¬an tutup ditributor dilakukan
se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi pekerjaan melepas dan
mencabut kabel busi dan tutup dis¬tributor.
Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut:

1) Tidak retak.

2) Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik tegangan

tinggi tidak aus.


3) Bisa menutup dengan rapat.

Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian


atas tutup tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air
yang terjebak di dalam tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air
bisa keluar sehingga distributor tetap kering.

d. Platina

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya yang


harus diservis adalah platina. Platina terletak di dalam distributor. Platina
perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu sebelum menyetel saat pengapian
dan putaran stasioner. Jika platina disetel setelah penyetelan saat pengapian
dan putaran stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina
dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat
pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, saat
pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika celah platina lebih sempit, saat
pengapian akan mundur.

13
Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih
besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina semakin
kecil, putaran stasioner akan naik sedikit. Meskipun perubahan putaran
stasioner tersebut tidak begitu besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil
servis. Kondisi permukaan kontak platina sangat berpengaruh terhadap
putaran stasioner dan bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran
stasioner akan turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran
stasioner akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah
penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar. Perhatikan


kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat dengan bodi mesin.
Hubungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya
loncatan bunga api pada busi. Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka
tidak perlu melewati tahapan ini.

7. Menyetel Celah Katup


Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel celah
katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya.
Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara, hingga penyetelan katup selesai.
Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan memperoleh
keuntungan sebagai berikut:

a. Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi masing-
masing silinder.
b. Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah mencapai titik
puncaknya atau belum.
c. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

d. Syarat Penyetelan Katup

14
Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

1) Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.


2) Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.
3) Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik jika proses kerja mesin
(gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

e. Cara Penyetelan
Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar penyetelan
katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut:

1) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston berada di


posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini banyak
membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar puli sesuai
dengan banyaknya silinder sampai mendapatkan posisi piston pada top
silinder 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Saat posisi top kompresi, kedua katup
iNdan EX harus dalam keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel
celahnya.
2) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston pada posisi
top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai dengan
proses kerja mesin. Cara ini lebih cepat dan menghemat dengan tenaga,
tetapi memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya
hubungan antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan
katup.

15
8. Positive Crank Case Ventilation (PCV)
PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke dalam
ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui sebuah selang
yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold.
Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu
sebelum .tes kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan kompresi
dan putaran mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah dibandingkan
dengan ketika PCVdiaktifl<an.
Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan
kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti
dengan yang baru.

9. Saat Pengapian
Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin.
Alasannya, karena saat pengapian yang tercantum dalam buku pedoman
servis mobil adalah saat pengapian pada putaran stasioner. Jika saat
pengapiannya disetel pada putaran tidak stasioner, akan terjadi pengulangan
kerja. Hal ini sebenarnya bisa dihindari, karena begitu pu¬taran mesin disetel,
saat penga¬t,piannya pasti berubah.
Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar dis¬tributor dalam
keadaan mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang paling halus
dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa dijadikan
pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa menggunakan
timing- light (penyetelan perigapian) atau alat bantu lainnya.
Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut pengikatnya
dikendorkan. Jika distributor diputar berlawanan arah dengan putaran rotor,
berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya, jika distributor diputar
searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

16
10. Idel
Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-up mesin
mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap saat pengapian, celah
katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh
berbagai komponen mesin.

11. Tali Kipas


Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas
berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika tali kipas
kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin dengan baik
karena selip.
Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran mesin
sehingga mesin menjadi panas. Selain itu, putaran alternator juga tidak bisa
maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

C. Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up

Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruh


komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar atau belum. Jika
semua komponen telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran
stasioner beberapa menit. Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi
normal, naikkan putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin,
getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak terdapat gangguan atau
ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.

17
BAB II
Thermostart

Thermostat

Memeriksa secara visual kondisi thermostat jika masih baik, maka


melakukan pemeriksaan thermostat dengan merebus thermosta tersebut. Dengan
menggunakan thermometer untuk memeriksa suhu dari air yang direbus tersebut.
Spesifikasi dari thermostat yaitu pada saat mulai membuka 80,5-83,5°C dan
membuka penuh pada 95°C. Jika thermostat tidak mulai membuka dan membuka
penuh pada suhu tersebut maka thermostat perlu diganti karena dapat menyebabka
mesin overheat. Memeriksa gasket pada thermostat, jika sudah retak atau pecah
maka perlu diganti agar tidak terjadi kebocoran pada tutup thermostat.

18
BAB III
POMPA BAHAN BAKAR
Pemeriksaan pompa bensin mekanik
1. pemeriksaan katup masuk
Sumbatlah pipa saluran keluar dengan menggunakan jari kemudian gerakan
atau tekan rocker arm. Pastikan bahwa rocker arm bergerak bebas.

2. Pemeriksaan katup keluar


Sumbatlah pipa saluran keluar dengan menggunakan jari kemudian gerakan
rocker arm. Pastikan bahwa rocker arm tidak dapat bergerak atau terkunci
(tenaga yang digunakan untuk menggerakkan rocker arm sama besar saat
melakukan pemeriksaan awal dan hal ini juga berlaku untuk pemeriksaan ke 3
dan ke 4 nantinya).

3. Pemeriksaan diafragma atau membran


Sumbatlah pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar dengan menggunakan
jari kemudian gerakan rocker arm. Pastikan bahwa keadaan rocker arm terkunci.

19
Catatan :
Apabila pemeriksaan ketiga hal di atas tidak sesuai dengan spesifikasi maka
dapat dipastikan bahwa terdapat kebocoran atau kerusakan pada perapat antara
bodi dan rumah pompa bagian atas.

4. Pemeriksaan oil seal


Sumbatlah lubang ventilasi atau lubang hawa dengan menggunakan jari dan
kemudian gerakan rocker arm. Pastikan bahwa rocker arm dalam keadaan
mengunci.

Apabila pompa bensin mekanik ini rusak maka pompa bensin mekanik ini tidak
dapat diperbaiki karena komponen-komponen pompa bensin mekanik ini dibuat
menjadi satu unit utuh yang artinya pompa bensin mekanik tidak dapat
dibongkar sehingga apabila terjadi kerusakan pada pompa bensin mekanik ini
harus diganti dengan yang baru.

20
BAB IV
KARBURATOR

Dalam bab ini membahas tentang langkah kerja karburator, sebagai berikut:

A. Pembongkaran

1) Siapkan alat dan bahan


2) Lepaskan bodi motor yang masih terpasang pada sepeda motor
3) Lepaskan cekep dengan obeng (+) dan lepaskan selang bensin dan selang
hisap
4) Kendorkan baut pada karet yang menghubungkan karburator dengan filter
5) Lepaskan karburator pada sepeeda motor
6) Lepaskan ruang pelampung atau float chamber
7) Lepaskan main jet dan filot jet kemudian bersihkan karburator dengan bensin

B. Pemeriksaan

1) Meletakan karburator ke nampan yang sudah disediakan,kemudian lepaskan


komponen-komponen dengan menggunakan cairan pembersih.
2) Cek main jet, pilot jet dengan melihat lubang di tengah nya apakah tersumbat
atau tidak, jika tersumbat semprot kembali agar kotoran yang menyumbat
hilang.
3) Apakah baut setelan udara udah masih baik atau sudah aus? Jika baut
penyetel udara sudah aus,gantilah baut penyetel udara tersebut. Karena baut
udara yang sudah aus akan membuat penyetelan pada putaran stasioner
menjadi tidak sempurna atau tidak baik.
4) Periksa apakah jarum pelampung sudah aus atau masih baik ? jika sudah aus
gantilah dengan yang baru ! jarum pelampung yang sudah aus, mempuat
bensin terus masuk kedalam ruang pelampung. Hal ini akan membuat mesin
menjadi banjir.

21
5) Apakah pelampung masih baik atau sudah bocor ? jika bocor gantilah dengan
yang baru. Adapun pemeriksaan pelampung ini dengan mengocoknya di
dekat telinga kita dan kita akan mendengarkan apakah ada suara dari
pelampung tersebut.
6) Periksa apakah jarum skep sudah aus ? jika sudah aus, maka diganti. Jarum
skep yang sudah aus akan mempengaruhi campuran bensin dan udara yang
masuk kedalam bensin.
Terutama kita tidak dapat membuat mesin dalam putran langasam yang baik,
karena cenderung mesin akan berada dalam rpm tinggi terus.
7) Semprot dan priksa semua lubang pada saluran karburator tersebut, karena
lubaang saluran yang tersumbat ini akan membuat bensin susah keluar dari
ruang pelampung untuk di bercampur dangan udara yang masuk ke dalam
mesin.sehingga mesin cenderung menjadi boros bensin dan sulit di
hidupkan.
8) Semprot pilot jet dan main jet dengan kompresor. Agar main jet dan pilot jet
bersih, dan mampu melakukan proses pencampuran yang sempurna dan
baik.

C. Perbaikan dan Prakitan

1) Setelah di bersihkan dengan bensin semprot karburator dengan angina


betekanan (kompresor)
2)Pasangkembali main jet, pilot dan ruang pelampung (float Chamber
3) Pasang karburator dan skep
4) Kencangkan baut pada manifold dan karet yang menghubungankan
karburator dan filter
5) Kemudian pasang selang bensin dan selang hisap
6) Stel karburator atau stel udara dan gas motor supaya normal

22

Anda mungkin juga menyukai