Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sutrianingsih ( 2312778 )

Prodi : S eni B udaya


Mata Kuliah : Filosofi Pensisikan Indonesia
Dosen Pengampu : Bandi Sobandi, S. Pd., M. Pd

TUGAS 1.4 ARGUMENTASI KRITIS

satunyPaa ddai mbiadsaan pge nPjeanjadhidaink aBne ldananda P, etenlgahaj aterrajna.diP deinsdkirdimikianna sdi it eIhnad
pendidikan Barat yang bersifat kolonial, dimana system Pendidikan hanya diperuntukan bagi kaum elite atau bangsawan yang

yang dianggap memiliki dua kelemahan pokok, yaitu : (l) terlalu menekankan intelektualitas, dan
(2) fungsi dan tujuannya semata-mata demi kepentingan penjajah Belanda. Atas dasar kedua aspek
negatif tersebutlah Ki Hajar Dewantara menyelenggarakan pendidikan sekolah swasta yaitu Taman
Siswa yang sejak semula telah dikemas atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang sejajar dengan
masyarakat Indonesia dimaksudkan untuk mendidik masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Tujuan pokok yang hendak dicapai adalah terlaksananya pendidikan dan pengajaran secara merata,
sekaligus menanamkan nilai-nilai persatuan diatas perbedaan.

Hingga saat ini, hasil pemikiran-pemikiran dari Ki Hajar Dwantara masih dijadikan laandasan
dalam berbagai aspek Pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah Tri Pusat Pendidikan dimana
pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan terlihat dari konsep ini, bahwa dalam
kehidupan anak-anak terdapat tiga tempat penting yang menjadi pusat pendidikan bagi mereka,
yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Dari konsep tersebut lahirlah
istilah Tripusat Pendidikan yang menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional meliputi tiga hal, yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan
pendidikan masyarakat. Selain itu, Ki hajar Dewantara percaya bahwa Pendidikan memiliki 3 peran
penting, pertama memajukan dan menjaga diri, kedua memelihara dan menjaga bangsa, dan ketiga

memeliara dan menjaga dunia. Beliau menyebut ini sebagai Filosofis Tri sri Rahayu, artinya ketika
kita berhasil menjadi orang yang merdeka maka hal tersebut akan berpengaruh pada lingkungan
sekitar seperti keluarga dan masyarkat. Dan ketika masyarakat telah merdeka akan berpengaruh
pada kemajuan negara.

Hal itu sangat berkaitan dengan tujuan Pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara
adalah memerdekkan manusia. Lantas seperti apa manusia merdeka itu? Manusia merdeka adalah
manusia yang selamat raganya dan bahagia jiwanya, mandiri lahir dan batin, serta tidak bergantung
pada orang lain. Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara masih relevan dengan kondisi zaman
sekarang, hingga Kurikulum Merdeka kembali digaungkan untuk sistem pendidikan Indonesia yang
humanis dan selaras dengan kemajuan peradaban yang serba teknologi digital. Kurikulum Merdeka
kembali digaungkan untuk sistem pendidikan Indonesia yang humanis dan selaras dengan kemajuan

peradaban yang serba teknologi digital.


Referensi :
Suastika, Made Suastika Made, Nym Kutha Ratna Nym Kutha Ratna, and Ketut Ardhana Ketut Ardhana. (2002). "Ki Hadja

Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A., Hamdany, S., & Pardamean, P. (2022). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkem

percaya bahwa pendidikan itu punya tiga peran penting yaitu yang pertama memajukan dan menjaga diri, yang kedua meme
menjaga dunia. Ki Hajar Dewantara menyebut ini sebagai filosofi Tri Sri Rahayu dia percaya

Anda mungkin juga menyukai