Anda di halaman 1dari 12

IJTIHAD

kelompok 3
Dwi Ayu Nur Rohmah
Layung Nawang Wulan

Muhammad Alif Afriza


M Hezzel Resnu Thoriq
Ratu Shafana Firdania
Rifai Abdul Hafiz
anggota
Sylva Arrozka
Yolanda Rahma
Perbedaan
perbedaan adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan dan selalu ada
dalam agama kita Perbedaan sebenarnya adalah kehendak Allah swt.
Dalam QS. al-Mā`idah: 48, Allah swt. berfirman:
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. al-Mā`idah: 48).
Penyebab terjadinya
perbedaan Ijtihad

Hal yang dapat menyebabkan ijtihad,


karena perbedaan dalam memahami
nash dan mengartikan kata-kata dan
istilah, baik dalam Al-Qur'an maupun
Hadis.
01. 02.
Berbeda tanggapan terhadap Hadis. hal ini
terjadi karena berbeda pendapat dalam
menilai tsiqat (terpercaya) tidaknya Berbeda tanggapan
seorang perawi, lemah tidaknya matan dan tentang ta'arudl (
sanad suatu hadis jika dibandingkan dengan
pertentangan antara
matan dan sanad lain. Sehingga, ada beberapa
ulama yang berbeda dalam mengkategorikan dalil) dan tarjih
bahwa suatu hadis tersebut dimasukkan ke (menguatkan satu dalil
dalam hadist shahih, hasan maupun dha'if.
atas dalil lainnya)
Konsekuensinya kehujahannya pun akan
berbeda satu sama yang lainnya
lanjutan..

03. 04.
Perselisihan tentang ilat dari Dari beberapa sebab diatas pada
suatu hukum. Perselisihan para prinsipnya disebabkan karena
mujtahid mengenai ilat ('illah) berbeda dalam memahami nash
dari suatu hukum juga merupakan dan metode pengambilan hukum
salah satu sebab terjadinya yang dikarenakan sosio'kultural
perbedaan hasil ijtihad dan geografisnya
05. 2. pengertian lafal (kata) misalnya:
* Lafal yang berbentuk musytarak
(mempunyai arti lebih dari satu) contoh
lafs quru dalam
* Qs,albaqarah: 228 imam hanafi memilih
perbedaan dalam memahami al-qur'an ariti haidh dan imam syaff'i memilih arti suci.
dan as-sunnah disebabkan karena hal * Lafal yang berbentuk hakiki atau juga
hal sebagai berikut: dapat berarti majazi. misalnya dalam Qs al-
maidah:33 mengenai "aw yanfaw" (atau
dibuang) imam hanafi memilih arti majazi
1. berbeda pandangan dalam menentukan
asumsi tentang suatu nash.misalnya nabi dengan "dipenjara"sedangkan imam syafi'i
muhammaad menyerukan bahwa niat untuk memilih arti hakiki dengan "dibuang atau
melakukan ibadah, hanya saja nabi
'alahissalam tidak menjelaskan apakah diusir, kenegara lain.
lanjutan..
3. kadang kadang dalam al quran ditemukan ayat ayat yang
tampaknya bertentangan,kemudian para mujtahud mencoba
mengkrompomikan dengan jalan seperti :
* Manasakh (menghapus) ketentuan yang telah lalu dengan suatu ketentuan yang datang kemudian
dengan ada waktu perselangan anatra kedua (Qs:al-baqarah 144). Sebagian ulama menggunakan
metode ini dengan alasan pada zaman nabi muhammad,syraiah diberikan secara bertahap,menurut
kemampuan pemiliknya,sehimgga dimungkinkan adanya masakh pada masa selanjutnya.ulama sepakat
nasakh tidak berlaku setelah rasul meninggal.
* Tarjih, memilih kelebihan salah satu dari dua dalil yg sama dengan sesuatu yang menjadikannya
lebih utama dari yang lain.
* Takhsish al-'amm, yaitu mengkhususkan dalil dalil yang bersifat umum.pada dasarnya dalil
yang bersifat umum belum dapat dijadikan hujjah,kecualli sudah diketahui makhshashih
nya(yang mengkhususkan) karena itu, keberlakuan hukum menurut kekhususan dalil,
sedangkan daliil 'amm yang tersisa (diluar jalur dalil khusus dapat dijadikan hujjah.
* Taqyid al-muthlak, membatasi keberlakuan hukum yang sifatnya mash mutlak (belum ada
ketentuan).
* Membentuk dua jalur masing masing dari dua hal yang berlainan.
lanjutan..
4. berbeda pandangan dalam menentukan asumsi tentang suatu nash.misalnya nabi
muhammaad menyerukan bahwa niat untuk melakukan ibadah, hanya saja nabi
'alahissalam tidak menjelaskan apakah
niat itu termasuk syarat ibadah atau rukn ibadah.ulama hanafiyah mengasumsikan bahwa
niat sebagai
syarat,sehinngga praktik niat (menampakkan niat dengan membaca usshalli....) dalam
sholat adalah
bid'ah karena nabi tidak pernah mengajarkan, lagi pula pada melafalkan (talaffudz)niat
tersebut dalam rangkain sholat. demikian juga bagi hanafiyah pengulangan takbir
(tirar)hukumnya haram, karena takbir telah masuk dalam bagian sholat yang sudah
dikatakan dengan niat ulama syafi’iyah mengasumsikan bahwa niat merupakan rukun
ibadah, sehinngga pelkasanaan niat bersamaan (muqtarin)dengan
takbir. karena itu,melafalkan niat merupakan sunnah,untuk bersiap siap memasuki sholat
yang diawali dengan takbir dan niat, sedangkan takbir yang dihitung adalah takbir yang
terakhir. ulama malikiyah mengambil jalan tengah apabila seseorang mempunyai waswas,
maka talfudzun niat disunnahkan namun jika ia tergolong yang sehat maka makruh
melafallkannya.
BENTUK-BENTUK
IJTIHAD

IJMA QIYAS
Ijma' adalah kesepakatan mujtahid tentang Qiyas adalah menetapkan hukum suatu
hukum syara' dari suatu peristiwa setelah kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar
Rosul wafat. Sebagai contoh adalah setelah nashnya dengan cara membandingkan dengan
rasul meninggal diperlukan pengangkatan suatu kejadian yang telah ditetapakan
pengganti beliau yang disebut dengan kholifah hukumnya berdasarkan nash karena ada
maka kaum muslimin pada waktu itu sepakat persamaan illat/sifat diantara kejadian atau
mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah peristiwa itu. Contoh narkotika diqiyaskan
pertama. dengan meminum khmar.
LANJUTAN..

MASLAHAH
MURSALAH URF
Maslahah mursalah adalah suatu
kemaslahatan dimana syar'i tidak Urf menurut bahasa berarti
mensyariatkan sutau hukum ntuk kebiasaan. Sedangkan menurt istilah
merealisir kemaslahatan itu dan tidak ada sesuatu yang telah dikenal orang
dalil yang menunjukkan atas pengakuanya banyak dan menjadi tradisi mereka dan
atau pembatalanya. tentunya tradisi disini adalah
Contoh: kemaslahatan yang karenanya kebiasaan yang tidak dilarang.
Contoh: saling pengertian manusia
para sahabat mensyariatkan pengadaan
terhadap jual beli dengan cara saling
penjara, pencetakan mata uang, penetapan
memberikan tanpa adanya sighot
tanah pertanian, memungut pajak. lafdliyah.
THANK YOU!!

Anda mungkin juga menyukai