Endokrinologi Anak
dr. Devie Kristiani, Sp.A (K)
Pencatat : Saskia
QC : Zefanya
Editor : Momon
Pituitary
T3/ cortiso
IG T4 l Sex steroid
F
Cellular growth
GROWTH HORMONE
● Nama lain : Somatotropin
● Disupresi oleh somatostatin (hypothalamic growth
hormone release-inhibiting factor).
● Distimulasi oleh growth hormone-releasing hormone
(GHRH).
○ Hipotalamus menghasilkan GHRH dan
somatostatin, kalau GH sudah cukup,
somatostatin akan dihasilkan untuk menghambat agar tinggi badan bisa
terkontrol.
● Hipotalamus → GHRH yang merangsang kelenjar pituitari → GH yang merangsang
liver dan jaringan lain → Insulin-like growth factor yang merangsang kartilago untuk
tumbuh (pertumbuhan tulang dan jaringan).
● Efeknya terutama melalui produksi IGF, tapi juga memiliki efek langsung pada
lipolisis, transport asam amino ke dalam jaringan, dan peningkatan sintesis
protein oleh hati.
● Kadarnya dalam tubuh paling tinggi pada masa janin, menurun selama masa
anak-anak, dan kembali meningkat saat pubertas.
HORMON TIROID
● Mengatur metabolisme seluruh tubuh.
● Kelenjar tiroid menghasilkan : Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3).
● Mengontrol pertumbuhan.
● Berperan penting dalam perkembangan otak dan
kecerdasan bayi atau anak.
○ Yang hipotiroid bukan hanya pertumbuhan kurang,
namun juga retardasi mental yang berat.
● Berpengaruh terhadap denyut jantung, suhu tubuh,
kecepatan penyerapan makanan.
● Mengontrol kontraksi otot baik otot polos/ skeletal.
A. HIPOTIROID KONGENITAL
● Kejadian yang cukup langka dan bisa dicegah dengan pemberian
hormon tiroid sejak dini. Hipotiroid kongenital/ pada
bayi dikatakan tidak memiliki kelenjar tiroid/ gondok
sehingga tidak bisa menghasilkan hormon tiroid, tanda-
tandanya yaitu :
○ Ikterus neonatal berkepanjangn (bayi kuning).
○ Fontanela atau ubun-ubun anterior dan
posterior terbuka lebar.
○ Coarse features (Lidah tebal atau besar, kulit
tebal kasar, mata sembab/ terlihat edema).
○ Suara serak dan dalam.
○ Bayi tidak aktif.
○ Bisa terjadi : Hernia umbilikal (Seperti pada gambar diatas) karena
otot perut lemah, hipotoni, dll → Ingat bahwa hormon tiroid mengontrol
kontraksi otot.
○ Perut buncit, konstipasi karena kontraksi otot GIT lambat, dll.
● Berhubungan dengan beberapa sindrom seperti Down’s Syndrome.
B. HIPOTIROID AKUISITA
● Jarang pada umur < 2 tahun.
● Kausa : Autoimun tiroiditis, defisiensi
iodium, dll.
○ Pemberian yodium pada garam
disebabkan karena semua orang
pasti makan garam.
○ Maka kasus hipotiroid e.c. defisiensi
yodium jarang ditemukan.
● Perempuan : Laki-laki = 3:1, perempuan
lebih sering mengalami autoimun tiroiditis.
● Riwayat keluarga penyakit autoimun.
● Gejala klinis : Pada anak-anak pertumbuhan akan terlambat, awalnya bisa
baik namun setelah terkena hipotiroid jadi terlambat. Poor growth atau
short stature, konstipasi, prestasi belajar menurun, mudah lelah,
intoleransi dingin, dengan atau tanpa struma, ekspresi datar, mata
sembab, kulit dingin atau pucat karena metabolisme lambat.
HORMON SEX-STEORID
Terdapat pengaruhnya, seperti :
● Mempengaruhi terjadinya percepatan pertumbuhan pada masa pubertas.
● Stimulasi IGF-1 pada kartilago dan produksi GH.
● Bila berlebihan akan menyebabkan terjadinya perawakan pendek (short
stature) karena penutupan epifisis dini → Tulang tidak bisa bertambah
panjang.
A. PERAWAKAN PENDEK
Seorang anak dikatakan berperawakan pendek apabila : ⭐
1. Lebih pendek dari standar tinggi badan berdasarkan usia (<-2 SD atau
< persentil 3).
➢ Grafik standar < 5thn menggunakan grafik WHO, > 5thn grafik
CDC.
2. Hambatan laju pertumbuhan (growth increment) → Pertambahan tinggi
badan semakin melambat.
3. Lebih pendek dibandingkan potensi genetiknya (Ekstrapolasi
berdasarkan TB ayah dan ibu / mid parental height).
➢ Kalau lebih pendek dari potensi genetik → Perawakan pendek
Potensi genetik (Midparental heights)
Menghitung kira-kira tinggi badan anak ketika dewasa berdasarkan tinggi orang
tua. +7,5cm bergantung pada asupan gizi saat kecil, penyakit kronis, dan kondisi
lingkungan anak.
D. AKROMEGALI
● Kelebihan GH pada saat epifisis sudah
menutup → Bisa terjadi pada orang dewasa,
karena sudah tidak tambah tinggi lagi.
● Tulang menjadi lebih tebal dan wajah
menjadi lebar.
E. PUBERTAS PREKOKS
● Gangguan pada sex hormone.
● Munculnya tanda pubertas sebelum usia 8 tahun (anak perempuan)
dan 9 tahun (anak laki-laki).
● Premature thelarche (Pertumbuhan payudara < 8 tahun) : Varian
normal bila tidak disertai tanda seks sekunder lain atau menarche
(Pertumbuhan rambut di ketiak dan pubis, mens, bau badan).
● Penyebab : Kelainan sistem saraf pusat : Tumor/ trauma/ infeksi/
hidrosefalus.
● Anak dengan pubertas prekok : Pendek →
tumbuh lebih awal namun akhirnya lebih pendek.
Kriteria diagnosis
● Gejala klinis DM atau krisis hiperglikemia dengan kadar glukosa
plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dL.
● Glukosa puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl.
● Kadar glukosa postprandial lebih atau sama dengan 200 mg/dl dengan
uji toleransi glukosa oral.
○ Pemeriksaan setelah diberikan glukosa.
● HbA1C > 6,5%
Tatalaksana
● Terapi insulin karena tidak bisa memproduksi insulin.
● Untuk menjamin tetap ada insulin yang cukup .
● Insulin diberikan paling tidak menggunakan 2 kali injeksi (kerja pendek/
cepat dan insulin basal).
○ Pemberian insulin short-acting setelah makan, insulin basal
sebelum tidur.
● Dosis tergantung pada : Usia, BB, status pubertas, lama menderita,
asupan makanan, olahraga, aktivitas harian, hasil monitoring glukosa dan
HbA1C.
○ Anak pubertas membutuhkan insulin lebih dibandingkan anak
prapubertas.
Bagi teman-teman yang ingin belajar lebih lanjut, materi ini dibahas di BLOK 2G,
halaman 132