Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

LABA TERHADAP TINGKAT KONVERGENSI IFRS

( Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia Tahun 2020 – 2022)

PROPOSAL

Disusun Oleh :
Rossy Febriani
2112120098

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.6. Sistematika Penelitian...............................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................6
2.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)..............................................................6
2.2. Tingkat Konvergensi IFRS........................................................................7
2.2.1 Karakteristik IFRS.............................................................................9
2.2.2 Manfaat IFRS...................................................................................10
2.3. Konservatisme Akuntansi........................................................................12
2.3.1 Manajemen Laba..............................................................................14
2.4. Penelitian Terdahulu................................................................................15
2.5. Kerangka Pemikiran................................................................................20
2.6. Bangunan Hipotesis.................................................................................21
2.6.1 Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Konvergensi IFRS. 21
2.6.2 Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Konvergensi IFRS...............23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
3.1. Sumber data.............................................................................................24
3.2. Metode Pengumpulan Data.....................................................................24
3.3. Populasi dan Sampel...............................................................................24
3.3.1 Populasi............................................................................................24
3.3.2 Sampel..............................................................................................25
3.4. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............................26
3.4.1 Definisi Operasional Variabel..........................................................26

i
3.5. Metode Analisa Data...............................................................................28
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif.............................................................28
3.5.2 Uji Asumsi Klasik............................................................................28
3.5.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................28
3.5.4 Uji Multikolinearitas........................................................................29
3.5.5 Uji Autokorelasi...............................................................................29
3.5.6 Uji Heteroskedastisitas.....................................................................29
3.6. Analisis Regresi Linier Berganda............................................................30
3.7. Pengujian Hipotesis.................................................................................30
3.7.1 Signifikansi Simultan (Uji F)...........................................................30
3.7.2 Uji Statistik t (t-test).........................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lanskap ekonomi dan perusahaan yang terus berkembang, ada kebutuhan
yang semakin meningkat untuk standar akuntansi yang seragam dan relevan di
seluruh dunia. International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah standar
akuntansi yang diakui secara global yang dikembangkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB), sebelumnya dikenal sebagai International
Accounts Standards Committee (IASC). IFRS dapat dipahami sebagai upaya
untuk memperkuat kerangka keuangan global dan menemukan solusi jangka
panjang untuk kekurangan kejelasan dalam data keuangan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Asosiasi Akuntan Indonesia (DSAK – IAI)


berencana untuk menerapkan atau sepenuhnya mengadopsi International
Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia pada tahun 2012. Mengadopsi
International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia akan
memungkinkan penggunaan nilai adil atau fair value untuk berbagai hal yang
lebih luas ketika mengevaluasi nilai baik aset maupun liabilitas. Penggunaan nilai
wajar bertujuan untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi dengan
menampilkan nilai saat ini.

Salah satu tujuan konvergensi IFRS adalah untuk meningkatkan keandalan


laporan keuangan, meningkatkan persyaratan elemen informasi untuk
meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan tanggung jawab manajemen atas
tata kelola perusahaan, dan menyampaikan informasi terkait laporan keuangan
yang lebih akurat, relevan, dan dapat dibandingkan (Putri et al., 2020). Karena
terdapat perbedaan dalam kebijakan dan standar di berbagai negara, konvergensi
ini dapat menyebabkan pemahaman yang lebih baik tentang interpretasi informasi
dalam laporan keuangan.

Sebuah studi menarik tentang efek konvergensi IFRS berfokus pada implementasi
prinsip-prinsip kewaspadaan. Hellman (2007) menyatakan bahwa konservatisme

1
adalah konsep akuntansi yang kontroversial. Teoretik memiliki ketidakjujuran
yang kuat terhadap konsep mengecewakan aset, melebih-lebihkan utang, menunda
pengakuan pendapatan, dan membiayai kembali kewajiban. Namun demikian,
konservatisme secara luas dianggap sebagai salah satu prinsip yang paling
menonjol dalam akuntansi tradisional. Kebutuhan konservatisme sering dikaitkan
dengan keandalan melaporkan kejadian sebelumnya, yang mempengaruhi fokus
pada analisis retrospektif, manajemen yang bertanggung jawab, dan perilaku
auditor. Auditor menggunakan praktek pelaporan konservatif untuk melindungi
diri dari potensi kewajiban hukum. Namun, aturan akuntansi kontemporer, yang
dirancang untuk membantu investor dan pemangku kepentingan dalam membuat
keputusan yang lebih terinformasi, telah mulai menyimpang dari konsep
konservatif.

Namun, metode manajemen keuntungan yang mengubah laporan keuangan untuk


mencapai tujuan tertentu dapat menghalangi penerapan International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang berkelanjutan. Peran manajemen sangat penting
dalam memastikan validitas dan keandalan laporan keuangan perusahaan. Namun,
adalah umum bagi manajemen untuk terlibat dalam manipulasi data dalam laporan
keuangan untuk menyajikan skenario yang menguntungkan bagi perusahaan.

Mengkaji dampak konvergensi IFRS pada peraturan akuntansi Indonesia adalah


fenomena yang signifikan. Pemerintah mendukung berbagai alasan dan semua
argumen yang mendukung implementasi standar tersebut. Salah satu alasan untuk
menerapkan standar baru ini adalah untuk meningkatkan kualitas informasi
akuntansi yang disampaikan. Menurut Ball (2006), IFRS memiliki potensi untuk
laporan keuangan yang lebih akurat, komprehensif, dan cepat.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki


peran strategis dalam proses konvergensi IFRS. Fenomena yang terjadi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia salah satunya ialah
PT. Astra International Tbk. Perusahaan telah mengadopsi laporan keuangan
sesuai dengan IFRS. Namun, laporan keuangan untuk Juni 2021 menggunakan

2
pedoman IFRS 2013 untuk presentasi laporan keuangan, tetapi pada bulan
September 2021, perusahaan sengaja menggunakan standar IFRS 2009 untuk
pelaporan keuangan. Karena perubahan standar, laporan keuangan September
2021 sangat berbeda dari laporan keuangan Juni, mengakibatkan perubahan
substansial dalam nilai aset. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan laporan
keuangan menjadi tidak signifikan dan membuat laporan keuangan tidak efektif.

Berdasarkan uraian di atas, konvergensi IFRS di Indonesia belum sepenuhnya


memberikan manfaat dalam kualitas laporan keuangan maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Manajemen Laba Terhadap Tingkat Konvergensi IFRS”
(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2020 –
2022”

1.1. Ruang Lingkup Penelitian


Dari latar belakang tersebut maka ruang lingkup penelitian yang digunakan
adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2020 – 2022.
2. Laporan keuangan tahunan periode 2020 – 2022.
3. Variabel penelitian ini adalah Konservatisme Akuntansi, Manajemen Laba
dan Tingkat Konvergensi IFRS.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka masalah untuk penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Konservatisme Akuntansi berpengaruh terhadap Tingkat
Konvergensi IFRS?
2. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Tingkat Konvergensi
IFRS?
3. Apakah Konservatisme Akuntansi dan Manajemen Laba berpengaruh
terhadap Tingkat Konvergensi IFRS?

3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui apakah Konservatisme Akuntansi berpengaruh
terhadap Tingkat Konvergensi IFRS.
2. Untuk mengetahui apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Tingkat
Konvergensi IFRS.
3. Untuk mengetahui apakah Konservatisme Akuntansi dan Manajemen Laba
berpengaruh terhadap Tingkat Konvergensi IFRS.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berharap penelitian ini memiliki manfaat
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konservatisme
akuntansi dan manajemen keuntungan pada kecepatan konvergensi
Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS) di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2020 hingga
2022. Temuan-temuan tersebut diharapkan memberikan wawasan berharga
dalam hal ini. Selain berfungsi sebagai sumber daya bagi siswa dan
peneliti, bahan referensi dan literatur perpustakaan berharga bagi mereka
yang bekerja pada proyek ilmiah yang berkaitan dengan isu-isu yang
sama. Sumber daya ini menyediakan pengetahuan tambahan dan bahan
referensi yang dapat digunakan untuk penelitian di masa depan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini akan menjadi media referensi bagi peneliti
selanjutnya dengan menggunakan konsep dan infrastruktur penelitian
yang sama serta berkontribusi terhadap pengembangan ilmu
komunikasi.
b. Bagi Praktisi

4
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan dan kontribusi tentang
pengaruh Konservatisme Akuntansi dan manajemen laba terhadap
tingkat konvergensi IFRS yang akan berpengaruh pada penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi.

1.1. Sistematika Penelitian


Sistematika penulisan terdiri dari tiga bab dan disususun secara rinci untuk
memamahami laporan dengan sistematika sebagai berikut :

SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran yang cukup jelas tentang penelitian ini maka
disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi mengenai informasi materi
serta hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun sistematika
penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tinjauan pustaka berisi topik penelitian, kaitan variabel independen


dengan variabel dependen, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bagaimana penelitian dilaksanakan, tentang variabel


penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, jenis dan
sumber data, pengumpulan data, metode analisis yang digunakan di penelitian ini.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

1.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)


Spence awalnya mengusulkan teori ini pada tahun 1973 dalam sebuah makalah
penelitian berjudul "Job Market". Spence berpendapat bahwa teori sinyal
menjelaskan proses dimana informasi tentang kemenangan atau kekalahan
perusahaan dikirim ke pemiliknya. Dalam signalling theory, perusahaan yang
secara efektif mengkomunikasikan informasi yang akurat membedakan diri dari
perusahaan yang tidak memiliki berita positif. Sebaliknya, pasar tetap skeptis
terhadap sinyal kinerja masa depan yang menjanjikan dari perusahaan dengan
riwayat kinerja keuangan yang buruk.

Gumanti (2009:4) mengklaim bahwa teori sinyal adalah teori penting dalam
memahami manajemen keuangan. Secara umum, sinyal adalah komunikasi yang
ditransmisikan oleh manajemen perusahaan kepada pihak eksternal. seorang
investor Sinyal-sinyal ini mungkin dapat diamati secara langsung atau
membutuhkan analisis tambahan untuk pemahaman. Terlepas dari bentuk atau
sifat sinyal, tujuannya selalu untuk mempengaruhi pasar atau pihak eksternal
untuk mengubah penilaian mereka tentang organisasi. Oleh karena itu, diperlukan
bahwa sinyal yang dipilih memiliki konten informatif yang dapat mempengaruhi
persepsi pihak eksternal.

Teori sinyal menjelaskan mekanisme melalui mana perusahaan mengirimkan


sinyal kepada penerima laporan keuangan. Sinyal-sinyal ini dimanifestasikan
sebagai data mengenai tindakan yang diambil oleh manajemen untuk memenuhi
keinginan pemilik. Sinyal dapat mencakup kegiatan promosi atau bentuk
komunikasi lainnya yang menyampaikan keunggulan perusahaan atas pesaingnya.
Perusahaan menggunakan peraturan seperti IFRS untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan mereka, yang berfungsi sebagai sarana untuk menarik investor
dan pemangku kepentingan lainnya.

6
1.2. Tingkat Konvergensi IFRS
IASB bertanggung jawab untuk menerbitkan IFRS, standar yang diakui secara
global untuk pelaporan keuangan. The International Accounting Standards Board
(IASB), European Community Commission (EC), International Organization of
Capital Markets (IOSOC), dan International Federation of Accountants (IFRS)
adalah empat organisasi global yang paling menonjol. IFAC adalah singkatan dari
International Federation of Accountants. Sebelum implementasi IFRS, Standar
Akuntansi Internasional (IAS) mengatur pelaporan keuangan internasional.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards, IAS)
diterbitkan oleh International Accounting Standard Committee (IASC) dari tahun
1973 hingga 2001.
Pada bulan April 2001, International Accounting Standards Board (IASB) secara
resmi menerima dan menerapkan seluruh Standar Akuntansi Internasional (IAS)
dan melanjutkan dengan perbaikan lebih lanjut ke standar. Standar Laporan
Keuangan Internasional (IFRIC) meliputi:
1. Standar Laporan Keuangan Internasional yang diterbitkan setelah tahun
2001.
2. Publikasi Standar Akuntansi Internasional Pre-2001 (IAS).
3. Interpretasi Post-2001 yang ditawarkan oleh International Financial Report
Interpretations Committee (IFRIC).
4. Interpretasi yang dikeluarkan oleh Standing Interpretation Committee (SIC)
sebelum tahun 2001.
International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah standar pelaporan
akuntansi standar yang memprioritaskan penilaian profesional dengan
mengungkapkan esensi ekonomi transaksi secara eksplisit dan transparan,
menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Untuk memenuhi tuntutan yang
semakin meningkat dari globalisasi, operator bisnis harus terlibat dalam transaksi
lintas batas. Hal ini membutuhkan implementasi standar internasional yang
konsisten di semua negara untuk menyederhanakan proses koordinasi bisnis.
Perbedaan utama antara standar internasional ini dan standar yang diterapkan di
Indonesia terletak pada penggunaan model revaluasi, yaitu penggunaan nilai wajar

7
untuk mengevaluasi aset, memastikan bahwa laporan keuangan disajikan dengan
akurasi dan integritas. Hal ini berkaitan dengan paragraf 46 dari IFRS.
Implementasi Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS) melibatkan
penggunaan sistem pelaporan keuangan standar yang meningkatkan pemahaman
perusahaan di pasar global.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) mengkategorikan tingkat penerapan
International Financial Reporting Standard (IFRS) ke dalam lima tingkat yang
berbeda:
1. Pengadopsian Penuh: Sebuah negara sepenuhnya mengadopsi International
Financial Reporting Standard (IFRS) dan menerjemahkannya secara akurat
ke dalam bahasa resmi negara tersebut.
2. Inisiasi: Program konvergensi PSAK dengan IFRS diprakarsai oleh IAI
pada bulan Desember 2008. Diadopsi mengacu pada penerapan International
Financial Reporting Standard (IFRS), dengan modifikasi yang diperlukan
agar sesuai dengan kondisi spesifik negara.
3. Pengadopsian Selektif: Suatu negara memilih untuk mengadopsi nomor
dan paragraf International Financial Reporting Standard (IFRS) tertentu,
daripada mengadopsi seluruh rangkaian standar.
4. Mengacu (konvergensi): Standar yang diadopsi hanya mencakup IFRS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang dibuat oleh badan pembuat standar.
5. Tidak diadopsi (non-adoption): Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi
IFRS.
Indonesia telah menggunakan pendekatan referensi/konvergensi, yaitu
mengadopsi IFRS sebagai dasar sistem akuntansi. Program konvergensi IFRS
dilaksanakan dalam tiga tahap yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK -IAI). Tahapan tersebut meliputi tahap adopsi, yang
berlangsung dari tahun 2007 hingga 2010, yang secara khusus melibatkan adopsi
semua International Financial Reporting Standard (IFRS) ke dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) Arab Saudi. Selanjutnya, tahap kedua melibatkan
pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk finalisasi akhir infrastruktur pada
tahun 2011. Selanjutnya, tahap eksekusi dilakukan pada tahun 2012.

8
IFRS yang belum diterima adalah sebagai berikut:
1. IFRS 1, yang berkaitan dengan penerapan pertama Standar Pelaporan
Keuangan Internasional, belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia.
2. Penerapan IAS 41 Agriculture masih tertunda karena masih menunggu
revisi dari IASB.

2.2.1 Karakteristik IFRS


Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) telah diterapkan di berbagai
negara di seluruh dunia sebagai kerangka kerja standar untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keseragaman
global dalam praktik akuntansi dan secara akurat mewakili atribut unik dan
keuntungan dari standar terintegrasi masing-masing negara.
Kurniawan (2009) dalam Simbolon dan Nadeak (2010) menyatakan bahwa IFRS
memiliki beberapa atribut, yang meliputi:
1. FRS menggunakan pendekatan "Principles Based". IFRS memberikan
penekanan yang lebih besar pada interpretasi dan implementasi standar,
sehingga membutuhkan fokus pada konsep-konsep yang mendasari dalam
penerapannya.
2. Kriteria ini mengharuskan adanya penilaian terhadap karakteristik transaksi
dan apakah penyajian akuntansi secara akurat mencerminkan kondisi
ekonomi yang sebenarnya.
3. Penerapan aturan akuntansi memerlukan penggunaan kebijaksanaan ahli.
4. Penggunaan fair value dalam proses penentuan nilai aset atau liabilitas.
Berdasarkan karakteristik IFRS yang telah disebutkan di atas, penulis berpendapat
bahwa IFRS mengadopsi pendekatan berbasis prinsip karena penggunaan aturan
yang lebih umum dan ringkas dibandingkan dengan pendekatan berbasis aturan.
Wolk, Dodd, dan Rozicki (2008) mendefinisikan aturan berdasarkan tingkat
kerinciannya, banyaknya pengecualian, kebutuhan akan petunjuk pelaksanaan
yang komprehensif, dan kerentanan terhadap manipulasi oleh manajemen.
Manajemen memiliki otonomi untuk menerapkan aturan akuntansi dalam aktivitas
bisnisnya. Namun demikian, hal ini menyebabkan ketidakkonsistenan di antara

9
perusahaan-perusahaan domestik. Tujuan dari International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang baru adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
yang seragam dalam skala global. Penulis berpendapat bahwa tujuan IFRS patut
dipuji karena perlunya standar akuntansi global yang didasarkan pada prinsip-
prinsip yang lebih fleksibel dan ringkas, dalam rangka menciptakan persepsi yang
baik di antara pemerintah secara global. Penerapan IFRS sangat mudah dan dapat
diadaptasi. Setelah semua negara di seluruh dunia telah menggunakan IFRS,
penulis mengusulkan agar IFRS secara progresif menetapkan aturan akuntansi
terpadu untuk semua perusahaan global, terlepas dari keketatan yang dirasakan.
Penulis berpikir bahwa semua perusahaan akan dengan mudah menerimanya.

2.2.2 Manfaat IFRS

International Accounting Standards Board (IASB) membentuk International


Financial Reporting Standard (IFRS) dengan tujuan untuk mencapai keseragaman
dalam peraturan akuntansi dan pelaporan keuangan dalam skala global. Penerapan
IFRS di suatu negara memberikan banyak keuntungan karena dapat
menyederhanakan penggunaan laporan keuangan.

Kurniawan (2009) dalam Simbolon dan Nadeak (2010) menyatakan bahwa


pengadopsian IFRS di Indonesia akan memberikan tujuh keuntungan, antara lain:

1. Peningkatan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).

2. Mengurangi beban biaya SAK

3. Meningkatkan keandalan dan nilai laporan keuangan.

4. Meningkatkan keseragaman pelaporan keuangan.

5. Meningkatkan tingkat keterbukaan keuangan.

6. Mengurangi biaya keuangan dengan memperluas akses terhadap opsi


penggalangan dana di pasar modal.

7. Meningkatkan efektivitas penyusunan laporan keuangan.

10
Lebih lanjut, Wirahardja (2010) bertujuan untuk memberikan analisis yang
komprehensif mengenai keuntungan konvergensi IFRS, yang meliputi:

1. Meningkatkan daya banding dengan menggunakan Standar Akuntansi


Keuangan yang diterima secara internasional untuk membantu memahami
laporan keuangan.

2. Meningkatkan arus investasi internasional dengan mempromosikan


transparansi.

3. Mengurangi biaya uang dengan memperluas opsi penggalangan dana


melalui pasar modal internasional.

Setiyono, dkk. (2011) menjelaskan lebih lanjut keuntungan konvergensi IFRS


yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu :

1. Meningkatkan akurasi dan keandalan laporan keuangan dengan


meminimalkan contoh-contoh manipulasi laba.

2. Reklasifikasi antar kelompok sekuritas dibatasi, dengan kecenderungan


ke arah eliminasi.

3. Reklasifikasi antar kategori Nilai Wajar Diukur pada Laporan Laba


Rugi (FVTPL) tidak diperkenankan.

4. Reklasifikasi dari Pinjaman yang Diberikan dan Piutang ke dalam


kelompok Tersedia untuk Dijual tidak diperkenankan.

5. Menghentikan hal-hal yang bersifat luar biasa.

Bank Indonesia sangat mendukung upaya IAI untuk menyelaraskan standar


akuntansi Indonesia (PSAK) dengan IFRS. Bank Indonesia (2011)
mengidentifikasi berbagai manfaat yang diperoleh dari konvergensi IFRS,
termasuk:

1. Meningkatkan integritas pelaporan keuangan dengan meminimalkan


potensi manipulasi laba.

2. Reklasifikasi surat berharga antar kelompok dibatasi dan cenderung


dihapuskan secara bertahap.

11
3. Reklasifikasi ke dan dari Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
(FVTPL) tidak diperkenankan.

4. Reklasifikasi dari L&R ke AFS tidak diperkenankan.

5. Barang-barang luar biasa tidak diperbolehkan.

Hadibroto (2009) dalam Marlia (2009) menyatakan bahwa program konvergensi


IFRS menawarkan beberapa keuntungan, antara lain pengurangan hambatan
investasi, peningkatan transparansi bisnis, penurunan biaya yang berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan, dan pengurangan biaya modal.

1.3. Konservatisme Akuntansi


Prinsip konservatisme dalam akuntansi adalah elemen fundamental dari akuntansi
keuangan yang memiliki dampak signifikan terhadap prosedur akuntansi selama
berabad-abad (Basu, 1997). Selain itu, konservatisme akuntansi dapat dipahami
sebagai antisipasi terhadap kerugian daripada keuntungan, sehingga berfungsi
sebagai strategi untuk mengatasi masalah moral hazard (Watts, 2003). Penelitian
sebelumnya mengindikasikan bahwa konservatisme akuntansi memiliki tujuan
untuk menerapkan pendekatan konservatif yang secara efektif meningkatkan
kualitas laba dengan mengatasi asimetri informasi di pasar modal dan mengurangi
biaya eksternal (Ahmed et al., 2002; Ball, 2001; Watts, 2003). Konservatisme
akuntansi diantisipasi untuk membatasi kemampuan manajemen dalam mengubah
informasi keuangan dan mengurangi biaya keagenan.
Para pendukung konservatisme menyatakan bahwa penggunaan praktik akuntansi
yang konservatif menjamin profitabilitas akuntansi yang berkualitas tinggi.
Menurut penelitian Ahmad (2007), konservatisme menyebabkan penurunan nilai
buku relatif terhadap nilai pasar.
Konservatisme, seperti yang didefinisikan oleh Watts (1993) dan Oktala (2009),
adalah sebuah konsep yang mempertimbangkan arus kas masa depan dan
menggunakan praktik akuntansi yang hati-hati. Akuntan biasanya mengevaluasi
aset produktif dengan memilih nilai terendah di antara berbagai alternatif.
Pendekatan ini menekankan pada pelaporan informasi akuntansi yang secara

12
akurat merepresentasikan nilai. Nilai maksimum di antara berbagai potensi
kewajiban dan biaya.

Konservatisme, seperti yang didefinisikan oleh Basu (1997), mengacu pada


tindakan menurunkan laba (dan mengurangi aktiva bersih) sebagai reaksi terhadap
informasi negatif, sementara menahan diri untuk tidak meningkatkan laba (dan
memperbesar aktiva bersih) sebagai respon terhadap berita positif.
Di Indonesia, Widya (2004) melakukan penelitian tentang penerapan
konservatisme akuntansi. Menurut survei tersebut, 76,9 dari 75 perusahaan yang
terdaftar di BEJ menggunakan praktik akuntansi konservatif antara tahun 1995
dan 2002. Konsentrasi kepemilikan, kontrak hutang, biaya politik, dan
pertumbuhan di Indonesia merupakan elemen-elemen kunci yang
mengindikasikan penerapan konservatisme akuntansi. Semua faktor, kecuali
kewajiban hutang, memiliki pengaruh yang substansial terhadap metode akuntansi
yang berhati-hati. Namun demikian, penerapan IFRS telah menyebabkan
pengurangan ukuran prosedur akuntansi. Namun, hal ini tidak berarti bahwa
konsep konservatisme akuntansi sama sekali tidak relevan. Gagasan
konservatisme tidak lagi relevan dalam aturan akuntansi International Financial
Reporting rules (IFRS).

Ada beberapa contoh spesifik di mana prinsip konservatisme akuntansi


diharapkan untuk dipertahankan, seperti:

1. Pengakuan piutang pajak tangguhan karena adanya kompensasi kerugian.

2. Perlakuan pengeluaran pengembangan untuk kapitalisasi.

Ketika perusahaan merevisi proyeksi arus kas masa depan yang dihasilkan dari
kapitalisasi pengeluaran pengembangan, mungkin ada dampak konservatif
sementara yang mengarah pada pembentukan cadangan yang tidak diungkapkan,
yang nantinya dapat digunakan. Penggunaan IFRS mempertahankan prinsip
"konservatisme" (Hellman, 2007).

13
2.3.1 Manajemen Laba

Secara teori, penerapan IFRS akan berdampak pada kemampuan manajemen


untuk terlibat dalam praktik manajemen laba, mungkin mencegah mereka untuk
memanipulasi data dan terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya kebijakan akuntansi yang dapat digunakan. Berbagai studi penelitian
telah dilakukan dengan topik manajemen laba dan penerapan International
Financial Reporting Standards (IFRS), termasuk penelitian yang dilakukan oleh
Nastiti (2014). Temuannya mengindikasikan bahwa penggunaan IFRS sebagai
standar akuntansi keuangan di Indonesia memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan tingkat manajemen laba setelah integrasi penuh pada 1 Januari
2012.

Yahaya dkk. (2020) mendefinisikan manajemen laba sebagai penggunaan strategis


teknik akuntansi untuk memanipulasi biaya, pendapatan, dan ukuran lainnya
untuk melakukan kontrol atas laba jangka pendek. Upaya manajemen untuk
melakukan kontrol atas laba yang dilaporkan melalui tindakan strategis yang
diambil selama penyusunan laporan keuangan atau eksekusi transaksi dapat
berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Tujuannya adalah untuk
memanipulasi jumlah laba yang tercermin dalam hasil perjanjian. Manajemen
laba, seperti yang didefinisikan oleh Schipper (1989), mengacu pada intervensi
yang disengaja yang bertujuan untuk mencapai keuntungan pribadi dengan
memanipulasi pelaporan keuangan eksternal. Manajemen laba menyebabkan laba
terdistorsi yang tidak secara akurat merepresentasikan situasi ekonomi yang
sebenarnya, sehingga mengurangi kualitas laba. Tingkat signifikan manipulasi
laba yang dilakukan oleh perusahaan sangat terkait dengan integritas laba yang
buruk, dan manajer terlibat dalam manipulasi laba untuk menjamin integritas laba
yang superior (Daniati dan Suhairi, 2006 dalam Kurniawati, 2014:21).

14
1.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan Dengan Penelitian Sekarang

Tahun Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

2014 Indhira Pengaruh Konvergensi Konvergensi IFRS dan


Kuspratiwi dan IFRS dan kepemilikan saham asing
Ari Kuncara Kepemilikan Saham serta kepemilikan saham
Widagdo Asing Terhadap keluarga memiliki
Konservatisme pengaruh signifikan
Akuntansi terhadap konservatisme
akuntansi,sedangkan
profitabilitas, leverage,
frekuensi rapat komite
audit , kualitas audit dan
proporsi komisaris
independen tidak memiliki
pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
2016 Deni Pengaruh Adopsi Ifrs Adopsi IFRS memiliki
Wijanarko dan Terhadap Manajemen pengaruh positif dan
Achmad Laba (Studi Empiris signifikan terhadap
Tjahjono Pada Perusahaan manajemen laba, variabel
Menufaktur yang kontrol size, leverage,dan
Terdaftar di BEI ROE memiliki pengaruh
Tahun 2010-2014) yang positif terhadap
terhadap manajemen laba.
2017 Imanuel Analisis Faktor-Faktor Konservatisme akuntansi
Parluhutan Yang Mempengaruhi dan struktur modal
Mangasi Kinerja Keuangan memiliki pengaruh yang
Nainggolan dan Perusahaan signifikan terhadap kinerja

15
Monica Weni keuangan sedangkan
Pratiwi konvergensi IFRS yang
diproksikan dengan
manajemen laba tidak
memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan.
2017 Neva Novianti Pengaruh Tingkat Tingkat konvergensi IFRS
Konvergerensi IFRS memiliki pengaruh yang
Terhadap sugnifikan terhadap
Konservatisme konvervatisme akuntansi,
Akuntansi konvergensi terhadap
IFRS menurunkan
konservatisme akuntansi

2017 Media Implikasi Manajemen Konvergensi IFRS tidak


Kusumawardan Laba Terhadap berpengaruh signifikan
i Konvergensi IFRS terhadap laba manajemen
(International dan kualitas audit tidak
Financial Reporting berpengaruh signifikan
Standards) di terhadap hubungan
Indonesia konvergensi IFRS dengan
manajemen laba. Hasil
variabel kontrol ukuran
perusahaan, leverage dan
arus kas operasional
menunjukkan pengaruh
negatif terhadap
manajemen laba

2018 Muhammad Dampak Konvergensi Konvergensi IFRS tidak


Sayyid Zuhair IFRS Dan Leverage memiliki pengaruh
dan Dade Terhadap Manajemen terhadap manajemen

16
Nurdiniah Laba Dengan laba, sedangkan laverage
Pertumbuhan memiliki pengaruh positif
Penjualan Sebagai terhadap manajemen
Variabel Moderasi laba. Interaksi antara
pertumbuhan penjualan
sebagai variabel moderasi
yang diukur dengan
pertumbuhan penjualan.
Sebaliknya, variabel
moderasi antara
konvergensi IFRS
terhadap tindakan
manajemen laba,
interaksi antara
pertumbuhan penjualan
sebagai variabel moderasi
dapat memperkuat
pengaruh leverage
terhadap manajemen laba
dan uang tunai yang
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.
2020 Hendy Satria Pengaruh Konvergensi IFRS, pertumbuhan
dan Jeni Ifrs Terhadap perusahaan dan leverage
ManajemenLaba memiliki pengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba,
sedangkan ukuran
perusahaan dan return on
equity tidak berpengaruh

17
signifikan terhadap
manajemen laba.

2022 Ani Khiarotul Faktor-Faktor Yang Ukuran perusahaan tidak


Umah dan Mempengaruhi memiliki pengaruh
Sunarto Manajemen Laba negatifterhadap
Sunarto (Studi Empiris Pada manajemen labasedangkan
Perusahaan kepemilikan manajerial,
Manufaktur Tahun leverage, dan profitabilitas
2015-2020 ) tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.

2023 Khoirul Anam Implementasi Implementasikonvergensi


Penerapan IFRS memiliki pengaruh
Konvergensi IFRS signifikan terhadap
Terhadap Laporan laporan keuangan.
Keuangan

2023 Selfya Pengaruh konservatisme akuntansi


Rusdyanti Konservatisme tidak memiliki pengaruh
Dewi dan Akuntansi Dan terhadap kinerja keuangan,
Cholis Struktur Modal struktur modal
Hidayati Terhadap Kinerja berpengaruh negatif dan
Keuangan Dengan signifikan terhadap kinerja
Manajemen Laba keuangan, konservatisme
Sebagai Variabel akuntansi berpengaruh
Intervening Pada positif dan signifikan
Perusahaan terhadap manajemen laba,
Manufaktur Sub struktur modal
Sektor Otomotif Yang berpengaruh negatif dan
Terdaftar Di Bursa signifikan terhadap
Efek Indonesia (BEI) manajemen laba,
Pada Tahun 2017- manajemen laba

18
2021 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
keuangan, manajemen
laba sebagai variabel
intervening tidak mampu
memediasi konservatisme
akuntansi terhadap kinerja
keuangan, dan manajemen
laba sebagai variabel
intervening tidak mampu
memediasi struktur modal
terhadap kinerja keuangan.

1.5. Kerangka Pemikiran


Kerangka kerja ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman korelasi antar
variabel melalui pemanfaatan representasi visual. Penelitian ini menggunakan
variabel independen, yaitu konservatisme akuntansi dan manajemen laba.
Variabel dependennya adalah tingkat konvergensi dengan International Financial
Reporting Standards (IFRS).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Mengenai hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen Kerangka pemikiran penelitian ini dikembangkan untuk
meningkatkan proses kognitif dalam mempertimbangkan isu-isu yang akan
dibahas. Strukturnya adalah sebagai berikut:

19
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN

Variabel Independen Variabel Dependen

Konservatisme Akuntansi
H1
(X1)

Tingkat
Konvergensi IFRS
( Y)

H2

Manajemen Laba
(X2)

1.6. Bangunan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019: 99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap


masalah penelitian yang dirumuskan berdasarkan fakta-fakta empiris yang
terkumpul melalui pengumpulan data. Variabel-variabel kerangka pemikiran
menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian berikut ini:
1. H 1: Penerapan konservatisme akuntansi berdampak pada proses adopsi
International Financial Reporting Standards (IFRS).
2. H 2 : Manipulasi hasil keuangan berdampak pada proses pengadopsian
International Financial Reporting Standards (IFRS).

2.6.1 Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Konvergensi IFRS


Studi sebelumnya secara umum menentukan bahwa penerapan standar akuntansi
global memiliki efek menguntungkan pada pelaporan keuangan dengan
meningkatkan kemampuan untuk membandingkan dan mempercayai informasi
yang diberikan. Adopsi Standar Akuntansi Internasional memiliki efek

20
menguntungkan pada akurasi dan keandalan data akuntansi. (Ashbaugh and
Pincus, 2001; Gassen and Sellhorn, 2006; Barth et al., 2007; Meulen, Gaeremynck
and Willekens, 2007). Studi ini mengkaji penggunaan International Financial
Reporting Standard (IFRS) dan penggunaan Prinsip Akuntansi Umum Indonesia
(PSAK) sebagai kerangka kerja prinsip akuntansi umum yang diterima. (GAAP).
Standar berbasis prinsip menawarkan keuntungan atas standar berbasis aturan
karena mereka memungkinkan pelaporan keuangan untuk lebih akurat mewakili
nilai ekonomi perusahaan. Hal ini dicapai dengan memungkinkan perusahaan
untuk menerapkan standar akuntansi yang selaras dengan karakteristik yang
berbeda. Ashbaugh dan Pincus (2001) dan Barth et al (2007) telah menunjukkan
bahwa penyesuaian standar akuntansi dengan standar akuntabilitas internasional
mengarah pada peningkatan kewajiban pengungkapan dan pembatasan pada
pilihan metode akuntan. Demikian pula, Wardhani (2010) menemukan bahwa
keberadaan konservatisme akuntansi memiliki efek menguntungkan pada
konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS).

Andre dan Fillip (2012) menemukan bukti yang menunjukkan penurunan yang
signifikan dalam kecepatan mengidentifikasi kerugian dibandingkan dengan
pengenalannya (konservasi kondisional) selama periode setelah implementasi
IFRS. Hasilnya dikaitkan dengan penurunan konservatisme di Perancis, Jerman,
Yunani, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Swiss. Andre dan Fillip (2012)
memeriksa kemungkinan untuk mengklarifikasi penurunan konservatisme dengan
mempertimbangkan motif hukum dan institusi, seperti pemerintahan perusahaan
dan penegakan hukum, serta perbedaan antara akuntansi pra-pajak dan
akuntabilitas IFRS sebelumnya. Priot dan Dumntier (2010) mengamati penurunan
konservatisme bersyarat (CC) di bawah IFRS, seperti yang ditunjukkan oleh
keberadaan berita positif dan negatif yang tidak bersamaan. Temuan penelitian
yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian dengan
International Financial Reporting Standard (IFRS) menghasilkan peningkatan
kualitas penghasilan. Studi ini menggunakan konservatisme akuntansi sebagai
metrik untuk menilai kualitas penghasilan. Oleh karena itu, kami mengusulkan
hipotesis berikut:

21
H1: Tingkat konservatisme akuntansi memiliki dampak substansial pada
konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS).

2.6.2 Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Konvergensi IFRS


Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Goncharov dan
Zimmermann (2007), yang menunjukkan bahwa variasi dalam implementasi
standar pelaporan keuangan dapat menyebabkan perbedaan dalam manajemen
penghasilan. IFRS adalah respons terhadap standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi (Tendelo and Vanstraelen, 2005). IFRS diharapkan mengurangi
praktik manipulasi keuangan.Cai et al. (2008) menemukan bahwa standar
pelaporan keuangan berkualitas tinggi, yaitu IFRS, menghilangkan banyak
alternatif akuntansi yang diizinkan dan membatasi kebijaksanaan manajemen
untuk memanipulasi penghasilan, sehingga meningkatkan kualitas penghasilan.
Barth et al (2008) menemukan bahwa IFRS/IAS dapat meningkatkan kualitas
informasi akuntansi, mengurangi biaya modal, dan mengurangi praktek
pengurangan keuntungan.

Penelitian yang dilakukan oleh Cai et al. (2008) menunjukkan bahwa penggunaan
IFRS memiliki efek merugikan pada manajemen laba. Selain penelitian yang
menunjukkan bahwa IFRS memiliki dampak negatif pada manajemen
penghasilan, ada studi lain yang dilakukan oleh Cai et al. (2008) yang didukung
oleh Barth et al.. (2008), yang membuktikan bahwa standar akuntansi
internasional dapat mengurangi praktik pengurangan penghasilan. Aussenegg et al
(2008) menunjukkan bahwa IFRS dapat mengurangi manajemen keuntungan.
Rahaeni dan Aryati (2012) menunjukkan bahwa IFRS memiliki dampak negatif
pada pelonggaran pendapatan. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa konvergensi IFRS sebagai standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi dapat memiliki dampak pada manajemen laba.

Hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut:

H2: Konvergensi IFRS memiliki dampak negatif pada manajemen keuntungan.

22
BAB III
METODE PENELITIAN

1.7. Sumber data


Data yang terkandung dalam penelitian ini berasal dari sumber sekunder. Data
sekunder adalah data penelitian yang dikumpulkan dan dicatat oleh pihak lain, dan
kemudian diterima secara tidak langsung oleh peneliti melalui media perantara.
Data yang dikumpulkan adalah nilai kuantitatif yang dapat dianalisis
menggunakan metode statistik sebagai alat untuk perhitungan. Ini digunakan
untuk membangun hubungan dengan topik yang sedang diperiksa dan mencapai
kesimpulan.
Penggunaan data sekunder diperlukan karena perusahaan adalah entitas yang
berdagang secara publik, yang melibatkan persyaratan untuk mengungkapkan
laporan keuangan kepada pemangku kepentingan eksternal. Para peneliti
menggunakan metodologi kuantitatif, yaitu menggunakan teknik penelitian yang
berpusat pada data numerik dan menggunakan analisis statistik.

1.8. Metode Pengumpulan Data


Pendekatan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian bibliografis, yang melibatkan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan topik yang disebutkan di penelitian ini dengan berkonsultasi dengan jurnal
akademik, studi sebelumnya, dan publikasi terkait lainnya. Penelitian ini
menggunakan metodologi observasi berdasarkan data dari laporan tahunan 2020-
2022 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, yang dapat diakses melalui
www.idx.com.

1.9. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018: 117) populasi adalah zona generalisasi yang terdiri dari
hal-hal atau orang yang memiliki atribut dan karakteristik tertentu yang digunakan
peneliti untuk memeriksa dan kemudian membuat kesimpulan.Studi ini berfokus

23
pada populasi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia
selama periode 2020-2022.

3.3.2 Sampel
Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2018: 118), sampel adalah subset
populasi yang mengandung fitur serupa dan mewakili populasi lebih besar.
Strategi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel Purposive.
Kriteria yang digunakan untuk membedakan :

Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No Karakteristik Sampel Penelitian
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode
penelitian
2 Perusahaan yang konsisten masuk dalam indeks manufaktur yang
terdaftar di BEI pada periode penelitian
3 Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan 2020-2022 secara berturut-turut.

Dari tabel yang disediakan, kita dapat mengamati prosedur pemilihan sampel
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Metode pemilihan sampel menghasilkan
lima organisasi yang dipilih sebagai sampel untuk penelitian ini, dengan periode
observasi tiga tahun, menghasilkan ukuran sampel total 45. Di bawah ini adalah
kompilasi nama-nama perusahaan dalam sampel.

Tabel 3.2
SAMPEL PENELITIAN

No Kode Nama Perusahaan


1 KAEF Kimia Farma Tbk
2 ASII PT Astra International Tbk.
3 DLTA Delta Djakarta Tbk
4 GGRM Gudang Garam Tbk

24
5 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber :www.idx.co.id (Data diolah)

3.4 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Kriteria penelitian mengacu pada karakteristik spesifik, item, dan kegiatan yang
dipilih peneliti untuk penelitian untuk membuat kesimpulan berdasarkan variabel
yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono
(2019:69), variabel independen adalah faktor yang mempengaruhi atau bertindak
sebagai katalis untuk perubahan atau penampilan variabel tergantung.
Berkenaan dengan variabel penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen (X) dalam penelitian ini yaitu konservatisme
akuntansi (X1) dan manajemen laba (X2).
2. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu tingkat konvergensi
IFRS (Y).

3.4.1 Definisi Operasional Variabel


Untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang studi ini, penting untuk
menyajikan pertahanan operasional seperti berikut:
1. Tingkat Konvergensi dengan International Financial Reporting Standard
(IFRS), mengacu pada prosedur untuk mengubah standar akuntansi suatu
negara atau organisasi untuk menyesuaikan dengan norma-norma
internasional. Pengukuran konvergensi IFRS melibatkan penggunaan variabel
dummy, yang menetapkan nilai 1 selama periode setelah implementasi IFRS
dan nilai 0 jika sebelum penerimaan IFRS.
2. Konservatisme akuntansi adalah prinsip dalam akuntabilitas yang melibatkan
sengaja meremehkan aset dan pendapatan, sementara sengaja melebih-lebihkan
kewajiban dan tanggung jawab. Duellman (2006) menggunakan multiplikasi
negatif dari book to market ratio sebagai sarana untuk mengukur konservatisme.

1. Manajemen Laba

25
Manajemen keuntungan mengacu pada penggunaan strategis dari metode
spesifik selama proses pelaporan keuangan untuk memanipulasi,
meningkatkan, atau mengurangi laporan laba. Ini dilakukan dengan tujuan
ganda untuk menampilkan kinerja perusahaan dalam cahaya yang lebih
menguntungkan dan untuk keuntungan pribadi manajemen perusahaan
dengan menyesuaikan keuntungan untuk melayani kepentingan mereka
sendiri.
Manajemen laba diukur dengan menggunakan modified Jones model
untuk menghitung discretionary accruals. Model tersebut memisahkan
discretionary accruals dan nondiscretionary accruals dan mengurangi
asumsi bahwa komponen nondiscretionary accruals adalah konstan
Perhitungan manajemen laba adalah sebagai berikut :
TAC = Nit – CFOit
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persaman regresi OLS
sebagai berikut:
TAit/Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔRevt / Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) + e
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary
accruals (NDA) dapat dihitung dengan rumus:
NDAit = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔRevit / Ait1 - ΔARit/ Ait-1) + β3(PPEit /
Ait-1
Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut:
DAit = ( TAit / Ait-1) – NDAit
Keterangan :
 DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
 NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
 TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
 Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t
 CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
 Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
 ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
 PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t

26
 ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

3.5 Metode Analisa Data


Data yang dikumpulkan akan dianalisis. Analisis penelitian ini melibatkan analisis
kuantitatif menggunakan alat komputasi statistik. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan teknologi komputer, khususnya program aplikasi Microsoft
Excel dan SPSS (Statistical Product and Service Solution).
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Ghozali (2018) berpendapat bahwa kriteria deskriptif memberikan penilaian yang
komprehensif dari data dengan mempertimbangkan ukuran seperti rata-rata,
penyimpangan standar, varians, nilai maksimum, dan minimum..
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas . Ketiga asumsi
klasik yang dianalisis dengan memakai SPSS versi 20.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik


Ini adalah metode yang digunakan untuk menilai apakah nilai residual dalam
model regresi mengikuti distribusi normal. (Ghozali, 2018). Tes statistik dapat
dinyatakan tidak sah dengan ukuran sampel terbatas jika melanggarnya. Tes
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05 digunakan untuk menilai
normalitas dalam penelitian ini. Keputusan dibuat dengan mempertimbangkan
kemungkinan hasil yang berbeda. :
a. Nilai probabilitas > 0,05 distribusi data dinyatakan normal
b. Nilai probabilitas < 0,05 distribusi data dinyatakan tidak normal

3.5.4 Uji Multikolinearitas


Tujuan dari uji multicollinearity adalah untuk menentukan apakah ada korelasi
yang signifikan antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi
ideal seharusnya tidak menunjukkan kolinearitas di antara variabel independen.
(Ghozali, 2018). Untuk memastikan keberadaan multicollinearity dalam model
regresi studi ini, seseorang dapat memeriksa nilai toleransi dan varians inflasi
faktor (VIF). :

27
a. VIF hitung ≤ 10, dinyatakan tak adanya hubungan antar variabel
independen (tak terjadi gejala multikolinearitas).
b. VIF hitung ≥10, dinyatakan adanya hubungan antar variabel independen
(terjadi gejala multikolinearitas).

3.5.5 Uji Autokorelasi


Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada hubungan antara kesalahan
interferensi dalam periode t dan kesalahan dalam periode sebelumnya (t-1) dalam
model regresi linear. Model regresi ideal adalah model yang tidak memiliki
korelasi otomatis. Tes Durbin-Watson digunakan dalam penelitian ini,
menggunakan kriteria berikut:
 DU ≤ DW ≤ 4 – DU maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi
 DW ≤ 4 – DU maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi
 DW < DL atau DW > 4 – DL artinya terjadi autokorelasi
 DL < DW atau 4 – DU < DW < 4 – DL artinya tidak ada kepastian

3.5.6 Uji Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah ada perbedaan dalam varian residu
antara pengamatan yang berbeda dalam model regresi. Model regresi yang dapat
diandalkan menunjukkan homocedasticity, yang mengacu pada situasi di mana
varians residual antara dua pengamatan tetap konstan. (Ghozali, 2018).

Ghozali menyarankan bahwa seseorang dapat menentukan keberadaan


heterocedasticity dengan melakukan Tes Glacier. Tes ini melibatkan
membandingkan nilai-nilai kriteria residual dengan nilai kriteria independen untuk
menilai degradasi mereka. Hasil probabilitas dianggap signifikan jika melebihi
0,05.

3.6 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi adalah metode statistik yang digunakan untuk membuat prediksi
atau perkiraan tentang nilai rata-rata variabel tergantung dalam populasi,
menggunakan variabel independen yang diketahui.

28
Dinyatakan dalam persamaan :
Y = α + β 1X1 + β 2X2 + e
Keterangan :
Y = Tingkat Konvergensi IFRS
α = Konstanta
β 1- β 2 = Koefisien Regresi setiap riteria independen
X1 = Konservatisme Akuntansi
X2 = Manajemen Laba
e = error

3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1 Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji ini dipakai untuk menentukan apakah model regresi sudah layak. Pengambilan
keputusan Uji F menurut (Ghozali, 2018):
a. Jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel atau jika nilai signifikansi
(α) > 5%, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak layak dan tidak
dapat digunakan
b. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel atau jika nilai signifikansi
(α) < 5%, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian sudah layak dan dapat
digunakan.
c. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian sudah layak.

3.7.2 Uji Statistik t (t-test)

Tes ini dilakukan untuk menentukan sejauh mana variabel independen (X)
memiliki dampak nyata pada variabel tergantung. Proses pengambilan keputusan
didasarkan pada analisis tingkat signifikansi hasil dari hasil regresi SPSS.
(Ghozali, 2018)

29
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi, M., & Manajemen, D. (2017). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN. 32(1).

Fathihani, F., & Wijayanti, F. A. K. (2022). Analisis Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Manajemen Laba. Jurnal Online Insan Akuntan, 7(1), 75.
https://doi.org/10.51211/joia.v7i1.1737

Jeni, & Satria, H. (2020). Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Manajeman


Laba. Jurnal Ekonomi Indonesia, 4(1), 76–88.

Kusumawardani, M. (2019). Implikasi Manajemen Laba Terhadap Konvergensi


Ifrs (International Financial Reporting Standards) Di Indonesia.
AKUNTABILITAS: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi, 11(2),
87–98. https://doi.org/10.29259/ja.v11i2.8931

Muliati. (2016). PENGARUH KONVERGENSI IFRS, KOMITE AUDIT, DAN


KOMPLEKSITAS PERUSAHAAN TERHADAP FEE AUDIT. Revista
CENIC. Ciencias Biológicas, 152(3), 28.
file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-institucional.pdf
%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://
www.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://
dx.doi.org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://www.cenetec.

Novianti, N. (2017). Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS. Jurnal EKOBISTEK,


6(2), 320–330.

Samuel, & Juliarto, A. (2015). PENGARUH KONVERGENSI IFRS DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME
AKUNTANSI(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013). Jurnal Akuntansi & Auditing, 12(2), 74–88.

Selfya Rusdyanti Dewi, & Cholis Hidayati. (2022). Pengaruh Konservatisme


Akuntansi Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Dengan

30
Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Pada Tahun
2017-2021. Inisiatif: Jurnal Ekonomi, Akuntansi Dan Manajemen, 2(1), 163–
183. https://doi.org/10.30640/inisiatif.v2i1.475

Wijanarko, D., & Tjahjono, A. (2016). Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap


Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2010-2014. Jurnal Riset Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Wiwaha Program Magister Manajemen, 3(2), 190–211.
https://doi.org/10.32477/jrm.v3i2.185

Zuhair, M. S., & Nurdiniah, D. (2018). Dampak Konvergensi Ifrs Dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai
Variabel Moderasi. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas
Ekonomi UNIAT, 3(1), 111–120. https://doi.org/10.36226/jrmb.v3i1.93

31
32

Anda mungkin juga menyukai