Penyusun :
Andi Chairil Ichsan
Syafrudin Syafii
M. Ridha Hakim
Julmansyah
Lalu Sofian
Lale Dini Ardiantari
Ika Andayani
ISBN 978-623-7652-88-5
PANDUAN
PENILAIAN KINERJA PEMBANGUNAN DAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN HUTAN
PADA WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Penyusun :
Andi Chairil Ichsan
Syafrudin Syafii
M. Ridha Hakim
Julmansyah
Lalu Sofian
Lale Dini Ardiantari
Ika Andayani
ISBN 978-623-7652-88-5
PANDUAN
PENILAIAN KINERJA PEMBANGUNAN DAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN HUTAN PADA
WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Penyusun:
Andi Chairil Ichsan, Syafrudin Syafii, M. Ridha Hakim,
Julmansyah, Lalu Sofian, Lale Dini Ardiantari, Ika
Andayani
ISBN:
978-623-7652-88-5
Tata Letak/Desain Sampul:
Purnama
Penerbit:
Yayasan Sahabat Alam Rafflesia
Anggota IKAPI No. 002/Anggota Luar Biasa/BENGKULU/2019
Jl Raya Lempuing Kota Bengkulu
Kontak: +62 852 33833 290
Email: salamrafflesia@gmail.com
KATA PENGANTAR
Secara umum, kesatuan pengelolaan hutan merupakan
areal/wilayah yang didominasi oleh hutan dan mempunyai
batasan yang jelas, yang dikelola untuk memenuhi serangkaian
tujuan yang ditetapkan secara eksplisit sesuai dengan rencana
pengelolaan jangka panjang. Keseluruhan wilayah KPH akan
mempunyai batas yang jelas baik di lapangan maupun di peta.
Secara khusus, kedudukan KPH sebagai suatu unit
pengelolaan hutan di tingkat tapak telah dimandatkan di dalam
Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan,
yaitu pada penjelasan pasal 17: “Yang dimaksud dengan unit
pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai
fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara
efisien dan lestari, antara lain kesatuan pengelolaan hutan
lindung (KPHL), kesatuan pengelolaan hutan produksi
(KPHP), kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK),
kesatuan pengelolaan hutan kemasyarakatan (KPHKM),
kesatuan pengelolaan hutan adat (KPHA), dan kesatuan
pengelolaan daerah aliran sungai (KPDAS).”
Semoga hadirnya buku ini dapat menjadi penambah
khazanah keilmuwan berkaitan dengan penilaian kinerja
pembangunan dan pelaksanaan pengelolaan hutan. Saran dan
masukan yang bermanfaat sangat diperlukan untuk kebaikan
berkelanjutan. Terima kasih.
Tim penulis,
vi
DAFTAR ISI
vii
PENDAHULUAN
Konsepsi KPH
A. Pembentukan KPH
Prosedur pembentukan wilayah KPH diatur
dalam Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut)
Nomor P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan
Wilayah KPH. Berdasarkan peraturan tersebut
pembentukan KPH melalui empat tahap, yaitu: Tahap 1,
Usulan Rancang bangun KPH oleh Dinas Kehutanan
Provinsi; tahap 2, Arahan pencadangan wilayah KPH
oleh Kemenhut; tahap 3, Usulan Penetapan KPH dari
A. Tahap I – Persiapan
Tahap ini merupakan langkah awal yang harus
dilakukan sebelum proses penilaian dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum
melaksanakan penilaian meliputi:
1. Setiap penilai harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik tentang obyek yang akan
dinilai (KPH) serta teknik penggunaan
instrumen penilaian ini. Untuk itu, pelaksanaan
pembekalan bagi peniai merupakan hal
mendasar yang harus dilakukan sebelum proses
penilaian dilaksanakan.
2. Persiapan logistik diperlukan untuk menjamin
kebutuhan pelaksanaan penilaian dapat
terpenuhi dengan baik. Persiapan ini meliputi
kelengkapan penilaian diantaranya:
ketersediaan perlengkapan (kertas kerja,
kamera, alat perekam (recorder), kit, panduan
dll), transportasi dan akomodasi yang
dibutuhkan selama proses penilaian.
Tahap 3 :
Menentukan hasil akhir penilaian dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah nilai/skor rata-rata hasil
penilaiandalam setiap kriteria dibagi dengan jumlah
seluruh kriteria yang digunakan dalam proses penilaian:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
Jumlah seluruh kriteria yang digunakan
###