Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI STRUKTUR FUNGSIONAL

DOSEN PENGAMPU:
NURUL ISLAM, S.Sos., M.Si.

Oleh Kelompok 1:
Nur Ainung (30356122007)
Nur Faika Asri (30356122015)
Asprilinda (30356122021)
Winda Fajriani (30356122031)
Habib Yanky Dots (30356122033)
Nur Amilang (30356120056)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
SOKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Teori Struktur Fungsional” dapat
kami selesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan banyak konstribusi bagi kami, dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Komunikasi, Bapak Nurul Islam, S.Sos., M.Si. dan juga teman-teman seperjuangan.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan tentunya para pembaca.

Majene, 17 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ .......... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ......... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... ......... 1
A.Latar Belakang ............................................................................................. ......... 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................................ ......... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ ......... 2
A.Definisi......................................................................................................... ......... 2
B.Syarat Struktur Fungsional........................................................................... ......... 3
C.Asumsi Struktur Fungsional ......................................................................... ......... 4
BAB III PEMBAHASAN KASUS ......................................................................... ......... 7
Analisis Kasus Korupsi Yang Dilakukan ASN Di Indonesia Menggunakan Teori
Fungsionalisme Struktural ............................................................................... ......... 7
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ ......... 9
Kesimpulan ...................................................................................................... ......... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori struktur fungsional menyatakan bahwa masyarakat akan berada dalam kedaaan
harmonis dan seimbang bila institusi/atau lembaga lembaga yang ada pada masyarakat dan
negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat tersebut.
Masyarakat tersebut memiliki berbagai kepentingan yang dipenuhinya dengan cara
berpartisipasi di dalam elemen-elemen untuk saling menyatu dan tetap menjaga
keseimbangannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi,
aspek-aspek, sampai dengan asumsi dari teori struktu fungsional.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi Teori Struktur Fungsional?
b. Bagaimana aspek-aspek Teori Struktur Fungsional?
c. Apa asumsi Teori Struktur Fungsional?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Teori struktural fungsional seperti yang dikemukakan Parsons bahwa masyarakat akan
berada dalam kedaaan harmonis dan seimbang bila institusi/atau lembaga lembaga yang ada
pada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat tersebut. Struktur
masyarakat yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik dengan tetap menjaga nilai dan
norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maka hal ini akan menciptakan stabilitas pada
masyarakat itu sendiri.1
Robert K. Merton, tokoh dengan pandangan penting dalam teori stuktural fungsional
menjelaskan struktur fungsional adalah di mana masyarakat menjadi suatu sistem sosial yang
terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan membawa perubahan pula
terhadap perubahan yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem
sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau ada fungsional maka struktur itu
tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
Penganut teori ini cendrung untuk melihat hanya kepada sumbangan suatu sistem yang
lain dan karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau sistem dapat
beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrem
penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional
bagi seluruh masyarakat.
Dengan demikian pada tingkat tertentu umpamanya peperangan, ketidaksamaan sosial,
perbedaan ras, bahkan kemiskinan “diperlukan” oleh suatu masyarakat. Perubahan dapat
terjadi secara perlahan-lahan dalam masyarakat. Kalau terjadi konflik, penganut teori
struktural fungsional memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara
menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangaan.2
B. Syarat Struktur Fungsional
Talcot Parsons mengungkapkan empat persyaratan fungsional dalam sistem sosial yang
dikembangkan, yaitu:

1
Purnomo Sidi. (2014). Krisis Karakter dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional. Jurnal
Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan Aplikasi, Volume 2 (No.1), hal. 75.
2
Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, hal. 268-269.

2
1. Adaptation, menunjukkan kepada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk
menghadapi lingkungannya yang bersifat transformasi aktif dari situasi yang pada
umumnya segi-segi situasi yang dapat dimanipulasi sebagai alat untuk mencapai
tujuan suatu kondisi yang tidak dapat ataupun yang sukar diubah.
2. Goal Attainment, merupakan persyaratan fungsional yang berasumsi bahwa
tindakan itu selalu diarahkan pada tujuannya, terutama pada tujuan bersama para
anggota dalam suatu sistem sosial.
3. Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan inteleransi antara
para anggota dalam suatu sistem sosial.
4. Laten Pattern Maintencante, menunjukkan pada berhentinya interaksi, baik itu
karena letih maupun jenuh serta tunduk pada suatu sistem sosial di mana dia berada.
Keempat persyaratan fungsional tersebut dipandang person sebagai suatu keseluruhan
yang juga terlibat dalam saling sukar antar lingkungan. Lingkungan sistem terdiri atas
lingkungan fisik, sistem kepribadian, sistem budaya, dan organisme perilaku. Pendekatan
fungsional struktural sebagaimana yang telah dikembngkan oleh person dan para
pengikutnya, dapat kita kaji melalui sejumlah anggapan dasar mereka sebagai berikut:
1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem dari bagian-bagian yang saling
berhubungan satu sama lain.
2. Dengan demikian, hubungan pengaruh memepengaruhi di antara bagian- bagian
tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik.
3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun
secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak kearah equilibrium
yang bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang dating dari luar
dengan kecenderungan memlihara agar perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sistem, sebagai akibatnya hanya akan mencapai derajat yang minimal.
4. Sekalipun disfungsi, ketegangan dan penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan
tetapi, di dalam jangka panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi
dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses institusionalsasi. Dengan
perkataan lain, sekalipun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna tidak akan
pernah tercapai, tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa berproses kearah itu.
5. Perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual melalui
penyesuaian dan tidak berlangsung secara revolusioner. Perubahan yang terjadi

3
secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk laurnya saja, akan tetapi
unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa teori fungsional person mempokuskan pada mekanisme yang
meningkatkan stabilitas dan keteraturan dalam sistem sosial, terutama menyangkut konsep
keseimbangan sosial, yakni kelangsungan pola-pola sosial, bukanlah sesuatu yang sulit dan
problematis dan dan tidak membutuhkan penjelasan. Perubahan yang teratur dan normatif
tersebut yang menjamin kemajuan sosial selanjutnya.
Dalam kasus-kasus di atas, jika keberadaan suatu hubungan fungsional berhasil diurai
maka analisis semacam itu juga akan sangat krusial untuk menjelaskan bagaimana hubungan
fungsional semacam itu bias bertahan atau mungkin terhambat perkembangannya. Jika
analisis fungsional bias dikaitkan dengan isu stabilitas struktural, para fungsionalis dapat
menggesar klaim-klaim analitisnya dari level deskripsi dan interpretasi ke masalah-masalah
yang membutuhkan penjelasan yang lengkap dan panjang lebar meskipun terbatas pada isu-
isu yeng berkaitan dengan daya tahan hubungan fungsional di dalam serangkaian keadaan
atau sekuen-sekuen tertentu saja. Dengan demikian teori fungsionalisme menjelaskan bahwa
aktivitas sosial merupakan sistem sosial, di mana lembaga sosial saling berkaitan dan
tergantung satu dengan yang lainnya.3
B. Asumsi Struktur Fungsional
Raph Dahrendoft berpendapat mengenai asumsi dasar yang dimiliki oleh teori struktur
fungsional, diantaranya sebagai berikut:
1. Setiap Masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang struktural secara relatif,
mantap, dan stabil.
Ketika anda melakukan aktivitas anda seperti biasanya, bangun pagi, bersiap ke
kampus, bertemu dengan teman, memperhatikan dosen mengajar, lalu pulang ke
kos, malamnya kerja kelompok, tidur, dan besoknya begitu lagi. Kegiatan anda dan
orang lain dilakukan dalam suatu sistem interaksi antar orang dan kelompok, karena
individu yang bersama anda memiliki sumbangan tersendiri bagi berlangsungnya
sebuah kebersamaan. Demikian aktivitas anda dalam masyarakat, juga aktivitas
orang lain dalam masyarakat.

3
Dadang Supardan. “Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural” (Jakarta: PT
Bumi Perkasa. 2009). hlm 153-155.

4
Dalam teori struktur fungsional, jaringan hubungan anatara anda dan orang-
orang lain yang terpola dilihat sebagai masyarakat. Jaringan hubungan yang terpola
tersebut mencerminkan struktur elemen-elemen yang relatif mantap dan stabil,
karena dari hari ke hari terus ke bulan terus ke tahun, dirasakan relatif sama.
2. Elemen-elemen terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik.
Jaringan hubungan yang terpola tersebut mencerminkan struktur elemen-elemen
yang terintegrasi dengan baik. Artinya, elemen-elemen yang membentuk struktur
memiliki kaitan dan jalinan yang bersifat saling mendukung dan saling
ketergantungan antara satu dengan lainnya. Contohnya pegawai negeri sipil di
kelurahan adalah salah satu elemen dari masyarakat. Ada banyak elemen lain dari
masyarakat yang mana Anda berhubungan secara timbal balik yang bersifat saling
mendukung dan saling ketergantungan, misalnya Pak Lurah sebagai atasan Anda,
Mpok Minah si tukang cuci keluarga. Bang Ucok si penambal ban motor Anda.
Kang Udel si loper koran Anda, Uda Buyung si penjual nasi, Bang Ibra si penjual
barang harian, dan lain sebagainya. Hubungan yang bersifat saling mendukung dan
saling ketergantungan membuahkan struktur elemen-elemen terintegrasi dengan
baik.
3. Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi, yaitu memberikan sumbangan pada
bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem.
Andaikan Anda adalah PNS memiliki tugas dan fungsi sebagai aparat birokrasi
yang bertugas dan berfungsi memberikan pelayanan publik bagi masyarakat.
Adapun Mpok Minah si tukang cuci keluarga memberikan pelayanan rumah tangga,
khususnya mencuci pakaian keluarga Anda. Sehingga Anda dan keluarga bisa
tampil rapi di hadapan publik. Bang Ucok si penambal ban motor menyediakan jasa
tambal ban sehingga kerja Anda lancar pada saat ban motor Anda bocor. Sementara
Uda Buyung menyediakan masakan Padang yang Anda butuhkan pada saat lapar.
Adapun Bang Ibra menjual barang harian yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-
hari. Semua sumbangan yang ada (dari Anda, Mpok Mi- nah, Bang Ucok, Uda
Buyung, dan Bang Ibra) memberikan sumbangan bagi bertahannya struktur itu
sebagai suatu sistem. Jika salah satu fungsi tersebut tidak ada elemen maka akan
terjadi kekacauan. Jadi, semua elemen yang ada mempunyai fungsi. Fungsi tersebut
memberikan sumbangan bagi bertahannya suatu struktur sebagai suatu sistem.

5
4. Setiap struktur yang fungsional dilandaskan pada suatu konsensus nilai di antara
para anggotanya.
Salah satu struktur yang sering memengaruhi hidup Anda adalah keluarga. Yaitu
keluarga yang terdiri dari bapak, ibu beserta anak-anaknya. Fungsi bapak dalam
keluarga adalah pencari nafkah utama keluarga, pelindung keluarga, dan pendidik
anak-anak. Fungsi ibu adalah pendidik utama anak-anak, penjaga konsumsi
keluarga, dan bendahara keluarga. Pertanyaannya, siapa yang menetapkan fungsi
tersebut? Mungkin Anda ragu menjawabnya Fungsi bapak dan ibu yang tadi sudah
ada sebelum kedua orang tua Anda lahir. Maksudnya ide atau gagasan tentang
fungsi kedua orang tua telah ada jauh se belum orang tua Anda ada di muka bumi
ini. Artinya, ide atau gagasan tersebut telah menjadi konsensus nilai dalam
masyarakat berupa adat kebiasaan, tata kelakuan, atau lainnya. 4

4
Damsar. (2017). Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Publisher Kencana. hal. 169-173.

6
BAB III
ANALISIS KASUS
Analisis Kasus Korupsi Yang Dilakukan ASN Di Indonesia Menggunakan Teori
Fungsionalisme Struktural
Menurut Talcott Parson adanya beberapa sistem atau sistem sosial yang memepengaruhi
kehidupan manusia, yaitu sistem perilaku, sistem personalitas, sistem kultural, sistem
lingkungan fisik (physical environment), sistem sosial. Pola telaahan sosiologi yang membagi
kepada beberapa sistem dalam masyarakat tersebut, yang sangat memepengaruhi kehidupan
manusia, membawa makna dan pesan yang amat jelas kepada pengkonsepsian hukum, berikut
penciptaanya, penegakan, dan perubahan di sektor hukum. Dalam hal ini, ketika dilakukan
pengkonsepsian, penciptaan, penegakan, dan perubahan di sektor hukum, maka kesemua sistem
terebut harus dapat disentuh dan diinfiltrasi. Selain Talcott Parson terdapat pula pandangan
yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, di mana studi tentang fungsionalisme structural ini
menekankan kepada peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultur, emosi yang
terpola secara kultural, norma sosial, dan pelengkapan untuk pengendalian sosial. Dalam
mengkaji korupsi yang dilakukan oleh ASN, pandangan yang dikemukakan keduanya terkait
dengan sistem-sistem tersebut sebenarnya memang sangat berpengaruh atas kedudukan, peran,
tugas dan fungsi ASN itu sendiri. Kedudukan ASN sebagai aparat negara, yang mempunyai
peran, fungsi, dan tugas seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014.
Korupsi yang dilakukan oleh ASN sebagai elemen pelaksana akan sangat mengganggu
fungsi, peran, dan tugas ASN tersebut kepada masyarakat, sehingga terjadi hambatan antara
lain dalam pelayanan publik untuk masyarakat. Oleh karena itu, fungsi, peran, tugas ASN antara
lain sebagai pelayan publik tidak boleh bertentangan dengan berbagai nilai dasar ataupun kode
etik dan kode perilaku yang mana harus dapat mempertanggunjawabankan kinerjanya serta
berbuat jujur dalam memberikan pelayanan. Selain itu juga perlu menjaga reputasi dan
intergritas dan melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Hal tersebut tentunya bertentangan dengan kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh
ASN, terlebih lagi jika ditinjau dari teori fungsionalisme struktural. Menurut Talcott Parsons
dan Robert K. Merton, baik dari sistem dan sasaran dalam studi struktural fungsionalisme, maka
peran, tugas, dan fungsi ASN ini berkaitan erat dengan sistem perilaku, personalitas, dan peran
sosial. Di mana ASN tersebut harus benar-benar memahami keberadaannya tersebut sebagai
pelayan publik yang bertugas untuk membentuk pelayanan kepada masyarakat secara

7
profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
pembangunan. Selain itu terkait pula dengan sistem kultural atau pola kultur yang terkait
dengan norma dimasyarakat atau norma sosial. Norma masyarakat adalah perwujudan nilai,
ukuran baik/buruk yang dipakai sebagai pengarah, pedoman, pendorong perbuatan manusia di
dalam kehidupan bersama.
Dapat disimpulkan bahwa tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh ASN dapat dikaji
menggunakan teori fungsionalisme struktural sebagai ilmu sosiologi hukum. Menurut teori
fungsionalisme struktural jika salah satu elemen dalam struktur tersebut tidak berfungsi maka
hukum tidak akan berjalan atau tidak stabil. ASN merupakan elemen atau struktur pelaksana
(pemerintah). Oleh karena itu, dikaji dari teori fungsionalisme struktural tindakan korupsi yang
dilakukan ASN menjadikan hukum tidak berfungsi dengan baik. Selain itu juga terdapat sistem
dan penekanan dalam mempelajari fungsionalisme struktural, terdapat paradigma AGIL dalam
teori struktural fungsionalisme ini, dapat terlihat bahwa tindakan korupsi yang dilakukan ASN
tersebut menjadikan ASN tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik dalam melakukan
pelayanan publik atau terdapat disfungsional, serta hukum menjadi berjalan tidak stabil. 5

5
Nurmalita Ayuningtyas Harahap. (2021). Analisis Tindak Pidana Korupsi yang Dilakukan ASN Menggunakan Teori
Fungsionalisme Struktural. Jirnal Hukum, Volume 4 (No. 1), hal. 9-16

8
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Teori struktural fungsional seperti yang dikemukakan Parsons bahwa masyarakat akan
berada dalam kedaaan harmonis dan seimbang bila institusi/atau lembaga lembaga yang ada
pada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat tersebut.
Talcot Parsons mengungkapkan empat persyaratan fungsional dalam sistem sosial yang
dikembangkan: Adaptation, Goal Attainment, Integration, Laten Pattern Maintencante.
Keempat persyaratan fungsional tersebut dipandang person sebagai suatu keseluruhan yang
juga terlibat dalam saling sukar antar lingkungan. Lingkungan sistem terdiri atas lingkungan
fisik, sistem kepribadian, sistem budaya, dan organisme perilaku.
Adapun asumsi struktur fungsional: Setiap Masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang
struktural secara relatif, mantap, dan stabil. Elemen-elemen terstruktur tersebut terintegrasi
dengan baik. Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi, yaitu memberikan sumbangan pada
bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem. Dan Setiap struktur yang fungsional dilandaskan
pada suatu konsensus nilai di antara para anggotanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sidi Purnomo. (2014). Krisis Karakter dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional. Jurnal
Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan Aplikasi, Volume 2 (No. 1).

Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi

Supardan Dadang. “Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural” (Jakarta:
PT
Bumi Perkasa. 2009).

Damsar. (2017). Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Publisher Kencana.

Nurmalita Ayuningtyas Harahap. (2021). Analisis Tindak Pidana Korupsi yang Dilakukan
ASN Menggunakan Teori Fungsionalisme Struktural. Jirnal Hukum, Volume 4 (No.
1).

10

Anda mungkin juga menyukai