Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya
tugas PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEORI-TEORI FUNGSIONAL STRUKTURAL,
TEORI KONFLIK, TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK, SERTA TEORI
STRUKTURASI yang disusun sebagai tugas terstruktur.
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan saya.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat yang bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang Sosiologi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
LAMPIRAN................................................................................................................... 19
iii
BAB I
A. Hakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan dari bahasa adalah perbuatan mendidik (hal, cara dan
sebagainya) danberarti pula pengetahuan tentang mendidik atau pemeliharaan (latihan-
latihan dan sebagainya)badan, dan batin (Poerwadarminto, 1991:250). Para pakar
biasanya menggunakan istilahtarbiyah, dalam bahasa arab. Penggunaan kata tarbiyah
untuk arti pendidikan (education)merupakan pengertian yang sifatnya ijtihad
(interpretable) (Nata, 2012:21). Hal yang samadiungkapkan oleh Abdul Mujib bahwa:
Pendidikan dalam bahasa arab biasanya memakaiistilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah,
irsyad, dan tadris (Mujib, 2006:10).Adapun pendidikan dari segi istilah antara lain
adalah:Pendidikan sebagai setiapusaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepadapendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya
membantu anak agar cukup cakap melaksanakantugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu
datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan olehorang dewasa seperti sekolah,
buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditujukankepada orang yang belum
dewasa (Hasbullah, 2001:2). Hal senada juga dikatakan bahwa:Pendidikan merupakan
rangkaian usaha membimbing mengarahkan potensi hidup manusiayang beruopa
kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga
terjadilahperubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan
sosial sertahubunganya dengan alam sekitar di mana ia hidup (Arifin, 1993:54).
1
ketergantungan.Parsons mengatakan bahwa teori-teori sosiologi modern tahun 1986,
masyarakat akan berada dalam keadaan harmonis dan seimbang bila institusi/atau
lembaga-lembaga yang adapada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada
masyarakat tersebut. Strukturmasyarakat yang dapat menjalankan fungsinya dengan
baik dan tetap menjaga nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, maka
hal ini akan menciptakan stabilitas pada masyarakat maka hal ini akan menciptakan
stabilitas pada masyarakat itu sendiri (Sidi, 2014).Adapun menurut Geoge Ritzer bahwa
masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen
yang mempunyai kaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang
terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pulaterhadap bagian yang lain
(Ritzer, 2004:v).
2
Penekanan teori struktural fungsional adalah pada perspektif harmoni
dankeseimbangan. Asumsi-asumsi dasar dari teori ini adalah: Pertama, Masyarakat
harus dilihatsebagai susatu sistem yang kompleks, terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan dansaling tergantung, dan setiap bagian tersebut berpenngaruh secara
signifikan terhadap bagian-bagian lainnya; Kedua, Semua masyarakat mempunyai
mekanisme untuk mengintegrasikan diri;sekalipun integrasi sosial tidak pernah tercapai
dengan sempurna, namun sistem sosiaal akansenantiasa berproses ke arah itu; Ketiga,
Perubahan dalam sistem sosial umumnya terjadi secaragradual, melalui proses
penyesuaian, dan tidak terjadi secara revolusioner. Keempat, Faktor terpenting yang
mengintegrasikan masyarakat adalah adanya kesepakatan di antara paraanggotanya
terhadap nilai-nilai masyarakat tertentu; dan yang ke lima, Masyarakat cenderung
mengarahkepada suatu keadaan equalibrium.
Merton adalah seorang ahli sosiologi terkemuka masa kini yang kritis terhadaqp
gayaberteori Parsons yang abstrak dan agak muluk (granddiose) (Johnson, 1986:145).
Mertondengan fasih mengemukakan bahwa para ahli sosiologi harus lebih maju lagi
dalammeningkatkan disiplinya dengan mengembangkan “teori-teori taraf menengah”
(theories ofmidle-range) daripada teori-teori besar, sekurang-kurangnya pada tahap
kematangan disiplinsekarang ini (Johnson, 1986:146).Merton menaruh perhatian besar
akan dampak suatu tindakan manusia terhadapmasyarakat yang dapat bersifat
fungsional, dalam arti meningkatkan fungsi masyarakat, tetapi apat pula bersifat
disfungsional. Implikadsi teori Merton mengajak untuk lebih waspada jikakita akan
melakukan suatu tindakan, karenamungkin keberhasilan dalam bertindak itu justruakan
menciptakan masalah yang berat.Bagi Merton, pendekatan fungsional bukanlah suatu
teori komprehensif dan terpadu,melainkan suatu strategi untu analisa. Merton
memperkenalkan beberapa kualifikasi danpengecualian dari beberapa asumsi, implisit
yang kelihatanya sudah dipergunakan oleh parafungsionalis. Ini termasuk dalam
“paradigma”-nya untuk analisa fungsional yang pada intinyamemberikan suatu daftar isian
pertanyaan yang harus diingat oleh para fungsionalis dalampenelitianya (Merton,
1968:39).
3
Teori fungsionalisme struktural parsons yang paling terkenal adalah skema
AGIL.Yang memuat empat fungsi penting yang diperlukan untuk semua sistem “tindakan”
yaitu(Adaption; Goal attainment; Intregration; Latency). Pada tataran kelembagaan
TalcottParson berpendapat bahwa semua lembaga yang ada pada hakekatnya adalah
suatu sistem dansetiap lembaga akan menjalankan 4 (empat) fungsi dasar yang disebut
A-G-I-L yang berasaldari empat konsep utama yang sangat penting dalam teori
Struktural Fungsional, yaitu :Adaptation, Goal Atainment, Integration dan Latency
(Johson, 1986:128-135). Dengan empatpersyaratan yang disebut sebagai model AGIL
atau paradigma fungsi AGIL, maka dapatlahdipertahankan fungsi dan dapat memenuhi
kebutuhan individu. Parson menilai bahwasesungguhnya perilaku sebagai subsistem
yang adaptif dan sebagai tempat bagi fasilitasmanusia. Masing-masing sub sistem
tersebut (sistem kultural sosial, kepribadian, danorganisme perilaku fungsional
imperatif) yang disebut sebagai AGIL tersebut.
4
G. Pendidikan Dalam Perspektif Struktural Fungsional
Gejala-gejala dan kondisi pendidikan tidak pernah dapat dilepaskan dari sistem
sosial.Dalam hal ini khususnya pendidikan Islam dalam nilai-nilai sosial harus
menciptakanhubungan yang interaktif dan senantiasa menanamkan nilai-nilai sosial.
Sedangkan dalammenerapkan nilai-nilai sosial dimasyarakat mengandung cara-cara
edukatif (Mujamil Qomar, 2013:111). Pengelompokan serta penggolongan yang
terdapat di masyarakat mempunyaiperan, bentuk serta fungsi, konsep-konsep
tersebut yang di pakai landasan dalam teoristruktural fungsional.. teori ini mempunyai
ektrimisme yang terintegrasi dalam semua evendalam sebuah tatanan fungsional. Bagi
suatu masyarakat, sehingga berimplikasi terhadapbentuk kepaduan dalam setiap
sendi-sendi struktur dalam wilayah fungsional masyarakat.Pendidikan dalam era
global saat ini juga mempunyai peran yang sangat besar dalammembentuk struktur
maupun startifikasi social.
5
mengadakan persilangan antara masing-masing keals dan akan
mewujudkansegmentasi maupun pembentukan bagian yang semakin besar, dalam hal ini
berbentuklapisan masyarakat dan memupunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup
masyarakat.Individu dalam masyarakat yang telah mencukupi umur haruslah bekerja
sesuaidengan bidang dan kemampuan masing-masing. Kenyataan ini menunjukkan
interaksiantar sesama yang mempunyai status pekerjaan yang sama atau mirip
sehingga dapatmenimbulkan pertukaran pengalaman, penegetahuan, pikiran serta
gagasan-gagasanpenting. Persilangan-persilangan status pekerja/pekerjaan akan
melahirkan jenjangpekerjaan yang lebih besar dalam masyarakat (Kreimers, 1984:33).2)
Pendidikan Dalam fungsi-fungsi Masyarakat.
6
BAB II
A. Hakikat Pendidikan
7
faktor utama untukmemelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik pribadi
(property), perbudakan (slavery),kapital yang menimbulkan ketidaksamaan hak
kesamaan. Kesenjangan sosial terjadi dalammasyarakat karena bekerjanya
lembaga paksaan tersebut yang bertumpu pada cara-carakekerasan, penipuan
dan penindasan. Dengan demikian, titik tumpu dari konflik sosial adalahkesenjangan
sosial.
Karl Mark memandang masyarakat terdiri dari dua kelas yang didasarkan
padakepemilikan sarana dan alat produksi yaitu kelas borjuis dan proletar (Elly,
2011:348). Teoriini terkenal dengan teori Fungsional konflik, yang menekankan
fungsi konflik bagi sistemsosial atau masyarakat (Poloma, 1994:113).
Kedua, konflik nonrealistis adalah, konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan
yangantagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak
dari salah satupihak. Dalam kelompok masyarakat yang telah maju membuat
“kambing hitam” sebagaipengganti ketidakmampuan melawan kelompok yang
seharusnya menjadi lawan mereka(Poloma, 1994:113).
8
terjadi karena isutersebut dikonsepsikan akan berlangsung secara keras (Halcvy,
Etzioni, Eva and AmitaiEtzioni, 1973).
9
BAB III
Inti pandangan pendekatan ini adalah individu. Para ahli di belakang perspektif ini
mengatakan bahwa individu merupakan hal yang paling penting dalam konsep
sosiologi. Teori ini beranggapan bahwa individu adalah obyek yang dapat secara
langsung ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain.
Dalam perspektif ini dikenal nama sosiolog George Herbert Mead (1863–1931),
Charles Horton Cooley (1846–1929), yang memusatkan perhatiannya pada interaksi
antara individu dan kelompok (Poloma, 2007: 254-255). Mereka menemukan bahwa
individu-individu tersebut berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol, yang di
dalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata Interaksionisme simbolik pada
hakikatnya merupakan sebuah perspektif yang bersifat sosial-psikologis yang terutama
relevan untuk penyelidikan sosiologis. Teori ini akan berurusan dengan struktur-
struktur sosial, bentukbentuk kongkret dari perilaku individual atau sifat-sifat batin yang
bersifat dugaan, interaksionisme simbolik memfokuskan diri pada hakekat interaksi,
pada pola-pola dinamis dari tindakan sosial dan hubungan sosial. Interaksi sendiri
dianggap sebagai unit analisis, sementara sikap-sikap diletakkan menjadi latar
belakang (Soeprapto, http://www.averroes.or.id/research/teoriinteraksionisme-
simbolik.html).
Meaning (Makna)
Languange (Bahasa)
10
Berdasarkan makna yang dipahaminya, seseorang kemudian dapat memberi
nama yang berguna untuk membedakan satu obyek, sifat, atau tindakan dengan
obyek, sifat, atau tindakan lainnya. Dengan demikian premis Blumer yang kedua
adalah Manusia memiliki kemampuan untuk menamai sesuatu. Simbol, termasuk
nama, adalah tanda yang arbitrer. Percakapan adalah sebuah media penciptaan
makna dan pengembangan wacana. Pemberian nama secara simbolik adalah basis
terbentuknya masyarakat. Para interaksionis meyakini bahwa upaya mengetahui
sangat tergantung pada proses pemberian nama, sehingga dikatakan bahwa
Interaksionisme simbolik adalah cara kita belajar menginterpretasikan dunia.
Thought (Pemikiran)
Me hanya dapat dibentuk melalui interaksi simbolik yang terus menerus mulai dari
keluarga, teman bermain, sekolah, dan seterusnya. Oleh karena itu, seseorang
membutuhkan komunitas untuk mendapatkan konsep dirinya. Seseorang
membutuhkan the generalized other, yaitu berbagai hal (orang, obyek, atau peristiwa)
yang mengarahkan bagaimana kita berpikir dan berinteraksi dalam komunitas. Me
adalah organized community dalam diri seorang individu.
Baik manusia dan struktur sosial dikonseptualisasikan secara lebih kompleks, lebih
tak terduga, dan aktif jika dibandingkan dengan perspektifperspektif sosiologis yang
konvensional. Disisi ini masyarakat tersusun dari individu-individu yang berinteraksi
yang tidak hanya bereaksi, namun juga menangkap, menginterpretasi, bertindak, dan
mencipta. Individu bukanlah sekelompok sifat, namun merupakan seorang aktor yang
dinamis dan berubah, yang selalu berada dalam proses menjadi dan tak pernah
selesai terbentuk sepenuhnya.
11
makna; makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain; makna tersebut
berkembang dan disempurnakan saat interaksi tersebut berlangsung.
12
BAB IV
Dalam teori strukturasi ini, hubungan antara struktur dan agensi tidakdipandang
sebagai dua hal yang terpisah, karena jika demikian akan munculdualisme struktur-
agensi. Struktur dan agensi, menurut Giddens, harus dipandangsebagai dualitas
( duality ), dua sisi mata uang yang sama. Hubungan antarakeduanya bersifat
dialektik, dimana struktur dan agensi ini saling mempengaruhidiantara keduanya dan
hal ini berlangsung terus menerus, tanpa henti.
13
alam tak sadar, kesadaran praktis, dan kesadaran diskursif. Inilahyang nantinya
menjadi fundamental Teori Strukturasi. Giddens berusaha melintasiorientasi yang
bermacam-macam itu dengan memikirkan kembali tujuan, danhubungan antara
tindakan dan struktur. Term yang digunakan adalah dualitasstruktur. Melalui dualitas
struktur, Giddens memaksudkan bahwa struktur sosial(keduanya) terdapat dalam
lembaga sosial dan pada saat yang sama struktur tersebut menjadi aturan yang
sangat sederhana. Setiap tindakan produksi secarabersamaan berarti tindakan
reproduksi: struktur yang memungkinkan suatu tindakandikembangkan.
14
berperan sebagai agen sosial setidaknya memiliki kepribadian kuat sehingga tidak
hanya member warna terhadap struktur sosial yang ada tetapi juga dapatmerubah
struktur yang ada.pendidikan memiliki tujuan untuk membekali individu dengan
pengetahuan,keterampilan, dan sikap sehingga mampu meningkatkan kualitas dirinya.
Pendidikanyang berkaitan erat dengan anak didik, tentu saja dapat dikategorikan
sebagaipencetak agen-agen sosial dimasa depan. Anak didik yang berperan sebagai
agensosial perlu untuk dipersiapkan. Hal ini sudah menjadi tugas keluarga, guru,
sekolah,pemerintah, dan masyarakat berkewajiban untuk melancarkan proses
pencapaiantujuan pendidikan. Keunikan setiap anak didik sudah sepantasnya
dipandangsebagai suatu kelebihan yang dimiliki dalam upayanya menjagi agen social.
15
KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS
Berdasarkan uraian diatas terebut dapat kita ketahui bahwa dari teori-teori Sosiologi
tersebut diatas yang dikemukakan oleh para ahli dibidang Sosiologi memiliki implementasi
yang berbeda terhadap pendidikan dan disimpulkan bahwa :
Seperti kenyataan yang dapat kita lihat dan saksiskan bersama bahwa masyarakat
begitu mengalami perubahan social yang begitu cepat dan maju, hal tersebut tentu
mempengaruhi bidang pendidikan baik dari segi ilmu maupun yang lainnya, karena itulah
hubungan pendidikan dengan masyarakat begitu kuat dimana pendidikan dapat tumbuh di
masyarakat, begitupun sebaliknya. Jadi diantara masyarakat an pendidikan memiliki
16
hubungan yang kuat yang saling menguntungkan dan begitu susah bahkan tidak bisa
untuk dipisahkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Doyle Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jilid II, terj. Robert
M.Z.Lawang, Jakarta: PT. Gramedia.
Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan MutakhirTeori Sosial
Postmodern (Edisi terbaru). Perum SidorejoBumi Indah: Kreasi Wacana
Mashluchah, Luluk. 2019. Dimensi Religius Dalam Pendidikan Politik Partai Nasdem
JawaTimur (Perspektif Teori Strukturasi). Disertasi. Pasca Sarjana Universitas Islam
NegeriSunan Ampel Surabaya. Hal. 1-371
Purnomo Sidi, 2014. Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional,
JurnalPembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2014(2):1-16.
18
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MATARAM
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
Jl. Majapahit No. 62 Mataram
e-mail : sosiologi@unram.ac.id, Website : www.sosiologi.unram.ac.id
Kelas : SOSIOLOGI A
PERNYATAAN
Apa yang saya tulis ini sebagai jawaban atas pertanyaan (soal) adalah murni hasil
pemikiran saya sendiri, dan jika nanti ditemukan kesamaan dengan tulisan orang lain, baik
dari sumber (web/situs dan referensi) tertentu atau tulisan saya memiliki kesamaan dengan
tulisan rekan-rekan saya, maka saya siap menerima sanksi yang diberikan oleh dosen
pengasuh matakuliah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung
jawab.
Tanda Tangan :
19