Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
NIM : L1C018097
Fakultas&Prodi : Sosiologi
Semester :5
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya
tugas ulangan tengah semester ini yang berjudul “PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
TEORI-TEORI FUNGSIONAL, TEORI KONFLIK, TEORI INTERAKSIONISME
SIMBOLIK, SERTA TEORI STRUKTURASI”.
Terimakasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I,
M.Sos sebagai dosen pengampuh Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi pembaca. Saya
menyadari, tulisan ini masih jauh darikata sempurna.
SITI HALISA
L1C018097
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................................................iii
2.1. Pengertian................................................................................................................................4
3.1. Pengertian................................................................................................................................7
4.1. Pengertian..............................................................................................................................10
Struktural dari kata struktur yang berarti susunan, cara sesuatu yang disusun atau
dibangun, bangunan yang disusun atau dibangun, bangunan yang disusun dengan pola
tertentu, pengaturan unsur-unsur atau bagian-bagian dari suatu benda atau wujud.
Struktural dari kata fungsi yang berarti kegunaan suatu hal atau daya guna, fungsional
adalah sesuatu yang ditinjau dari kegunaannya. Struktural fungsional adalah sebuah
sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.
Merton adalah seorang ahli sosiologi terkemuka masa kini yang kritis terhadap gaya
berteori Parsons yang abstrak dan agak muluk. Merton menaruh perhatian besar akan
dampak suatu tindakan manusia terhadap masyarakat yang bersifat fungsional, dalam
arti meningkatkan fungsi masyarakat, tetapi dapat pula bersifat disfungsional. Merton
menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-
2
bagian yang saling berkaitan dan saling berhubungan dalam keseimbangan. Perubahan
yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan terhadap bagian lainnya.
Sebaliknya apabila tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan
sendirinya.
Emile Durkheim, adalah ahli sosiologi yang lahir pada Tahun 1858 dan meningal
pada tahun 1817. Ia salah seorang tokoh paling penting dalam sejarah sosiologi.
Bahkan dia sendiri diakui atas jasanya menjadikan sosiologi sebagai sebuah ilmu
pengetahuan, ketika ia menerapkan metodologi empiris pada kajiannya.
Talcott Parsons, adalah ahli sosiologi yang memberikan penjelasan mengenai teori
struktural fungsional sebagai bagian keseimbangan dalam institusi sosial, yang
diakuinya akan eksis atau dikenal masyarakat apabila berhasil menjalankan tugas serta
fungsinya dengan baik, tanpa memberikan perbedaan sedikitpun.
3
Pendidikan tidak bisa terlepas dari sebuah sistem yang mengaturnya. Sistem
tersebut memiliki struktur dan fungsinya masing-masing. Semakin baik sebah struktur
maka setiap elemen akan berjalan seimbang (fungsional). Indonesia dengan beragam
masalah sosialnya, seringkali yang disalahkan adalah pendidikannya. Karakter bangsa
yang bobrok merupakan bentuk dari ketidakberhasilan pendidikan diindonesia. Meski
demikian sistem pendidikan tetap eksis berada ditengan masyarakat. Apalagi jika
pendidikan dilihat dari sudut pandang struktural fungsioal, pendektan ini cendrung
mengabaikan pertentangan-pertentanagan yang ada di masyarakat.
2.1. Pengertian
Teori konflik adalah pengkritik teori fungsional, dinyatakan bahwa teori fungsional
tidak mampu memberikan gambaran situas masyarakat yang sebenarnya, teori
fungsional melihat masyarakat secara seimbang, padahal sesungguhnya masyarakat
penuh ketegangan dan selalu berpotensi melakukan konflik. Bagi pendukung teori
konflik, teori fungional tidak lain hanyalah koalisi dari kaum dominan. Tokoh gerakan ini
tidak lain adalah Karl Marx.
Teori konflik memiliki asumsi dasar bahwa perbedaan kepentingan antar kelas
sosial menciptakan relasi sosial yang bersifat konfliktual. Akar dari terciptanya konflik
dalam masyarakat adalah ketidakmerataan distribusi kekuasaan dan kekayaan yang
menciptakan kesenjangan kelas sosial. Kekuasaan meliputi akses terhadap sumber
daya. Level kekuasaan individu atau kelompok berbeda-beda. Perbedaan inilah yang
disebut kesenjangan. Semakin besar kesenjangan, semakin besar potensi timbulnya
konflik sosial. Kesenjangan tidak hanya ditentukan oleh perbedaan kelas, namun bisa
juga ras, gender, kultur, selera, agama, dan lainnya. Prinsip yang mendasari adanya
teori konflik yaitu konflik sosial dan perubahan sosial yang selalu tersedia di dalam
struktur kehidupan masyarakat. Pandangan ini juga di dasari pada sistem sosial
masyarakat pada masa itu yang terdiri dari pembangian, borjuis, dan prolenter.
Karl Marx
Karl Marx sebagai pencetus awal mula teori ini berpendapat bahwa tujuan dari
masyarakat seutuhnya adalah menciptakan kondisi masyarakat tanpa kelas
(sosialisme), dalam hal ini identik dengan konflik kelas sosial yang merupakan sumber
yang paling penting dan sumber paling berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Asumsi dasar dari teori Marx adalah pertama perubahan merupakan gejala yang
melekat dalam gejala masyarakat, kedua bahwa konflik adalah gejala yang melekat
dalam setiap masyarakat, ketiga setiap unsur dalam masyarakat memberikan
5
Dalam kaitannya dengan tubuh dan jiwa (Body and Mind) Marx berkeyakinan bahwa
manusia adalah subjek dari sejarah. Itu sebabnya Marx menyimpulkan bahwa
kehidupan masyarakat yang menentukan kesadaran mereka. Dalam arti yang luas “Apa
dan bagaimana manusia itu didasarkan oleh produk yang mereka hasilkan sebagai
objek atau proses”.dengan demikian keberadaan individu bergantung pada objek
material. Maka dapat dinyatakan bahwa sistem ekonomi, sosial, hukum, pendidikan,
budaya, bahasa, seni, dan politik merupakan refleksi kondis material (bangunan bawah).
Sehingga Marx menyebut material (body) lebih menentukan mind.
Ralf Dahrendorf
Ahli lainnya, mengenai pengertian teori konflik ini dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf
yang memiliki penjelasan bahwa semua perubahan sosial yang dialami manusia
merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Dahrendorf sangat yakin bahwa
konflik dan pertentangan menjadi bagian-bagian hidup masyarakat.
Memahami Marx menegani startifikasi sosial tidak lain harus melihat teori klas yaitu
“Sejarah peradaban umat manusia dari dahulu sampai sekarang adalah sejarah
pertikaian dan konflik antar klas.” Marx selalu melihat bahwa hubungan manusia terjadi
dari adanya hubungan posisi masing-masing terhadap sarana produksi. Marx
berkeyakinan bahwa posisi dalam struktur sangat mendorong dalam upaya memperbaiki
nasib mereka dengan ditunjukkan adanya klas borjuis dan klas buruh.
3.1. Pengertian
George Herbert Mead dipandang sebagai ahli utama dari teori interaksionisme
simbolik. Konsep Mead dipaparkan dalam karyanya Mind, Self and Society (1934) dan
Movements of Thought in the 19th Century. George Herbert Mead menyatakan bahwa
komunikasi manusia berlangsung melalui pertukaran simbol serta pemaknaan simbol –
simbol tersebut. Mead menempatkan arti penting komunikasi dalam konsep tentang
perilaku manusia, serta mengembangkan konsep interaksi simbolik bertolak pada
pemikiran Simmel yang melihat persoalan pokok sosiologi adalah masalah sosial. Mead
adalah salah satu pelopor dalam Filsafat Pragmatisme dinama pragmatism menekankan
hubungan yang sangat erat antara pengetahuan dan tindakan untuk mengatasi masalah
sosial. Mead melihat bahwa komunikasi antar individu adalah sebagai inti dari
pembentukan kepribadian manusia itu. Dengan kata lain, kepribadian individu dibentuk
8
melalui komunikasi dengan orang lain serta citra diri dibangun melalui sarana interaksi
dengan orang lain.
Teori interaksi simbolik disebut juga sebagai teori sosiologi interpretatif. Konsep
teori interaksi simbolik ini diperkenalkan oleh Herbert blumer sekitar tahun 1939. Dalam
lingkup sosiologi, ide ini sebenarnya sudah lebih dahulu dikemukakan George Herbert
Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh blumer guna mencapai tujuan tertentu.
Menurut blumer, pokok pikiran interaksi simbolik ada 3 yakni bahwa manusia bertindak
(act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning).
Interaksionisme simbolik Blumer merujuk pada suatu karakter interaksi khusus yang
berlangsung antar-manusia. Aktor tidak semata-mata bereaksi terhadap tindakan yang
lain tetapi dia menafsirkan dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain. Respon aktor
selalu didasarkan atas penilaian makna tersebut. Oleh karenanya interaksi pada
manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol penafsiran atau menemukan
makna tindakan orang lain.
Salah satu karya yang cukup penting tentang Self nampak dalam karya Goffman
yang berjudul Presentation of Self in Everyday Life (1959). Konsep Goffman tentang self
sangat dipengaruhi oleh George Mead, khususnya dalam diskusi tentang ketegangan
antara I (sebagai aspek diri yang spontan) dan Me ( sebagai aspek diri yang dibebani
oleh norma-norma sosial). Ketegangan tersebut terjadi karena ada perbedaan antara
apa yang orang lain harapkan supaya kita berbuat dengan apa yang ingin kita lakukan
secara spontan. Terdapat perbedaan antara keinginan pribadi dan keharusan yang
diharapkan oleh orang lain atau masyarakat.
9
Dalam keadaan demikian, maka guna mempertahankan gambaran diri yang stabil,
manusia cenderung melakonkan peran- peran sebagaimana halnya seorang aktris atau
aktor memainkan perannya diatas panggung pertunjukkan. Oleh sebab itu, Goffman
cenderung melihat kehidupan sosial sebagai satu seri drama atau pertunjukkan dimana
para aktor memainkan peran tertentu. Pendekatan sedemikian ini disebutnya dengan
pendekatan dramaturgi. Dalam pendekatan ini, ia membandingkan kehidupan sosial
sebagai sebuah pertunjukkan diatas panggung. Dalam pertunjukkan itu, panggung
berarti lokasi atau tempat dimana kehidupan sosial itu berlangsung, sedangkan aktor
atau aktris adalah posisi- posisi atau status- status di dalam masyarakat.
4.1. Pengertian
Teori strukturasi adalah teori ilmu sosial tentang penciptaan dan reproduksi sistem
sosial yang berbasis pada analisis struktur dan agen (lihat struktur dan agen), tanpa
memberi keunggulan pada keduanya. Teori Strukturasi adalah teori yang memadukan
agen dan struktur. Hubungan antara agen dan struktur tersebut berupa relasi dualitas
yang kedua unsurnya saling menunjang. Dualitas tersebut tejadi dalam praktik sosial
yang berulang dan terpola dalam lintas ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Handrayani, Veni. 2012. ASUMSI Teori Fungsional Struktural 2. Scribd.
https://www.google.com/amp/s/djauharul28.wordpress.com/2011/06/18/pendidikan-
dalam-perspektif-struktural-konflik/amp/ Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
https://www.google.com/amp/sosiologis.com/teori-struktural-fungsional/amp Diakses
tanggal 14 Oktober 2020
https://dosensosiologi.com/teori-konflik-menurut-para-ahli-dan-contohnya-lengkap
Diakses tanggal 14 Oktober 2020
https://www.google.com/amp/sosiologis.com/teori-interkasionisme-simbolik/amp Diakses
tanggal 15 Oktober 2020
https://masdwihatmoko.blogspot.com/2016/11/melihat-pendidikan-dari-kacamata-
teori.html?m=1 Diakses tanggal 16 Oktober 2020
http://dosensosiologi.com/6-teori-struktural-fungsional-menurut-para-ahli-dan-contohnya-
lengkap Diakses tanggal 16 Oktober 2020
12
SURAT PERNYATAAN
Apa yang saya tulisini sebagai jawaban atas pertanyaan (soal) adalah murni hasil
pemikiran saya sendiri, dan jika nanti ditemukan kesamaan dengan tulisan orang lain,
baik dari sumber (web/situs dan referensi tertentu atau tulisan saya memiliki kesamaan
dengan tulisan rekan-rekan saya, maka saya siap menerima sanksi yang diberikan oleh
dosen pengasuh matakuliah ini.
Dengan demikian ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung jawab.