Anda di halaman 1dari 12

MODUL P5

TEMA : GAYA HIDUP YANG BERKELANJUTAN


TOPIK PROJEK : PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA
DI LINGKUNGAN SEKITAR

DI SUSUN OLEH :
KOORDINATOR : SURIANI BERUTU, S.Pd.I
ANGGOTA 1. EVARIYANTI TARIGAN, S.Pd
2. SRI REHATI NAIBAHO, S.Pd

SMA NEGERI 1 SILIMA PUNGGA-PUNGGA

JALAN PELITA NO. 7 PARONGIL

KABUPATEN DAIRI

SUMATERA UTARA

2023
TEMA : GAYA HIDUP YANG BERKELANJUTAN

Dimensi Profil Elemen Profil


Sub eleman
Pelajar Peserta Didik Target Pencapaian
Profil Pelajar
Pancasila Pancasila di Akhir Fase
Pancasila
Memunculkan gagasan
Menghasilk imajinatif baru yang
Menghasilkan gagasan
Kreatif an gagasan bermakna dari beberapa
yang orisinal
yang gagasan yang berbeda
orisinal sebagai ekspresi pikiran
dan/atau
perasaannya
Menghasilkan karya dan
tindakan untuk
Menghargai
Menghargai karya dan mengekpresikan pikiran
Kreatif karya dan
tindakan yang orisinal dan/atau perasaannya,
tindakan yang
mengapresiasi serta
orisinal
mengkritik
karya dan tindakan yang
dihasilkan diri dan orang
lain.
Menampilkan tindakan yang
sesuai dengan harapan
kelompok di lingkungan
Gotong royong Kolaborasi Kerjasama
sekitar, serta menunjukkan
ekspetasi (harapan)
positif kepada orang lain
dalam rangka mencapai
tujuan kelompok
Tanggap terhadap
lingkungan social sesuai
Bergotong Tanggap dengan tuntunan peran
Kepedulian
royong terhadap sosialnya dan berkontribusi
lingkungan sesuai dengan kebutuhan
sosial masyarakat untuk
menghasilkan keadaan yang
lebih baik
MODUL PROYEK 1
PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA TEMA : GAYA HIDUP
YANG BERKELANJUTAN
TOPIK PROJEK : PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA
DI LINGKUNGAN SEKITAR

WAKTU
JAM PEMBIMBING
PELAKSANA KEGIATAN
PELAJARAN KEGIATAN
AN
1.  Men-sosialisasikan materi Guru Mata Pelajaran
2. P5 (Pengertian ,tujuan
dan manfaat kegiatan P5)
 Memperkenalkan tema
proyek (Pengolahan
sampah yang ada di
lingkungan sekitar)
 Memperkenalkan elemen
dan sub elemen proyek
3.  Menginformasikan Guru Mata Pelajaran
4. tagihan akhir,
5. berupa Foto, Video,
Senin, dan Fortofolio
02-10-2023 kegiatan
 Peserta didik menggali
informasi terkait limbah
yang berasal dari
plastik yang ada di
sekitar
6.  Peserta didik melakukan Guru Mata Pelajaran
7. survei lingkungan terkait
limbah plastik yang ada
di sekitarnya (form)
 Guru memberikan
penilaian formatif tent
ang dimensi, elemen
dan
sub elemen
kegiat
an(terlampir)
1.  Guru mengorganisasikan Guru Mata Pelajaran
2. peserta didik membagi
beberapa kelompok,
dengan tema yang sama,
dengan produk menurut
Selasa, kelompok tersebut
 Menentukan jenis
03-10-2023 produk yang akan
dikerjakannya
3.  Peserta didik di bawah Guru Mata Pelajaran
4. bimbingan pendidik
menyusun
proposal/rencana kegiatan
proyek
5.  Presentasi proposal dan Guru Mata Pelajaran
6. tanggapan dari guru mata
7. pelajaran
8.  Perbaikan proposal
 Guru memberikan
penilaian formatif tent
ang dimensi, elemen
dan
sub elemen
kegiat
an(terlampir)
1.  Peserta didik memilih Guru Mata Pelajaran
2. limbah plastik yang
akan dijadikan projek

3.  Peserta didik Guru Mata Pelajaran


4. mempersiapkan alat
5. dan bahan yang
6. dibutuhkan
 Mengerjakan proyek
Rabu, dibawah bimbingan
04-10-2023 pendidik (di tempat yang
Kamis disudah disepakati)
05-10-2023 7. Guru memberikan Guru Mata Pelajaran
8. penilaian formatif tent
ang dimensi, elemen
dan
sub elemen
kegiat
an(terlampir)
1.  Persentasi dan uji Guru Mata Pelajaran
2. coba projek
3.  Peserta didik melakukan Guru Mata Pelajaran
4. evaluasi terhadap hasil
produk yang telah dibuat
(kendala yang dihadapi,
kekurangan dan
kelebihan produk)
Jum’at, 5.  Merancang pengemasan Guru Mata Pelajaran
06-10-2023 6. hasil proyek
7.  Membuat kemasan Guru Mata Pelajaran
8. produk
 Guru memberikan
penilaian formatif tent
ang dimensi, elemen
dan sub elemen kegiat
an(terlampir)
1  Melakukan perhitungan Guru Mata Pelajaran
2 biaya produksi laba dan
harga jual
 Merencanakan pemasaran
hasil proyek
3  Berdasarkan hasil Guru Mata Pelajaran
4 refleksi,pendidik dan
5 peserta didik
merencanakan tindak
lanjut terhadap proyek
yang sudah dilaksanakan
Sabtu,  Jika berhasil peserta
07-10-2023 didik dapat
mengembangkan
produknya agar lebih
menarik Jika tidak
berhasil peserta didik
dapat menganalisis apa-
apa saja yang menjadi
masalah dalam
pelaksanaan pembuatan
produk untuk peluang
Usaha
6  Tes sumatif (terlampir) Guru Mata Pelajaran
7
LAMPIRAN MATERI

Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Manfaatnya

P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek


ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka. Adapun tahapan P5 diawali
dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain
projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, dan
yang terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.
P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan
mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh
sistem pendidikan Indonesia. Projek tersebut dilakukan dengan menanamkan
karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai pancasila. Kompetensi
P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik faktor
internal atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan
adalah ideologi, sementara contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era
digital.
P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang
unggul dan produktif. serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global
yang berkesinambungan. Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
pelajar Pancasila. Sementara Profil Pelajar Pancasila mendukung visi tersebut
dengan menjadikan Pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai- nilai Pancasila.
 Prinsip P5
Berikut beberapa prinsip P5
1. Holistik
Adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau
terpisah-pisah. Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan
mendorong peserta didik untuk mempelajari tema dan materi secara
keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam. Karenanya, setiap
tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan
konten pengetahuan secara terpadu.

Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi
yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik,
pendidik, dan sebagainya.
2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan
lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.
Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil
harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat
bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran yang aktif. Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi
peran sebagai aktor utama dalam kegiatan belajar mengajar. P5 menjadikan pendidik
sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik
untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang
bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas. P5 memiliki
area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan
penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan
menguatkan kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan
intrakurikuler.

 Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat
mempraktikkan profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi
setiap pihak.

 Manfaat bagi Satuan Pendidikan


- Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
- Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

 Manfaat bagi Pendidik


- Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
- Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
- Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
 Manfaat bagi Peserta Didik
- Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
- Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
- Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
PENGOLAHAN SAMPAH YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKITAR

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik
berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan
dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan). Alam tidak mengenal
sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah
mengakibatkan munculnya sampah.
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan,
karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan
buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik (memiliki
ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup). Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang
dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan
makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik (hasil dari proses pabrik)
misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak
begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang
mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan
menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu
tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob
(miskin oksigen) akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam
sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam
jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk
akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa
ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada
umumnya berkembang biak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak
mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok
untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi
mereka.
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat
dipisahkan menjadi :
Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit
buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam,
plastik , karet dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya
sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan
sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan
daun pisang pembungkus makanan.
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius.
Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak (warga belajar) tidak
menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai
media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah
berwawasan lingkungan.
Jenis sampah yang lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian
besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah
yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa
didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang
berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian
dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan
dinding.
Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang
semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat
dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja
ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan
secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara
terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan
latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul
kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang.
FORMAT PENYUSUNAN/RENCANA KEGIATAN PROYEK

Cover (Tema/Topik Kegiatan, Logo Sekolah, Nama Anggota Kelompok, Nama Sekolah,
Tahun Pelajaran)
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kegiatan
1.3 Manfaat
Kegiatan Bab 11 Isi
2.1 Tema/Topik Kegiatan
2.2 Peserta (Anggota Kelompok)
2.3 Waktu Dan Tempat Kegiatan
2.4 Jadwal Kegiatan
2.5 Anggaran
Dana Bab 111 Penutup
1.1 Simpulan
1.2 Saran
FORM SURVEI LINGKUNGAN
Nama :...........................................
Kelas :...........................................
JENIS SAMPAH
NO
ORGANIK ANORGANIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dst
Rubrik Asesmen Tes Formatif
Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (Gaya Hidup Berkelanjutan)

Indikator Yang Hasil Penilaian


No Deskripsi Ya Tidak
Diamati
1. Perencanaan 1. Peserta didik mampu memilah dan
memilih limbah yang akan di
olahnya
2. Peserta didik mampu melahirkan ide
kreatif terkait limbah yang akan di
jadikannya projek
3. Pesrta didik mampu membuat
proposal/perencanaan pembuatan
Projek
2. Pelaksanaan 1. Peserta didik manyediakan alat dan
bahan yang dibutuhkan dengan
tepat dan lengkap
2. Peserta didik dapat mengerjakan
projek sesuai langkah yang sudah
di rencanakan
3. Peserta didik dapat
menyelesaikan projek tepat waktu
4. Peserta didik dapat melakukan
pengemasan produk dengan
bentuk yang menarik
5. Peserta didik dapat
membuat produk yang
menarik untuk dipasarkan

3. Hasil 1. Produk (hasil karya ) yang berasal


dari limbah sampah plstik yang
bernilai jual
2. Produk (karya) yang bernilai jual

Anda mungkin juga menyukai