Makalah Logika Uts - Naldy
Makalah Logika Uts - Naldy
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logika dimulai oleh Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani pertama
yang menolak semua dongeng, takhayul, dan cerita serta beralih ke akal untuk
memecahkan misteri alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe
(Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Pada masa ini, Thales
memperkenalkan logika induktif. Aristoteles kemudian memperkenalkan logika
sebagai ilmu yang kemudian disebut Logica scientica. Aristoteles mengatakan
bahwa Thales menyimpulkan bahwa air adalah lengkungan alam semesta atas dasar
bahwa air adalah jiwa dari segala sesuatu. Dalam logika Thale, air adalah busur
alam semesta tempat kita berasal menurut Aristoteles; Air adalah jiwa tumbuhan
(karena tanpa air tumbuhan mati); Air adalah jiwa binatang dan jiwa manusia; Air
juga merupakan uap; Air juga es. Jadi air adalah jiwa dari segalanya, artinya air
adalah busur alam semesta. Sejak filsuf Thales menyampaikan pernyataannya,
logika mulai berkembang. Pada masa Aristoteles, logika masih disebut analitik,
yang melihat secara spesifik pada berbagai proposisi yang bermula dari proposisi
yang benar, dan dialektika, yang melihat secara khusus pada proposisi yang
bermula dari proposisi yang masih belum jelas kebenarannya. Inti logika
Aristoteles adalah silogisme. Antara 370 dan 288 SM, murid Aristoteles,
Theophrastus, yang menjadi kepala Lyceum, terus mengembangkan logika. Istilah
logika pertama kali diciptakan oleh Zeno dari Citium pada tahun 334 SM. - 226
SM, pelopor kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada zaman Galen.
menawarkan interpretasi posisi pengalaman. Logika Aristoteles, yang struktur
dasarnya deduktif silogistik dengan tanda-tanda induktif, bertemu dengan dua
bentuk metode berpikir lain, yaitu logika fisika induktif murni, sebagaimana
dijelaskan dalam Novum Organum karya Francis Bacon (London, 1620), dan
matematika deduktif murni, sebagaimana dijelaskan. Rene Descartes, Metode
Wacana (1637). Metode induktif untuk menemukan kebenaran yang dikembangkan
oleh Francis Bacon didasarkan pada pengamatan empiris, analisis informasi yang
3
diamati, kesimpulan yang terkandung dalam hipotesis (kesimpulan sementara) dan
konfirmasi hipotesis melalui pengamatan dan eksperimen tambahan. Logika adalah
bagian praktis dari filsafat. Praktis di sini maksudnya logika dapat dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersamaan dengan lahirnya filsafat di
Yunani. Untuk memasarkan gagasan dan pendapatnya, para filsuf Yunani kuno
sering kali mencoba menyangkal gagasan lain dengan menunjukkan bahwa alasan
mereka memiliki kelemahan. Logika digunakan untuk membuat pembuktian.
Logika memberi tahu kita bentuk penalaran mana yang valid dan mana yang tidak.
Logika secara tradisional dipelajari sebagai cabang filsafat, tetapi logika juga dapat
dianggap sebagai cabang matematika. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
berpikir mempunyai arti menggunakan akal untuk memikirkan dan memutuskan
sesuatu. Mengingat terlibat dalam proses berpikir. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata “logis” mempunyai arti logis, benar secara logika, dan
masuk akal. Berpikir merupakan aktivitas mental yang dialami seseorang ketika
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang memerlukan pemecahan.
Aristoteles, filsuf paling terkemuka di dunia, berpendapat bahwa logika adalah
studi tentang pemikiran ilmiah, membahas tentang bentuk pemikiran dan hukum-
hukum yang mengatur pemikiran. Selain itu, berpikir logis juga diartikan sebagai
pemikiran yang langsung, tepat, dan terorganisir sebagai objek logika yang formal.
Pemikiran yang langsung, tepat, dan teratur dalam hal ini berarti didasarkan pada
hukum, aturan, dan norma yang sah yang ditetapkan dengan logika. Ketaatan pada
kaidah hukum dan logika cenderung terhindar dari berbagai kesalahan dan
penyimpangan dalam pencarian kebenaran ilmiah. Cara berpikir adalah cara
berpikir seseorang dalam proses pelaksanaan gagasan, rencana, argumentasi atau
cita-cita, yang dalam proses pelaksanaannya dipengaruhi oleh perasaan atau sikap
terhadap sesuatu secara umum. Pola pikir mempunyai hubungan dengan emosi dan
perilaku. Sedangkan logika adalah proses berpikir yang rasional atau logis. Logika
yang dimaksud di sini adalah ilmu dan kemampuan berpikir dengan benar. Ada hal
yang harus diperhatikan agar dapat berpikir dengan benar, yaitu berpikir logis dan
sistematis, atau berpikir sistematik. Berpikir logis adalah menganalisis situasi dan
menemukan solusi rasional. Faktanya, berpikir logis mirip dengan berpikir kritis.
Berpikir logis membutuhkan kemampuan penalaran untuk memeriksa masalah
secara objektif, yang memungkinkan adanya kesimpulan yang masuk akal tentang
4
bagaimana melanjutkannya. Satu: Sederhananya, berpikir logis adalah kemampuan
menarik kesimpulan yang benar berdasarkan logika, dan kesimpulan tersebut dapat
dibuktikan dengan pengetahuan atau dengan mengetahui apa yang sudah diketahui.
Berpikir logis terbagi menjadi dua yaitu. berpikir induktif dan berpikir deduktif.
Berpikir induktif biasanya dimulai dari hal-hal tertentu dan mengambil kesimpulan
yang bersifat umum. Sedangkan berpikir deduktif adalah cara berpikir yang
biasanya dimulai dari hal-hal yang diketahui kemudian menarik kesimpulan
tentang hal-hal tertentu.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan logika, dan mengapa penting untuk
memahami konsep ini?
2. Bagaimana manfaat belajar logika dalam kehidupan sehari-hari
dan perkembangan intelektual?
3. Bagaimana logika dapat digunakan untuk menganalisis
informasi dan berpikir secara sistematis?
4. Apa hubungan antara filsafat logika dengan pemahaman logika
dalam konteks akademis dan praktis?
5. Bagaimana melatih logika dapat meningkatkan kemampuan
seseorang dalam berpikir secara analitis dan kreatif?
6. Apa yang dimaksud dengan berpikir secara plural, dan mengapa
hal ini penting dalam pemahaman logika?
7. Bagaimana berpikir sistematis berbeda dengan berpikir logika,
dan bagaimana keduanya dapat diterapkan dalam berbagai
situasi?
8. Bagaimana konsep berpikir benar dan implisit vs. eksplisit
berperan dalam analisis logika?
9. Apa yang dimaksud dengan hukum berpikir secara plural, dan
mengapa hal ini relevan dalam pembahasan logika?
5
10.Bagaimana penguju pemikiran dan berpikir konsep berkontribusi
pada pemahaman logika?
11.Bagaimana berpikir kreatif dapat diintegrasikan dengan berpikir
logis, dan mengapa ini penting?
12.Bagaimana berpikir prioritas dan penggunaan proposisi serta
premis dalam argumen logis dapat memengaruhi hasil
kesimpulan?
13.Apa yang dimaksud dengan skema, ambiguitas, dan konteks
dalam konteks pemahaman logika?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan logika, dan mengapa
penting untuk memahami konsep ini
2. Untuk mengetahui manfaat belajar logika dalam kehidupan
sehari-hari dan perkembangan intelektual
3. Untuk mengetahui logika dapat digunakan untuk menganalisis
informasi dan berpikir secara sistematis
4. Untuk mengetahui hubungan antara filsafat logika dengan
pemahaman logika dalam konteks akademis dan praktis
5. Untuk mengetahui Bagaimana melatih logika dapat
meningkatkan kemampuan seseorang dalam berpikir secara
analitis dan kreatif
6. Untuk mengetahui maksud dari berpikir secara plural, dan
mengapa hal ini penting dalam pemahaman logika
7. Untuk mengetahui berpikir sistematis berbeda dengan berpikir
logika, dan bagaimana keduanya dapat diterapkan dalam
berbagai situasi
6
8. Untuk mengetahui konsep berpikir benar dan implisit vs.
eksplisit berperan dalam analisis logika
9. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hukum berpikir secara
plural, dan mengapa hal ini relevan dalam pembahasan logika
10.Untuk mengetahui penguju pemikiran dan berpikir konsep
berkontribusi pada pemahaman logika
11.Untuk mengetahui Bagaimana berpikir kreatif dapat
diintegrasikan dengan berpikir logis, dan mengapa ini penting
12.Untuk mengetahui berpikir prioritas dan penggunaan proposisi
serta premis dalam argumen logis dapat memengaruhi hasil
kesimpulan
13.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan skema, ambiguitas,
dan konteks dalam konteks pemahaman logika
A.
7
BAB 1
PEMBAHASAN
8
dengan menerapkan metode geometri. Porohyus (232-305) memaparkan
Categoriae, salah satu buku Aristoteles.
2. Memahami logika
Pengertian logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos), yang
berarti hasil pertimbangan rasional yang diungkapkan dengan kata-kata dan
diungkapkan dengan bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai
suatu ilmu, logika disebut episteme logis (Logica scientia dalam bahasa latin) atau
ilmu logika (science), yang mempelajari kemampuan berpikir secara langsung,
akurat dan sistematis. Pengetahuan di sini mengacu pada kemampuan rasional
untuk mengetahui, dan keterampilan mengacu pada kemampuan pikiran untuk
menerapkan pengetahuan dalam praktik. Kata logis dapat diartikan masuk akal.
Kata logika merupakan pinjaman dari kata logika, pertama kali diucapkan oleh
Zeno dari Citium, yang juga merupakan pinjaman dari kata Yunani λογική (logis),
artinya masalah yang berhubungan dengan pikiran manusia. Menurut sumber lain,
kata logika berasal dari kata logica, yaitu Logika adalah ilmu yang objek
materiilnya adalah berpikir melalui penalaran, dan objek formal logika adalah
penalaran dalam ketelitiannya. Logika adalah bagian praktis dari filsafat. Praktis di
sini maksudnya logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika
lahir bersamaan dengan lahirnya filsafat di Yunani. Ketika mencoba
mengungkapkan pemikiran dan pendapatnya, para filsuf Yunani kuno sering kali
mencoba menyangkal gagasan lain dengan menunjukkan kekeliruan penalaran
mereka. Logika digunakan untuk membuat pembuktian. Logika memberi tahu kita
bentuk penalaran mana yang valid dan mana yang tidak. Logika secara tradisional
dipelajari sebagai cabang filsafat, namun juga dapat dianggap sebagai cabang
matematika. Logika tidak bisa diabaikan dalam proses kehidupan mencari
kebenaran.
9
kritis, akurat, koheren atau koheren Logika adalah segala sesuatu yang didasarkan
pada pemikiran yang dilakukan secara obyektif dan oleh pikiran manusia. Dalam
konteks ini, pertanyaannya meminta kita untuk memperkenalkan keuntungan
mempelajari logika. Mengajari kita menganalisis segala aspek segala sesuatu
secara obyektif, menyeluruh dan terperinci, mengajarkan kita untuk waspada,
mengajarkan kita berpikir secara runtut, mengajarkan kita melihat keteraturan
dalam kekacauan, mengajarkan kita untuk lebih memilih berpikir obyektif daripada
berpikir subyektif, dan seterusnya. Ini membantu untuk berpikir secara tepat,
obyektif dan abstrak ketika menarik kesimpulan. Logika mengajarkan kita untuk
berpikir secara cermat, yaitu mencermati segala detil yang ada dan tanpa
meninggalkan jejak, tanpa prasangka, sehingga apa yang dihasilkan tidak
mempengaruhi penilaian pribadi atau kelompok. Pemikiran abstrak juga terkadang
digunakan ketika menemukan suatu masalah tidak mencapai akar pikiran manusia.
Menggali kebenaran sama sulitnya dengan mencari jarum di tumpukan jerami.
Membantu berpikir efektif dan sistematis. Pemikiran yang terstruktur dan
sistematis mengarah pada sesuatu yang efisien dan tidak membuang waktu.
Berpikir Secara Teratur Logika memang rumit, namun meski kita tidak
menemukan kebenarannya, kita akan terbiasa dengan perilaku yang teratur dalam
hidup. Membantu dan melatih seseorang berpikir kritis, rasional, lurus, metodis,
sistematis dan konsisten, untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan
berpikir mandiri dan tajam seseorang. Kita menjadi lebih pintar melalui proses
berpikir logis bawah sadar, dimana kita berusaha menemukan fakta yang
tersembunyi, dan dalam praktiknya mudah untuk menemukan solusi suatu
permasalahan atau sesuatu yang mudah dan berpikir cerdas. Kemampuan
Menganalisis Suatu Peristiwa Menganalisis suatu peristiwa memang sulit, begitu
pula keuntungan mempelajari psikologi, namun jika kita terbiasa menggunakan
pemikiran logis, tidak jarang analisis kita membuahkan hasil yang baik. Dengan
mempelajari logika, Anda dapat meningkatkan kemampuan analitis Anda.
Keputusan diambil dengan benar, dengan mempertimbangkan apa yang telah
dilihat, dibaca dan dipahami sambil menarik kesimpulan. Dalam proses
pengorganisasian dan pengelolaan waktu, pembelajaran logika penting dalam
segala bidang kehidupan. Manfaat logika dapat mengajarkan manusia untuk tidak
berasumsi benar dan salah dalam suatu tragedi (masalah), belajar menemukan
10
fakta yang mendasarinya, dan mengajarkan manusia untuk jujur pada diri sendiri
dan orang lain ketika hasil atau kesimpulan yang didapat tidak konsisten.
diharapkan Melalui logika ilmiah ini, pikiran manusia dapat bekerja lebih tepat,
komprehensif, sederhana dan aman, sehingga terhindar atau setidaknya
mengurangi kemungkinan terjadinya pemikiran yang menyesatkan.
4. Analisis logis
Menurut KBBI, pengertian analisis adalah menguraikan suatu topik
menjadi bagian-bagian yang berbeda, mengkaji bagian-bagian itu sendiri dan juga
hubungan antar bagian-bagian tersebut untuk memperoleh pemahaman dan
pemahaman yang tepat mengenai keseluruhannya. Analisis logika merupakan jenis
analisis yang bertujuan untuk memecah sesuatu menjadi bagian-bagian yang
membentuk keseluruhan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Tujuan dari kondisi
ini adalah untuk memperjelas kelompok yang dihasilkan agar mudah dibedakan.
Analisis logika dibagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari:
Analisis universal, yaitu analisis dari istilah umum ke istilah khusus yang
menjadi bagiannya.
Analisis dikotomis, yaitu analisis menurut dua kelompok terpisah, yaitu
positif dan negatif. Atau bisa dikatakan analisis dikotomis didasarkan pada
hukum logika “prinsip eksklusi”, atau prinsip menghilangkan jalan tengah.
Jadi, dalam analisis ini diasumsikan bahwa pilihan ketiga bukanlah jalan
tengah.
5. Filsafat logika
kajian tentang hakikat dan jenis logika dari sudut pandang filosofis,
termasuk permasalahan di lapangan dan hubungan logika dengan matematika dan
disiplin ilmu lainnya. Istilah logika berasal dari kata Yunani logos. Banyaknya
persepsi logos dapat menunjukkan kesulitan yang dihadapi dalam
mengkarakterisasi sifat dan tingkat logika. Terjemahan sebagian Logos mencakup
"kalimat", "wacana", "alasan", "aturan", "hubungan", "akun" (terutama catatan
tentang arti ungkapan), "prinsip rasional", dan "definisi". .” Berbeda dengan difusi
makna, logika dikatakan tentang “hukum berpikir”, “kaidah penalaran yang
benar”, “prinsip argumentasi yang kokoh”, “penggunaan kata-kata tertentu yang
11
disebut konstanta logika”. ' , Kebenaran (proposisi yang benar) hanya bertumpu
pada makna istilah-istilah yang terkandung di dalamnya", dsb. Menurut Aristoteles,
ada kebenaran logis yang sederhana: "Jika penglihatan adalah persepsi, maka objek
penglihatan adalah objek persepsi. “Kebenaran ini dapat dipahami tanpa
menyatakan pendapat tentang hubungan antara penglihatan dan persepsi. Yang
diperlukan hanyalah pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah-istilah
seperti "jika-maka", "adalah", dan "adalah", serta pemahaman bahwa "objek"
mengungkapkan semacam hubungan.
6. Berlatih logika
Cara melatih berpikir logis. Ada banyak cara melatih berpikir logis
yang bisa kita lakukan baik sebagai kegiatan waktu luang maupun jika kita
menyisihkan waktu khusus untuk melakukan latihan. Berikut beberapa cara untuk
melatih logika Anda: Rutin membaca buku Kita dapat meningkatkan pemikiran
logis dan kritis dengan membaca buku secara rutin. Selain menambah
perbendaharaan kata dan perbendaharaan kata yang penting untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi, membaca buku secara rutin memiliki banyak manfaat,
seperti meningkatkan pemahaman dan pengetahuan. Selain itu, dengan membaca
buku, kita bisa belajar memahami sudut pandang orang lain dalam mengungkapkan
sesuatu, mengetahui budaya dan kepercayaan orang lain, bahkan meningkatkan
rasa empati. Membaca di sini bukan berarti Anda akan menyelesaikan bukunya
dalam sekali baca. Kita hanya perlu membiasakan membaca 4-5 halaman sehari
dan benar-benar berusaha memahami apa yang kita baca. Maksimalkan Efek
Mozart Kita Banyak yang percaya bahwa Efek Mozart baik untuk meningkatkan
kemampuan berpikir janin dan anak dalam kandungan. Faktanya, banyak penelitian
yang menunjukkan hal ini. Namun efek Mozart tidak hanya berlaku pada bayi dan
anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi remaja, dewasa, bahkan lansia. Jadi tidak
ada salahnya untuk mendengarkan musik klasik seperti Mozart sekitar 20-30 menit
setiap hari, yang membantu mengatur bioritme tubuh kita agar lebih stabil.
Pemikiran sistematis dan pelatihan logis. Olahraga teratur Berolahraga secara
teratur minimal 30 menit setiap hari. Olah raga, seperti jalan cepat, jogging, atau
sekadar olahraga dan peregangan, dapat meningkatkan sirkulasi dalam tubuh dan
meningkatkan kadar oksigen darah. Otomatis pikiran Anda juga bisa lebih jernih.
12
Cara ini baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir lebih kreatif dan inovatif.
Perkembangan pemikiran logis dan sistematis juga dimungkinkan dengan upaya
kita mempelajari sesuatu yang baru. Sama seperti otot-otot tubuh yang
memerlukan olah raga, otak dan pikiran juga memerlukan rangsangan dan olah
raga. Latihan seperti merajut, menulis buku atau artikel, memainkan alat musik
tertentu atau memecahkan teka-teki silang dan Sudoku juga dapat membantu kita
melatih pemikiran kita. Untuk mempelajari hal baru dengan mudah, kita bisa
mengikuti kursus online atau pelatihan gratis yang ditawarkan oleh penyedia
konten seperti saya. Platform ini memiliki kategori berbeda terkait dengan
pengetahuan atau keterampilan yang dapat kita pilih untuk dipelajari.
Melatih berpikir logis. Ada banyak cara untuk melatih berpikir logis, bisa
kita lakukan dengan menyediakan waktu luang atau menyisihkan waktu
khusus untuk melakukan latihan. Berikut beberapa cara untuk melatih
logika Anda: Rutin membaca buku Kita dapat meningkatkan pemikiran
logis dan kritis dengan membaca buku secara rutin. Selain menambah
perbendaharaan kata dan perbendaharaan kata yang penting untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi, membaca buku secara rutin
memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan. Selain itu, dengan membaca buku, kita bisa belajar
memahami sudut pandang orang lain dalam mengungkapkan sesuatu,
mengetahui budaya dan kepercayaan orang lain, bahkan meningkatkan rasa
empati. Membaca di sini bukan berarti Anda akan menyelesaikan bukunya
dalam sekali baca. Kita hanya perlu membiasakan membaca 4-5 halaman
sehari dan benar-benar berusaha memahami apa yang kita baca.
13
Mendiskusikan pikiran berarti terlibat dalam aktivitas berpikir. Jadi, apa
sebenarnya arti berpikir? Berpikir biasanya diartikan sebagai:
1) Aktivitas jiwa untuk mencapai ilmu.
2) Berpikir berarti berbicara kepada diri sendiri secara internal, yaitu.
mempertimbangkan, menimbang, menganalisis, mengakui, memberi alasan,
menarik kesimpulan, mendalami pemikiran, mencari berbagai hal yang
saling berkaitan.
14
a) Logika tradisional mengkaji prinsip dan kaidah penalaran
yang valid menurut bentuknya. Logika tradisional berkaitan
dengan berbagai cara berpikir, menarik kesimpulan,
menggunakan silogisme, dan lain-lain. Logika tradisional
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: pemahaman atau gagasan
atau konsep, keputusan dan penalaran.
b) Logika modern (simbolis) mempunyai kekuatan formal yang
jauh lebih besar, karena jumlah bentuk yang dapat dicapai
melebihi logika tradisional. Logika simbolik menggunakan
metode matematika, sehingga kadang disebut logika
matematika.
15
memulai pencarian Anda di satu ruangan, mencari kemana-mana dari bawah ke
atas sebelum melanjutkan ke ruangan berikutnya. Berpikir sistem adalah cara yang
baik untuk memecahkan masalah. Dalam berpikir, sistematika adalah suatu langkah
menuju bagaimana bagian-bagian yang berbeda dari suatu sistem dapat
mempengaruhi satu sama lain secara keseluruhan. Sistematis adalah proses yang
tidak pernah berakhir dan siapapun bisa melakukannya.
9. Berpikir logis
Kemampuan berpikir logis sangat penting bagi seorang manajer. Lalu
mengapa. Pasalnya, kemampuan berpikir logis membantu Anda bernalar, termasuk
mengambil keputusan penting, menyelesaikan masalah, menghasilkan ide kreatif,
dan menetapkan tujuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang manajer seringkali
menghadapi tantangan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, kemampuan
berpikir rasional, logis dan melihat dari berbagai sudut pandang sangat diperlukan.
Semakin kuat kemampuan berpikir logis Anda, maka semakin mudah Anda
menemukan solusi atas permasalahan yang muncul. Sebelum Anda mempelajari
cara meningkatkan pemikiran logis dalam kepemimpinan, ada baiknya Anda
mengetahui terlebih dahulu pengertian penggunaan akal secara umum. Cara
berpikir seseorang dalam proses pelaksanaan gagasan, rencana, usulan atau cita-
cita, dipengaruhi oleh perasaan atau pandangan terhadap suatu hal pada saat
pelaksanaannya, biasanya yang dimaksud dengan cara berpikir. Dengan kata lain,
pola pikir entah bagaimana berhubungan dengan perasaan dan perilaku. Sedangkan
logis adalah proses berpikir yang rasional atau logis. Logika di sini dapat diartikan
sebagai pengetahuan dan kemampuan berpikir yang benar. Untuk dapat berpikir
dengan benar, seseorang harus memperhatikan beberapa hal, yaitu berpikir logis
dan berpikir sistematis, atau berpikir sistematis. Mampu menarik kesimpulan,
berpikir logis berarti kemampuan menarik kesimpulan yang benar menurut kaidah
logika dan kemampuan membuktikan kesimpulan tersebut berdasarkan
pengetahuan atau pengetahuan yang sudah diketahui. cara berpikir dengan nalar
yaitu berpikir induktif dan berpikir deduktif. Berpikir induktif biasanya dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan tertentu, setelah itu diambil kesimpulan umum.
Sedangkan berpikir deduktif adalah cara berpikir yang biasanya dimulai dari
16
permasalahan umum terlebih dahulu baru kemudian menarik kesimpulan mengenai
permasalahan spesifik.
Kemampuan berpikir logis sangatlah penting, apalagi jika Anda adalah
seorang pemimpin. Beberapa alasannya adalah:
1) Mampu berpikir dengan benar sehingga dapat bertindak secara tepat dan
juga efektif.
2) Mengasah dan mengembangkan pemikiran sehingga mampu menganalisis
permasalahan secara konsisten dan ilmiah.
3) Meningkatkan kemampuan berpikir lebih abstrak, cermat dan obyektif.
4) Mampu membedakan pemikiran yang salah.
5) Mampu berpikir rasional, kritis dan juga lebih runtut.
17
intelektual. Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu: pengetahuan;
pemahaman (understanding); dan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Analisis adalah kemampuan mengidentifikasi, membedakan, dan
memisahkan komponen atau unsur suatu fakta, konsep, pendapat, dugaan,
hipotesis, atau kesimpulan, serta mengkaji masing-masing komponen tersebut
untuk melihat apakah saling bertentangan atau tidak. Analisis juga diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu masalah.
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lainnya.
Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari
ketiga aspek sebelumnya. Dengan analisis, diharapkan seseorang mempunyai
pemahaman yang komprehensif. Kemampuan analisis diklasifikasikan Benjamin S.
Mekar menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) analisis dasar (kemampuan merumuskan asumsi, mengidentifikasi unsur-
unsur penting dan membedakan fakta dan nilai);
2) analisis hubungan (kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur dan pola
hubungannya);
3) analisis prinsip-prinsip yang terorganisir (kemampuan menganalisis poin-
poin di bawah struktur organisasi). Menurut Shodiq Abdullah, dalam
pengklasifikasian keterampilan berpikir analitis, keterampilan-keterampilan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mampu mengklasifikasikan kata, kalimat atau pertanyaan menurut
kriteria analisis tertentu.
b. Dapat mengantisipasi beberapa ciri khusus yang tidak diungkapkan
secara jelas.
c. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau
yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.
d. Dapat mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan
menggunkan kriteria seperti relevansi, sebab akibat dan peruntutan.
e. Tahu bagaimana mengatur materi, prinsip dan model organisasi.
f. Mampu memperkirakan sudut pandang, kerangka acuan dan tujuan
materi yang ditemui.
18
Kemampuan berpikir analitis yang baik sangat berguna dalam
berbagai bidang kehidupan, terutama dalam dunia pendidikan,
politik dan ekonomi. Berpikir analitis merupakan suatu bentuk
berpikir reflektif yang menekankan pemikiran tentang apa yang
harus diyakini dan dilakukan agar dapat mengambil keputusan yang
tepat.
19
i. Jangan gunakan konsep abstrak
Berpikirlah secara konkrit/realistis.
ii. Gunakan aturan dasar
Gunakan aturan dasar, logika dan pengalaman
masa lalu, pola untuk mengidentifikasi
masalah.
Mengetahui apakah peristiwa tersebut sama
dengan peristiwa yang telah terjadi.
Mampu mengidentifikasi persamaan antara
peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya.
iii. Lihatlah model berdasarkan pengalaman masa lalu
Melihat data, memahami pola, tren, atau
bagian yang hilang.
Menyadari bahwa situasi saat ini berbeda atau
sama dengan masa lalu dan mengidentifikasi
persamaan dan/atau perbedaan.
iv. Menggunakan konsep yang kompleks
Gunakan pengetahuan teoretis atau tren masa
lalu untuk mengkaji situasi saat ini.
Menerapkan dan memodifikasi
konsep/metode yang kompleks untuk
memecahkan masalah bisnis (misalnya,
pengendalian proses statistik, gaya
manajemen, iklim organisasi, metode
perbaikan proses, data kejadian statistik).
Jelaskan suatu masalah atau situasi yang sulit
a) Membuat situasi atau ide yang kompleks menjadi
jelas, sederhana dan mudah dipahami dengan
memberikan penjelasan yang bermakna.
b) Mengkomunikasikan pengamatan atau informasi
yang ada dengan cara yang lebih mudah.
20
c) Mengintegrasikan ide dan informasi serta membuat
gambaran keseluruhan menjadi lebih lengkap dan
jelas.
Buat konsep baru
a) menghasilkan konsep-konsep baru (yang tidak jelas
bagi orang lain atau dipelajari dari pelatihan atau
pengalaman sebelumnya) untuk menjelaskan suatu
situasi atau memecahkan suatu masalah.
b) Melihat segala sesuatu dengan cara yang benar-benar
baru – “pemikiran terobosan”.
21
mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman logika. Artikel ini akan
membantu Anda memahami hakikat logika. Lihat penjelasannya di bawah ini.
22
karakter atau sifat dasar hukum. M. Dalam artikel online tentang penalaran hukum,
J. Peterson merumuskan penalaran hukum sebagai metode argumentasi khusus
yang digunakan untuk menerapkan norma hukum dalam komunikasi antar badan
hukum tertentu. Lief H. Carter dan Thomas F. Burke dalam Reason in Law (2002,
edisi ke-6) mengartikulasikan dasar pemikiran hukum yang sangat eksklusif.
Penalaran hukum didefinisikan sebagai "cara pengacara dan hakim
mendiskusikan hukum di ruang publik". Carter dan Burke lebih lanjut mencatat
bahwa bahasa dan penalaran hukum menunjukkan apakah keputusan hukum itu
netral atau tidak memihak, sah atau tidak, tepat atau tidak. Dalam artikelnya
tentang penalaran hukum, Peter Wahlgren dari Scandianvi Law Institute di
Stockholm mencatat bahwa penalaran hukum adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan banyak aktivitas di bidang hukum: proses mental yang terlibat dalam
pengambilan keputusan hukum; identifikasi kasus, interpretasi atau evaluasi fakta
hukum; pilihan standar hukum dan penerapan hukum dalam kasus-kasus tertentu;
menyusun pendapat, argumen, pernyataan atau pendapat hukum. Namun semua
tindakan tersebut didasarkan pada penalaran (logika) yang tepat. Salah satu
pertanyaan yang dapat diajukan adalah apakah ada perbedaan antara penalaran
biasa (logis) dan penalaran hukum? Brett G. Scharffs mencatat bahwa meskipun
banyak orang pada abad itu mempertanyakan keunikan dan kekhasan penalaran
hukum, beberapa pemikir mengkritik penalaran hukum sebagai bentuk penalaran
politik yang fundamental (slogan CLS "Hukum adalah politik"). Para pengkritik ini
berpendapat bahwa dalam banyak kasus, hakim memutuskan perkara tidak
berdasarkan hukum dan logika, namun berdasarkan pendapat mereka sendiri
mengenai kebenaran politik. Menurut pandangan skeptis ini, anggapan bahwa
pengadilan dan penalaran hukum berbeda dengan penalaran praktis sehari-hari
biasanya hanya sekedar retorika. Tidak ada perbedaan mendasar antara penalaran
hukum dan penalaran umum sehari-hari. Pemikir lain berpendapat bahwa penalaran
hukum pada dasarnya bersifat moral. Menurut Fuller, hukum tidak bisa dipisahkan
dari kepentingan normatif filsafat moral; bahwa lembaga formal negara hukum
berpedoman pada prinsip moralitas hukum; bahwa hukum dan moralitas berasal
dari “hukum alam”. Empire of Law karya Roland Dwork (1986) memaksa hakim
untuk mengandalkan prinsip moral sebagai dasar pembenaran. Namun pemikir lain
berpendapat bahwa penalaran hukum yang baik, seperti penalaran lainnya,
23
mengikuti aturan logika yang sama dan rentan terhadap jenis kesalahan logika yang
sama.
Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan antara logika dan
penalaran hukum. Dalam dunia yang sangat menekankan subjektivitas, diperlukan
standar penalaran yang obyektif berdasarkan prinsip-prinsip logis. Setiap hari
dalam proses hukum, pengacara dan hakim mencoba mencari tahu argumen mana
yang baik dan mana yang buruk. Namun menentukan apa yang membuat suatu
argumen hukum lebih kuat dibandingkan argumen hukum lainnya yang lebih
lemah, bukanlah tugas yang mudah. Prinsip logis yang lebih obyektif diperlukan di
sini untuk menjamin kepastian, objektivitas dan mengurangi preferensi pribadi
pengacara atau hakim. Scharffs berpendapat demikian
24
Tidak ada kekurangan, keterbatasan, keraguan atau ketakutan karena semuanya
telah diubah menjadi kelebihan. Mereka terbiasa menerima pikiran-pikiran positif
dan mengusir segala pikiran negatif dari otaknya. Karena pikiran negatif mengarah
pada kehancuran, yang hanya membawa pada ketakutan, keputusasaan, dan bahkan
kegagalan yang sangat menyakitkan. Ketika kita berpikir positif, kita adalah orang
optimis yang tidak fokus pada hal-hal buruk tentang diri kita atau orang lain.
25
15.Editor yang bijaksana
Berdasarkan pemikiran pada uraian di atas, maka rumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: Penerapan Teori Berpikir Logis dalam Pengembangan
Model Perkuliahan Mahasiswa FKIP Universitas Siliwang Tasikamalaya Tujuan
1) mengetahui langkah-langkah (sintaks) model perkuliahan berdasarkan teori
logika dan
2) mengetahui pengaruh model perkuliahan berbasis logika terhadap
pertumbuhan karakter akademik yang diukur dari ketelitian, kritik dan
kejujuran berpikir mahasiswa.
Model perkuliahan berbasis logika merupakan model baru dalam dunia
perkuliahan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini sangat berguna untuk
pengembangan model perkuliahan perguruan tinggi untuk melengkapi model
perkuliahan yang sudah ada.
26
berdasarkan konsep-konsep yang timbul dalam pikiran adalah penalaran untuk
membuat usulan baru sebagai kesimpulan atau sebagai reaksi terhadap
objek/kejadian yang diamati. Kesimpulan adalah kegiatan berpikir seseorang yang
berdasarkan pada informasi yang dimilikinya dan berdasarkan informasi tersebut
memberikan perkiraan atau refleksi yang dialihkan pada informasi baru. Dalam
penalaran ini, mempertimbangkan/mengevaluasi suatu proposisi baru sebagai suatu
kesimpulan yang valid merupakan pertimbangan/evaluasi pemikiran yang benar.
Ilmu logika adalah ilmu yang mengajarkan cara berpikir yang sistematis untuk
menghasilkan suatu kebenaran yang dapat dipahami secara kolektif oleh pikiran
manusia secara keseluruhan atau cara berpikir yang umum, sebagai pada dasarnya
ciri-ciri cara berpikir manusia. pikiran manusia dimanapun sama yaitu : sistematik
- mekanis, hanya saja seseorang perlu mengetahui batas ekstrimnya, dimana
kekuatan cara berpikir tersebut masih bisa digunakan. karena suatu bentuk
kebenaran yang berdasarkan logika pada suatu saat harus berhenti dan memberi
jalan bagi permasalahan kebenaran yang tidak dapat lagi dipecahkannya, kepada
suatu bentuk ilmu yang kedudukannya lebih tinggi dari ilmu logika. Artinya,
manusia perlu mengetahui ilmu logika dari A sampai Z dan tidak lebih dari itu,
agar mereka tahu ke arah mana mereka bisa pergi dan ke arah mana mereka tidak
bisa lagi pergi. Kita harus mampu membedakan secara konstruktif sifat pemikiran
sistematis, rasional dengan sifat pemikiran materialistis, yang tidak lepas dari
penggunaan pengalaman duniawi sebagai ukuran kebenaran. Misalnya, banyak
benda-benda abstrak – magis yang dianggap “irasional”, bukan karena tidak masuk
akal, melainkan karena benda-benda tersebut tidak dapat masuk ke dalam
pengalaman dunia indrawi. Pada saat yang sama, "kebenaran rasional" yang sesuai
dengan konsep Tuhan adalah "rasionalitas murni" yang tidak bergantung pada
kebenaran yang diperoleh dari pemahaman dunia indra atau pemikiran "logis
murni". Jadi demistifikasi konsep ilmu logika secara keseluruhan membuat
pembedaan hitam-putih antara kebenaran rasional yang nyata dan murni, yang
menggunakan cara berpikir logis yang sistematis, yang tidak bergantung pada
pemahaman dunia indra, dan “rasionalisme”. . ". suatu versi pandangan materialis,
yang tidak bisa lepas dari kecanduan menggenggam dunia indra atau selalu
mengasosiasikan konsep “rasional” dengan pemahaman panca indera. Ilmu logika
kembali membutuhkan penjelasan yang jelas dan detail karena logika adalah ibarat
27
“pijatan” yang bisa menyembuhkan urat-urat (pikiran) yang bengkok karena seperti
yang kita tahu, berbagai pengaruh negatif merugikan pikiran manusia. berpikir
bebas yang sangat merugikan cara berpikir. berpikir logis dan akal sehat. Dan
fenomena seperti itu. terjadi tepat di dunia filsafat dan sains, yang selalu dianggap
orang sebagai tempat bertemunya para pemikir “rasional”.
17.Berpikir kreatif
Berpikir adalah perkembangan pemikiran dan konsep dalam diri
seseorang. Perkembangan ide dan konsep terjadi dengan membuat hubungan antar
potongan informasi yang tersimpan dalam bentuk pemahaman manusia. Dari
uraian tersebut terlihat bahwa berpikir pada hakikatnya merupakan suatu proses
psikologis. Pentingnya proses berpikir dalam memecahkan masalah adalah adanya
rangsangan pada proses belajar, mengingat dan menyikapi dalam bentuk
pengambilan keputusan, dalam proses pengelolaan manajemen dan dalam
pengenalan pola pikir dan teknik pemahaman, serta dalam rangkaian pembelajaran.
, proses berpikir dan mengingat. Berpikir kreatif merupakan upaya untuk
menghubungkan obyek-obyek atau ide-ide yang sebelumnya tidak berhubungan.
Berpikir kreatif menggunakan objek atau ide yang sudah ada dan proses
sebenarnya terjadi di pikiran kita. Proses ini tidak serta merta menghasilkan
konsep-konsep baru, meskipun hasil akhirnya mungkin tampak seperti sesuatu
yang baru, yang merupakan hasil gabungan dari dua atau lebih konsep yang sudah
ada. Sisi lain dari berpikir kreatif adalah bermimpi. Tindakan bermimpi ini
diyakini merupakan persyaratan penting untuk fungsi otak, dan faktanya hanya
sedikit orang yang diketahui pernah bermimpi. Mengulangi mimpi yang dialami
bisa jadi sulit. Jika kita mencoba berpikir analitis, sepertinya gambaran yang
terlihat dalam mimpi tidak ada hubungannya satu sama lain. Bahkan dalam kasus
tertentu, hal itu bisa terasa sangat mengganggu. Gambaran yang kita lihat dalam
mimpi berpindah dari satu situasi ke situasi lain seolah-olah tanpa usaha apapun,
santai dan tidak menunjukkan hubungan nyata. Faktanya, hubungan-hubungan ini
memang ada, meskipun untuk menggambarkannya membutuhkan banyak usaha.
Munandar (Siswonos, 2009) menunjukkan tanda-tanda berpikir kreatif dalam
definisinya bahwa “kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah
kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
28
permasalahan, suatu permasalahan yang penekanannya pada jumlah, efektifitas dan
keragaman. jawaban.". Pemahaman ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif seseorang akan semakin tinggi ketika mampu menunjukkan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu permasalahan. Namun semua jawaban harus
sesuai dan benar untuk permasalahannya, dan jawabannya juga harus berbeda-
beda. Menurut McGregor (2007), berpikir kreatif adalah sesuatu yang mengarah
pada wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam
memahami sesuatu. Menurut Martin (2009), keterampilan berpikir kreatif adalah
keterampilan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu
produk. Tiga komponen berpikir kreatif adalah produktivitas, orisinalitas, dan
fleksibilitas. Produktivitas mengacu pada jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
Orisinalitas mengacu pada karya yang berbeda dengan hasil sebelumnya atau karya
baru. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk berubah. Munandar (2009)
menjelaskan berpikir kreatif melibatkan tiga tahapan, yaitu: (kefasihan),
(fleksibilitas), (orisinalitas). Kefasihan adalah kemampuan seseorang untuk
memberikan banyak jawaban. Fleksibilitas adalah kemampuan seseorang untuk
merespons lebih dari satu cara atau untuk menyajikan ide-ide yang berbeda atau
berbeda. Orisinalitas menciptakan ide-ide unik atau baru. Berdasarkan beberapa
definisi, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan karya atau gagasan dengan lancar, serba guna, atau berbeda.
Menurut Munandari (1999:48): “Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir
divergen) adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah berdasarkan informasi atau pengetahuan yang tersedia,
dengan fokus pada jumlah, efisiensi dan keragaman masalah. .untuk " Semakin
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, semakin kreatif seseorang.
Tentu saja jawabannya harus sesuai dengan permasalahannya. Dengan demikian,
kreativitas seseorang tidak hanya ditentukan oleh jumlah jawaban, tetapi juga
kualitas jawaban.
Memahami berpikir kreatif menurut para ahli
Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang mengembangkan ide-ide
yang tidak biasa dan menghasilkan ide-ide baru yang mempunyai cakupan
luas. Berpikir kreatif dapat menghasilkan ide-ide yang berkualitas tinggi,
proses kreatif ini sungguh tidak dapat terlaksana tanpa adanya pemikiran
29
yang baik dan ilmu yang diperoleh dari pengembangannya. Berpikir kreatif
memberikan dukungan kepada siswa agar lebih termotivasi untuk lebih
kreatif. Pengertian berpikir kreatif menurut para ahli adalah sebagai
berikut: Menurut Susanto (2013), berpikir kreatif adalah suatu proses yang
mencakup unsur orisinalitas, fluiditas, fleksibilitas dan kehalusan. Hal ini
menunjukkan bahwa berpikir kreatif dapat mengembangkan daya berpikir
yang mencakup berbagai unsur. Berpikir kreatif dapat menghasilkan ide-ide
yang berkualitas. Menurut San (2014), berpikir kreatif adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide yang tidak biasa, berkualitas tinggi, dan
sesuai tugas. Ini adalah pengembangan diri dari ide-ide baru yang
berkualitas tinggi. Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, berpikir
kreatif adalah suatu proses yang mengembangkan ide-ide yang tidak biasa
dan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang komprehensif. Berpikir
kreatif adalah tindakan berpikir untuk menciptakan sesuatu yang kreatif dan
orisinal. Baer (dikutip dalam Aryana, 2007) mengemukakan pemikiran
kreatif yaitu: Kelancaran, adalah kemampuan menghasilkan banyak ide,
Fleksibel, adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang berbeda,
Orisinal, adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru atau ide-ide
yang belum ada sebelumnya. , dan Elaborasi, adalah kemampuan
mengembangkan atau melengkapi gagasan sehingga muncul gagasan yang
rinci atau terperinci. Artinya berpikir kreatif mempunyai beberapa indikator
untuk menghasilkan ide-ide baru. Kreativitas seseorang dapat dilihat dari
berbagai hal, seperti cara berpikir, sikap, watak atau kepribadian atau
kemampuan memecahkan masalah. Menurut Rahayu (2011), kemampuan
berpikir kreatif memiliki lima aspek antara lain kelancaran, berpikir
fleksibel, orisinalitas, elaborasi, dan evaluasi.
18.Pemikiran prioritas
Arti bahasa prioritas berasal dari kata prior yang berarti primer, pokok
atau pokok. Namun mengenai pengertian keutamaan terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia KBBI yaitu yang mempunyai keutamaan dan lebih penting dari
yang lain. Tentu penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan prioritas.
Sebab, kata-kata tersebut sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Itu
30
sebabnya Anda perlu mengetahui apa sebenarnya arti prioritas. Arti bahasa
prioritas berasal dari kata prior yang berarti primer, pokok atau pokok. Namun
adapun arti keutamaan dapat ditemukan dalam Kamus Besar (KBBI) yaitu yang
mengutamakan dan mengungguli yang lain. Dengan kata lain, arti prioritas adalah
sesuatu yang penting yang harus diutamakan dan diutamakan. Penggunaan kata
prioritas dapat merujuk pada berbagai hal tentang pekerjaan, hubungan, atau
pendidikan. Berikut Arti prioritas dalam kamus yang perlu anda ketahui. Hal ini
memudahkan untuk memahami arti prioritas dalam kamus. Memprioritaskan atau
mendahulukan sesuatu berarti mengutamakan hal yang paling penting, penting,
mendesak atau menjadi prioritas. Oleh karena itu, penentuan prioritas dapat
menjadi salah satu faktor utama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini, kata
prioritas terkadang sering digunakan dalam lingkungan kerja. Kalau bicara soal
pekerjaan, yang dimaksud dengan prioritas adalah mengutamakan pekerjaan yang
mungkin lebih mendesak dan penting. Prioritas adalah keadaan dimana sesuatu
atau seseorang dianggap lebih penting dan penting dibandingkan yang lain. Dengan
demikian, dengan membuat prioritas maka tujuan dapat tercapai. (prioritas dapat
berhubungan dengan berbagai hal seperti pekerjaan, hubungan, pendidikan, dan
masalah yang kita hadapi)
31
1) Fokus pada pekerjaan yang dianggap lebih penting, utama dan
bernilai prioritas, pergunakan waktu sebaik-baiknya.
2) Mampu mengambil keputusan dengan baik dan menentukan mana
yang lebih mendesak, penting atau prioritas.
3) Prioritaskan visi dan tujuan hidup, yang penting segera mencapai
tujuan tersebut.
4) Selalu berpikir ke depan dan bergerak maju.
32
"Prioritas Anda menentukan kebahagiaan Anda, aturlah dan tindak
lanjuti." - Francisco Shenstone
“Orang pintar mempelajari dasar-dasarnya dan itu tidak selalu
menjadi prioritasnya.” -William Arthur Ward
"Hal-hal baik terjadi bukan dengan mengendalikan waktu, tetapi
dengan memprioritaskan perhatian." - Richie Norton
"Produktivitas didasarkan pada prioritas pribadi. Ketahui apa yang
penting bagi Anda dan mengapa." – Melissa Steginus
Inilah pentingnya prioritas yang perlu Anda ketahui. Hal ini
memudahkan untuk memahami arti prioritas.
19.Proposisi
Pengertian Proposisi adalah suatu kalimat berita yang memiliki nilai
kebenaran yang pasti (benar saja atau salah saja), namun tidak keduanya. Jadi jika
ada suatu kalimat berita, entah itu nilainya benar atau salah, bisa dipastikan kalimat
tersebut adalah kalimat proposisi. Sedangkan pernyataan adalah suatu kalimat yang
belum tentu kebenarannya ataupun kesalahannya.
20.Premis
33
premis mayor (yang ternyata menjadi predikat) dan premis minor (yang ternyata
menjadi subjek).
21.Skema
Konsep skema kognitif adalah salah satu konsep terpenting dalam
psikologi saat ini, digunakan dalam intervensi dan terapi atau penelitian. Ciptakan
teori tentang berbagai perilaku, prasangka, dan bias serta keyakinan yang
mendefinisikan setiap orang. Identitas kita didasarkan pada bagaimana kita secara
mental mengatur semua konsep, keyakinan, dan pengetahuan yang kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Jika pikiran manusia begitu kompleks dan
menakjubkan, hal ini disebabkan karena Anda dapat menemukan cara yang hampir
tidak terbatas jumlahnya untuk membangun penafsiran terhadap realitas, yang
masing-masing memiliki koherensi internal yang relatif. Namun, sulit bagi orang
yang sama untuk mempertahankan beberapa perilaku berbeda pada saat yang
bersamaan. Dalam praktiknya, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gaya perilaku,
tetapi yang menentukan tindakan seseorang adalah kekacauan murni dan sederhana
yang tidak dapat diprediksi, sedangkan kenyataan menunjukkan bahwa perilaku
kita menjadi pedoman yang relatif stabil.
Konsep pemikiran sinkron dalam sejarah. Melihat kehidupan sosial secara
luas, namun berdimensi spasial.
Melihat kehidupan masyarakat sebagai suatu sistem keterkaitan yang
terstruktur atau terorganisir antara satu kesatuan dengan kesatuan lainnya
Ketika menggambarkan dan menjelaskan kehidupan masyarakat, cara
berpikir sejarah bersifat diakonal, yaitu menangkap waktu dan
memprioritaskan proses acara. Pada saat yang sama, pemikiran sosiologi
bersifat sinkron, mencakup ruang dan mengutamakan struktur peristiwa.
Perbedaan keduanya terletak pada cara memahami dan mempelajari sesuatu
yang terjadi pada kejadian atau peristiwa tertentu.
22.Ambigu
Kalimat ambigu adalah kalimat yang mempunyai makna ganda. Dengan
kata lain, kalimat ambigu mempunyai satu struktur luar tetapi dua atau lebih
struktur dalam. G. Yule (1985:) menegaskan bahwa kalimat ambigu adalah kalimat
34
yang struktur internalnya berbeda. Makna suatu kalimat terdapat pada struktur
internalnya (Chomsky, 1972:105; Falk dalam Clark, 1981:405; Boey, 1982:65).
Struktur internal mencakup seluruh unit linguistik yang saling berkaitan dan sangat
penting untuk menjelaskan atau menafsirkan makna (Boey, 1982:64; Wardhaugh
dalam Raja, 1985:92). Menurut Chomsky (1969:131), makna yang ada dalam
struktur internal diinterpretasikan karena struktur internal menggambarkan tuturan
secara utuh. Namun, struktur kelahiran tidak menjadi masalah. tidak mempunyai
arti penting: “-dalam penafsiran makna secara sastra. Struktur genitif memberikan
gambaran yang tepat mengenai struktur relasional yang menentukan makna kalimat
(Chomsky, 1972: 105). Hal ini didukung oleh Julia S Fazk ( dalam Clark)., 1961:
409).klaim bahwa Norma yang diperluas Dalam versi Theod, penafsiran makna
sebenarnya terlihat jelas pada struktur luarnya, karena dalam struktur luarnya kita
dapat melihat secara spesifik hubungan konstruksi antar unsur-unsurnya. .dari
kalimat .Struktur logis Struktur logis terdapat pada struktur internal yang lebih
dalam. Struktur logika mempunyai seluruh unsur makna untuk menafsirkan makna,
karena struktur logika itu sendiri merupakan representasi makna. Struktur logis
menunjukkan isinya. apa yang ingin disampaikan oleh pembicara, sedangkan
struktur menunjukkan bagaimana isi diungkapkan. Struktur logika dikembangkan
berdasarkan semantik generatif sebagai teori semantik. Menurut Samsur
(1987:318-321), teori semantik harus mampu (1) menjelaskan kalimat-kalimat
yang ambigu, seperti kalimat-kalimat yang ambigu, (2) memberikan diskriminasi
yang jelas yang dapat menimbulkan keraguan leksikal. Struktur logika kalimat
ambigu tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Dukun melahirkan di
sepanjang jalan utama. Struktur logis ini mengandung arti “/istri kapten yang tidak
setia ditembak mati I f)1ati l Sadi, “seseorang menembak istri kapten dan dia baru
meninggal tadi malam. Sedangkan kata "mati" dalam pengertian pertama dan
kedua berfungsi sebagai kata sifat yang menjelaskan "menembak", dalam
pengertian ketiga "kematian" adalah kelas P. Dalam kalimat ini tidak ada, lagi-lagi
merupakan bentuk penembakan maut.
23.Konteks
Logika merupakan salah satu cabang filsafat yang dapat diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang filsafat sendiri, logika tidak lepas dari
35
proses pencarian kebenaran atau kesalahan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai
filosofi tersebut, Grameds dapat membaca buku yang ditulis oleh Prof. Dr.
Karoman. M.Ya. berjudul Pengantar Logika. Logika dapat dikatakan sebagai
logika ilmiah atau ilmu logika. Memandang logika sebagai suatu ilmu, logika
mempelajari kemampuan manusia untuk berpikir secara paralel, teratur dan tepat.
Ada pula objek material yang digunakan ilmu logika, yaitu berpikir menurut akal,
sedangkan objek formal logika adalah berpikir, yang dipelajari keakuratannya.
Aristoteles mengatakan logika adalah disiplin pemikiran ilmiah yang membahas
tentang hukum-hukum yang mengatur bentuk pikiran itu sendiri dan ruh.
Gramedits juga menemukan lebih banyak diskusi tentang filsuf klasik Aristoteles
dalam Logika Kritis Para Filsuf Klasik. Logika sebagai suatu disiplin ilmu yang
obyek materiilnya adalah berpikir atau menalar atau suatu proses penalaran.
Namun objek formal logika adalah berpikir atau menalar menurut ketelitian atau
ketelitian. Keterampilan berpikir sebagai pendekatan ilmiah. Manusia merupakan
makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa karena
mempunyai tubuh dan pikiran yang sempurna dan utuh, sehingga manusia sangat
berbeda dengan makhluk ciptaan lainnya. Dengan pikiran, manusia dapat mengatur
dan menginisiasi segala perubahan yang terjadi pada diri manusia, dengan selalu
menggunakan potensi pikiran yang disebut dengan berpikir. Agar seseorang
mampu melakukan perubahan dengan cepat dan tepat, diperlukan kemampuan
berpikir yang sangat penting untuk menentukan arah, tindakan, dan keputusan
seseorang. Memainkan proses informasi pada tempat, waktu dan tempat yang
berbeda, kemampuan berpikir memegang peranan besar tanpa menimbulkan
informasi yang kurang penting. Merupakan proses yang mendorong, membawa
perubahan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Dalam konteks pembelajaran,
pembelajaran keterampilan berpikir harus dipadukan dengan pendekatan
saintifik.Pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang
dirancang agar siswa secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui
langkah-langkah: observasi (mendefinisikan atau menemukan masalah) ,
menyajikan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi dengan berbagi
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.
36
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, beberapa kesimpulan dapat ditarik
sebagai benang merah yang menyatukan substansi pembahasan artikel ini.
pemahaman terhadap logika, penalaran hukum, dan argumentasi hukum merupakan
syarat mutlak bagi para lawyer, hakim, jaksa, praktisi hukum, bahkan juga bagi
37
para mahasiswa hukum dan masyarakat umum yang meminati persoalan hukum
agar mampu berpikir kritis dan argumentatif dalam memahami prinsip, asumsi,
aturan, proposisi, dan praktik hukum. Dengan berbekal kemampuan penalaran dan
argumentasi yang memadai di bidang hukum, kebenaran dan keadilan hukum dapat
ditemukan, diungkap, diuji, dan dijustifikasi. Asumsi-asumsi atau makna-makna
yang tersembunyi dalam peraturan atau ketentuan hukum pun dapat dijustifikasi
dihadapan rasio (akal budi) manusia. Kedua, penalaran hukum adalah penerapan
prinsip-prinsip berpikir lurus (logika) dalam memahami prinsip, aturan, data, fakta,
dan proposisi hukum. Maka istilah ‘penalaran hukum’ (‘legal reasoning’) sejatinya
tidak menunjuk pada bentuk penalaran lain di luar logika, melainkan penerapan
asas-asas berpikir yang tepat dan valid dari logika dalam bidang hukum itu sendiri.
Dalam arti ini tidak ada penalaran hukum tanpa logika (sebagai ilmu tentang
kaidah berpikir yang tepat dan valid); tidak ada penalaran hukum di luar logika.
Penalaran hukum dengan demikian harus dipahami dalam pengertian ‘penalaran
(logika) dalam hukum’. Ketiga, terdapat dua bentuk dasar penalaran yakni induksi
dan deduksi. Agar penalaran induksi dan deduksi valid, aturan-aturan atau hukum-
hukum penyimpulan dari kedua model penalaran ini harus diperhatikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebaga berikut:
1) Kalimat yang bermakna ganda seperti kalimat ambiguita memiliki struktur
logika yang ganda pula. Setiap makn memiliki struktur logika tersendiri.
Jumlah struktur logik tergantung jumlah makna yang terkandung dalam
kalima ambiguitas.
2) Sumbangan utama teori Semantik Generatif adalah usahanya untuk
membawa kita masuk lebih dalam ke ara sintaksis yang abstrak, yang tidak
mustahil melanda: manusia dalam berbahasa.
Premis minor yang merupakan proposisi hipotetis, sedangkan premis
mayornya adalah proposisi kategori yang menetapkan atau mengingkari
trem konsekuen premis mayornya. Mengunakan logika informatika sebagai
penentuan keputusan dalam suatu lembaga kerja.
38
Daftar Pustaka
1. https://www.cambridge.org/core/journals/behavioral-and-brain-sciences/article/theory-
of-implicit-and-explicit-knowledge/F83108BA5175CFD755D9D315961F643B
2. https://books.google.com/books
6. Poesporodjo, W. Dan EK. T. Gilarso. 1999. Logika Ilmu Penalaran. Bandung: Pustaka
Grafika.Nyanyikan Mehra, Partap dan Jazir Burhan. 1968. Pengantar Logika
Tradisional. Bandung: Binatjipta.
7. Ashley, K. D., 1990, Modeling Legal Argument: Reasoning with Cases and
Hypotheticals, Cambrifge – MA: Bradford Books/MIT Press. Bench-Capon, T. J. M. &
Coenen, F. P., 1992, “Isomorphism and Legal Knowledge Based Systems” dalam
Artificial Intelligence and Law 1: 65-86 Berman, D. H. & Hafner, C. D., 1987,
“Indeterminacy: A Challenge to Logic-based Models of Legal Reasoning” dalam
Yearbook of Law Computers and Technology Vol. 3:1-35, London: Butterworths.
11. https://reechadiana.blogspot.com/2021/03/analogi-materi-pembelajaran-dalam-
dasar.html
39