Anda di halaman 1dari 2

PENGANTAR ANTROPOLOGI

Nama : Wardah Tri Athifah

NIM : F1D020059

Kelas : A

Jawab

Korupsi,Kebudayaan, dan Kepribadian Bangsa

Yang seperti kita ketahui bahwa korupsi memiliki arti menggelapkan atau menyalahgunakan
uang negara untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Indonesia merupakan salah satu
negara yang banyak kasus korupsinya. sejauh ini masalah tersebut belum dapat terselesaikan.
Sebagian orang mengira korupsi sudah menjadi budaya negara, tapi benarkah demikian?

Melihat keadaan masyarakat saat ini, banyak orang yang menganggap korupsi sebagai bagian
dari budaya negara. Budaya adalah cara hidup yang dikembangkan dan dibagikan oleh
sekelompok orang, diwariskan dari generasi ke generasi. Selain budaya, korupsi juga
dianggap sebagai karakter bangsa. Oleh karena itu, pemahaman kita tentang korupsi budaya
dan individualitas bangsa harus diperdalam melalui perspektif antropologis pada khususnya.

Korupsi seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Korupsi tersebar
luas. Kasus korupsi seperti ini biasanya digambarkan dengan istilah “budaya korupsi”,
seolah-olah istilah budaya diartikan sebagai kebiasaan banyak orang, sehingga tidak perlu
dipersoalkan atau dianggap sepele apalagi tidak mungkin.Hentikan anggapan. Dalam ilmu
antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem pemikiran, perasaan, perilaku, dan karya
yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang semuanya terbentuk
melalui pembelajaran. Oleh karena itu, hampir semua tingkah laku manusia adalah "budaya".

Jika korupsi semacam ini dikaitkan dengan latar belakang budaya, maka jelas korupsi hampir
merupakan kesepakatan tak tertulis, dan kemudian perilaku masyarakat luas. Hal ini
berdasarkan dari kebiasaan maupun orientasi gaya hidup masyarakat yang telah terbentuk
sejak dini. Pertumbuhan gaya pemikiran manusia senantiasa di pengaruhi oleh konsepsi
interaksi yang berkembang, baik secara fungsional maupun secara struktural. Korupsi bukan
saja menjadi masalah politik, tetapi juga permasalahan sosial. Antropologi memandang
masalah korupsi melalui tiga prespektif , yaitu: 1) prespektif negara patrimonial, dalam
situasi suatu negara korupsi muncul karena para pemimpin dan elit penguasa mengendalikan
sumber daya ekonomi-politik.

2) perspektif teori Gift Exchange, pandangan ini merujuka pada masyarakat primitif di mana
relasi sosial antar individu sangat dekat. Interaksi dalam masyarakat terjadi secar alangsung
(face to face) yang tercermin melalui kebiasaan bertukar hadiah. Namun, pada praktik
korupsi di Indonesia, praktik saling bertukar hadiah menjadi alat untuk memperlancar
kepentingan, misalnya untuk memperlancar proyek tertentu.

3) persepktif relativisme kultural. Teori ini yang menyebutkan bahwa praktik korupsi kembali
pada nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat.

Kesimpulannya Korupsi memang telah menjadi persoalan yang rumit di Indonesia. Dilihat
dari masa ke masa korupsi bukan malah menghilang tetapi semakin merajalela yaitu dengan
adanya berbagai berita-berita tentang korupsi. Sehingga tidak heran ketika masyarakat
mempunyai anggapan bahwa korupsi itu sebagai bagian dari kebudayaan yang dilakukan oleh
si pelaku korupsi secara terus-menerus dan maka dari itu bersamaan pula anggapan tersebut
adalah kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai