Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 1

PEMAHAMAN KARAKTERIKSTIK PESERTA DIDIK MELALLUI ASESMEN AWAL

1.1. Undesrtanding by Design


Yaitu merancang pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran yang menekannkan pada
tujuan pembelajaran

Prinsip Undeestanding by Design (Wiggins, 1998) dalam merancang pembelajaran dan asesmen
dengan cara backwand design, yaitu :
1. Menentukan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat capaian peserta didik
2. Menentukan teknik dan instrumen asesmen yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran
3. Mementukan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar, media
pembelajaran dan kebutuhan kegiatan pembelajarannya lainnya sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan asesmen.

Tujuan Asesmen Kegiatan

Pembelajaran pembelajaran Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan dua komponen dasar, yaitu :


a. Kompetensi, meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan
b. Konten, yaitu ilmu pengetahuan inti

Menentukan teknik dan instrumen yang akan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan
umpan balik terhadap proses pembelajaran.
 Teknik asesmen adalah proyek (pengamatan) berupa lembar obsesrvasi dan instrumen,
seperti ceklis, catatan anekdot dan penilaian hasil karya

Metode/kegiatan pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didik, apakah metode ceramah, tanya jawab, demontrasi, diskusi atau karyawisata.

1.2. Karakteristik Peserta Didik


Karakterisitik peserta didik adalah kemampuan dan prilaku yang ada pada peserta didik, seperti
sifat, watak, akhlak dan tabiat.

A. Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid


Adapun cara untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid adalah :
1. Memperhatikan dan mengamati secara seksama
2. Mencoba mencari tahu pengetahuan awal siswa
3. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan yang mereka
pelajari

Berbagai informasi asesmen untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid


1. Asesmen formal, berupa tes yang kemudian akan dianalisa.
2. Asesmen nonformal, berupa penilaian selama pembelajaran.
Hal yang harus diperhatikan saat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
1. Guru memahami tujuan pembelajaran
2. Proses asesmen
Jenis-Jenis Asesmen
1. Pra asesmen
Yaitu proses asesmen ditahapan rencana pembelajaran untuk mengukur pengetahuan awal
murid, dengan strategi pretest, peta konsep, survei minat atau diskusi.
2. Asesmen formatif
Yaitu asesmen yang dilakukan saat proses pembelajaran. Dapat dilakukan secara formal
atau informal, seperti :
 ceklist (daftar periksa ceklist)
 Menjawab pertanyaan
 Mengerjakan kuis
 Observasi
 Membuat catatan
3. Asesmen sumatif
Yaitu penilaian yang dapat dilakukan diakhir topik bahasan (akhir semester), seperti ujian
akhir semester, tes standar, atau proyek akhir.

B. Menyiapkan Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
Asesmen dilakukan untuk memetakan murid berdasarkan kemampuan sehingga guru
dapat mengajar sesuai dengan kemampuan murid. Tujuan asesmen diagnostik untuk
mengidentifikasi kompeternsi, kekuatan dan kelemahan murid. Hasilnya digunakan
sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Tahapan penyusunan sebuah asesmen diagnostik
1). Menganalisis rapor murid sebelumnya
2). Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajukan
3). Menyusun instrumen asesmen
4). Menggali informasi tentang murid (latar belakang)
5). Melaksanaka asesmen dengan mengolah hasil
6). Menggunakan data hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran bermakna dan
tepat sasaran.

1.3. Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan Teaching at The Right
Yaitu cara pembelajaran yang dilakuka dengan mengacu pada tingkat capaian atau
kemampua peserta didik.
2. Culturally Resvonsive Tecahing
Yaitu pemelajaran bermakna yang sesuai denan konteks kehidupan sehari-hari
TOPIK 2
PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK PADA PESERTA DIDIK

A. Pembelajaran Berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice)


Yaitu pemelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya mengembangkan pelajaran
mereka berdasarkan tingkat pengetahuan preferensi belajar dan minat siswa.
A.1 Miskonsepsi tentang Developmentally Appropriate Practice (DAP)
1.1 Proses pembelajaran tidak optimal
1.2 Guru hanya melakukan pemgarahan dan pengendalian
1.3 Mengabaikan aspek akademik
1.4 Praktik pembelajaran Dapat dicapai melalui permainan dan materi tertentu
1.5 Pembelajaran tidak memiliki tujuan yang tidak jelas
1.6 Kurikulum dalam Praktik DAP adalah perkembangan anak
1.7 DAP merupakan salah satu kecenderungan atau tren pendidikan

A.2 Ciri – ciri Proses Pembebejaran DAP


2.1 Kegiatan disesuaikan dengan perkembangan anak
2.2 Kegaiatan belajar memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatakan
pengalaman belajarsecara langsung.
2.3 Kegiatan belajar berlangsung melalui projek, pusat belajar dan bermai yang
mencerminkan minat anak.
2.4 Kegiatan belajar menyajikan materi yang bersifat konkret dan kontekstual
2.5 Rencana pembelajaran disusun berdasarkan hasil observasi danpengukuran aktivitas
anak, minat kebutuhan dan tingkat keterlibatan.
2.6 Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan dorongan kepada anak untuk
mencari tantangan baru.
2.7 Guru memfasilitasi pengembangan

B. Pembelajaran Yang Tanggap Budaya (Culturally Responsive Teaching)


C. Pembelajaran Yang Sesuai Level (Teaching at the Right Level)

Anda mungkin juga menyukai