PIL RS KANUDJOSO BALIKPAPAN REV. 1 Jhuse Ok NEW
PIL RS KANUDJOSO BALIKPAPAN REV. 1 Jhuse Ok NEW
APRIL 2023
KATA PENGANTAR
Page | i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
Page | ii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Perizinan yang telah dimiliki RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 1
Tabel II.2. Jenis Perubahan dan Pengembangan Kegiatan di Kawasan RSUD dr. 3
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Tabel IV.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi RSUD dr. Kanujoso 24
Djatiwibowo
Tabel IV.4. Hasil Analisis Terukur Kualitas Udara Emisi Gas Buang dari Incenerator 25
di Lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Tabel IV.5. Hasil Analisis Terukur Kualitas Udara Emisi Gas Buang Gengset di 26
Lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Tabel IV.7. Hasil Uji Kualitas Air Bersih/ Water Treatment Plan (WTP) RSUD dr. 32
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Tabel IV.9. Data Penduduk dan Jumlah KK di RT 42 dan RT 65 Kel. Graha Indah 35
Tabel IV.10. Mata Pencaharian Utama dan Sampingan Penduduk Berdasarkan Hasil 36
Survei
Tabel IV.13. Data Tenaga Kesehatan di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 38
Tabel IV.14. Sepuluh Besar Penyakit Instalasi Rawat Jalan Januari – Desember 2022 39
Page | iii
Tabel IV.17. Sepuluh Besar Penyakit IRD Januari – Desember 2022 40
Page | iv
DAFTAR GAMBAR
Page | v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1. Legalitas dan Perijinan yang dimiliki RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Page | vi
PENDAHULUAN
I.1 Identitas Pemrakarsa dan Pemegang Izin
Perizinan yang telah dimiliki oleh RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan disajikan pada
Tabel I-1.
Tabel I-1 Perizinan yang telah dimiliki RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 1
DLH Kota 660/1168/DLH, Tanggal 8 Persetujuan Teknis
Balikpapan September 2021 Pemenuhan Baku Mutu Air
Limbah
MENLHK S 243/Menlhk/Setjen/PLB Izin Incenerator
3/4/2020, Tanggal 14 April 2020
Page | 2
JENIS PERUBAHAN KEGIATAN
II.1 Perubahan dan Pengembangan Kegiatan
Rincian jenis perubahan dan pengembangan kegiatan di Kawasan RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan disajikan pada Tabel II-1.
Tabel II-1 Jenis Perubahan dan Pengembangan Kegiatan di Kawasan RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan
Beri
No.
Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan tanda Keterangan
(√)
1. Perubahan spesifikasi teknis alat produksi, bahan √ Pengembangan
baku dan/atau bahan penolong dan/atau sarana bangunan fasilitas
Usaha dan/atau Kegiatan yang berpengaruh pelayanan kesehatan
terhadap Lingkungan Hidup.
2. Penambahan kapasitas produksi -
3. Perluasan lahan dan/atau bangunan Usaha √ Pengembangan
dan/atau Kegiatan bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan
4. Perubahan waktu dan durasi operasi Usaha -
dan/atau Kegiatan.
5. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang -
ditujukan dalam rangka peningkatan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Terjadi perubahan Lingkungan Hidup yang sangat -
mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat
lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau
Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan
7. Tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau -
Kegiatan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
diterbitkannya Persetujuan Lingkungan
8. Perubahan identitas penanggung jawab Usaha -
dan/atau Kegiatan
9. Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan karena
Usaha dan/atau Kegiatan tersebut dilakukan
pemisahan dan/atau penggabungan baik sebagian
atau seluruhnya.
10. Perubahan wilayah administrasi pemerintahan -
11. Perubahan pengelolaan dan pemantauan -
Lingkungan Hidup.
12. Sertifikat layak operasi Usaha dan/atau Kegiatan -
yang lebih ketat dari Persetujuan Lingkungan yang
dimiliki.
13. Penciutan/pengurangan Usaha dan/atau Kegiatan -
14. Terdapat perubahan dampak dan/atau risiko -
Lingkungan Hidup berdasarkan hasil kajian analisis
Page | 3
Beri
No.
Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan tanda Keterangan
(√)
risiko Lingkungan Hidup dan/atau audit
Lingkungan Hidup yang diwajibkan.
Page | 4
DESKRIPSI PERUBAHAN KEGIATAN
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo berlokasi di Jl. Letjend M. T. Haryono No. 656 (Ring Road),
Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam
rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Balikpapan, rumah sakit ini berada dalam kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan perumahan, dan kawasan sempadan waduk dan embung.
Selengkapnya lokasi kegiatan dan tata ruang RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
seperti yang disajikan pada Gambar III-1 dan Gambar III-2.
Page | 5
Gambar III-1 Peta Lokasi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 6
Gambar III-2 Pola Ruang RTRW Kota Balikpapan
Page | 7
B. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rumah Sakit
Sarana dan prasarana pelayanan yang sedang berlangsung di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan, antara lain :
Page | 8
seperti bayi lahir premature, berat badan lahir rendah, dan timbul kelainan setelah
beberapa saat dilahirkan.
PICU (Pediatric Intensive Care Unit) merupakan pelayanan intensif untuk anak yang
memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati
terjadinya kegagalan organ-organ vital karena adanya masalah pernafasan akut,
kecelakaan berat, komplikasi, dan kelainan fungsi organ.
4. Sarana Penunjang Medik dan Penunjang Non Medik
Sarana penunjang medik meliputi instalasi radiology, laboratorium, hemodialisa, kamar
jenazah, CSSD, dan instalasi farmasi. Sedangkan sarana penunjang non medik meliputi
instalasi gizi, bangunan IPRS rumah sakit, instalasi laundry, instalasi kedokteran dan
kehakiman, pemulasaraan jenazah, water tower, ruang elektromedik, ruang genset, boiler
dan ruang pompa, penanganan limbah, serta administrasi rumah sakit.
Page | 10
1 Hutan kota 26.700
2 Taman 12.900
3 Ruang terbuka hijau 65.700
4 Kolam Detensi 1.700
5 Luas Lahan Pengembangan Lain 31.992
Sub Total B 138.992
Total A + B 219.000
Sumber : Dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, 2020
Page | 11
Gambar III-3 Layout eksisting lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 12
D. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Berdasarkan dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL yang telah ada, RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan secara rutin melaporkan pelaksanaan RKL-RPL setiap 6 bulan sekali.
Pengelolaan dan pemantauan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada tahap
operasional rumah sakit disajikan berikut ini :
1. Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
a. Pengelolaan limbah B3
1) TPS LB3 dan incinerator telah memiliki izin.
2) Telah disediakan tempat sampah khusus limbah B3 sebelum di pindahkan ke TPS
sampah Medis atau TPS LB3.
3) Limbah medis padat yang telah dipilah, dikumpulkan pada TPS LB3 dengan
masa penyimpanan maksimal 2x24 jam pada suhu >3oC dan selajutnya akan
dimusnahkan menggunakan insenerator.
4) Telah memiliki dengan SOP mengenai Penanganan dan pembuangan limbah
padat infeksius (SOP Kesling-S/21-05/RSKD/18), SOP mengenai Penanganan dan
pembuangan limbah padat sitotastik (SOP Kesling-S/21-06/RSKD/18), SOP
mengenai Penanganan dan pembuangan limbah benda tajam bekas pakai
terpajan darah & cairan tubuh (SOP Kesling-S/21-07/RSKD/18) dan SOP mengenai
pengemasan Limbah B3 (SOP Kesling-S/21-03/RSKD/18).
b. Pengelolaan air limbah
1) Air limbah domestik diproses pada IPAL dengan kapasitas 450 m3/hari.
2) Limbah cair medis dialirkan pada bak pengumpul yang berfungsi sebagai bak pre-
treatment untuk kemudian dialirkan dan diproses pada IPAL.
3) Telah memiliki dengan SOP pengelolaan limbah (SOP Kesling-S/21-08/RSKD/18)
dan SOP mengenai pembuangan cairan tubuh (SOP Kesling-S/21-08/RSKD/18).
c. Pengelolaan limbah padat domestik
1) Menyediakan tempat sampah limbah domestic yang terbagi setiap jenis sampah.
2) Pengangkutan sampah domestik di TPS ke TPA secara berkala.
3) Telah memiliki dengan SOP mengenai Pengelolaan limbah (SOP Kesling-
S/21/RSKD/18) dan mengenai penanganan dan pembuangan limbah padat non
infeksius (SOP Kesling-S/21-09/RSKD/18)
Page | 13
d. Pengelolaan kualitas udara dan emisi
1) Peringatan untuk tidak membakar sampah.
2) Perawatan mesin genset dan incinerator secara berkala.
3) Menyediakan alat pengendali pencemaran udara (wet scrubber) pada insinerator
4) Melakukan penanaman pohon berdaun rindang disekitar RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
5) Telah memiliki SOP mengenai pengelolaan penanganan asap buangan dari
insenerator (SOP Kesling-S/21-10/RSKD/18) dan SOP mengenai keperluan kualitas
udara di ruangan pasien (SOP Kesling-S/16-10/RSKD/18)
2. Pemantauan Lingkungan yang telah dilakukan
a. Pemantauan kualitas air limbah
Dilakukan di lokasi outlet IPAL dengan frekuensi 1 (satu) bulan sekali, parameter yang
diukur diantaranranya adalah suhu, COD, BOD, TSS, minyak-lemak, NH3-N, MBAS, Total
Coliform dan Kuman Golongan Coli.
b. Pemantauan kualitas udara dan emisi
Untuk emisi dilakukan di cerobong incinerator dan genset gedung. Kemudian untuk
udara ambien dilakukan lokasi yang telah ditentukan. Pengukuran dilakukan setiap 6
bulan sekali.
c. Pemantauan limbah B3
Melakukan pencatatan limbah B3 dalam Neraca LB3
d. Pemantauan limbah domestik padat
Melakukan pencatatan produksi sampah harian dan mencatat distribusi harian sampah
ke TPA.
Page | 14
Tabel III-2 Luasan Bangunan Rencana Pengembangan di Kawasan
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 15
Sumber: Site Plan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, 2023
Page | 16
Kegiatan utama dan pendukung dari rencana pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan adalah pembangunan beberapa bangunan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pendukung lainnya berupa:
1. Pembangunan Gedung Pelayanan Jantung Terpadu dan Gedung Parkir 7 lantai dengan
luasan bangunan 2.851 m2. Gedung Pelayanan Jantung Terpadu adalah unit yang di
peruntukan untuk spesialis jantung.
2. Pembangunan Gedung Isolasi 4 lantai dengan luasan bangunan 2.271 m2. Ruang isolasi
merupakan ruangan yang didesain khusus untuk menangani pasien dengan penyakit
infeksi agar terpisah dari pasien lain.
3. Pembangunan Ruang Ibu dan Anak dengan luasan bangunan 552 m2. Nursery room atau
tempat mengurus bayi adalah suatu ruangan yang disediakan peruntukkannya sebagai
area khusus ibu yang memerlukan ruangan dengan tingkatan yang lebih privasi untuk
melakukan kegiatan mengurus bayi serta menyusui anak bayi dibawah tiga tahun.
4. Pembangunan Gedung Bedah Terpadu 7 lantai dengan luasan bangunan 1.461 m2. Suatu
unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan/operasi secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan
kondisi khusus lainnya.
5. Pembangunan Gedung Parkir dengan luasan bangunan 468 m2. Gedung parkir adalah
gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir kendaraan, dengan demikian
pemakaian lahan terutama di Kawasan Rumah Sakit dapat dilakukan secara efisien.
6. Sarana prasarana olahraga berupa lapangan olah raga disediakan di Kawasan Rumah Sakit
menempati lahan seluas 1.398 m2.
7. Ruang Terbuka Hijau di lokasi kegiatan berupa area terbuka yang di tanami Rumput dan
area tempat pananaman pohon. Pohon yang ditanam adalah berupa jenis pohon angsana
dan bintaro. Luas ruang terbuka hijau adalah 49.365 m2 atau 25 % dari luasan total lahan
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang terdiri dari :
➢ Taman seluas 5.095 m2.
➢ Ruang Terbuka Hijau seluas 44.270 m2.
Kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tersebut berada
didalam areal lahan rumah sakit seluas ± 24,2 Ha.
Lay out kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan disajikan pada
Gambar III-4.
Page | 17
Gambar III-4 Layout kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 18
III.2.2 Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan yang akan menjadi sumber dampak adalah :
A. Tahap Konstruksi:
2. Pengoperasian basecamp
Pengoperasian base camp dimaksudkan sebagai pusat pengaturan pekerjaan (kantor),
tempat tinggal sementara para pekerja dan petugas lapangan selama pekerjaan
berlangsung.
Pemilihan rencana lokasi base camp akan ditempatkan sesuai dengan kondisi lapangan dan
dekat dengan lokasi kegiatan. Base camp terbuat dari bangunan semi permanen agar
mudah dibongkar-pasang dan luasannya dibatasi sesuai kebutuhan kegiatan.
Kegiatan operasional base camp umumnya menghasilkan limbah domestik berupa sampah
organik sisa-sisa makanan, sampah anorganik seperti botol plastic dan plastik sisa-sisa
kemasan serta limbah cair dari aktifitas mandi, cuci, kakus (MCK), dimana jika limbah ini
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan penurunan sanitasi lingkungan.
Page | 19
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan ini berpotensi peningkatan beban
sedimentasi, peningkatan debit aliran permukaan, penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan yang berasal dari lalulalang pengoperasian alat berat dan truk
pengangkut tanah.
Page | 20
3. Operasional Penunjang Medis
Operasional pelayanan penunjang medis meliputi instalasi radiologi, laboratorium,
hemodialisa, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi laundry, IPSRS, CSSD dan kamar
jenazah. Operasional penunjang medis diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak
berupa timbulan limbah medis cair dan timbulan limbah medis padat.
Page | 21
RONA LINGKUNGAN HIDUP
IV.1.1 Iklim
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan berada pada wilayah kota Balikpapan. Stasiun
pemantau cuaca yang dinilai representatif dalam pengkajian dampak lingkungan adalah
Stasiun BMKG Sepinggan Balikpapan.
Berikut disajikan data curah hujan dan hari hujan dari hasil pemantauan cuaca Stasiun BMKG
Sepinggan Balikpapan periode 10 tahun terakhir (2012-2021).
Jml 2136,0 2252,0 2190,0 1948,2 3039,4 3311,7 2727,0 2191,1 1579,4 1943,0 2355,9 2711,3
105 9 6
Rata2 213,6 225,2 219,0 194,82 303,94 331,17 272,7 219,11 157,94 194,30 235,59 271,13
10,5 0,9 0,6
Sumber: Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan, 2022
Keterangan: BB = Bulan Basah ; BL = Bulan Lembab ; BK= Bulan Kering
Berdasarkan data pada tabel diatas curah hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan
Juni yaitu adalah 331,17 mm, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan terendah terjadi pada
bulan September yakni sebesar 157,94 mm. Dari data tersebut diketahui pembagian rata-rata
jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah yaitu :
Page | 22
- Jumlah rata-rata bulan basah = 10
- Jumlah rata-rata bulan lembab = 1
- Jumlah rata-rata bulan kering = 1
Maka nilai Q (Quotient) menurut Schmidt dan Ferguson adalah :
1
Q = = 0,10 = 10 %
10
Dari hasil perhitungan tersebut disimpulkan tipe curah hujan di wilayah studi merupakan tipe
A yaitu sangat basah karena berada dalam golongan 0,000 Q < 0,143.
Dari rata-rata banyaknya hari hujan/bulan selama periode tahun 2012-2021 diketahui jumlah
hari hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu selama 20,1 hari
(dibulatkan menjadi 20 hari) dan rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan September
yaitu selama 12,7 hari (dibulatkan menjadi 13 hari).
Pengukuran beberapa parameter kualitas udara, yang meliputi kandungan gas, debu dan
tingkat kebisingan dilakukan di lokasi Taman Terapi Depan Gedung Anggrek Hitam dan
Depan IRD Trauma Centre RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo. Hasil pengukuran kualitas
udara kebisingan di sajikan dalam table berikut ini.
Page | 23
Tabel IV.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo
Hasil Uji
Baku Lokasi Pengamatan
No. Parameter Satuan
Mut u
U1 U2 U3
A. Faktor Fisika
0
1 Temperatur/Suhu C *** 26 – 31 26 – 32 27 – 31
2 Kelembaban Udara % *** 66 – 76 64 – 76 66 – 74
3 Arah Angin o *** Barat Barat Barat
4 Kecepatan Angin rata-rata m/s *** 1,0 1,1 1,0
B. Udara Ambien
1 Partikel Debu (TSP) µg/Nm3 230 17 13 36
2 Partikel Debu (PM2,5) µg/Nm3 55 11 7 15
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 75 25 24 30
3 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 10.000 3.731 3.559 3.903
4 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 65 23 21 27
5 Timbal (Pb) µg/Nm3 2 0,01 0,009 0,02
6 Oksidan (O3) µg/Nm3 150 39 36 39
7 Hidrokarbon (HC) µg/Nm3 160 11 9 11
Sumber : RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2022
Keterangan : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021. Lampiran VII
* Pada kondisi atmosfer normal, yaitu tekanan (P) 1 atm dan temperature (T) 25OC
* Parameter Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) dilakukan secara aktif manual
U1 = Halaman Gedung Anggrek Hitam (Taman Terapi)
U2 = Halaman Gedung Martuari (IPAL)
U3 = Halaman Gedung IRD (Taman IRD)
Berdasarkan hasil analisis kualitas udara ambient di tiga lokasi yaitu Halaman Gedung Anggrek
Hitam (Taman Terapi), Halaman Gedung Martuari (IPAL) dan Halaman Gedung IRD
(Taman IRD) RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, diketahui bahwa seluruh parameter kualitas
udara a m b i e n t masih dibawah baku mutu lingkungan.
Pengukuran kualitas udara berdasarkan parameter partikulat debu <100 µg/Nm3 (TSP)
didapatkan hasil sebesar 17, 13 dan 36 µg/Nm3 dan parameter partikulat debu <2,5 µg/Nm3
(PM2,5) didapatkan hasil 11, 7 dan 15 yang menunujukan bahwa parameternya masih berada
di bawah baku mutu, Pada parameter SO2 sebesar 25, 24 dan 30 µg/Nm3 yang menunjukan
hasil berada di bawah baku mutu, Parameter CO diperoleh nilai sebesar 3.731 , 3.559 dan
3.903 µg/Nm3 di mana hasil ketiganya masih berada di bawah baku mutu lingkungan,
Parameter NO2 diperoleh nilai sebesar 0,01 , 0,009 dan 0,02 µg/Nm3 hasilnya masih berada
di bawah baku mutu, untuk parameter lain seperti Timbal, Oksidan dan Hidrokarbon semua
Page | 24
hasil analisis parameternya masih berada di bawah baku mutu. Sehingga dapat disimpulkan
kondisi rona eksisting udara di lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, masih cukup baik.
Pengukuran sampel emisi gas buang Incenerator diambil 1 titik yakni di lokasi Mesin
Incenerator (Ruang Pembakaran), hasil analisis parameternya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel IV.4. Hasil Analisis Terukur Kualitas Udara Emisi Gas Buang dari Incenerator di
Lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Hasil Uji Terukur
Baku
No. Parameter Satuan Lokasi Pengamatan
Mutu
Incenerator
1 Partikulat µg/Nm3 50 37,2
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 250 42
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 300 162
4 Hidrogen Flourida (HF) µg/Nm3 10 <0,03
5 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 100 36,3
6 Hidrogen Chlorida (HCL) µg/Nm3 70 <1
7 Total Hidrokarbon (As CH4) µg/Nm3 35 <0,5
8 Arsen (As) µg/Nm3 1 <0,001
9 Cadmium (Cd) µg/Nm3 0,2 <0,005
10 Chromium (Cr) µg/Nm3 1 <0,005
11 Lead (Pb) µg/Nm3 5 <0,01
12 Mercury (Hg) µg/Nm3 0,2 <0,001
13 Thalium (TI) µg/Nm3 0,2 <0,02
14 Opacity % 10 <10
Sumber : RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2022
Keterangan : Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : Kep-
03/Bapedal/09/1995 Tentang Persyaran Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Berdasarkan hasil analisis terukur kualitas udara emisi gas buang dari incinerator di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo menunjukkan keseluruhan parameter berada dibawah baku mutu
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-03/Bapedal/09/1995 Tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
Pengukuran sampel emisi gas buang untuk gengset diambil 8 titik sampel dengan hasil sebagai
berikut.
Page | 25
Tabel IV.5. Hasil Analisis Terukur Kualitas Udara Emisi Gas Buang Gengset di Lokasi
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Hasil Uji Terukur
Baku Lokasi Pengamatan
No. Parameter Satuan
Mutu
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Total Partikulat µg/Nm3 150 32 37 47 51 35 31 41 47
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 600 391 354 488 491 264 271 519 504
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 1000 292 324 798 741 697 628 439 419
4 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 800 16 5 12 4 10 9 10 5
5 Opasitas % 20 <20 <20 <20 <20 <20 <20 <20 <20
Parameter Tambahan
6 Oksigen (O2) % - 17,8 18,0 17,2 17,7 17,2 17,0 17,4 17,2
7 Laju Alir (V) M3/dtk - 0,3 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Sumber : RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2022
Keterangan : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal
Berdasarkan hasil analisis terukur kualitas udara emisi gas buang dari gengset di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo menunjukkan keseluruhan parameter berada dibawah baku mutu
dari ke delapan genset yang di miliki RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal.
IV.1.3 Geologi
Berdasarkan interpretasi peta geologi regional Kalimantan Timur lokasi kegiatan berada di
atas Formasi Geologi Kampung baru. Secara stratigrafi terdiri dari lapisan batupasir kuarsa
bersisipan dengan batulempung, batulanau, konglomerat, lignit, dan oksida besi. Lapisan
batupasir kuarsa, sedikit mengandung feldspar dan karbon, berbutir halus ikatan antar
butirannya mudah lepas. Formasi Kampung baru terbentuk dalam lingkungan pengendapan
delta hingga laut dangkal, dengan kisaran umur Kala Miosen Akhir sampai Plio-Pleistosen.
Untuk sebaran formasi geologi dapat dilihat pada peta geologi.
IV.1.4 Topografi dan Kelerengan
Kelas kelerengan lahan ditentukan dengan cara melakukan pengukuran peta kontur dan
luasnya diukur menggunakan alat planimeter. Keadaan morfologi lahan di lokasi studi adalah
datar sampai landai dengan kemiringan lereng antara 0-8 % dan antara 8-15 %. Daerah datar
bergelombang sangat ringan pada umumnya berupa rangkaian beberapa kelompok
perbukitan. Morfologi lahan dari rencana proyek adalah punggung lipatan dengan kemiringan
Page | 26
alami lahan menuju ke dataran pelembahan. Kondisi morfologi lahan tersebut berkaitan erat
dengan proses alami yang berlangsung. Semakin besar kelerengan suatu bidang lahan maka
kepekaan erosi semakin besar.
Dilihat dari aspek fisiografi, keadaan topografi/ketinggian lokasi studi ± 30-35 m dari
permukaan laut. Keadaan topografi dan kelas lereng dari lokasi RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan dapat dilihat pada gambar peta topografi dan kelas lereng sebagai
berikut.
Page | 27
Gambar IIV-1 Peta Geologi
Page | 28
Gambar IIV-2 Peta Topografi
Page | 29
Gambar IIV-3 Peta kelas lereng
Page | 30
IV.1.5 Hidrologi
Pengamatan Rona Eksisting Hidrologi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo difokuskan pada
analisis kualitas air limbah (IPAL) dan analisis kualitas air bersih (WTP) yang telah
difungsikan dan dimanfaatkan untuk keperluan operasional Rumah Sakit.
1. Kualitas Air Limbah
Pengambilan sampel kualitas air limbah RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada
lokasi di titik outlet IPAL yang dilakukan tanggal 10 Desember 2022 dengan hasil sebagai
berikut.
Tabel IV.6. Hasil Uji Kualitas Air Limbah (IPAL) Outlet
Hasil
No. Parameter Satuan Baku Mutu*
STP Outlet
A. Fisika
1 Suhu C
O
- 30
2 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L 1500 <2
B. Kimia
1 pH - 6–9 8,1
2 Besi mg/L 5 0,05
3 Mangan (Mn) mg/L 2 0,02
4 Barium (Ba) mg/L 2 0,02
5 Tembaga (Cu) mg/L 2 <0,005
6 Seng (Zn) mg/L 5 0,03
7 Chrom Heksavalen (Cr 6+) mg/L 0,1 <0,004
8 Chrom Total (Cr) mg/L 0,5 <0,0006
9 Kadmiun (Cd) mg/L 0,05 <0,0006
10 Air Raksa (Hg) mg/L 0,002 <0,00006
11 Timbal mg/L 0,1 <0,009
12 Stanum (Sn) mg/L 2 <0,0004
13 Arsen (As) mg/L 0,1 <0,0003
14 Selenium (Se) mg/L 0,05 0,0007
15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 <0,004
16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 <0,0007
17 Sianida (CN) mg/L 0,05 <0,006
18 Sulfida (Sebagai S) mg/L 0,05 <0,002
19 Florida (F) mg/L 2 0,2
20 Klorin Bebas (Cl2) mg/L 1 <0,01
21 Amoniak Bebas (NH3-N) mg/L 1 0,4
22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 1
23 Nitrit (NO2-N) mg/L 1 0,8
24 MBAS mg/L 5 <0,05
25 Fenol mg/L 0,5 <0,001
26 Minyak & Lemak mg/L - <1,8
27 Amoniak mg/L - 3
28 BOD5 mg/L - 7
Page | 31
Hasil
No. Parameter Satuan Baku Mutu*
STP Outlet
29 COD mg/L - 33
30 Fosfat Total (PO4) mg/L - 1
C. Mikrobiologi
1 Total Coliform MPN/100 mL - <1,8
2 Kuman Golongan Coli MPN/100 mL - <1,8
Sumber: RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2023
Keterangan : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014. Lampiran XLIV-B.
(*) Parameter tidak terdeteksi
< Lebih kecil dari limit deteksi
• Amonia bebas sudah dikoreksi terhadap parameter Suhu dan pH
• Parameter Logam dianalisa sebagai logam total kecuali Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
Berdasarkan hasil analisis kualitas air limbah di titik outlet menunjukkan keseluruhan
parameter berada dibawah baku mutu Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2014. Lampiran XLIV-B. Sehingga dapat disimpulkan pada kondisi
rona eksisting terkait pengoperasian IPAL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo berjalan dengan
baik.
2. Kualitas Air Bersih (WTP)
Pengambilan Sampel kualitas air bersih (WTP) RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
pada titik sampel 1 di WTP pada bulan November Tahun 2022 dengan hasil analisis sebagai
berikut.
Tabel IV.7. Hasil Uji Kualitas Air Bersih/ Water Treatment Plan (WTP) RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Hasil
No. Parameter Satuan Baku Mutu*
WTP
A. Fisika
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 TDS mg/L 1500 65
3 Kekeruhan NTU 25 5,720
4 Rasa ** Tidak Berasa Tidak Berasa
5 Warna TCU 50 27,542
B. Kimia
1. Kimia Anorganik
1 Arsen mg/L 0,05 <0,0032
2 Besi mg/L 0,05 <0,0306
3 Chromium mg/L 0,05 <0,0023
4 Flourida mg/L 1,5 <0,0623
5 Kadmiun mg/L 0,005 <0,000006
6 Kesadahan mg/L 500 43,56
7 Khlorida mg/L **** 10,41
8 Mangan mg/L 0,5 0,0146
9 Mercuri mg/L 0,001 <0,00028
Page | 32
Hasil
No. Parameter Satuan Baku Mutu*
WTP
10 Nitrat (Sebagai N) mg/L 10 1,014
11 Nitrit (Sebagai N) mg/L 1,0 <0,002
12 pH ** 6,5-8,5 7,16
13 Seng mg/L 15 <0,007
14 Sulfat mg/L 400 17,676
15 Sianida mg/L 0,1 0,00
16 Selenium mg/L 0,01 <0,0021
17 Timbal mg/L 0,05 <0,0016
2. Kimia Organik
1 Zat Organik mg/L 10 3,19
2 Detergen mg/L 0,05 0,045
Sumber: RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2023
Berdasarkan data tabel diatas, kondisi kualitas air bersih yang berasal dari system pengolahan
air (WTP) RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, menunjukkan keseluruhan parameter berada
dibawah baku mutu, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Page | 33
Gambar IIV-4 Peta hidrologi
Page | 34
IV.1.6 Sosial ekonomi dan budaya
Lokasi RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan secara administratif berada dalam satu
wilayah Kelurahan yaitu Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota
Balikpapan.
A. Sosial monografi
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Balikpapan untuk Kecamatan Balikpapan
Utara Dalam Angka tahun 2022, jumlah penduduk di lokasi studi dirincikan pada tabel berikut.
Tabel 4.8. Kepadatan Penduduk di Kelurahan Graha Indah
Jumlah Luas Kepadatan
Kelurahan Penduduk Jumlah KK
(jiwa) (km2) (Jiwa/km2)
Tabel 4.9. Data Penduduk dan Jumlah KK di RT 42 dan RT 65 Kel. Graha Indah
Jumlah Penduduk (jiwa)
RT Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah KK
42 410 387 797 232
65 198 138 336 78
Sumber: Adendum ANDAL dan RKL-RPL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2020
B. Sosial ekonomi
Jenis usaha yang berkembang di lokasi Kelurahan Graha Indah umumnya didominasi oleh
sektor wirausaha seperti warung makan, warung sembako, toko bangunan, toko baju (pakaian)
dan toko lainnya. Adapun sektor lainnya yaitu bidang industri seperti hotel dan bergerak
dibidang jasa seperti bengkel.
1. Penghasilan masyarakat
Berdasarkan dari hasil survey sebanyak 65 responden, diketahui bahwa mata pencaharian
responden di RT 42 dan RT 65 di bagi menjadi dua tipe yaitu mata pencaharian utama dan
mata pencaharian sampingan, berikut akan disajikan pada tabel berikut:
Page | 35
Tabel IV.10. Mata Pencaharian Utama dan Sampingan Penduduk Berdasarkan
Hasil Survei
Sumber: Adendum ANDAL dan RKL-RPL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2020
2. Penghasilan masyarakat
Menurut hasil survey yang dilakukan di RT 42 dan 65 pada Kelurahan Graha Indah
dengan melakukan metode wawancara sebanyak 65 responden, terkait nilai pekerjaan
masyarakat di lokasi studi ada dua macam. Yaitu besar nilai pekerjaan utama dan besar nilai
pekerjaan sampingan. Data penghasilan masyarakat akan di sajikan pada tabel dibawah.
Tabel IV.11. Jumlah Penghasilan Masyarakat Berdasarkan Hasil Wawancara
No. Besar Nilai Pekerjaan RT 42 dan RT 65
Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan
1. < Rp 500.000,- - -
2. Rp 500.000,- sampai - -
Rp 1.000.000,-
3. Rp 1.000.000,- sampai 1 -
Rp. 2.000.000,-
4. > Rp 2.000.000,- 50 4
Sumber: Adendum ANDAL dan RKL-RPL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2020
Dari data jenis pekerjaan utama dan jumlah penghasilan diatas dapat diketahui bahwa,
responden yang berjumlah sebanyak 1 orang dengan pendapatan dari Rp. 1.000.000 s/d
Rp. 2.000.000 adalah responden yang berprofesi sebagai pedagang asongan dan warung
makan. Untuk kelompok responden dengan tingkat pendapatan lebih besar dari Rp. 2.000.000
adalah responden terbanyak yakni 50 orang yang masing-masing berprofesi Karyawan
Perusahaan Swasta maupun BUMN, wirausaha (pedagang), PNS, dan penyedia jasa
(kontraktor). Sedangkan data jenis pekerjaan sampingan hanya terdapat 4 responden yang
Page | 36
mengaku memiliki usaha sampingan dengan profesi sebagai pedagang dan jasa (ojek),
dengan jumlah penghasilan di atas Rp 2.000.000.
C. Sosial Budaya
1. Adat Istiadat
Berdasarkan data profil Kelurahan Graha Indah lokasi kegiatan terletak di antara
permukiman masyarakat yang memiliki adat istiadat dari berbagai macam suku. istiadat
dari berbagai suku sangat terbina dengan baik, demikian pula penganut agama yang
dipeluknya. Akulturasi budaya sudah lama terjalin, sehingga hubungan masyarakat terjalin
harmonis secara turun temurun. Pergaulan antar suku asli dan pendatang terjalin baik
dan tidak terjadi dominasi antar suku, sehingga untuk mempererat pergaulan antar
suku memakai bahasa Indonesia. Nilai kekerabatan adat istiadat antar suku masih sangat
kuat, hal ini sebagai cermin masyarakat majemuk yang hidup rukun, harmonis,
berperadaban modern, maju serta memiliki nilai-nilai moralitas spiritual, agama dan
kepercayaan masing-masing.
Adapun pengakuan masyarakat berdasarkan hasil wawancara sebanyak 65 responden
akan di sajikan pada tabel berikut.
Tabel IV.12. Suku Yang dianut Masyarakat Berdasarkan Hasil Wawancara
No. Suku / Adat Istiadat Jumlah Responden
1. Banjar 4
2. Bugis 14
3. Jawa 45
4. Kutai -
5. Paser -
7. Dayak -
8. Cina 2
Total 65
Sumber: Adendum ANDAL dan RKL-RPL RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2020
Page | 37
Tabel IV.13. Data Tenaga Kesehatan di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Page | 38
Tabel IV.14. Sepuluh Besar Penyakit Instalasi Rawat Jalan Januari – Desember 2022
Kasus Baru Menurut Jumlah Jumlah
No Jumlah
ICD Deskripsi Jenis Kelamin Kasus Kasus
Urut Kasus
LK PR Baru Lama
1 C50.9 Breast, unspecified 0 56 55 6151 6206
2 I25.1 Atherosclerotic heart disease 78 37 114 4300 4414
HIV disease resulting in
3 B20.9 unspecified infectious or parasitic 45 23 68 3911 3979
disease
4 I63.9 Cerebral infarction, unspecified 168 115 282 3276 3558
5 M53.1 Cervicobrachial syndrome 36 50 86 2309 2395
6 K30 Dyspepsia 260 342 601 1617 2218
7 G40.9 Epilepsy, unspecified 36 29 64 2090 2154
8 D56.1 Beta thalassaemia 29 25 54 1821 1875
9 N40 Hyperplasia of prostate 35 0 35 1168 1203
10 M54.5 Low back pain 49 67 118 791 909
Sumber: RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, 2023
Page | 41
Gambar IIV-5 Peta kegiatan lain
Page | 42
EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP
Evaluasi dampak lingkungan dan proses pelingkupan dalam Penyajian Informasi Lingkungan
kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan berdasarkan :
1. Batas wilayah studi masih tercakup dalam dokumen lingkungan sebelumnya yaitu
Adendum ANDAL dan RKL-RPL tahun 2020.
2. Lingkup kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan belum
terlingkup dalam dokumen lingkungan sebelumnya yaitu Adendum ANDAL dan RKL-RPL
tahun 2020.
3. Pemrakarsa kegiatan adalah RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
4. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan setiap 6 bulan sekali melaporkan pelaksanaan
RKL-RPL dengan pengambilan sampel air limbah 1 bulan sekali, kemudian udara ambien
dan emisi setiap 6 bulan sekali, pencatatan logbook dan neraca Limbah B3.
5. Berdasarkan laporan pemantauan lingkungan dari pengelola dr. Kanujoso Djatiwibowo
Berdasarkan telaah tersebut maka kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan terhadap kondisi lingkungan estimasi dampak penting hipothetik (DPH) disajikan
pada Tabel V-1.
Page | 43
Tabel V-1 Identifikasi Dampak Potensial, Evaluasi Dampak potensial kegiatan pengembangan RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
A. TAHAP KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Transportasi Gangguan lalulintas - Bekerja sama dengan Peralatan konstruksi yang akan Non DPH namun tetap dikelola
peralatan dan dishub dan kepolisian dimobilisasi untuk kegiatan dan dipantau
material untuk melakukan pengembangan rumah sakit di
pengawalan pada antaranya adalah crane pancang,
proses mobilisasi bulldozer, excavator, serta
peralatan dan material material konstruksi seperti besi,
- Melaksanakan rekayasa pasir, baja tulangan. Semua
lalulintas yang telah material dan peralatan akan
dikaji dalam dokumen dimobilisasi melalui jalur darat.
ANDALALIN Dampak ini disimpulkan sebagai
bukan dampak pentik hipotetik
(non DPH) karena telah dilakukan
kajian rekayasa lalulintas dalam
dokumen ANDALALIN
2. Pengoperasian Kesmas Sanitasi lingkungan - Pembuatan septic tank Aktivitas tenaga kerja konstruksi Non DPH namun tetap dikelola
basecamp - Menyediakan wadah yang tinggal di barak kerja dan dipantau
sampah tertutup dan (basecamp) akan menghasilkan
terpilah di setiap titik limbah domestik baik padat
konsentrasi aktivitas maupun cair setiap harinya,
tenaga kerja sehingga berpotensi mencemari
- Menjalankan SOP lingkungan sekitarnya. Volume
Kesling-S/21/RSKD/18 limbah domestik cair yang
mengenai Pengelolaan dihasilkan yaitu ± 80 % dari total
Page | 44
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Limbah dan SOP kebutuhan air bersih pekerja
Kesling-S/21- konstruksi dan timbulan limbah
09/RSKD/18 mengenai domestik padat sebesar 0,75
Penanganan dan kg/orang/hari (Berdasarkan SNI S-
Pembuangan Limbah 04-1993-03 (Standar Spesifikasi
Padat non infeksius. Timbulan Sampah untuk Kota
Besar di Indonesia).
Dampak ini bukan dampak
penting hipotetik (non DPH)
karena RSUD dr. Kanujoso telah
melakukan pengelolaan penangan
limbah padat yang diatur dalam
SOP Kesling-S/21/RSKD/18
mengenai Pengelolaan Limbah
dan SOP Kesling-S/21-
09/RSKD/18 mengenai
Penanganan dan Pembuangan
Limbah Padat non infeksius.
3. Pembersihan Fisik kimia Peningkatan beban - Membangun kolam Dampak ini bersumber dari Non DPH namun tetap dikelola
dan pematangan sedimentasi detensi berdasarkan terbukanya lahan dari kegiatan dan dipantau
lahan rekomendasi drainase pembersihan dan pematangan
dari Dinas Pekerjaan lahan di mana pada kejadian
Umum Kota Balikpapan hujan lapisan tanah permukaan
Nomor 600/358/DPU akan terangkut bersama run off.
Dampak ini termasuk dalam
kategori bukan dampak penting
Page | 45
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
hipotetik (non DPH) karena RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo akan
membangun kolam detensi.
Fisik kimia Peningkatan debit - Membangun kolam Luas lahan yang akan Non DPH namun tetap dikelola
aliran permukaan detensi berdasarkan dimanfaatkan untuk dan dipantau
rekomendasi drainase pengembangan bangunan
dari Dinas Pekerjaan fasilitas pelayanan kesehatan
Umum Kota Balikpapan rumah sakit adalah sebesar 7.603
Nomor 600/358/DPU m2. Rencana pengembangan
tersebut memiliki morfologi lahan
berupa daerah perbukitan di
mana pada tiap kejadian hujan,
debit aliran permukaan akan
terkonsentrasi pada zona
pelembahan. Dampak ini
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo akan membangun
kolam detensi.
Fisik kimia Penurunan kualitas Meningkatnya tebaran debu di DPH
udara udara bersumber dari gesekan
antara permukaan tanah dan
ban/roda alat berat konstruksi
yang digunakan untuk
mempersiapkan tapak proyek.
Page | 46
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Fisik kimia Peningkatan Pengoperasian alat berat seperti DPH
kebisingan excavator (85 dBA) dan bulldozer
(85 dBA) berpotensi mengganggu
ketenangan warga di pemukiman
terdekat.
4. Pekerjaan Fisik kimia Peningkatan Pekerjaan konstruksi bangunan DPH
konstruksi kebisingan meliputi pekerjaan struktur
bangunan bangunan bawah dan struktur
bangunan atas dari beberapa
bangunan yang akan dibangun.
Penggunaan alat berat konstruksi
seperti crane pancang, bore pile
dan dump truck serta
penggunaan genset, mesin bar
bender, dan bar cutter berpotensi
mengganggu ketenangan warga
di pemukiman terdekat.
Fisik kimia Penurunan kualitas Pekerjaan konstruksi bangunan DPH
udara meliputi pekerjaan struktur
bangunan bawah dan struktur
bangunan atas dari beberapa
bangunan yang akan dibangun.
Penggunaan alat berat konstruksi
seperti crane, bore pile dan dump
truck serta penggunaan genset
berpotensi menurunkan kualitas
Page | 47
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
udara (emisi) dilokasi kegiatan
yang berbatasan dengan
pemukiman warga
B. TAHAP OPERASI
1. Operasional Fisik kimia Debit aliran - Membangun kolam Potensi terjadinya peningkatan Non DPH namun tetap dikelola
ruang terbangun permukaan detensi berdasarkan debit aliran permukaan dari dan dipantau
rekomendasi drainase operasional ruang terbangun
dari Dinas Pekerjaan bersumber dari beralih fungsinya
Umum Kota Balikpapan lahan-lahan yang sebelumnya
Nomor 600/358/DPU berfungsi menyerap bahkan
menampung air menjadi aspal,
semen, dan atap, sehingga daya
serap tanah berkurang dan
menyebabkan air limpasan
menjadi aliran permukaan.
Dampak ini termasuk dalam
kategori bukan dampak penting
hipotetik (non DPH) karena RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo akan
membangun kolam detensi.
Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
domestik cair - Menjalankan SOP limbah domestic cair dari dan dipantau
Kesling-S/21/RSKD/18 operasional ruang terbangun di
mengenai Pengelolaan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Limbah Balikpapan adalah potensi
terjadinya timbulan limbah cair
Page | 48
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
dengan sumber dampak tidak
mencukupinya kapasitas
pelayanan IPAL untuk mengelola
limbah cair yang dihasilkan dalam
operasional rumah sakit. Dampak
terhadap timbulan limbah cair
domestik pada operasional
pelayanan medis termasuk dalam
kategori bukan dampak penting
hipotetik (non DPH) karena RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo telah
melakukan pengelolaan limbah
cair mereka dengan IPAL yang
mana juga diatur dalam SOP
Kesling- S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah
2. Operasional Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
pelayanan medis domestik cair - Menjalankan SOP limbah cair domestik dari dan dipantau
Kesling-S/21/RSKD/18 operasional pelayanan medis
mengenai Pengelolaan adalah potensi timbulan limbah
Limbah cair domestik. Sumber dampaknya
adalah aktivitas MCK pasien di
kegiatan rawat inap serta rawat
jalan.
Dampak terhadap timbulan
limbah cair domestik pada
Page | 49
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
operasional pelayanan medis
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo telah melakukan
pengelolaan limbah cair mereka
dengan IPAL yang mana juga
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah
Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
medis cair - Menjalankan SOP limbah cair medis dari operasional dan dipantau
Kesling-S/21/RSKD/18 pelayanan medis adalah potensi
mengenai Pengelolaan timbulan limbah cair medis.
Limbah dan SOP Sumber dampaknya adalah
Kesling-S/21- aktivitas pelayanan medis seperti
08/RSKD/18 mengenai hasil buangan cairan tubuh pasien
Pembuangan Cairan rawat inap dan rawat jalan seperti
Tubuh. darah, urin, dahak, air liur, dan
cairan tubuh lainnya.
Dampak terhadap timbulan
limbah cair medis pada
operasional pelayanan medis
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Page | 50
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Djatiwibowo telah melakukan
pengelolaan limbah cair mereka
dengan IPAL yang mana juga
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah dan SOP
Kesling-S/21-08/RSKD/18
mengenai Pembuangan Cairan
Tubuh.
Fisik kimia Timbulan limbah - Menjalankan SOP Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
domestik padat Kesling-S/21/RSKD/18 limbah padat domestik dari dan dipantau
mengenai Pengelolaan operasional pelayanan medis
Limbah dan SOP adalah potensi timbulan limbah
Kesling-S/21- padat rumah sakit. Sumber
09/RSKD/18 mengenai dampaknya adalah kertas, plastic,
Penanganan dan serta kemasan pembungkus dari
Pembuangan Limbah aktivitas pasien rawat inap dan
Padat non infeksius. rawat jalan.
Dampak terhadap timbulan
limbah padat domestik pada
operasional pelayanan medis
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
telah melakukan pengelolaan
penangan limbah padat yang
Page | 51
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah dan SOP
Kesling-S/21-09/RSKD/18
mengenai Penanganan dan
Pembuangan Limbah Padat non
infeksius.
Fisik kimia Timbulan limbah - Menjalankan SOP Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
medis padat Kesling-S/21/RSKD/18 limbah padat medis dari dan dipantau
mengenai Pengelolaan operasional pelayanan medis
Limbah dan SOP adalah potensi timbulan limbah
Kesling-S/21- padat medis. Sumber dampaknya
03/RSKD/18 mengenai adalah sisa limbah hasil pelayanan
Pengemasan Limbah medis, seperti bekas botol infuse,
B3, Kesling-S/21- jarum suntik, perban bekas, dan
05/RSKD/18 mengenai limbah padat lainnya.
Pembuangan Limbah Dampak terhadap timbulan
Padat Infeksius, limbah padat medis pada
Kesling-S/21- operasional pelayanan medis
06/RSKD/18 mengenai termasuk dalam kategori bukan
Pembuangan Limbah dampak penting hipotetik (non
Padat Sitostatik, dan DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Kesling-S/21- telah melakukan pengelolaan
07/RSKD/18 mengenai penangan limbah padat yang
Penanganan Limbah diatur dalam SOP Kesling-
Benda Tajam Bekas S/21/RSKD/18 mengenai
Page | 52
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Pakai Terpajan Darah & Pengelolaan Limbah dan SOP
Cairan Tubuh Kesling-S/21-03/RSKD/18
mengenai Pengemasan Limbah
B3, Kesling-S/21-05/RSKD/18
mengenai Pembuangan Limbah
Padat Infeksius, Kesling-S/21-
06/RSKD/18 mengenai
Pembuangan Limbah Padat
Sitostatik, dan Kesling-S/21-
07/RSKD/18 mengenai
Penanganan Limbah Benda Tajam
Bekas Pakai Terpajan Darah &
Cairan Tubuh
Kesmas Infeksi nosocomial - Menjalankan program Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
pencegahan dan nosocomial dari operasional dan dipantau
pengendalian infeksi pelayanan medis adalah potensi
(PPI) berupa terjadinya infeksi nosocomial pada
pencegahan infeksi pasien akibat infeksi penyakit baru
luka operasi dalam SOP yang diderita pasien pada saat
PPI/010/RSKD/2010, proses perawatan di rumah sakit.
pencegahan infeksi Sumber dampaknya adalah
aliran darah primer timbulnya infeksi melalui
dalam SOP peralatan medis dan perlakuan
PPI/013/RSKD/2014, medis selama berada di rumah
pencegahan infeksi sakit.
saluran kemih dalam
Page | 53
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
SOP Dampak terhadap nosocomial
PPI/014/RSKD/2014, pada operasional pelayanan
dan pencegahan infeksi medis termasuk dalam kategori
ventilator associated bukan dampak penting hipotetik
pneumonia (VAP) (non DPH) karena RSUD dr.
dalam SOP Kanujoso Djatiwibowo telah
PPI/015/RSKD/2014, melakukan program pencegahan
dengan mengawasi dan pengendalian infeksi (PPI)
perilaku medis baik dari berupa pencegahan infeksi luka
perawatan dan pasien, operasi dalam SOP
serta melaksanakan PPI/010/RSKD/2010, pencegahan
standar prosedur infeksi aliran darah primer dalam
operasional mengenai SOP PPI/013/RSKD/2014,
penyehatan lingkungan pencegahan infeksi saluran kemih
rumah sakit. dengan dalam SOP PPI/014/RSKD/2014,
menerapkan prosedur dan pencegahan infeksi ventilator
kerja yang tertuang di associated pneumonia (VAP)
dalam SOP Kesling- dalam SOP PPI/015/RSKD/2014,
S/16-09/RSKD/18 dengan mengawasi perilaku medis
tentang Penyehatan baik dari perawatan dan pasien,
Makanan dan serta melaksanakan standar
Minuman, SOP Kesling- prosedur operasional mengenai
S/16-09/RSKD.18 penyehatan lingkungan rumah
tentang Penyehatan sakit. dengan menerapkan
Laundry, Catatan prosedur kerja yang tertuang di
Kesling-F-16-02 dalam SOP Kesling-S/16-
Page | 54
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
tentang Ceklist Pest & 09/RSKD/18 tentang Penyehatan
Rodent Control, SOP Makanan dan Minuman, SOP
Kesling-S/16- Kesling-S/16-09/RSKD.18 tentang
09/RSKD/18 tentang Penyehatan Laundry, Catatan
Penyehatan Ruangan Kesling-F-16-02 tentang Ceklist
dan Bangunan, dan Pest & Rodent Control, SOP
SOP Kesling-S/16- Kesling-S/16-09/RSKD/18
01/RSKD/18 tentang tentang Penyehatan Ruangan
Standar Penyehatan dan Bangunan, dan SOP Kesling-
Kesehatan Lingkungan S/16-01/RSKD/18 tentang Standar
Rumah Sakit. Penyehatan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
3. Operasional Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
penunjang medis cair - Menjalankan SOP limbah cair rumah sakit dari dan dipantau
medis Kesling-S/21/RSKD/18 operasional penunjang medis
mengenai Pengelolaan adalah potensi timbulan limbah
Limbah dan SOP cair rumah sakit. Sumber
Kesling-S/21- dampaknya adalah aktivitas
08/RSKD/18 mengenai pelayanan penunjang medis
Pembuangan Cairan seperti hasil buangan pencucian
Tubuh. darah dari kegiatan instalasi
hemodialisa, pemandian jenazah,
dan pencucian alat laboratorium.
Dampak terhadap timbulan
limbah cair medis pada
operasional penunjang medik
Page | 55
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo telah melakukan
pengelolaan limbah cair mereka
dengan IPAL yang mana juga
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah dan SOP
Kesling-S/21-08/RSKD/18
mengenai Pembuangan Cairan
Tubuh.
Fisik kimia Timbulan limbah - Menjalankan SOP Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
medis padat Kesling-S/21/RSKD/18 limbah padat rumah sakit dari dan dipantau
mengenai Pengelolaan operasional penunjang medis
Limbah, Kesling-S/21- adalah potensi timbulan limbah
03/RSKD/18 mengenai medis padat. Sumber dampaknya
Pengemasan Limbah adalah pembungkus produk
B3, Kesling-S/21- hemo, kemasan-kemasan
05/RSKD/18 mengenai peralatan laboratorium, kain
Pembuangan Limbah pembungkus jenazah, dan
Padat Infeksius, pembungkus kemasan obat di
Kesling-S/21- kegiatan farmasi.
06/RSKD/18 mengenai Dampak terhadap timbulan
Pembuangan Limbah limbah padat medis pada
Padat Sitostatik, dan operasional penunjang medis
Page | 56
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Kesling-S/21- termasuk dalam kategori bukan
07/RSKD/18 mengenai dampak penting hipotetik (non
Penanganan Limbah DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Benda Tajam Bekas telah melakukan pengelolaan
Pakai Terpajan Darah & penangan limbah padat yang
Cairan Tubuh. diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah, Kesling-
S/21-03/RSKD/18 mengenai
Pengemasan Limbah B3, Kesling-
S/21-05/RSKD/18 mengenai
Pembuangan Limbah Padat
Infeksius, Kesling-S/21-
06/RSKD/18 mengenai
Pembuangan Limbah Padat
Sitostatik, dan Kesling-S/21-
07/RSKD/18 mengenai
Penanganan Limbah Benda Tajam
Bekas Pakai Terpajan Darah &
Cairan Tubuh.
4. Operasional Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
penunjang non domestik cair - Menjalankan SOP limbah cair domestik pada dan dipantau
medis Kesling-S/21/RSKD/18 operasional penunjang non medis
mengenai Pengelolaan adalah timbulan limbah cair
Limbah domestik dengan sumber dampak
dari sisa penggunaan air di
Page | 57
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
fasilitas-fasilitas ini seperti air
buangan dari hasil pencucian di
unit laundry, sisa penggunaan air
di instalasi gizi, instalasi
kedokteran dan sisa penggunaan
air di fasilitas penunjang lainnya.
Dampak terhadap timbulan
limbah cair domestik pada
operasional penunjang non medik
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo telah melakukan
pengelolaan limbah cair mereka
dengan IPAL yang mana juga
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah.
Fisik kimia Timbulan limbah - Menjalankan SOP Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
domestik padat Kesling-S/21/RSKD/18 limbah padat domestik pada dan dipantau
mengenai Pengelolaan operasional penunjang non medis
Limbah dan SOP adalah timbulan limbah padat
Kesling-S/21- domestik dengan sumber dampak
09/RSKD/18 mengenai sisa kemasan pembungkus
Penanganan dan produk-produk yang sehari-hari
dipakai di kegiatan ini, seperti
Page | 58
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Pembuangan Limbah kemasan pembungkus detergen
Padat non infeksius. di kegiatan laundry, limbah padat
kegiatan sehari-hari dokter, serta
sisa kertas, botol, dan kegiatan
perkantoran lainnya di kegiatan
administrasi rumah sakit.
Dampak terhadap timbulan
limbah padat domestik pada
operasional penunjang non medis
termasuk dalam kategori telah
melakukan bukan dampak
penting hipotetik (non DPH)
karena RSUD dr. Kanujoso
pengelolaan penangan limbah
padat yang diatur dalam SOP
Kesling-S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah dan SOP
Kesling-S/21-09/RSKD/18
mengenai Penanganan dan
Pembuangan Limbah Padat non
infeksius.
Fisik kimia Penurunan kualitas - Menempatkan genset Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
udara ambien di ruang genset kualitas udara pada operasional dan dipantau
- Menjalankan SOP penunjang non medis adalah
Kesling-S/21- penurunan kualitas udara
10/RSKD/18 mengenai ambient, dengan sumber
Page | 59
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Pengoperasian dampaknya adalah emisi gas
Insenerator buang dari operasional genset,
- Menjalankan SOP serta hasil asap dari pembakaran
Kesling-S/16- limbah medis padat di incinerator.
10/RSKD/18 mengenai Dampak terhadap penurunan
Penghawaan Ventilasi kualitas udara ambient pada
operasional penunjang non medis
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
telah melakukan pengelolaan
penangan asap buangan dari
insenerator yang diatur dalam
SOP Kesling-S/21-
10/RSKD/18 mengenai
Pengoperasian Insenerator dan
penempatan genset di ruang
genset, di mana untuk keperluan
kualitas udara di ruangan pasien
sudah diatur dalam Kesling-S/16-
10/RSKD/18 mengenai
Penghawaan Ventilasi
5. Operasional Fisik kimia Timbulan limbah - Pengoperasian IPAL Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
penunjang cair domestik - Menjalankan SOP limbah cair pada kegiatan dan dipantau
lainnya Kesling-S/21/RSKD/18 operasional penunjang lainnya
adalah timbulan limbah cair
Page | 60
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
mengenai Pengelolaan domestik. Sumber dampak
Limbah terhadap timbulan limbah cair
domestik ini adalah limbah dari
aktivitas toilet dari pengunjung
rumah sakit, wisma tamu, dan
mess karyawan.
Dampak terhadap timbulan
limbah cair domestik pada
operasional penunjang lainnya
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo telah melakukan
pengelolaan limbah cair mereka
dengan IPAL yang mana juga
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah.
Fisik kimia Timbulan limbah - Menjalankan SOP Dampak lingkungan terhadap Non DPH namun tetap dikelola
padat domestik Kesling-S/21/RSKD/18 limbah padat rumah sakit pada dan dipantau
mengenai Pengelolaan kegiatan operasional penunjang
Limbah dan SOP lainnya adalah timbulan limbah
Kesling-S/21- padat domestik dengan sumber
09/RSKD/18 mengenai dampak sisa sampah dari kegiatan
Penanganan dan sehari-hari pengunjung dan
pegawai rumah sakit seperti
Page | 61
Proses Pelingkupan
Komponen Pengelolaan
Sumber Lingkungan Lingkungan yang Sudah
No. Uraian Evaluasi Dampak Kesimpulan Evaluasi Dampak
Dampak Terkena Dampak Potensial Direncanakan Sejak
Potensial Potensial
Dampak Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Pembuangan Limbah bungkus kemasan makanan dan
Padat non infeksius. minuman, juga kertas-kertas
berkas yang sudah tidak dipakai.
Dampak terhadap timbulan
limbah padat domestik pada
operasional penunjang lainnya
termasuk dalam kategori bukan
dampak penting hipotetik (non
DPH) karena RSUD dr. Kanujoso
telah melakukan pengelolaan
penangan limbah padat yang
diatur dalam SOP Kesling-
S/21/RSKD/18 mengenai
Pengelolaan Limbah dan SOP
Kesling-S/21-09/RSKD/18
mengenai Penanganan dan
Pembuangan Limbah Padat non
infeksius.
Page | 62
Page | 63