Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PEMBUATAN PEWARNA MAKANAN DARI KULIT BUAH NAGA

Oleh
nama : Dhanuarta Dwika Apriansyah
kelas/fase : XI/F
kompetensi keahlian : Kimia Analisis

Sekolah Menengah Kejuruan


Caraka Nusantara
Jakarta
2024
A. Judul: Proposal Pembuatan Pewarna Makanan dari Buah Naga
B. Latar Belakang
Pewarna atau pewarna makanan adalah salah satu komponen tambahan yang biasa
digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman. Bahan yang satu ini memang agak sulit
dilepaskan dari pembuatan makanan apapun. Pewarna makanan dibagi menjadi dua, yakni
pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna alami itu sendiri berarti pewarna makanan yang
dibuat dari bahan-bahan alami tanpa bahan tambahan. Zat warna alami dapat diperoleh dari
hasil ekstraksi pigmen tumbuhan, salah satunya adalah kulit buah naga merah.
Buah naga (Dragon Fruit) merupakan buah tropis yang berasal dari jenis kaktus yang
bermarga Selenicereus dan Hylocereus. Saat ini, Buah naga digemari oleh masyarakat luas,
karena memiliki nilai gizi cukup tinggi. Pada umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk
segar sebagai penghilang dahaga dan sebagian orang hanya mengkonsumsi daging buah naga
dan membuang kulit buah naga begitu saja. Kulit buah naga sendiri merupakan limbah yang
belum banyak dimanfaatkan, padahal dalam kulit buah naga terkandung pigmen antosianin
yang berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin merupakan suatu kelas dari senyawa flavonoid
yang secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan. Flavonol, flavon-3- ol, flavon, flavanon,
dan flavanol adalah kelas tambahan flavonoid yang berada dalam oksidasi dari antosianin.
Antosianin stabil pada pH 3,5, mempunyai berat molekul 207,08 g/mol dan rumus molekul
C15H11O.
Antosianin dapat diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut. Pelarut yang
biasanya digunakan untuk ekstraksi antosianin adalah pelarut polar seperti etanol, methanol,
isopropanol, aseton, dan air. Selain pelarut polar, pada saat ekstraksi antosianin diperlukan
penambahan asam untuk lebih mengoptimalkan ekstraksi antosianin. Asam sitrat, asam
asetat, HCl, dan asam tartat merupakan asam yang biasa digunakan pada saat proses ekstraksi
antosianin. Pada penelitian ini, ekstraksi kulit buah naga merah dilakukan dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol dan penambahan asam sitrat.

C. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang didapat penulis dari latar belakang di atas adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kandungan yang terdapat pada kulit buah naga?
2. Bagaimana cara memanfaatkan limbah kulit buah naga?
3. Bagaimana pengaruh kulit buah naga pada lingkungan?
1
4. Bagaimana mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah kulit buah naga?

D. Tujuan
Beberapa tujuan dari proposal ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada kulit buah naga.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan dari limbah kulit buah naga.
3. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh yang dihasilkan oleh kulit buah naga.
4. Untuk mengetahui cara mengurangi pencemaran lingkungan oleh limbah kulit buah naga.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah agar menambah wawasan mengenai cara
pembuatan pewarna makanan dari kulit buah naga. Dengan adanya penelitian ini juga dapat
menciptakan pengalaman baru dalam melakukan penelitian.
Manfaat penelitian ini bagi pembaca adalah agar para pembaca megetahui cara
pemanfaatan dari limbah kulit buah naga. Jika pembaca mengetahui cara pemanfaatan limbah
dari kulit buah naga, maka akan berkurangnya limbah kulit buah naga yang ada di dunia ini.

F. Batasan Masalah
Proposal ini membahas penjelasan mengenai pemanfaatan kulit buah naga, kandungan
yang terdapat pada kulit buah naga, serta manfaat pada kulit buah naga.

G. Landasan Teori
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami
antosianin yang cukup tinggi. Antosianin adalah zat warna yang berperan memberikan warna
merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif
pengganti pewarna sintesis yang lebih aman bagi kesehatan.
1. Penjelasan tentang kulit buah naga
Umumnya tanaman buah naga ini tumbuh pada saat musim hujan, dan produksi
tanaman buah naga terbanyak ada di Sumatera Selatan. setiap kulit buah naga memiliki
beberapa vitamin. Meskipun terlihat yang memiliki vitamin hanya daging buahnya saja,
tetapi fakta yang sebenarnya kulit buah naga memiliki kandungan vitamin yang cukup
banyak.

2
Pembentukan kulit buah naga memiliki 4 warna yaitu buah naga merah, buah naga
super merah, buah naga putih dan buah naga kulit kuning. Berikut penjelasan mengenai
bagian utama dalam buah naga.
a) Buah naga merah
Buah naga daging merah banyak dibudidayakan di Cina dan Australi. Buah naga
ini memiliki kulit buah dengan warna merah, memiliki daging buah dengan warna
merah ungu dan rasa buah naga ini lebih manis di banding buah naga putih
b) Buah naga super merah
Buah naga dengan daging super merah yang dimana serupa dengan buah naga
merah, namun memiliki warna daging buah yang lebih merah dibandingkan dengan
buah naga yang lain dan memiliki kulit yang berwarna pink kemerahan.
c) Buah naga putih
Buah naga daging putih merupakan buah naga dengan kulit yang berwarna
merah, memiliki daging buah yang berwarna putih, dan memiliki biji berwarna hitam
berukuran kecil-kecil. Rasa buah naga ini memiliki rasa asam dan manis jika
dibandingkan dengan buah naga lainnya.
d) Buah naga kulit kuning
Buah naga dengan kulit kuning dan daging buahnya berwarna putih merupakan
buah yang berbeda dibanding dengan jenis buah naga lainnya dan dikenal sebagai
yellow pitaya. Kulit buah berwarna kuning dan tidak terdapat sisik sehingga
permukaan buah lebih halus serta rasa buah naga ini lebih manis dibandingkan dengan
buah naga lainnya
2. Kandungan nutrisi pada kulit buah naga
Pada kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid,
terpenoid, flavonoid, thiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan
fitoalbumin. Menurut penelitian Wu et al keunggulan kulit buah naga kaya polifenol dan
merupakan sumber antioksidan.
Hasil penelitian menyatakan kulit buah naga merah memiliki kandungan antosianin
yang dapat membuat kadar kolestrol menjadi rendah (Kanner et al., 2001). Kulit buah naga
memiliki kandungan nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, dan serat pangan.
Kandungan serat pangan yang terdapat dalam kulit buah naga merah sekitar 46,7%
(Susanto dan Saneto, 1994).
Kandungan serat kulit buah naga merah lebih tinggi dibandingkan dengan buah pear,
jeruk, dan buah persik. Menurut Susanto (2011) serat pangan memiliki manfaat bagi
kesehatan yaitu mengontrol berat badan atau kegemukan, menanggulangi penyakit
3
diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, kanker kolon (usus besar) serta mengurangi
tingkat kolestrol darah.
3. Manfaat kulit buah naga pada makanan
Beberapa manfaat kulit buah naga pada makanan adalah sebagai berikut:
a) Menghasilkan warna merah pada makanan
Untuk menghasilkan warna merah pada makanan ekstrak kulit buah naga bisa
digunakan dalam pewarna makanan alami karena mengandung pigmen yang cukup
banyak dalam kulit buah naga.
b) Menggantikan pewarna sintesis
Kulit buah naga dapat dijadikan alternatif dalam menggantikan pewarna sintesis
yang lebih aman bagi kesehatan.

H. Kerangka Hipotesis
Dalam penelitian ini akan dihasilkan pewarna makanan alami yang terbuat dari ekstrak
kulit buah naga. Pewarna ini memiliki manfaat pada makanan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Pewarna ini berupa cairan ekstraksi kulit buah naga dengan pelarut akuades dan
asam sitrat yang dapat digunakan kepada makanan.
Pewarna makanan dari kulit buah naga ini bisa digunakan pada makanan atau minuman
yang dapat dikonsumsi. Pewarna ini juga alami tanpa bahan kimia yang berbahaya. Hal ini
menyebabkan pewarna ini aman untuk digunakan.

I. Metode Penelitian
1. Bahan pengujian
a) Penyiapan kulit buah naga
Buah naga dicuci dan dibersihkan dari sisiknya, kulit buah naga yang telah
dibersihkan dipotong potong menjadi bagian yang kecil. Kulit buah naga ditimbang
sebanyak 50 g kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga halus selama 1
menit dengan perbandingan 1:4 (bahan : pelarut).
b) Pelarut pengujian
Pelarut yang digunakan yaitu akuades dengan konsentrasi asam sitrat 0%, 2%,
4%, 6%, 8%, 10%.
c) Hasil meserasi sampel
Memanaskan Kulit buah naga yang sudah halus dimasukkan kedalam botol
gelap dan maserasi selama 2 × 24 jam pada suhu ruang. Hasil mmeserasi disaring
dengan kertas saring lalu disentrifiuse selama 5 menit dengan kecepatan 4000
4
rpm/menit. Supernatan disaring dengan kertas saring dan diperoleh filtrat dimasukkan
kedalam botol yang dilapisi aluminium foil dan disimpan dalam refrigrator (10-15° C)
2. Pemberian pewarna makanan
Setelah proses ekstraksi selesai, buang partikel yang tidak larut menggunakan
saringan. Sebelum menggunakan pewarna makanan ini, harus mengencerkan larutan
terlebih dahulu ke dalam air. Teteskan pewarna ini langsung ke air. Proses pewarnaan ini
disebut pemberian pewarna pada makanan.
Pemberian pewarna makanan merupakan teknik pemberian pada makanan dengan
cara memberikan pewarna makanan langsung pada makanan seperti ager. Ager mampu
menyerap pewarna melalui air pada kandungan ager.
Pewarna untuk makanan dalam tahap percobaan. Tipsnya, diteteskan terlebih dahulu
pada air. Air tersebut menyerap atau tidak, pada pewarnaan yang lebih baik pewarna
makanan langsung menyerap kepada makanan. Ketika pewarna langsung menyerap
terhadap makanan pewarna tersebut siap untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Pewarna makanan juga baik untuk mendesain makanan agar terlihat lebih cantik dari
segi warna pada makanan. Kandungan yang terdapat pada pewarna makanan dari kulit
buah naga baik untuk semua makanan, terutama pada pembuatan ager.

J. Fasilitas
Beberapa fasilitas yang telah disiapkan penulis antara lain:
No Nama Alat Jumlah No Nama Bahan Jumlah
1. Pisau 1 1. Buah naga 2 buah
2. Blender 1 2. Akuades 5 liter
3. Kertas saring 2 3. Asam sitrat 100 ml
4. Erlenmeyer 1 4. HCL 100 ml
5. Gelas kimia 1

K. Anggaran Dana
Anggaran dana yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
No Nama Alat/Bahan Jumlah Harga
1. Asam sitrat 100 mL Rp10.000,00
2. HCL 100 mL Rp100.000,00
3. Biaya variable Rp200.000,00
Total Rp310.000,00

5
L. Keuntungan dan Kerugian
Kulit buah naga memiliki manfaat pada makanan, antara lain mencegah pewarna
makanan yang tidak alami, memberi warna yang baik, memberi rasa dari buah naga pada
makanan, serta membuat makanan terlihat lebih sehat.
Penggunaan pewarna makanan dapat digunakan kepada semua jenis makanan dan
minuman. Adanya efek samping negatifnya terhadap makanan akibat pewarna makanan ini
yaitu berupa alergi pada buah naga, perubahan warna pada urine, resiko membuat tekanan
darah rendah. Tentunya berbeda dengan pewarna lainnya yang menggunakan bahan kimia
membuat keracunan dan berbahaya bagi kesehatan.

6
Daftar Pustaka
https://www.researchgate.net. diakses pada tanggal 7 Januari 2024 pukul 19.20 WIB
https://media.neliti.com diakses pada tanggal 14 Januari 2024 pukul 11.50 WIB
https://journal.unnes,ac.id/nju/index.php/jbat/article/view/2545 diakses pada tanggal 15
Januari 2024 pukul 20.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai