Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman 30-34

Volume 10, Nomor 1, Mei 2019


ISSN 2086-9185

Social Networking System sebagai Media Promosi Kesehatan Reproduksi


Remaja di Yogyakarta

Social Networking System As A Youth Reproductive Health Promotion Media


In Yogyakarta
Harpeni Siswatibudia
Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta
Jl. Ringroad utara No. 22C, Gandok, Condong Catur, Yogyakarta

ABSTRAK
Promosi Kesehatan pada sasaran dengan usia muda perlu mendapatkan perhatian lebih,
khususnya tenntang kesehatan reproduksi remaja, dalam hal ini promosi kesehatan tatanan di
lingkungan komunikasi. Oleh karena itu promosi kesehatan dengan mengembangkan media
yang tepat sasaran akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keseimbangan keputusan bagi
remaja itu sendiri. Mengingat perkembangan teknologi dan karakteristik remaja, maka
komunikasi virtual melalui social networking system (salah satunya adalah jejaring social
Facebook) dapat dimanfaatkan sebagai media promosi kesehatan reproduksi remaja.
Diketahuinya peran media teknologi social networking system dalam promosi kesehatan
reproduksi remaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Untuk mencapai tujuan
penelitian, penelitian ini dirancang dengan jenis rancangan penelitian quasi eksperimen, dengan
menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eskperimen (kelompok perlakuan), namun tidak
secara acak memasukkan (nonrandom assignment) responden untuk masing-masing kelompok
tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2015.

Kata Kunci : Media Promosi Kesehatan, Kesehatan Reproduksi Remaja, Social Networking
System
ABSTRACT
Health Promotion at young age targets needs to get more attention, especially about
adolescent reproductive health, in this case the promotion of health arrangements in the
communication environment. Therefore health promotion by developing targeted media will
improve knowledge, attitudes and balance of decisions for adolescents themselves. Given the
technological development and characteristics of adolescents, virtual communication through
social networking systems (one of which is Facebook's social network) can be used as a medium
for promoting adolescent reproductive health. Knowing the role of social networking system
technology media in the promotion of adolescent reproductive health. This research is a type of
quantitative research. To achieve the research objectives, this study was designed with a quasi-
experimental research design type, using a control group and an experimental group (treatment
group), but not randomly assigning respondents (nonrandom assignments) to each of these
groups. This research will be conducted from April to September 2015.Keywords: Adverse Drug
Reactions ; Hospitalization; Hospital.

Keywords: Health Promotion Media, Adolescent Reproductive Health, Social Networking


System
kemunculannya itu baru sekedar euphoria
PENDAHULUAN tanpa makna, bahkan cenderung sebatas
Perkembangan aplikasi internet untuk kegiatan hiburan dan hubungan sosial
berbasis web 2.0, yaitu teknologi aplikasi semata, padahal sesungguhnya jejaring sosial
internet yang mengedepankan komunikasi memiliki potensi yang sangat besar untuk
dari jejaring sosial, namun sayangnya, dikonversi menjadi suatu model komunikasi
30
Harpeni Siswatibudi | Social Networking System sebagai …..

untuk membangun komunitas untuk berbagi MATERIAL DAN METODE


pengetahuan. Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian terkait dengan aspek-aspek penelitian kuantitatif dengan rancangan
pemanfaatan jejaring sosial yang dilakukan penelitian quasi eksperimen,
oleh Suparno, B.A., et.al (2012) di mempergunakan kelompok kontrol dan
Yogyakarta menunjukkan fakta bahwa kelompok eskperimen (kelompok perlakuan),
remaja di Yogyakarta mempergunakan media namun tidak secara acak memasukkan
Facebook sebagai sarana komunikasi dan (nonrandom assignment) responden untuk
pemberian informasi pengetahuan serta masing-masing kelompok tersebut (Creswell,
identitas diri, mengekspresikan gejala-gejala J.W., 2010). Pemilihan ini dilakukan dengan
sosial dan psikologis, yang serta merta dapat pertimbangan tidak dapat dikontrolnya
mengakibatkan kecanduan. Tanpa mereka variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
sadari kehadiran teknologi sosial network perlakuan.
telah menjadi beban hidup tersendiri bagi Sampel dikelompokkan menjadi dua
remaja. Mengunjungi sosial network telah yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
menjadi kewajiban yang tanpa disadari kontrol. Kelompok perlakuan akan diberikan
menyita beban belajar sebagai tugas utama pesan kesehatan reproduksi remaja secara
remaja yang masih duduk di bangku sekolah. rutin melalui inbox facebook “Jendela
Survey sejenis yang dilakukan Tribun Jogja Remaja” sedangkan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa 48% pengguna diberikan materi kesehatan reproduksi
facebook (usia remaja) selalu membuka melalui pesan standar wall akun “Jendela
facebook setelah bangun tidur dan sekitar Remaja”.
28% diantara mereka membuka facebook
melalui smartphone sebelum turun dari HASIL DAN PEMBAHASAN
tempat tidur.` Daerah Istimewa Yogyakarta atau
Berbagai upaya promosi dapat terus biasa disingkat dengan DIY adalah salah satu
dilakukan, salah satunya adalah daerah otonom setingkat propinsi yang ada di
mempergunakan kombinasi upaya Indonesia. Propinsi ini beribukota di
pendidikan dan lingkungan agar terciptanya Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu
tindakan dan suasana untuk hidup yang sehat. Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus
Simon-Morton, et.al. (1995) menyusun statusnya sebagai Daerah Istimewa. Sebagai
sasaran promosi kesehatan ke dalam 4 Daerah Otonom setingkat Propinsi, Daerah
tingkatan, yaitu individu, organisasi, Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan
masyarakat dan pemerintah. Objek dari Undang-undang No.3 tahun 1950, sesuai
promosi kesehatan pada individu adalah dengan maksud pasal 18 UUD 1945 tersebut.
perilaku, pengetahuan, sikap dan psikologi. Disebutkan bahwa Daerah Istimewa
Untuk melaksanakannya ada 5 cara, yaitu Yogyakarta adalah meliputi bekas
pengajaran, pelatihan, konseling, penyiaran, Daerah/Kasultanan Yogyakarta dan Daerah
dan komunikasi media. Terkait dengan Pakualaman.
komunikasi media maka perlu KARAKTERISTIK
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Pasien
PERLAKUAN KONTROL TOTAL
mempertimbangkan media yang n(%) n(%) (%)
memungkinkan adanya komunikasi yang Umur
- Remaja Awal 18 (45%) 16 (40%) 34
efektif sehingga pesan bisa diterima oleh (10 – 15) 22 (35%) 24 (60%) (42,5%)
kelompok sasaran, dan memungkinkan - Remaja Akhir 46
(16-22) (57,5%)
adanya perubahan perilaku dan sikap. Frekuensi
Berkaitan dengan fakta-fakta diatas Penggunaan
Jejaring Sosial 7 (17,5%) 6 (15%) 13
maka peneliti mencoba memanfaatkan Sistem - Sekali sehari 8 (20%) 11 (27,5%) (16,25%)
jejaring sosialuntuk melakukan komunikasi - 2 – 5 kali 25 (62,5%) 23 (57,5%) 19
sehari (47,5%)
virtual sebagai media promosi kesehatan - Lebih dari 5 48 (60%)
reproduksi remaja putri. kali sehari

31
Harpeni Siswatibudi | Social Networking System sebagai …..

KARAKTERISTIK PERLAKUAN
n(%)
KONTROL
n(%)
TOTAL
(%)
Berarti bahwa umur dua kelompok tersebut
Sumber Informasi homogen, karena tidak ada perbedaan yang
Kesehatan bermakna antara umur pada kelompok
Reproduksi 0 0 0
- BKKBN 29 (72,5%) 27 (67,5%) 56 (70%) perlakuan dengan kelompok kontrol. Terakit
- Internet 38(95%) 36 (90%) 74 dengan frekuensi penggunaan jejaring sosial
- Pelajaran BK 7(17,5%) 8 (20%) (92,5%)
di sekolah 15 pada responden juga menunjukkan tingkat
- Lain-lain (18,75%) signifikasin (p) : 1.000 (p>0,05) yang berarti
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa frekuensi kedua kelopok juga
bahwa sebagian besar umur responden masuk homogen. Begitu pula dengan sumber
sebagai kategori remaja akhir yaitu usia 16 – informasi tentang kesehatan reproduksi pada
22 tahun baik pada kelompok perlakuan 22 responden juga menunjukkan homogen.
(55%) maupun kelompok kontrol 16(60%) Analisis bevariat untuk melihat hubungan
dari 57,5%. Mayoritas (60%) responden antara variabel bebas (pesan keseharan
mengakses media jejaring sosial dalam sehari reproduksi remaja putri melalui inbox
lebih dari 5 kali, yaitu pada kelompok facebook), dengan variabel terikat
perlakuan 25 (62,%) dan kelompok kontrol (pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan
23 (57,5%). Pada variabel sumber informasi reproduksi remaja). Dalam hal ini yang
kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa digunakan adalah uji paired t test, yaitu untuk
92,5 % responden telah mendapatkan mengetahui peningkatan skor pengetahuan
informasi tentang kesehatan reproduksi dan sikap pada masing-masing kelompok.
melalui pelajaran Bimbingan dan Konseling Tujuan promosi kesehatan adalah
di sekolah. Selain itu 29 29 (72,5%) untuk mempengaruhi perilaku, sehingga
responden pada kelompok perlakuan juga pemahaman tentang proses perubahan
mendapatkan informasi tambahan melalui perilaku menjadi sangat penting agar strategi
internet, sedangkan untuk kelompok kontrol promosi kesehatan efektif. Pendapat lain
27 (67,5%). menunjukkan bahwa inti promosi kesehatan
Tabel 2. Hasil Analisis
KARAKTERISTI PERLAKUA KONTRO X² P adalah proses mengkomunikasikan kesehatan
K N L (t) yang diartikan sebagai modifikasi perilaku
n(%) n(%)
Umur manusia serta faktor-faktor sosial yang
- Remaja 18 (45%) 16 (40%) 0,00 1.00 berkaitan dengan perilaku, yang secara
Awal (10 – 22 (35%) 24 (60%) 0 0
15) langsung maupun tidak langsung
- Remaja mempromosikan kesehatan, mencegah
Akhir (16-
22) penyakit atau melindungi individu-individu
Frekuensi terhadap bahaya (Graeff, Elder, & Booth
Penggunaan
Jejaring Sosial 7 (17,5%) 6 (15%) 0,00 1.00 dalam Emilia, 2008). Hal ini menunjukkan
- Sekali 8 (20%) 11 (27,5%) 0 0 bahwa komunikator, komunikan dan media
sehari 25 (62,5%) 23 (57,5%)
- 2 – 5 kali komunikasi memberikan peran penting
sehari dalam penyampaian pesan sebagai bagian
- Lebih dari 5
kali sehari dari proses modifikasi perilaku.
Sumber Informasi Media yang dapat digunakan dalam
Kesehatan
Reproduksi 0 0 0,00 1.00
kegiatan promosi kesehatan dibedakan
- BKKBN 29 (72,5%) 27 (67,5%) 0 0 menjadi 2 jenis yaitu memanfaatkan sarana
- Internet 38(95%) 36 (90%)
- Pelajaran 7(17,5%) 8 (20%)
media above the line (media lini atas) dan
BK di media below the line (media lini bawah. Jenis
sekolah
- Lain-lain
media yang tergolong pada media lini atas
Hasil analisis dalam tabel 2 adalah media cetak (surat kabar, majalah,
menunjukkan bahwa umur pada kelompok tabloid), media radio, media televisi, media
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki film, media internet. Kategori media lini
nilai Chi-square (X²) sebesar 0,000 pada bawah adalah poster, leaflet, folder, booklet,
tingkat signifikansi (p): 1.000 (p>0,05). broad side, direct mail, pameran dan lain-

32
Harpeni Siswatibudi | Social Networking System sebagai …..

lain (Sayoga, 2005). Kemm, J. & Close, A., Maka ini menunjukkan bahwa internet
(1995) mengkategorikan media menjadi 3 menjadi salah satu media komunikasi yang
(tiga) yaitu media tulis (leaflets, booklet, penting untuk menyampaikan informasi
poster), audiovisual (video, films, audio, tertentu sehingga pengetahuan pengguna
tapes, slides, program komputer, internet) meningkat. Ini tidak terlepas dari
dan material lain (LCD, flipchart, mainan). karakteristik internet itu sendiri yang berbeda
Teknologi pada dasarnya memiliki dibandingkan media komunikasi tradisional
kontribusi dalam menciptakan keberagaman seperti surat menyurat, surat kabar, radio dan
media. Media saat ini tidak hanya banyak televisi. Salah satu karakteristik itu yaitu sifat
dari sisi jumlah, tetapi juga masyarakat jejaring (network). Jejaring ini tidak hanya
diberikan pilihan untuk mengonsumsi diartikan sebagai infrastruktur yang
melalui jenis medianya mulai dari cetak, menghubungkan antar komputer dan
audio, visual, audio-visual, hingga online. perangkat keras lainnya, namun juga
Komunikasi dengan teknologi ini tidak bisa menghubungkan antar individu (Hassan dan
diremehkan lagi. Baik yang bersifat langsung Thomas, 2006). Keberadaan pengguna tidak
(on-line) maupun tertunda. Bentuk hanya pasif menerima informasi tetapi juga
komunikasi baru yang tidak terduga aktif memproduksi informasi. Ada unsur
sebelumnya, kini mulai muncul akibat dari penyebarluasan secara aktif. Hal ini yang
pertemuan teknologi komputer dengan memungkinkan pengguna dapat mengatur
komunikasi seperti blog, twiiter, facebook, informasi apa yang menarik dan dibutuhkan.
chatting, youtube dan sejenisnya. Pada bulan Selain itu, Castells (2009) berpendapat
Maret 2010, ada 200 juta blog di seluruh bahwa masyarakat jejaring cenderung
dunia, 450 juta orang di Facebook, 27 juta menjelma menajdi creative audience.
tweets setiap 24 jam, dan 1,2 miliar YouTube Berawal dari peningkatan pengetahuan
dilihat setiap hari. Secara statistik ini diharapkan dapat meningkatkan sikap
mencerminkan telah terjadi ledakan pengguna terhadap apa yang telah diaksesnya.
pertumbuhan media sosial selama tiga tahun Kekuatan komunikasi salah satunya
terakhir, pertumbuhan yang diperkirakan adalah media yang digunakan, dalam
akan terus berlanjut di masa depan. Ledakan penelitian ini yang diujikan adalah salah satu
pertumbuhan ini dipicu pula dengan konten facebook yang memberikan
pemanfaatan smartphone untuk beraktivitas kontribusi untuk komunikasi dua arah, yaitu
dalam jejaring sosial (Huang, J.J.S. et al., inbox facebook/chat messenger. Teknologi
2010) ini memungkinkan pengguna dapat
Fenomena ini menunjukkan bahwa menerima pesan secara pribadi dan tersimpan
penyampaian pesan atau informasi melalui secara otomatis sehingga bila di buka di lain
media pun mengalami pergeseran penting. waktu memudahkan pengguna untuk
Jika media selama ini merupakan pusat membacanya kembali. Teknologi inbox
informasi, dan informasi itu diberikan atau facebook ini juga akan memberikan
dipublikasikan dengan satu arah, kini media notofikasi/tanda bahwa ada pesan masuk
menjadi lebih interaktif. Masyarakat tidak kepada pengguna. Hal ini yang dapat
lagi sekadar objek yang terpapar oleh dimanfaatkan bagi praktisi kesehatan untuk
informasi, tetapi masyarakat telah dilibatkan memberikan informasi yang tepat dan private
lebih aktif. Penanda dari ciri media baru itu sehingga pengguna yang membutuhkan
bisa dilihat dari munculnya media cyber atau informasi yang lebih detail dapat pula
dalam jaringan. Koneksi antar jaringan memberikan feedback langsung kepada si
melalui komputer atau lebih populer disebut pemberi pesan.
dengan internet memberikan pilihan bagi Hasil penelitian ini terkait
individu tidak hanya dalam mencari dan penngetahuan dan sikap, dapat dicermati
mengkonsumsi informasi semata, tetapi dapat mempergunakan pendapat bahwa
pula memproduksi informasi tersebut. pengnetahuanb dan sikap merupakan salah

33
Harpeni Siswatibudi | Social Networking System sebagai …..

satu faktor yang mempengaruhi perilaku Hine, C., 2000. Virtual Ethonography,
hidup sehat. Perilaku hidup sehat akan Thousands Oak, CA: Sage
mempengaruhi kualitas hidup. Ada empat Publications, Inc.
faktor yang mempengaruhi hidup sehat yaitu Park, S.Y., 2009. An Analysis of the
motivasi, kemampuan, persepsi, dan Technology Acceptance Model in
kepribadian. Motivasi adalah suatu kekuatan Understansding University Students’
yang mendorong orang berperilaku tertentu. Behavioral Intention to Use e-
Kemampuan menunjukkan kapasitas Learning. Educational Technology &
seseorang. Persepsi adalah bagaimana Society Journal, 12 (3), pp.150-162.
seseorang menafsirkan informasi secara Robbins, R.S., 2015. Socially Mediates
seksama, sehingga perilakunya sesuai Conversations and Health Decisions.
denngan yang diinginkan, sedang Dissertation. NY : Cornel University.
kepribadian adalah karakteristik seseorang
yang meliputi pengetahuan, sikap,
ketrampilan dan kemaupan (Emillia, 2008).

KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah
adanya peningkatan skor yang bermakna secara
praktis dan statistik tentang pengetahuan
kesehatan reproduksi remaja sebelum perlakuan
dan sesudah perlakuan.Ada peningkatan sikap
kesehatan reproduksi remaja putri setelah
dilakukan komunikasi virtual melalui sistem
jejaring social. Hasil analisis ini menunjukkan
adanya peningkatan skor yang bermakna secara
praktis dan statistik tentang sikap remaja
terhadap kesehatan reproduksi.

REFERENSI
Simons-Morton, B.G., Greene, W.H. &
Gottlieb, N.H., 1995. Introduction to
Health
Emilia, O., 2008. Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi,
Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.
Egger, G., Donovan, R.J. & Spark, R., 1993.
Health and the Media : Principles
and Practices for Health Promotion,
Nasrullah, R., 2014. Teori dan Riset media
Siber (Cybermedia), Jakarta: Kencana
Prenamedia Group.
Santrock, J.W., 2009. Psikologi Pendidikan
3rd ed., Jakarta: Salemba Humanika
Robbins, R.S., 2015. Socially Mediates
Conversations and Health Decisions.
Dissertation. NY : Cornel University.
Nasrullah, R., 2014. Teori dan Riset media
Siber (Cybermedia), Jakarta: Kencana
Prenamedia Group.

34

Anda mungkin juga menyukai